Anda di halaman 1dari 10

teks

editorial
SANDRA HARO
pengertian
Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat
pribadi dari redaksi terhadap suatu isu/masalah
aktual. Isu bisa meliputi masalah politik, masalah sosial,
juga masalah ekonomi. Perlu kamu ingat ya, bahwa teks
editorial itu berbeda dengan opini karena di dalam
teks editorial berisi pendapat pribadi redaksi, bukan
pendapat si penulis teks tersebut ya.
fungsi teks
Fungsi teks editorial adalah untuk memengaruhi dan
meyakinkan pembaca. Oleh karena itu, teks editorial
bermanfaat untuk merangsang pemikiran pembaca
terkait suatu isu atau masalah yang terjadi di
kehidupan. Bahkan, terkadang teks editorial mampu
untuk menggerakkan pembaca untuk bertindak.
ciri-ciri teks editorial
Teks editorial memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:
1. Aktual dan faktual
Teks harus mengangkat informasi yang tengah hangat
diperbincangkan di masyarakat. Jangan lupa juga, informasinya
tetap harus mengedepankan fakta yang terjadi ya.
2. Sistematis dan logis
Penyusunan teks editorial harus tersistematis yang berarti harus
memenuhi struktur dan kaidah kebahasaannya ya teman-teman.
Teks juga harus logis, artinya masuk akal dan tidak imajinatif.
3. Argumentatif
Seperti yang sudah dijelaskan di awal artikel ini, bahwa teks ini
berisi pendapat pribadi dari redaksi. Artinya teks ini
mengutarakan argumen-argumen yang ada dalam sudut
pandang redaksi.
struktur teks editorial
1. Pernyataan pendapat (tesis)
Berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang
diangkat. Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat
oleh argumen.
2. Argumentasi
Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat
pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil
penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang
dapat dipercaya.
3. Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)
Berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah
ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi
kaidah kebahasaan
1 2 3
1. Adverbia 2. Konjungsi 3. Verba material
Merupakan kata keterangan yang ada
dalam teks editorial. Biasanya yang sering
Merupakan kata Merupakan kata kerja
muncul dalam teks editorial adalah penghubung. Biasanya yang menunjukkan
adverbia frekuentatif. Adverbia frekuentatif
banyak ditemukan perbuatan fisik atau
yang menggambarkan makna berhubungan
dengan tingkat kekerapan terjadinya konjungsi antarkalimat, peristiwa. Contohnya
sesuatu yang diterangkan adverbia itu. seperti bahkan, malahan, membaca, menulis, dan
Contohnya seperti kata-kata selalu,
biasanya, sering, kadang-kadang, jarang,
dan sesungguhnya. memukul.
sebagian besar waktu
kaidah kebahasaan
4 5
4. Verba relasional 5. Verba mental
Merupakan kata kerja yang menunjukkan Merupakan kata kerja yang
hubungan intensitas (pengertian A adalah
menerapkan persepsi (melihat,
B), dan milik (mengandung pengertian A
merasa), afeksi (suka, khawatir)
mempunyai B).
dan kognisi (berpikir, mengerti).
cara membuat teks editorial
1. Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca
Topik yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin topik yang terbaru.
2. Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat
Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang
sudah dibuat.
3. Menyesuaikan topik dengan pembaca
Penulis teks editorial harus memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan
apakah sudah tepat atau belum bagi pembaca.
4. Menyunting teks editorial
Periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya
sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca.
contoh teks editorial
lBahaya Rokok Bagi Kesehatan Indonesia
Tesis
Sebuah pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pepatah tersebut memberi makna bahwa kesehatan adalah hal
yang utama bagi manusia. Namun nyatanya, masih banyak kebiasaan yang berakibat buruk pada kesehatan, tak hanya pada diri sendiri,
namun juga menularkan orang lain, seperti merokok.
Argumentasi
Selama lebih dari tiga abad, industri rokok tumbuh dan berkembang di Indonesia, serta bertanggung jawab pada buruknya kesehatan
masyarakat. Menurut Kementerian Kesehatan, kerugian total akibat konsumsi rokok selama 2013 mencapai Rp378,75 triliun. Padahal nilai
pasar industri saat ini ditaksir berkisar hingga Rp224,2 triliun.
Tak hanya membengkak dari tagihan pengobatan, angka kerugian lainnya juga diderita dari pembelian rokok mencapai Rp138 triliun.
Kerugian ini berasal dari hilangnya produktivitas akibat sakit, disabilitas, dan kematian prematur di usia muda sebesar 235,4 triliun dan biaya
berobat akibat penyakit-penyakit terkait tembakau sebanyak Rp5,35 triliun.
Tak hanya buruk bagi anak-anak, industri rokok juga semakin berbahaya karena mulai menyasar pada konsumen generasi muda, khususnya
kalangan remaja. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun, yakni sebesar 1,9% dari tahun
2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Penegasan ulang (reiteration)
Hal tersebut tentu memprihatinkan. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita menyadari hal-hal krusial ini. Kita bisa menolak dan melarang konsumsi
rokok sejak di lingkungan keluarga sendiri karena industri rokok juga banyak didukung oleh pihak-pihak yang menerima keuntungan tinggi dari
penjualan rokok selama berabad-abad di Indonesia.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai