tujuan tersebut.
3. Dukungan Emosional: Sediakan
lingkungan yang aman dan mendukung di
mana anak merasa nyaman berbicara
tentang kesulitan belajar mereka.
Dukungan emosional sangat penting
dalam proses pembelajaran.
4. Strategi Pembelajaran Khusus: Bantu
anak mengidentifikasi dan menggunakan
strategi belajar yang sesuai dengan jenis
KBS mereka, seperti teknik membaca
khusus untuk disleksia.
5. Konseling Individu: Tawarkan konseling
individu oleh seorang konselor yang
berpengalaman dalam membantu anak
mengatasi kesulitan belajar. Konseling ini
dapat membantu mengelola stres dan
meningkatkan motivasi belajar.
6 Disabilitas Fisik dan 1. Rencana Individual: Membuat rencana
Motorik pembelajaran individual yang
mempertimbangkan tingkat keterbatasan
fisik dan motorik anak serta
mengidentifikasi kebutuhan khusus
mereka.
2. Dukungan Emosional: Memberikan
dukungan emosional dan bimbingan
dalam mengatasi tantangan fisik dan
motorik, serta membantu anak
mengembangkan rasa percaya diri.
3. Teknologi Bantuan: Menyediakan akses
dan pelatihan dalam penggunaan
teknologi bantuan seperti kursi roda atau
perangkat komunikasi alternatif.
4. Aksesibilitas Lingkungan: Memastikan
bahwa lingkungan fisik dan fasilitas
sekolah dapat diakses dengan baik,
termasuk ramah bagi kursi roda dan
fasilitas penunjang lainnya.
5. Konseling Kelompok: Mengadakan sesi
konseling kelompok di mana anak dengan
disabilitas fisik dan motorik dapat berbagi
pengalaman, mendukung satu sama lain,
dan belajar strategi adaptasi yang efektif.
7 Disabiltas Emosi Sosial 1. Dukungan Konseling Individual:
Memberikan konseling individu yang
berfokus pada pemahaman dan
pengelolaan emosi serta keterampilan
sosial anak.
2. Rencana Perilaku: Mengembangkan
rencana perilaku yang jelas untuk
membantu anak mengatasi tantangan
emosional dan sosial mereka serta
memberikan insentif positif untuk perilaku
LKI 2
yang diinginkan.
3. Pengelolaan Stres: Mengajarkan teknik
pengelolaan stres dan kecemasan kepada
anak, seperti meditasi atau relaksasi,
untuk membantu mereka mengatasi
situasi yang menantang.
4. Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang
tua dalam proses bimbingan dan
konseling untuk memastikan konsistensi
dalam pendekatan penanganan anak.
5. Keterlibatan Kelompok: Mengorganisir
sesi konseling kelompok di mana anak
dapat berinteraksi dengan rekan sebaya
dan mempraktekkan keterampilan sosial
dalam lingkungan yang terstruktur.
8 Spektrum Autis 1. Komunikasi yang Dukung: Fokus pada
pengembangan keterampilan komunikasi
anak, termasuk bahasa verbal dan non-
verbal, dan gunakan metode komunikasi
yang sesuai seperti PECS (Picture
Exchange Communication System).
2. Struktur dan Rutinitas: Berikan lingkungan
yang terstruktur dan rutinitas yang jelas,
karena anak dengan autisme seringkali
merasa nyaman dengan rutinitas yang
konsisten.
3. Visualisasi: Menggunakan bantuan visual
seperti jadwal harian dengan gambar atau
diagram alur untuk membantu anak
memahami dan mengikuti instruksi.
4. Dukungan Sensorik: Memperhatikan
sensitivitas sensorik anak dan
menyediakan lingkungan yang nyaman
dengan mempertimbangkan stimulasi
visual, auditori, atau taktil.
5. Terapi Perilaku: Kolaborasi dengan
terapis perilaku untuk merancang program
yang mendukung pengembangan
keterampilan sosial dan pengendalian
perilaku yang lebih baik.
9 ADHD 1. Pengaturan Lingkungan: Sediakan
lingkungan pembelajaran yang minim
gangguan, dengan sedikit distraksi visual
dan auditori.
2. Struktur Waktu yang Jelas: Gunakan
jadwal dan rutinitas yang terstruktur agar
anak dapat memahami apa yang
diharapkan dan kapan.
3. Dukungan Organisasi: Ajarkan
keterampilan organisasi, seperti
penggunaan agenda atau checklist, untuk
membantu anak mengelola tugas dan
pekerjaan rumah.
LKI 2