Identifikasi topik layanan dan strategi implementasi layanan dasar
Deskripsi Psikologis Hasil Topik Layanan Strategi Implementasi (Bimbingan
asesmen (pribadi, social, Klasikal atau Bimbingan belajar & karir) Kelompok) Pribadi : Peserta didik kadang Aku Tidak Insecure Bimbingan klasikal lupa bersyukur atas nikmat dan Karena Bersyukur Model: Problem Based Learning karunia dari Tuhan YME sebesar (PBL), model pembelajaran yang, (2,41%) melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Tahapan: 1. Pada tahap awal, guru memberikan orientasi permasalahan dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Pada tahap kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk meneliti, guru perlu mengembangkan keterampilan kolaborasi diantara peserta didik. 3. Pada tahap ketiga, membimbing penyelidikan individual dan kelompok. 4. Pada tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5. Pada tahap terakhir, peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sosial : Peserta didik merasa sulit Yuk, Bijak dalam Bimbingan klasikal mengendalikan ketergantungan Bermedia Sosial! Model: Experiential Learning, pada medsos (fb, wa, dll) sebesar pembelajaran yang dilakukan melalui (2,67%) refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung. Tahapan: 1. Dalam tahap concrete experience, tahap belajar melalui berbagai pengalaman yang konkrit. 2. Dalam tahap reflection observation, peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk mengamati, karena pada tahap ini peserta didik akan melakukan observasi dan merefleksikan pengalaman dari perspektif yang berbeda. 3. Dalam tahap abstract conceptualization, peserta didik menciptakan sejumlah konsep yang mengintegrasi hasil observasinya menjadi sebuah teori. 4. Dalam tahap active experimentation, peserta didik menggunakan konsep atau teori untuk memecahkan berbagai masalah dan mengambil sebuah keputusan. Belajar : Peserta didik merasa Jurus Menghadapi Bimbingan klasikal kesulitan dalam memahami Kesulitan Pelajaran Model: Discovery Learning, pelajaran tertentu sebesar (3,88%) merupakan model pembelajaran yang mengondisikan peserta didik untuk terbiasa menemukan, mencari, dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Tahapan: 1. Stimulation : Peserta didik menyimakvideo pembelajaran dan mencermati masalah yang diberikan. 2. Problem Statment : Peserta didik mengamati dan mengidentifikasi pertanyaan berkaitan dengan masalah yang diberikan. 3. Data Collection : peserta didik mengumpulkan informasi/data berdasarkan masalah serta saling bertukar informasi antar teman kelompoknya. 4. Data Processing : Peserta didik diarahkan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan untuk melengkapi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. 5. Verification, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap hasil pengolahan data, untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban yang telah dibuat, dihubungkan dengan hasil pengolahan data dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan saling memberikan tanggapan atas presentasi temannya. 6. Generalization : Perwakilan kelompok aktif menyampaikan hasil kesimpulan yang mereka lakukan dari kegiatan diskusi, kemudian guru memberikan klarifikasi untuk penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan masing-masing kelompok. Karir : Peserta didik masih Yuk, Kenali Karier Masa Bimbingan klasikal memiliki keraguan dengan pilihan Depanmu! Model: Experiental Learning, cita-cita/karir masa depan sebesar experiential learning merupakan (3,21%) suatu bentuk layanan bimbingan dan konseling yang dalam pelaksanaannya menekankan pengalaman sebagai sumber bimbingan dalam proses bimbingan dan sumber alternatif pemecahan masalah dalam proses konseling. Kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan metode experiential learning mampu meningkatkan pemahaman karier siswa. Teknik : role playing Tahapan: 1. Pada tahap awal yaitu concrete experience (feeling) terkait dengan pengalaman kongkrit, guru menampilkan materi secara literasi digital melalui ppt tentang minat dan bakat siswa, dan video agar siswa mengalami dan dapat merasakan secara langsung situasi secara personal. 2. Pada tahap reflective observation (watching), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat terhadap materi yang telah diterima, dengan tujuan untuk menumbuhkan minat belajar melaui bertukar pikiran. 3. Pada tahap abstract conceptualization (thinking) kemampuan untuk menalar dengan menggunakan logika sehingga memunculkan sebuah pemikiran tentang konsep yang dipelajari. Pada tahap ini peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan tujuan untuk melaksanakan game “Tebak Profesi”. Mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok, memfasilitasi siswa menuliskan dalam tabel yang diminati dan karier yang dicita- citakan, dari setiap profesi yang berhasil ditebak. 4. Pada tahap active experimentation (doing), siswa secara aktif melaksanakan kegiatan diskusi untuk memperoleh pengalaman secara langsung, melalui kegiatan bertukar hasil diskusi dengan kelompok lain, dengan harapan siswa bisa mengaplikasikan hasil kegitan hari ini dalam kehidupan sehari hari.