Anda di halaman 1dari 12

Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm.

95 - 106

Keanekaragaman, Sebaran, dan Pemanfaatan Jenis-Jenis


Anggrek (Orchidaceae) di Hutan Bodogol, Taman Nasional
Gede Pangrango, Jawa Barat

Diversity, Distribution, and Utilization of Orchids Species


(Orchidaceae) in Bodogol Forest, Gede Pangrango National Park,
West Java

Asep Sadili1,* dan Siti Sundari1


1
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Cibinong Science Center, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Km 46 Cibinong, 16911, Bogor
*
E-mail: asep.sadili@gmail.com
ARTICLE INFO Abstract
Article history To investigate the diversity, distribution, and utilization of orchid, a
Received date study was conducted in Bodogol forest of Gede Pangrango National
27 November 2015 Park (TNGP). Around 82 species of 41 genera of orchids were iden-
Received in revised form date tified in this area which consisted of 58 species of epiphytes orchids
6 September 2016 and 24 species of terrestrial orchids. The genera of Agrostophyllum,
Accepted date Dendrobium, and Eria were the most commonly found orchid in this
1 November 2017 area. Distribution of orchid species varied from India to Pacific is-
Available online date lands, including Japan. Among recognized six endemic orchid species
30 November 2017 of Java island, two new records of orchids at GPNP were determined,
i.e. Neuwiedia veratifolia and N. zollingeri var. javanica. In general,
the orchids in Bodogol forest have not been economic commodities
priority yet, but several species were potential to be developed for
utilization.

Keywords: Orchid, Bodogol, Gede Pangrango National Park, Diver-


sity, Distribution, Utilization.

Kata kunci: Abstrak


Anggrek Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman, seba-
Bodogol ran, dan pemanfaatan jenis-jenis anggrek di Hutan Bodogol, Taman
Taman Nasional Gede Pangrango Nasional Gede Pangrango (TNGP). Sebanyak 82 jenis dan 41 marga
Keanekaragaman diketahui berada di kawasan ini yang terdiri atas 58 jenis anggrek epi-
Sebaran fit dan 24 jenis anggrek terestrial. Agrostophyllum, Dendrobium, dan
Pemanfaatan Eria adalah marga yang umum dijumpai. Persebaran jenis anggrek
bervariasi mulai dari anggrek yang berasal dari sekitar India sampai
di kepulauan Pasifik, bahkan ada juga yang berasal dari Jepang. Dari
enam jenis anggrek endemik di pulau Jawa, Neuwiedia veratifolia
dan N. zollingeri var. javanica diketahui sebagai jenis anggrek yang
baru tercatat di TNGP. Secara umum anggrek Hutan Bodogol belum
menjadi komoditas ekonomi andalan, namun beberapa spesies ber-
potensi untuk dikembangkan pemanfaatannya.

© 2017 Widyariset. All rights reserved

DOI: http://dx.doi.org/10.14203/widyariset.3.2.2017.95-106 77
Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm. 95 - 106

PENDAHULUAN tarisasi jenis-jenis tumbuhannya, dan di


Kekayaan sumber daya alam (SDA) dalamnya tercatat enam jenis anggrek atau
hayati di hutan alami adalah gudang ±2,99% dari total jenis yang telah tercatat
plasma nutfah yang perlu dipertahankan dalam Flora Gede Pangrango tersebut.
kelestariannya, karena saat ini banyak Kawasan hutan Resort Bodogol me-
pengeksplotasian hutan tidak terarah, rupakan bagian wilayah kerja dari TNGP,
terutama di pulau Jawa. Salah satu dan terdatanya ±2,99% jenis anggrek
areal hutan alami di pulau Jawa yang menunjukkan masih sangat minimnya
kondisinya masih terjaga dengan baik informasi tentang jenis-jenis anggrek ter-
adalah Taman Nasional Gede Pang- sebut. Oleh karena itu, upaya menginven-
rango (TNGP). Kawasan TNGP merupakan tarisasi kembali jenis tanaman khususnya
areal konservasi yang memiliki ekosistem anggrek sangat perlu untuk dilakukan.
alami spesifik dengan keanekaragaman Hasil penelitian ini diharapkan akan
jenis floran yang cukup tinggi, salah menambah jumlah jenis anggrek yang
satunya kekayaan jenis-jenis anggrek atau telah terdata sebelumnya, sehingga sebaran
disebut spesies anggrek (Orchidaceae). bagi jenis-jenis anggrek yang telah terdata
Anggrek adalah salah satu suku sebelumnya di wilayah TNGP juga dapat
yang mempunyai anggota jenis terbanyak diketahui.
dibandingkan dengan beberapa suku Dengan diketahuinya jenis-jenis
tumbuhan berbunga lainnya. Anggrek anggrek di hutan Bodogol, status sebaran
hidupnya tersebar dari dataran rendah sam- setiap jenis anggrek di seluruh dunia juga
pai pegunungan, atau hutan basah sampai perlu untuk diketahui. Selain itu, jenis-
hutan kering. Di seluruh dunia, jumlah jenis anggrek berpotensi juga perlu untuk
anggrek diperkirakan 17.000 - 35.000 diungkap dan dikembangkan dengan me-
jenis dari 450 - 850 marga. Di Indonesia naati kaidah-kaidah konservasi yang benar
diperkirakan terdapat 4.000 - 5.000 jenis dan bijaksana (save, study, and use), serta
(Lawrence 1955; Sastrapradja 1976; diketahui pemanfaatannya oleh masyarakat
Dressler 1981; O’Byrne 1994), sedangkan umum.
di Jawa tercatat ±971 jenis dari ±139
marga (Backer and van Den Brink 1968).
Comber (1990) mendeskripsikan kembali
sebanyak ±731 jenis, di antaranya ±231 METODE
jenis berstatus endemik Jawa. Lokasi Penelitian
Jenis-jenis anggrek TNGP telah
Kawasan hutan alam Resort Bodogol
dideskripsikan oleh Sulistiarini dan Mahyar
berlokasi di sebelah barat pada
dalam Flora Gede Pangrango (Rugayah dan
kawasan TNGP yang berbatasan dengan
Sunarno 1992). Hasil pendataan pada flora
kawasan Resort Cimade-Bogor dan Resort
Gede Pangrango tersebut tercatat sebanyak
Nagrak-Sukabumi. Kawasan hutan Bodo-
201 jenis dari 62 marga. Jenis-jenis yang
gol secara administratif pemerintahan,
dideskripsikan sebagian besar dari areal
masuk ke dalam desa Nangerang, ke-
hutan Resort Cibodas menuju arah puncak
camatan Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat.
Gunung Gede dan Puncak Pangrango
Lokasi penelitian dapat ditempuh dengan
(Resort Cibodas-Cianjur), sedangkan
menggunakan kendaraan roda empat
jenis-jenis anggrek untuk hutan sekitar
melalui pintu gerbang danau Lido ±7,1 km
Resort Bodogol belum pernah diungkap,
dari jalur utama Bogor - Sukabumi, dengan
tetapi Ismail et al. (2000) telah menginven-

96
Asep Sadili dan Siti Sundari | Keanekaragaman, Sebaran dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Anggrek...

kondisi jalan tanah merah berbatu ±2 km Cara Kerja


dari pintu gerbang. Posisi geografi areal
Cara kerja yang dilakukan pada penelitian
penelitian terletak disekitar ±1060.51.53.9’
ini adalah dengan eksplorasi (Van Bal-
bujur timur dan ±060.46.52.3’ lintang
gooy 1987; Rugayah and Widjaja 2004),
selatan dengan ketinggian ±825 m dpl.
yaitu penjelajahan kawasan hutan di se-
(Gambar 1).
kitarnya, yang meliputi jalur hutan Cisuren,
air terjun Cipadaranten, di sekitar petak
permanen tegakan vegetasi yang dilakukan
oleh (Sambas et al. 2007) serta di sekitar
kawasan hutan homogen rasamala dan
damar. Penelitian ini dilakukan pada akhir
musim hujan (Maret 2009).
Jenis-jenis anggrek yang ditemukan
dicatat dan sebagian dikoleksi untuk dibuat
herbarium voucher. Spesimen dikeringkan
dan diidentifikasi jenis ilmiahnya. Validasi
jenis dan sebaran mengacu pada Orchid
of Java, Orchids of Sumatera, Orchids
of Penisular Malaysia and Singapore,
Orchids of Borneo, dan Flora Gede Pangra-
Gambar 1. Lokasi penelitian (tanpa skala) ngo (Chan et al. 1994; Comber 2001;
(Sadili et al. 2008) Seidenfaden and Wood 1992; Rugayah
and Sunarno 1992). Data sebaran setiap
jenis dipergunakan untuk menganalisis
Keadaan umum kawasan hutan klaster dengan menggunakan software
Bodogol adalah perbukitan yang meng- Biopro Versi2 berdasarkan pada ke-
arah ke puncak gunung Pangrango dengan beradaan anggrek di setiap pulau.
kondisi lereng terjal sampai sangat terjal
(45 – 70%). Pada kawasan ini terdapat
dua vegetasi, yaitu (1) kawasan hutan
homogen pinus (Pinus merkusii), damar
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Agathis borneensis), dan rasamala (Alth-
igia excelsa); dan (2) hutan primer alami. Kawasan hutan Bodogol dengan struktur
Kondisi hutan alami relatif masih baik, tegakan vegetasi pohon-pohon yang ber-
disusun oleh tegakan jenis-jenis tumbuh- diameter cukup besar dan tutupan kanopi
an hutan primer tua Jawa seperti puspa relatif rapat adalah habitat jenis-jenis
(Schima walichii), saninten (Castanopsis anggrek epifit dan anggrek terestrial yang
argentea), huru-huruan (Litsea spp.), dan hidup pada tempat terlindung. Secara eko-
pasang-pasangan (Fagaceae). Menurut logis kekayaan jenis-jenis anggrek di hutan
kepala Resort Bodogol areal hutan homo- alam Bodogol akan berkaitan erat dengan
gen pinus, damar, dan rasamala merupakan kekayaan flora lainnya. Jenis-jenis anggrek
areal perluasan bagi TNGP dari Perum alam menggantungkan hidup pada keadaan
Perhutani yang luasnya ±390 ha, sehingga tegakan vegetasi pohon di sekitarnya. Dari
luas kawasan hutan Resort Bodogol saat ini hasil pendataan tercatat 82 jenis dari 42
menjadi ±2.390 ha, yang asalnya ±2.000 ha marga. Jenis anggrek epifit sebanyak 57
(komunikasi pribadi). jenis dari 27 marga dan anggrek terestrial

97
Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm. 95 - 106

25 jenis dari 15 marga (Gambar 2 dan keadaan musim diprediksi sangat ber-
Tabel 1). Marga terbanyak jenisnya adalah pengaruh terhadap tumbuhnya bunga.
Agrostophyllum, Dendrobium, dan Eria. Jenis-jenis anggrek berbunga di antaranya
Dendrobium sphatilingue, Schoenorhis
Diversitas Anggrek Epifit juncifolia, Sarcostoma javanica, Acriop-
sis liliifolia, Trichotosia paucifora,
Jenis-jenis anggrek epifit di Bodogol Polystachya concreta, Ceratostilys gracilis,
memiliki habitat yang berbeda-beda, yaitu Cleisostoma javanica, dan Dendrobium
di batang, cabang, atau di ranting pohon tetaedre.
tinggi. Walaupun begitu, pada umumnya Anggrek Schoenorchis juncifolia dan
anggrek epifit hidup menempel pada Polystachya concreta ditemukan di jalur
subtrat yang sesuai untuk kelangsungan air terjun Cipadaranten pada ketinggian
hidupnya. Anggrek epifit mendapatkan ±825 m dpl. dan telah menjadi buah,
nutrisi dari subtrat yang dihisap terutama sedangkan anggrek Acriopsis liliifolia ada
pada batang atau cabang, umumnya pada yang sedang berbunga dan ada juga sudah
permukaan yang kasar (tidak licin), tetapi menjadi buah seperti yang dijumpai pada
tidak merugikan inangnya. Anggrek tidak dahan pohon pinus yang cukup tinggi (±20
mempunyai hubungan spesifik dengan m). Jenis Dipodium scandens terdapat di
inang, tetapi lebih banyak ber- jalur punggungan bukit hutan Cisuren.
peran sebagai penunjang iklim mikro Jenis-jenis anggrek epifit pada tegakan
(Puspitaningtyas 2001). Ujung akar vegetasi pohon di petak permanen, yaitu
anggrek memiliki bagian yang lembut Vanda cf. tricolor, Eria multiflora, dan
(spon) yang berguna untuk mengisap Dendrobium aloifolium.
nutrisi dari udara bebas atau air pada Jenis anggrek epifit lainnya seperti
musim penghujan, dan biasanya di- Appendicula elegan, Bulbophyllum
gunakan oleh anggrek yang akarnya absconditum, Bulbophyllum gibosum, Den-
belum menempel pada subtrat inang drobium tetaedre, Dendrobium mutabile,
(Gunadi 1985). Eria obliterata, Eria albidotomentosa,
Eria pulchela, Flickingeria auriloba,
Flickingeria angustifolia, Pholidota
imbricata, Pholidota carnea, Podochilus
tenuis, Sarcostoma javanica, dan Thela-
sis micrantha ditemukan di dekat canopy
trail pada pohon tinggi ±28 m. Anggrek
Dendrobium tenellum tumbuh menempel
pada pohon pinang (Pinanga sp.). Pada
hutan homogen rasamala (Altingia excelsa)
jenis anggrek epifit kurang bervariasi
dibandingkan dengan hutan primer alami,
Gambar 2. Grafik anggrek hasil penelitian di hutan tetapi masih dijumpai beberapa jenis, di
Bodogol-TNGP (Comber 1990) antaranya anggrek Flickingeria angusti-
folia, Dendrobium sphatilingue, Agrosto-
Jenis anggrek epifit yang ditemukan
phyllumn bicuspidatum, Agrostophyllum
di Bodogol pada umumnya belum ber-
laxum, dan Taeniophyllum sp.
bunga, tetapi ada beberapa jenis yang
sedang berbunga. Oleh karena itu,

98
Asep Sadili dan Siti Sundari | Keanekaragaman, Sebaran dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Anggrek...

Gambar 3. Grafik persebaran jenis-jenis anggrek Bodogol-TNGP di seluruh pulau dan negara lainnya
(Comber 1990)

Diversitas Anggrek Terestrial Calanthe triplicata lebih banyak yang tidak


berbunga dan kebanyakan sudah menjadi
Jenis anggrek terestrial berbeda dengan
buah. Anggrek terestrial tidak ditemukan
anggrek epifit. Jenis anggrek terestrial
di hutan homogen rasamala dan diprediksi
mengambil nutrisi secara keseluruhan
kerusakan hutan pada saat eksploitasi dari
dari dalam tanah atau dari serasah yang
hutan alam menjadi hutan homogen telah
sudah lapuk. Dressler (1981) mengatakan
menghilangkan seluruh jenis-jenis anggrek
bahwa salah satu perbedaan cara hidup
terestrial yang ada. Hal ini dikarenakan se-
anggrek epifit dan terestrial adalah dalam
bagian besar jenis-jenis anggrek terestrial
kebutuhan cahayanya, karena ada beberapa
memerlukan naungan dalam hidupnya,
jenis anggrek terestrial ada yang mem-
kecuali bagi beberapa jenis seperti Sphato-
butuhkan cahaya penuh. Jenis-jenis
glottis plicata dan Arundina graminifolia.
anggrek terestrial Bodogol yang sedang
Akan tetapi jenis-jenis anggrek ini tidak
berbunga sangat sedikit jika dibandingkan
ditemukan di hutan Bodogol.
dengan anggrek epifit. Jenis anggrek ter-
sebut, yaitu Calanthe triplicata, Crypto- Jenis-jenis anggrek terestrial yang
styllis javanica, Goodyera reticulata, Mal- ditemukan di jalur air terjun Cipadaranten
axis rheedii, Nephelaphyllum tenuiflorum, yang tidak berbunga adalah Nephelaphyl-
Neuwiedia veratrifolia, Phaius pauciflo- lum tenuiflorum, Cryptostyllis javanica,
rus, Phaius tankervilleae, dan Plocoglotis Goodyera reticulata, Plocoglotis javanica,
javanica. dan Neuwiedia veratifolia. Selain itu di-
jumpai juga anggrek Neuwiedia zollingeri
Pada petak permanen vegetasi
var. javanica di punggungan bukit pada
pohon (Sambas et al. 2007), jenis ang-
jalur menuju arah bendungan dan banyak
grek terestrial yang dijumpai dan sedang
di antara jenis anggrek tersebut yang tidak
berbunga juga sangat sedikit, yaitu: Calanthe
berbunga. Kedua jenis anggrek tersebut
triplicata, Phaius pauciflorus, dan Phaius
(Neuwiedia veratifolia dan Neuwiedia
tankervilliae. Anggrek Phaius tanker-
zollingeri var. Javanica) merupakan ang-
villiae ada yang sudah menjadi buah
grek rekaman baru bagi flora TNGP (Ru-
tetapi hanya sedikit, sedangkan anggrek
gayah and Sunarno 1992; Comber 1990).

99
Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm. 95 - 106

Persebaran kawasan hutan yang curah hujannya tinggi


(Gambar 3).
Kekayaan flora Indonesia yang berlimpah
dengan sebutan mega-diversity terletak Pernyataan di atas (Gambar 3) sangat
jalur khatulistiwa yang diapit oleh dua relevan dengan pernyataan Comber (1990)
benua (Asia-Australia) dan dua samudera yang menyatakan bahwa provinsi Jawa
(Pasifik-Indonesia), yang akibatnya Barat merupakan kawasan terkaya untuk
memengaruhi tipe iklim yang ada di keanekaragaman dan kekayaan jenis ang-
Indonesia, termasuk kawasan hutan alam grek. Comber (1990) menyatakan bahwa
Bodogol (Jawa Barat). Oleh karena itu, anggrek di kawasan ini tercatat sebanyak
tumbuh-tumbuhannya termasuk anggrek 642 jenis atau ±87,82% dari total ang-
juga dipengaruhi oleh iklim kedua benua grek yang ada di Jawa (731 jenis). Jenis
tersebut. Keadaan iklim tropika basah anggrek Bodogol yang terdata sebanyak
memiliki kondisi ekologi yang memenuhi 82 jenis atau ±11,08% dari anggrek di
persyaratan untuk hidup beberapa jenis pulau Jawa, lebih tinggi daripada di situ
tumbuhan serta akan menyebabkan gunung TNGP dan lebih rendah daripada
bervariasinya jenis-jenis tumbuhan di gunung Simpang-Cianjur (Djuita et al.
termasuk jenis anggreknya. Gambar 4 2014; Puspitaningtyas 2005).
memperlihatkan bahwa secara keseluruh- Persebaran setiap jenis anggrek
an, sebaran anggrek Bodogol lebih besar Bodogol berbeda-beda, ada yang hanya
dipengaruhi oleh kawasan bagian barat terdapat di pulau Jawa saja (endemik
(Asia), hal ini disebabkan oleh angin di Jawa) dan ada juga yang menyebar luas
kawasan tersebut memiliki muatan air diseluruh negara tropik. Mengacu pada
yang lebih tinggi dibandingkan dengan temuan Comber (1990), terdapat enam
angin dari kawasan timur (Australia). jenis anggrek Bodogol yang termasuk
Menurut Gunadi (1985), daratan yang endemik Jawa yang terdiri atas tiga jenis
mempunyai berbagai ketinggian dan anggrek epifit dan terestrial. Jenis anggrek
bergunung-gunung ditambah faktor lain- tersebut adalah Cleisostoma montanum,
nya di sekitarnya akan membentuk tipe Dendrobium tenellum, Oberonia cf.
iklim yang bervariasi, dan musim hujan imbricata, Cryptostylis javanica, Malaxis
di Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan koordersii, dan Goodyera cf. reticulata
dengan daerah-daerah timur. Chikmawati (Puspitaningtyas 2005). Jenis Neuwiedia
(1994) menyatakan bahwa besarnya veratifolia, Phaius tankervilliae, dan
variasi anggrek disebabkan oleh tipe iklim Polystachya concreta sebarannya terdapat
setempat, yang menentukan kekayaan dan hampir di setiap negara tropis, sedangkan
keanekaragaman jenisnya, sehingga ang- jenis Calanthe triplicata dan Corymborkis
grek di kawasan hutan yang kering kurang veratifolia sebarannya sangat luas, selain
bervariasi apabila dibandingkan dengan di negara tropis juga tercatat di Jepang.

100
Asep Sadili dan Siti Sundari | Keanekaragaman, Sebaran dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Anggrek...

Tabel 1. Daftar jenis-jenis anggrek hasil penelitian No. Jenis Ket.


di hutan Bodogol-TNGP
42 Pholidota imbricate Lindl. ef.
No. Jenis Ket. 43 Pholidota sp. ef.
1 Acriopsis liliifolia (J.Koenig) Seidenf. ef. 44 Phreatia sulcata J.J.Sm. ef.
2 Agrostophyllum bicuspidatmn J.J.Sm ef. 45 Podochilus tenuis (Blume) Lindl. ef.
3 Agrostophyllum cf. javanica Blume ef. Polystachya concreta (Jacq.) Garay &
46 ef.
H.R.Sweet
4 Agrostophyllum cyathiforme J.J.Sm. ef.
47 Pomatocalpa kunstleri (Hook.f.) J.J.Sm. ef.
5 Agrostophyllum laxum J.J.Sm. ef.
48 Saccolabium sp. ef.
6 Agrostophyllum tenue J.J.Sm. ef.
49 Sarcotoma javanica Blume ef.
7 Appendicula cornuta Blume ef.
50 Schoenorhis juncifolia Reinw. ex Blume ef.
8 Appendicula pauciflora Blume ef.
51 Schoenorhis micrantha Reinw. ex Blume ef.
9 Appendicula pendula Blume ef.
52 Taeniophyllum sp. ef.
10 Appendicula sp. ef.
53 Thelasis sp. ef.
11 Bulbophyllum absconditum J.J.Sm. ef.
54 Thrixspermum sp. ef.
12 Bulbophyllum alliifolium J.J.Sm. ef.
55 Trichotosia pauciflora Blume ef.
13 Bulbophyllum cernuum (Blume) Lindl. ef.
56 Trichotosia sp. ef.
14 Bulbophyllum gibbosum (Bl.) Lindl. ef.
57 Vanda cf. tricolor Lindl. ef.
15 Bulbophyllum sp. ef.
58 Appendicula buxifolia Blume tr.
16 Ceratostylis gracilis Blume ef.
59 Arundina graminifolia (D.Don) Hochr. tr.
17 Ceratostylis graminea Blume ef.
60 Calanthe triplicata (Willemet) Ames tr.
18 Ceratostylis sp. ef.
61 Corymborkis veratifolia (Reinw.) Blume tr.
19 Cleisostoma montanum (J.J.Sm.) Garay ef.
62 Cryptostylis javanica J.J.Sm. tr.
20 Cleisostoma javanicum (Blume) Garay ef.
63 Epipogium roseum (D.Don) Lindl. tr.
21 Coelogyne incrasata Lindl. ef.
64 Goodyera cf reticulata (Bl.) Bl. tr.
22 Coelogyne speciosa (Blume) Lindl. ef.
65 Goodyera grandis (Blume) Blume tr.
23 Dendrobium aloifolium (Blume) Rchb.f. ef.
66 Goodyera rubicunda Lindl. tr.
24 Dendrobium muatbile (Blume) Lindl. ef.
67 Goodyera sp. tr.
25 Dendrobium sp. ef.
68 Hetaeria oblongifolia Blume tr.
26 Dendrobium sphatilingue J.J.Sm. ef.
69 Liparis rheedei Lindl. tr.
27 Dendrobium tenellum (Bl.) Lindl. ef.
70 Liparis rhombea J.J.S. tr.
28 Dendrobium tetraedre (Bl.) Lindl. ef.
71 Malaxis kordersii (J.J.Sm.) Bakh.f. tr.
29 Dipodium scandens (Blume) J.J.Sm. ef.
72 Malaxis sp. tr.
30 Eria albidotomentosa (Blume) Lindl. ef.
73 Nephelaphyllum tenuiflorum Blume tr.
31 Eria cf. Discolor Lindl. ef.
74 Nephelaphyllum pulchrum Blume tr.
32 Eria multiflora (Blume) Lindl ef.
75 Neuwiedia veratrifolia Blume tr.
33 Eria obliterata (Blume) Rchb.f. ef.
76 Neuwiedia zollingeri Rchb.f. tr.
34 Eria pulchela Lindl. ef.
77 Phaius pauciflorus (Blume) Blume tr.
35 Eria sp. ef.
78 Phaius tankervilleae (Banks) Blume tr.
36 Flickingeria aureiloba (J.J.Sm.)J.J.Wood ef.
79 Plocoglottis javanica Blume tr.
Flickingeria cf. angustifolia (Blume)
37 ef.
A.D.Hawkes 80 Plocoglottis sp. tr.
Flickingeria fimbriata (Blume) 81 Spiranthes sinensis (Pers.) Ames tr.
38 ef.
A.D.Hawkes
82 Tropidia curcugiloides Lindl. tr.
39 Micropera callosa (Blume) Garay ef.
Keterangan: ef. (epifit) dan tr. (terestrial)
40 Oberonia cf. imbricata (Blume) Lindl. ef.

Octarrhena parpula Thwaites ef.


41

101
Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm. 95 - 106

Kekayaan jenis anggrek Bodogol tarik tersendiri. Bentuk bunga, warna


berdasarkan persentasi analisis klaster (%) bunga, dan sifat bunga seperti besar, kecil,
dengan menggunakan sebaran antar-pulau tebal, tipis, jumlah kuntum setiap tangkai,
memiliki korelasi cukup baik dengan ketahanan mekar, keharuman, dan bau
anggrek Sumatera (IS = 80,74%), dengan bunga adalah sifat-sifat dan karakteristik
anggrek semenanjung Malaysia (IS = dari jenis anggrek yang dapat dijadikan
79,17%), dan dengan anggrek Kalimantan sebagai acuan untuk memenuhi selera
(IS = 78,79%), meskipun korelasi ter- konsumen (Lestari 1985).
sebut kurang dari 100%. Akan tetapi, jika Hasil keseluruhan dari anggrek
dilihat secara keseluruhan berdasarkan Bodogol sebagian besar kurang me-
jenis anggrek Bodogol ini, terdapat jenis menuhi katagori tersebut di atas atau
anggrek yang memiliki korelasi yang jauh tidak mendekati yang diharapkan sebagai
lebih baik, yaitu anggrek Maluku dengan komoditi unggulan. Akan tetapi dengan
anggrek Nusa Tenggara dan anggrek Papua kemajuan dalam teknikteknik domestikasi,
dengan anggrek Sulawesi yang memiliki hibridisasi, rekayasa genetika, produk atau
korelasi signifikan, yaitu mencapai 100% hasil budidaya anggrek yang semakin besar
(Gambar 4). dengan jumlah dan mutu yang lebih baik
telah berhasil dikembangkan. Menurut
Pemanfaatan Holttum (1957) dan Gunawan (1987),
banyak silangan yang telah dihasilkan
Jenis-jenis tanaman hias termasuk anggrek dan anggrek dapat disilangkan antar-jenis
memiliki prioritas untuk dikembangkan, (species) dan antar-marga (genus).
karena mempunyai keunikan dan daya

Gambar 4. Dendrogram indek similaritas (IS) jenis-jenis anggrek Bodogol-TNGP (Comber 1990)

102
Asep Sadili dan Siti Sundari | Keanekaragaman, Sebaran dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Anggrek...

Selanjutnya (Lenz, L.W. & Donald harapan yang lebih baik untuk induk
1959) mengatakan bahwa marga Calan- silangan di masa yang akan datang.
the, Cymbidium, Phaius, dan Renanthera Selain sebagai tanaman hias, anggrek
telah berhasil disilangkan dengan marga juga mempunyai fungsi lain. Menurut
lain yang menghasilkan marga baru, yaitu Rifai (1976) anggrek alam Indonesia dapat
Phaiocalanthe (Calanthe >< Phaius), dimanfaatkan sebagai sumber makanan,
Phaiocymbidium (Cymbidium >< Phaius), bahan ramuan jamu (obat), wangi-
Aranthera (Arachnis >< Renanthera), wangian, dan bahan baku anyaman atau ker-
Renanopsis (Renanthera >< Vandopsis), ajinan tangan yang dapat memberikan nilai
Renantanda (Renanthera >< Vanda) dan tambah ekonomi masyarakat, sehingga
Sarcothera (Sarcochilus >< Renanthera). dapat dikembangkan untuk bisnis.
Empat marga untuk induk silangan tersebut Jenis-jenis anggrek Bodogol sangat
dapat dijumpai di hutan Bodogol (Sadili perlu untuk dilestarikan, tetapi juga di-
2011). Di samping sebagai tanaman hias, manfaatkan secara bijaksana, baik langsung
pemanfaatan anggrek secara tradisional maupun tidak langsung dengan memper-
telah digunakan sebagai tumbuhan obat. hatikan kaidah-kaidah konservasi yang
Heyne (1987) mengungkapkan bahwa benar, sehingga kekayaan tersebut akan
anggrek terestrial Apostasia nuda dapat lestari dimasa yang akan datang (study,
digunakan untuk obat murus (diare) dan use, and save). Secara ekologis kekayaan
akut air (watervrees) serta anggrek Acriop- jenis-jenis anggrek di hutan alam Bodogol
sis liliifolia estraknya dapat digunakan akan berkaitan erat dengan kekayaan flora
sebagai obat sakit panas. Dua jenis anggrek lainnya dan jenis-jenis anggrek alam meng-
tersebut dapat ditemukan di hutan Bodogol gantungkan hidup pada keadaan tegakan
TNGP. vegetasi pohon sekitarnya. Akan tetapi
Budidaya anggrek dengan tujuan data jenis-jenis anggrek yang dihasikan
bisnis maupun sekedar hobi akan me- tersebut (Bodogol) pada umumnya belum
mengaruhi tingkat kehidupan sosial dilaporkan sebagai komoditi ekonomi
ekonomi masyarakat dan menanam unggulan masyarakat, terutama untuk dijual
anggrek memberikan prospek yang baik di kios-kios tanaman hias.
untuk masa depan, terutama jenis-jenis
anggrek dari hasil silangan (Rahardi 1993).
Permintaan anggrek terutama di kota-kota KESIMPULAN DAN SARAN
besar pada saat ini cukup tinggi dengan Kesimpulan
harga cukup stabil. Permintaan tersebut
disebabkan oleh populernya anggrek di Jenis-jenis anggrek di hutan Resort
kalangan masyarakat berpenghasilan Bodogol-TNGP tercatat sebanyak 82 jenis
menengah ke atas dan banyaknya dan 41 marga, terdiri atas anggrek epifit
konsumen yang membutuhkan anggrek, 58 jenis dan anggrek terestrial 24 jenis.
terutama anggrek-anggrek silangan yang Anggrek endemik Jawa tercatat enam
memiliki karakteristik ukuran bunga besar, jenis. Sampai saat ini jenis anggrek
jumlah kuntum banyak, berwarna cerah, Bodogol belum dapat dijadikan komoditi
dan tahan lama. ekonomi unggulan masyarakat.
Dengan keberhasilan di atas dan
didorong oleh kemajuan ilmu pengetahu-
an dan teknologi tinggi, maka anggrek
di TNGP diharapkan akan memberikan

103
Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm. 95 - 106

Saran ———. 2001. “Orchids of Sumatra. 1026


Pp.” The Royal Botanic Gardens,
Dengan kondisi hutan yang masih baik dan Kew.
hanya beberapa lokasi yang diinventarisasi,
Djuita, N R, S Sudarmiyati, H Candra,
penelitian lanjutan perlu dilakukan secara S Nurlaili Sarifah, and R Fathony.
menyeluruh serta tercatatnya jenis anggrek 2014. “Keanekaragaman Anggrek
endemik perlu mendapat perhatian agar Di Situ Gunung Sukabumi.” Jurnal
terhindar dari penurunan populasi atau Biodiversitas 5: 77–80.
menjadi hilang. Hal ini dapat dilakukan Dressler, R L. 1981. “The Orchids.”
dengan menjaga kondisi kawasan secara Natural History and Classification.
utuh, meskipun belum menjadi andalan Harvard Univ. Press: Cambridge,
secara ekonomi. Mass. & London, England 332.
Gunadi, Tom. 1985. Kenal Anggrek.
Angkasa, Bandung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Gunawan, L W. 1987. Budidaya Anggrek.
Kesempatan ini Penulis mengucapkan Penebar Swadaya, Jakarta.
terima kasih kepada Kepala Bidang Botani
Heyne, Karel. 1987. “Tumbuhan Berguna
dan Kepala Puslit Biologi-LIPI yang telah Indonesia.” Badan Penelitian
memberikan tugas penelitian di Bodogol dan Pengembangan Kehutanan,
(proyek DIPA) serta kepada petugas Departemen Kehutanan 2: 1188–89.
lapangan Resort Bodogol-TNGP seperti Holttum, Richard Eric. 1957. Flora of
Pak Pepen dan pembantu lapangan (warga Malaya: Orchids of Malaya.
Bodogol). Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Pak Sambas, Pak Ismail, Ermayanti and Hasbullah. 2000.
“Inventarisasi dan Pelatihan
Laode, Pak Jaka, Pak Heru, Pak Fauzi, Pak Teknik Penelitian Flora & Fauna di
Wardi, Ibu Ruli, dan Ibu Ida atas kerja- Bodogol-Taman Nasional Gunung
samanya selama penelitian dilakukan. Gede Pangrango.” Conservation
International (CI). Bogor. (Tidak
Dipublikasi).
DAFTAR PUSTAKA Lawrence, George H M. 1955. “Taxonomy
Backer, C A, and R C van Den Brink. of Vascular Plants.”
1968. “Flora of Java, III.” Noordhoff, Lenz, L.W. & Donald, E. W. 1959. “Hybrid-
Groningen. ization and in Heritance in Orchids.”
Balgooy, M M J Van. 1987. “Collecting.” In The Orchids A. Scientific Survey.
Manual of Herbarium Taxonomy Withner C. L. (Ed.), The Ronald
Theory and Practice, 14–19. Press Company. New York: 261-311.

Chan, C L, A Lamb, P S Shim, and J J Lestari, Sugeng Sri. 1985. Mengenal dan
Wood. 1994. “Orchids of Borneo, Bertanam Anggrek. Aneka Ilmu,
Vol. 1.” Introduction and a Selection Semarang.
of Species. Royal Botanic Gardens, O’Byrne, Peter. 1994. Lowland Orchids of
Kew. Papua New Guinea. Snp Publishers,
Chikmawati, T. 1994. “Spathoglotis Di Singapore.
Jawa.” Thesis, Pasca Sarjana, Insti- Puspitaningtyas, D M. 2001. “Potensi
tute Pertanian Bogor. Keragaman Anggrek Alam di Cagar
Comber, J B. 1990. “Orchids of Java.” Alam Dolok Sipirok-Sumatera
Kew: Bentham-Moxon Trust, Royal Utara.” In Prosiding Seminar
Botanic Gardens, Kew. 947643214. Nasional Hortikultura Kongres

104
Asep Sadili dan Siti Sundari | Keanekaragaman, Sebaran dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Anggrek...

PERHORTI. Malang: hal. 1-14.


———. 2005. “Studi Keragaman Anggrek
di Cagar Alam Gunung Simpang,
Jawa Barat.” Biodiversitas 6 (2):
103–7.
Rahardi, F. 1993. “Agribisnis Tanaman
Hias.” Penebar Swadaya: Jakarta.
Rifai, M A. 1976. “Extraordinary Uses
of Orchids in Indonesia [as Foods,
Medicines, Perfumes, Handicrafts].”
Bulletin Kebun Raya.
Rugayah, B S, and B Sunarno. 1992. “Flo-
ra Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango.” Herbarium Bogoriense,
Pusat Penelitian dan Pengembang-
an Biologi. Bogor.
Rugayah, E A, and and Praptiwi Widjaja.
2004. “Pedoman Pengumpulan Data
Keanekaragaman Flora.” Pusat
Penelitian Biologi-LIPI. Bogor.
Sadili, Asep. 2011. “Keanekaragaman,
Persebaran dan Pemanfaatan
Jenis-Jenis Anggrek (Orchidaceae)
di Resort Citorek, Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak, Jawa
Barat.” Biosfera 28 (1): 15–22.
Sadili, Asep, Kuswata Kartawinata, Abdul-
rokhman Kartonegoro, Herwarsono
Soedjito, and Alex Sumadijaya. 2008.
“Floristic Composition and Structure
of Subalpine Summit Habitats on Mt.
Gede-Pangrango Complex, Cibodas
Biosphere Reserve, West Java, Indo-
nesia.” Reinwardtia 12 (5): 391–404.
Sambas, E. N., Sadili, A., Laode, A., &
Wardi. 2007. “Struktur Vegetasi
dan Dinamika Hutan pada Petak
Permanen di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango.” Laporan
Perjalanan. Puslit Biologi-LIPI.
Bogor. (Tidak Dipublikasi).
Sastrapradja, Setijati. 1976. Anggrek Indo-
nesia. Lembaga Biologi Nasional-
LIPI, Bogor.
Seidenfaden, Gunnar, and Jeffrey J Wood.
1992. The Orchids of Peninsular Ma-
laysia and Singapore. Fredensborg:
Olsen & Olsen.

105
Widyariset | Vol. 3 No. 2 (2017) Hlm. 95 - 106

106

Anda mungkin juga menyukai