Abstrak
Pemangkasan karyawan pada pandemi Covid 19 berdampak pada perubahan waktu dan
beban kerja yang dimiliki oleh tiap pekerja. Hasil observasi dan survei awal menunjukkan
bahwa 62% karyawan divisi Welding Production merasa kelelahan secara fisik dan psikis
akibat beban kerja yang tinggi. Oleh karena itu, peneliti lebih jauh ingin mencari tahu
hubungan beban kerja terhadap kejenuhan kerja (burnout) pada operator Welding Production
PT Futaba Industrial Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui Google Form yang
dibagikan kepada 89 orang operator. Dari hasil olah data, diperoleh t hitung sebesar 2.430
lebih besar dari nilai t tabel yang berarti beban kerja (X) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kejenuhan kerja (burnout).
Abstract
Cutting employees during the Covid-19 pandemic has an impact on changes in the time and
workload of each worker. The results of observations and preliminary surveys show that 62%
of the Welding Production division employees feel physically and psychologically exhausted
due to their high workload. Therefore, further researchers want to find out the relationship
between workload and burnout at the Welding Production operator PT Futaba Industrial
Indonesia. This study uses quantitative research methods and data collection methods using
questionnaires through Google Form which are distributed to 89 operators. From the results of
data processing, obtained t count of 2,430 which is greater than the value of t table which means
workload (X) has a positive and significant effect on work saturation (burnout).
PENDAHULUAN
Peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional tidak dapat terlepas dari salah
satu sektor andalan Indonesia melalui capaian ekspornya, yaitu Industri otomotif.
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, disebutkan dengan jelas bahwa industri
otomotif ialah satu dari lima sektor manufaktur yang mendapatkan prioritas
Grafik fluktuatif diatas menggambarkan data total jam lembur pada tahun
2019. Terdapat kenaikan pada bulan Februari dan disusul bulan Maret sebanyak 1.200
sampai 1.800 produk dan penurunan dibulan berikutnya sejumlah 700 produk.
Perubahan ini terjadi hingga akhir tahun dengan jumlah yang beragam.
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan jumlah jam kerja
lembur terutama pada bulan Mei sampai dengan Agustus periode tahun 2020. Hal ini
dikarenakan penyebaran virus Covid 19 di Indonesia merebak sehingga banyak
sektor yang aktivitas bisnisnya tersendat. Pada periode bulan Mei hingga Agustus,
terdapat penurunan permintaan produk dari customer sehingga menyebabkan
penurunan drastis pada jumlah jam kerja lembur.
Pada bulan September terjadi kenaikan jam kerja lembur karena sedikit demi
sedikit customer mulai meningkatkan permintaan produk untuk kebutuhan ekspor.
Sehingga PT Futaba berusaha untuk dapat memenuhi permintaan tersebut dengan
memulai aktivitas produksi seperti biasa sebelum adanya pandemi.
Salah satu masalah terbesar dalam hal kejenuhan adalah banyak orang merasa
malu untuk meminta bantuan, seringkali karena lingkungan kerja mereka tidak
mendukung. Banyak dari kita yang kerap menyamakan gejala kejenuhan kerja
(burnout) dengan gejala lain seperti flu. Banyak yang percaya bahwa satu hari istirahat
akan membuat kondisi mereka lebih baik.
Orang dengan gejala kelelahan mungkin takut bahwa mengambil cuti dari
pekerjaan membuat mereka "lemah”. Jika tidak ditangani, kelelahan dapat
menyebabkan orang menjadi depresi, cemas, dan terganggu, yang tidak hanya
berdampak pada hubungan kerja mereka, tetapi juga interaksi pribadi mereka(Fatma
et al., 2020). Ketika stres mencapai titik tertinggi, lebih sulit untuk mengatur emosi
seperti kesedihan, kemarahan, dan rasa bersalah, yang dapat menyebabkan serangan
panik, ledakan kemarahan, bahkan hingga penggunaan narkoba.
Salah satu tujuan WHO mengubah definisi kejenuhan kerja (burnout) agar
dapat membantu mengubah pandangan masyarakat yang menganggap bahwa
kejenuhan kerja (burnout) bukanlah sesuatu yang penting. Hal ini juga dapat
membantu menghilangkan asumsi yang salah bahwa pekerja yang memiliki gejala
kejenuhan kerja (burnout) tidak memerlukan dukungan dari organisasi tempat ia
bekerja.
Hasil kuesioner yang sebelumnya penulis lakukan kepada 29 karyawan di
divisi Welding Production, sebanyak 44.8% karyawan menganggap bahwa beban kerja
di PT Futaba tinggi, 51.7% menyatakan dalam seminggu dapat lembur sebanyak lima
kali atau lebih, 62% menyatakan bahwa mereka kelelahan secara fisik dan psikis
akibat beban kerja yang tinggi, 44.8% menyatakan bahwa beban kerja yang tinggi dan
perintah lembur mempengaruhi kesehatan mereka. Uraian latar belakang diatas yang
mendasari penulis melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Beban
Kerja terhadap Kejenuhan Kerja (Burnout) Karyawan Divisi Welding Production PT
Futaba Industrial Indonesia”.
TINJAUAN PUSTAKA
Beban Kerja
Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research Center dan Lowell E. Staveland dari
San Jose State University mengembangkan metode untuk menganalisis beban kerja
mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melaksanakan berbagai aktivitas dan
pekerjaannya. Metode ini dikembangkan pada tahun 1981 dan disebut dengan
metode NASA TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index).
Dalam metode ini, Hart dan Staveland membagi 6 dimensi ukuran beban kerja fisik,
meliputi physical demand dan effort. Untuk ukuran beban kerja mental meliputi mental
demand, temporal demand, performance, dan frustration level. Berikut penjelasannya :
1. Physical demand, yaitu besarnya aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam melakukan
tugas (contoh: mendorong, menarik, memutar, mengontrol, menjalankan dan
lainnya)
2. Effort, yaitu adalah usaha yang dikeluarkan secara fisik dan mental yang
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan
3. Mental demand, yaitu merupakan besaran aktivitas perseptual seperti melihat,
mengingat, dan mencari. Hingga sifat pekerjaan yang dikategorikan sederhana
atau rumit.
4. Temporal demand, ialah jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu selama
pekerjaan berlangsung. Contohnya, apakah pekerjaan tersebut dapat dikerjakan
dengan santai dan waktu yang lama atau harus dik-erjakan dengan cepat dan
melelahkan.
5. Frustration level, ialah perasaan pekerja yang dialami dalam melakkan pekerjaan.
Seperti tidak nyaman, putus asa, dan rasa kepuasan terhadap pekerjaan.
6. Performance, merupakan bentuk dari keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya
dan seberapa puas dirinya dan atasan dengan hasil kerja tersebut.
Burnout
Menurut Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001) dalam Job burnout
: Annual Review of Psychology, burnout mempunyai tiga dimensi, yang biasa disebut
dengan Maslach Burnout Inventory (MBI) yaitu:
1. Kelelahan Emosional (Emotional exhaustion)
Kelelahan emosional merupakan kondisi dimana pekerja merasa energinya
seperti terkuras habis dan adanya perasaan “kosong” walaupun sudah melakukan
pekerjaan dengan baik dan istirahat cukup.
2. Depersonalisasi (Depersonalization)
Hal ini berupa sikap sinis terhadap rekan kerja dan memiliki kecenderungan
untuk menarik diri serta mengurangi keterlibatan social dengan lingkungan
pekerajan.
3. Penurunan Pencapaian Prestasi Pribadi (Reduced Personal Accomplishment)
Ditandai dengan munculnya rasa tidak puas terhadap kinerja diri ataupun
pekerjaan yang dimiliki. Pekerja dapat merasa dirinya tidak memenuhi
kualifikasi, dan merasa kurang puas dengan prestasi dan pencapaian, bahkan
merasa gagal dalam melakukan pekerjaan(Hardiyono et al., 2020).
Model Analisis
Beban Kerja (X) Kejenuhan Kerja
Metode NASA TLX (Hart (Y)
dan Staveland 1988) Maslach Burnout Inventory
1. Physical demand (Maslach & Leiter 2001)
2. Effort
3. Mental demand 1. Emotional exhaustion
4. Temporal demand 2. Depersonalization
5. Frustration level 3. Reduced Personal Accomplishment
6 P f
Gambar 3. Model Analisis
Hipotesis
Darmawan (2013) menjelaskan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan hanya didasarkan pada teoriteori yang relevan dengan penelitian ini,
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan karakteristik
penelitian eksplanatori dimana peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dalam kegiatannya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sensus, atau
penggunaan sampel jenuh dimana seluruh populasi (89 operator) dijadikan sampel.
Selain itu, data dikumpulkan melalui Google Form dan dihitung menggunakan
perangkat lunak SPSS 26.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Dasar
Uji Normalitas
Uji statistik dalam pengujian ini menggunakan KolmogorovSmirnov dengan
dasar pengambilan keputusan menitik beratkan pada nilai signifikansi lebih dari %
atau 0.05. Jika data yang diolah melebihi nilai signifikansi, maka data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 89
Normal Mean .0000000
Parametersa,b
Std. 6.37040862
Deviation
Most Extreme Absolute .059
Differences
Positive .040
Negative -.059
Test Statistic .059
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Total 2294,24 88
SIMPULAN
Referensi :
Azeem, Syed Mohammad. 2010. Personality Hardiness, Job Involvement, And Job Burnout Among
Teachers. International Journal of Vocational and Technical Education Vol. 2 No. 3 pp.36-40.
Fatma, N., Finatry, I., Hardiyono, & Furwanti, R. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perdagangan Dan
Perindustrian Kabupaten Gowa. Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik, 11(1), 90–101.
HARDIYONO, H., AIYUL, I., IFAH, F., WAHDANIAH, W., & RENI, F. (2020). Effect Covid-
19: Burnout on nurse. Espacios, 41(42), 11–18. https://doi.org/10.48082/espacios-
a20v41n42p02
Hart, S.G. dan Staveland,L.E., 1988. Development of NASA Task Load Index (TLX): Results of
Empirical and Theoritical Research, NASA-Ames Research, California.
JDIH Kemnaker. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021
Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat,
Dan Pemutusan Hubungan Kerja
https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/PP352021.pdf diakses pada 8 Februari 2021.
JDIH Kemnaker. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/peraturan_file_13.pdf
Kurniawan, Agung dan Zarah Puspitaningtyas. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif.
Yogyakarta: Pandiva Buku
Raihan. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Islam Jakarta.
Leither, M. & Maslach, C. (2005), Vanishing Burnout : Six Strategies For ImprovingYour
Relationship With Work, United States of America : Jossey-Bass
Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. 2001. Job Burnout. Annual Review Of Psychology.
Psychology Jurnal Vol. 52 No. 397.
Pramanik, Selma Mutia Dwi dan Hendro Prakoso. 2018. Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Kinerja Pada Wartawan PT Bandung Media Grafika. Prosiding Psikologi Vo. 4 No. 1.
Prijayanti, Isnia. 2015. Pengaruh Beban Kerja Dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout Pada
Karyawan PT X.Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Purnawati, Yulia. 2019. Analisa Beban Kerja, Safety Climate Dan Stres Kerja Terhadap Burnout
Syndrome Pada Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap (Studi Kasus Di Rsu Haji Dan Rsi
Jemursari Surabaya). Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.
Sari, Ni Luh Putu Dian Yunita. 2015. Hubungan Beban Kerja Terhadap Burnout Syndrome
Pada Perawat Pelaksana Ruang Intermediet Rsup Sanglah. Jurnal Dunia Kesehatan
STIKES Bina Usada Bali.
Siaran Pers Kemenperin. 2019. Industri Otomotif Dibidik Jadi Sektor Primadona Ekspor
Nasional. https://kemenperin.go.id/artikel/20965/Industri-Otomotif-Dibidik-Jadi-
Sektor-Primadona-Ekspor-Nasional
Siaran Pers Kemenperin. 2020. Industri Otomotif Semakin Kompetitif, Laju Kinerjanya Terus
Dipacu https://kemenperin.go.id/artikel/22063/Industri-Otomotif-Semakin-
Kompetitif,-Laju-Kinerjanya-Terus-Dipacu
Sulistyowati, Arini dan Imam Muazansyah. 2018. Pengaruh Beban Kerja Dan Kesejahteraan
Dosen Terhadap Kepuasan Kerja Dan Burnout. Jurnal Administrasi Perkantoran. Vo. 4
No. 1.
Terranova, Dinantiantie Nilla Taurita. 2014. Menentukan Jumlah Optimal Karyawan Dengan
Metode Nasa-Tlx (Studi Kasus: Departemen Perencanaan & Gudang Material, PT
Petrokimia Gresik).Skripsi. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Thomas, H. R., and Raynar, K. A. 1997. Schedule overtime and labor productivity:
Quantitative analysis. J. Constr. Eng. Manage, 123(2)181–188.
Yogasara, Thedy Dan Diana Charles Evelin. 2006. Pengukuran Beban Kerja Mental Dengan
Menggunakan Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) (Studi Kasus Di
PT Balai Iklan, Bandung). Bandung : Universitas Katolik Parahyangan. Prosiding
Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006.
Wardhani, D.T. (2012). “Burnout di Kalangan Guru Pendidikan Luar Biasa di Kota Bandung”.
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Semarang, Vol. 11, No.1, 73-82.