Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

(RPL) KONSELING INDIVIDUAL


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023
A Data konseli (identitas di samarkan)
Nama konseli : FS
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kelas : X TAV
Agama : Islam
B Hari/ tanggal : Menyesuaikan
C Pertemuan ke : 1 (Pertama)
D Waktu : 45 Menit
E Tempat : Ruang Konseling SMK Negeri 1 Karimun
F Komponen layanan : Layanan Responsif
G Bidang Bimbingan : Belajar dan Pribadi
H Fungsi layanan : Pengentasan, Pemahaman dan Pengembangan
I Topik permasalahan : Perilaku negatif siswa yang disebabkan oleh
kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu
Mengurangi Perilaku Membolos
J Media : Kertas dan pena, HP
K Deskripsi masalah :
L Gejala masalah : 1. Berdasarkan data kehadiran, siswa tidak
hadir ke sekolah selama semester I ini
lebih kurang 30 Hari kalau
direkapitulasi diambil dari data jurnal
kelas
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali
kelas siswa tidak antusias dalam belajar,
siswa tidak mengumpulkan tugas pelajaran,
siswa datang ke sekolah tidak sampai di
kelas tapi, duduk di kantin
M Latar belakang : Siswa sekarang berada di kelas X jurusan X
TAV. Sudah 4 bulan ini sekolah di SMK Negeri
1 Karimun. Selama 4 bulan sekolah di sini
banyak sekali ketidakhadiran pada mata
pelajaran di kelas. Guru sudah banyak yang
mengeluh karena ketidakhadiran tersebut. Wali
kelas juga sudah memberikan teguran sebanyak
2 kali. Namun, tidak ada juga perubahan dari
perliaku tersebut. Akhirnya siswa tersebut
diberikan peringatan I dan dialihkan ke guru
BK untuk membimbing siswa tersebut.

N Pendekatan konseling : Behavior Therapy


O Tujuan Umum : Siswa mampu menyusun langkah- langkah
perubahan tingkah lakunya agar
selalu hadir ke sekolah(C6)
P Tujuan Khusus : 1. Siswa mampu mengemukakan keinginan
dan kebutuhannya (C2)
2. Siswa mampu menentukan arah hidupnya
sehingga tidak mengikuti ajakan teman
untuk membolos (C3)
3. Siswa mampu menilai dirinya untuk
menentukan keefektifitasan apa yang
dilakukannya.(C5)
4. Siswa mampu menyusun langkah- langkah
perubahan tingkah lakunya untuk selalu
hadir ke sekolah(C6)
5. Membantu Siswa untuk menemukan
akar permasalahan yang sedang
dialaminya (C4).
Q Teknik konseling yang digunakan : Kontrak Perilaku
Anteseden (A) Behavior (B) Consequence (C)
R Profil Pelajar Pancasila : Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, Berakhlak
mulia, Kreatif, Berfikir Kritis, Mandiri
S Tahapan Konseling :

Pembentukan : a. Guru BK menyambut siswa dengan ramah


dan mempersilahkan duduk
b. Menanyakan kabar dan menanyakan kegiatan
sebelumnya
c. Guru BK berdialog dengan siswa tentang
tujuan dan azas-azas konseling dan langkah
kegiatan
d. Guru BK mengajak siswa untuk rileks dengan
melakukan game ringan
Inti : Menggunakan langkah-langkah konseling
Behavior
a. Assesment
1) Guru BK mendorong siswa untuk untuk
mengemukakan keadaan yang benar benar
dilakukan dengan menjelaskan perilaku
negatif yang dilakukan (communication)
2) Siswa mendiagnosis sebab-sebab perilaku
negatif yang dilakukan
b. Goal setting
1) Siswa mengamati video Motivasi tentang
Semangat Belajar
2) Siswa menganalisis dampak buruk yang
terjadi pada dirinya dan orang lain jika dia
melakukan perilaku negatif ini secara terus
menerus
3) Siswa mendiskusikan dengan guru BK
tentang perubahan positif yang semestinya di
lakukan (Collaboration)
4) Guru BK dan siswa merumuskan tujuan yang
akan dicapai
c. Technique Implemen-tation
1) Latihan Asertif : Siswa diajak
mengungkapkan perasaan yang
sesungguhnya saat melakukan perilaku
negatif, apakah puas, kecewa, marah, atau
menyesal. Dilanjutkan membahas perilaku
siswa yang positif dan yang negatif dan
perilaku mana yang seharusnya diperbaiki.
(Critical Thingking)
2) Pengkondisian Aversi: Guru BK
membacakan beberapa contoh perilaku baik
dan contoh perilaku buruk terkait kesulitan
dalam memahami pelajaran tertentu,
kemudian siswa diminta memilih mana yang
akan dilakukan, jika siswa memilih perilaku
baik di beri hadiah makanan (kue/coklat dll),
kemudian dilanjutkan contoh yang lain, jika
siswa memilih contoh perilaku buruk coklat
yang sudah diberikan diminta lagi. (Critical
Thingking)
3) Pembentukan Tingkah laku model : Siswa
diminta menonton video model anak yang
berperilaku baik, kegiatan remaja yang
positif, persahabatan yang menyenangkan,
kemudian siswa diminta memilih merancang
kegiatan positif apa yang akan dilakukan
untuk mencegah berbuat perliaku negatif lagi
dan memperbaiki perilaku negatif yang sudah
dilakukan (Creativity)

Penutupan : a. Evaluation termination


1) Siswa menyimpulkan kegiatan
2) Siswa mengisi lembar evaluasi
b. Feedback
1) Siswa melakukan refleksi dengan mengisi
LKPD Refleksi
2) Siswa dan Guru BK membuat kesepakatan
tentang jadwal kegiatan konseling Individu
berikutnya, jadwal monitoring hasil
konseling Individu
3) Guru BK menutup kegiatan dengan berdoa
dan mengucap salam
T Evaliuasi :

Evaluasi Proses : Keaktifan, keterbukaan,kenyamaanan siswa,


kesesuaian waktu
Evaluasi Hasil : Mengukur Understanding ( Pemahaman ),
Comfortable (Perasaan Positif) Action (tindakan)
selama dan setelah konseling
TIndak Lanjut : Menugaskan siswa membuat vlog untuk kampanye
anti kenakalan remaja dan di upload di sosial media
(Creativity)
Lampiran 1: LKPD

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Padang Sago


Kelas/Semester : XI (Sebelas)

Identitas

Kelas : ...................................................
Nama : …………………………………

Petunjuk
 Amati dan bacalah LKPD ini dengan cermat dan teliti.
 Kerjakan secara individual tugas di bawah ini

1. Pengetahuan baru apa yang anda peroleh setelah mengikuti layanan konseling individual?
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
2. Bagaiamana perasaan anda setelah mengikuti layanan konseling individual?
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
3. Jelaskan tindakan yang akan anda lakukan setelah mengikuti layanan konseling perorangan?

.......................................................................................................................................................
.....
.......................................................................................................................................................
.....
4. Jelaskan tanggung jawan anda setelah mengikuti layanan konseling perorangan?
.......................................................................................................................................................
........
.......................................................................................................................................................
.......
………………………………………………………………………………………………
………….
Lampiran 2: Media

Media yang digunakan dalam kegiatan konseling individual yaitu:


1. Kertas

2. Pena

3. HP
Lampiran 3: Evaluasi proses dan hasil
INSTRUMEN EVALUASI PROSESLAYANAN KONSELING INDIVIDU

Identitas :
Nama Konseli :
Kelas :
Masalah yang dialami :

Petunjuk:
Beri tanda centang (√ ) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.

Skor
No. Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Sikap terbuka dalam mengutarakan masalah yang
dihadapi konseli mengenai kebiasaan membolos
2. Kesadaran diri dengan masalah yang sedang dialami konseli
3. Perhatian terhadap Konselor disaat berjalannya proses konseling
individual
4. Sikap berani untuk mengungkap masalah yang sedang dihadapi
5. Keterlibatan dalam mendapatkan alternative jalan keluar/solusi
dalam pemecahan masalah kebiasaan membolos
Jumlah

Skor Minimal yang dicapai 1 x 5 = 5 Kategori


Skor maksimal yang dicapai 5 x 5 =25 Sangat Baik : 21 – 25
Kriteria skor yang akan di capai Konseli adalah: Baik : 17 – 20
- Skor 5: bila dilakukan dengan sangat baik Cukup Baik : 13 – 16
- Skor 4:bila dilakukan dengan baik Kurang Baik : 9 -12
- Skor 3:bila dilakukan dengan cukup baik Sangat Kurang Baik : 5 – 8
- Skor 2:bila dilakukan dengan kurang baik
- Skor 1 :bila dilakukan dengan sangat kurang
baik
EVALUASI HASIL
LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

Nama : .......................................................................
Kelas : XI (Sebelas)...................................................
Topik layanan : Kebiasaan
Membolos Tujuan Layanan :
Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor
sesuai dengan apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan!
2. Keterangan Butir Skor 4: Sangat sesuai, 3 = Sesuai 2 = Kurang Sesuai 1 = Sangat
Kurang Sesuai
Skor
NO Pernyataan
4 3 2 1
1 Saya memahami bahwa kebiasaan saya tidak datang ke
sekolah tanpa keterangan berpengaruh dengan hasil belajar
saya
2 Saya merasa senang dapat mengemukakan masalah saya, dan
menemukan solusinya
3 Saya bisa menentukan kebiasaan yang sering keluar pada jam
pelajaran dapat saya rubah
4 Saya mampu menolok ajakan teman untuk keluar pada mata
pelajaran yang tidak saya disenangi
5 Saya menemukan cara untuk selalu masuk kelas setelah jam
istirahat
6 Saya mampu mengontrol diri saya untuk selalu datang ke
sekolah
Total Skor

Esay:
1. Pemahaman baru apa yang anda dapatkan setelah mengikuti layanan konseling
individual? Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti layanan konseling individual? Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana rencana anda setelah mengikuti layanan konseling individual? Jawab:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Keterangan
Skor terendah = 1 x 6 = 6, skor tertinggi = 6 x 4 = 28
Kategori
Sangat Sesuai = 19 - 24
Sesuai = 13 - 18
Kurang Sesuai = 7 - 12
Sangat Kurang Sesuai = 1 – 6

Mengetahui, Padang Sago, 2023


Guru BK Peserta didik
LEMBAR OBSERVASI/PENILAIAN KEMAMPUAN GURU DALAM
PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL
Materi :
Sub Materi :
Nama Guru BK :
Nama Pengamat :
Tanggal :
Jam :
Petunjuk umum :
1. Diminta kepada Bapak/Ibu membulati angka pada kolom skor yang sesuai dengan
penilaian bapak-ibu
2. Diminta kepada Bapak/Ibu untuk memberikan catatan terkait dengan
pelaksanaan Konseling Individual.

N Keterampilan Konseling Individual Evaluasi Skor Eval


O + uasi
-
A ATTENDING (PERHATIAN)
.
1 MEMBANGUN HUBUNGAN: Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. baik Baik
a. Menunjukkan empati
terhadap kebutuhan konseli
b. Mengkomunikasikan
rasa menghormati
konseli
c. Menyampaikan kata-kata
penerimaan ketika konseli
datang
d. Mengkomunikasikan peran
konselor dan konseli
e. Menyampaikan tujuan
konseling kepada
konseli
f. Menemukan kebutuhan-
kebutuhan konseli secara
konkrit
2 PENAMPILAN GESTUR DAN Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. MIMIK: baik Baik
a. Mengatur posisi duduk
b. Mengatur jarak duduk
c. Melakukan kontak mata
d. Mengatur Gerakan tangan
dan kaki
e. Menyesuaikan mimik wajah
3 MENGAMATI: Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. baik Baik
a. Menunjukkan pemahaman
terhadap gerakan tubuh
konseli
b. Menunjukkan pemahaman
terhadap penampilan konseli
c. Menunjukkan pemahaman
terhadap ekspresi wajah
konseli
d. Menunjukkan pemahaman
terhadap perhatian konseli
e. Menunjukkan pemahaman
terhadap kesungguhan
konseli.
4 MENDENGARKAN: Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. a. Memfokuskan perhatian baik Baik
pada pembicaraan
b. Memfokuskan pada
ungkapan isi pembicaraan
konseli
c. Memperhatikan konseli
saat mengungkapkan
perasaan
d. Memfokuskan pada nada
suara pembicaraan
konseli
e. Memfokuskan pada
pengulangan kata-kata
konseli
B RESPONDING
.
1 MERESPON TERHADAP ISI: Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. baik Baik
a. Merespon pernyataan konseli
berdasarkan urutan
kepentingan
b. Merespon pernyataan konseli
berdasarkan kronologis
c. Merespon pernyataan konseli
berdasarkan sebab akibat
d. Memfasilitasi konseli
untuk mengeksplorasi isi
pembicaraan
e. Memfasilitasi konseli untuk
mengeksplorasi konteks
pembicaraan
2 MERSPON PERASAAN: Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. a. Merespon perasaan baik Baik
konseli berdasar pikiran
konseli
b. Merespon perasaan konseli
berdasar pengalaman
konseli
c. Merespon perasaan konseli
dengan pernyataan yang
tepat
d. Merespon perasaan
konseli pada saat yang
tepat
e. Merespon perasaan sesuai
dengan karakteristik konseli
3 MERESPON MAKNA: Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. baik Baik
a. Merspon makna pikiran
konseli
b. Merespon makna perasan
konseli
c. Merespon makna dengan
pernyataan yang tepat
d. Merespon makna pada
saat yang tepat
e. Merespon makna sesuai
dengan karakteristik konseli
C PERSONALIZING Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. (MEMERSONALISASIKA baik Baik
N MASALAH DAN
TUJUAN)
a. Memersonalisasikan
makna pengalaman konseli
b. Memersonalisasikan
masalah yang dialami
konseli
c. Memersonalisasikan
perasaan yang dialami
konseli
d. Memersonalisasikan
tujuan yang diinginkan
konseli
e. Memersonalisasikan
kekurangan konseli
D INIATING (MENGINISIASI Sangat 5 4 3 2 1 Tida k
. KEGIATAN KONSELI): baik
Baik
a. Merumuskan kegiatan atau
Langkah-langkah yang akan
dilakukan konseli
b. Mengembangkan Langkah-
langkah yang akan
dilakukan konseli
c. Menetapkan waktu untuk
memulai melakukan kegiatan
awal
d. Bersama-sama dengan
konseli menetapkan waktu
pertemuan untuk memonitor
langkah-langkah yang akan
dilakukan konseli
e. Memberikan
penguatan terhadap
konseli untuk
melakukan rencana
kegiatannya

TOTAL SKOR
Nilai Pelaksana (T)=(Total skor/45)x100

Komentar/Catatan:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

…………………., ……………….. 2023

Penilai,

………………………………………........
Lampiran 4: Materi
a. Latar belakang konseling realita
Pendekatan konseling realita dipelopori oleh William Glasser. Pendekatan ini
tumbuh, sebagai reaksi ketidakpuasan Glasser atas pendekatan utama dalam
konseling dan psikoterapi (psikoanalisa) yang dianggapnya kurang praktis dalam
membantu konseli. Pendakatan utama yang ada ketika itu terlalu menekankan masa
lalu dan ketidaksadaran sehingga memerlukan waktu yang lama ketika diterapkan
untuk membantu konseli. Melihat kondisi tersebut, Glasser mengembangkan
pendekatan konseling yang lebih tepat sasaran.
Pada awalnya, ide Glasser banyak menerima tentangan dari teman sejawatnya.
Saat itu, pada tahun 1956, Glasser menjadi psikiater konsultan di lembaga
rehabilitasi kenakalan remaja. Namun, lama-kelamaan teman sejawatnya
memberikan apresiasi terhadap ide Glasser tersebut karena diketahui efektivitas dari
ide Glasser tersebut. Pada tahun 1965, Glasser mengeluarkan bukunya yang berjudul
Reality Therapy yang ditulis berdasarkan pengalamannya selama mempraktikkan
pendekatan konseling realita selama menjadi konsultan psikiater di lembaga
rehabilitasi kenakalan remaja. Perkembangan saat ini, pendekatan konseling realita
sudah diterapkan dalam berbagai setting: lembagai pendidikan di berbagai tingkat,
rehabilitasi anak nakal, maupun lembaga bisnis.

b. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

Pendekatan konseling realita meyakini bahwa tindakan manusia


merupakanhasil dari pilihan yang dibuatnya. Implikasi dari pilihan adalah adannya
konsekuensi. Oleh karena itu, ketika individu membuat pilihan maka diharapkan dia
mampu membuat pilihan yang bertanggungjawab—kemampuan untuk memilih
tindakan yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya tanpa menghalangi
orang lain untuk memenuhi kebutuhannya (Fall, Holden & Marquis, 2004).
Seseorang yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan mencintainya, misalnya,
diharapkan jangan sampai menghalangi kebutuhanorang yang dicintainya dalam
memenuhi kebutuhan pribadinya. Jika mencintai membuat dia menghalangi orang
lain memenuhi kebutuhan pribadinya maka pilihan yang dibuat untuk memenuhi
kebutuhan mencintainya merupakan pilihan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam kondisi inilah biasanyapenyesuaian yang sehat sulit
untuk dicapai.
Lebih tegasnya, jika dikaitkan identitas, maka individu memiliki kesehatan
mental yang bagus kalau mereka mengembangkan identitas berhasil. Pribadi salah
suai terjadi ketika individu tidak mampu mengarahkan perilakunya dalammemenuhi
kebutuhannya berdasarkan prinsip tanggung jawab (responsibility), kenyataan
(reality), dan norma (right) (Hansen, Stevic & Warner, 1982).
c. Tahapan Konseling
Prosedur pendekatan konseling realitas dilaksanakan dalam sistem WDEP (lihat
Corey, 2005, 2009; Seligman, 2006; Wubbolding, 2007, 1995). Setiap huruf dari
WDEP mengacu pada kumpulan strategi: W = wants and needs (keinginan-keinginan
dan kebutuhan-kebutuhan), D = direction and doing (arah dan tindakan), E = self
evaluation (evaluasi diri), dan P = planning (perencanaan). Bahasan berikut
diarahkan untuk menguraikan sistem WDEP yang dikembangkan Wubbolding (2007,
1995).
Wubbolding (Nystul, 2006, Seligman, 2006) sebagai seorang jurubicara
terkemuka konseling realitas mengemukakan prosedur konseling realitas dengan
sistem WDEP. Sistem tersebut terdiri atas empat tahap yaitu wants (keinginan),doing
(melakukan), evaluation (penilaian), dan planning (merencanakan). W berarti
keinginan, kebutuhan, dan persepsi konseli. Pada tahap W, konselor mengidentifikasi
apa yang diinginkan konseli dalam kehidupan dengan mengajukan pertanyaan seperti
”Apa yang kamu inginkan?” (dari belajar, keluarga, teman-teman, dan lain-lain). D
berarti apa yang dilakukan konseli danarah yang dipilih dalam hidupnya. Pada tahap
tersebut, konselor membantu konseli mengidentifikasi apa yang dilakukannya dalam
mencapai tujuan yang diharapkan dengan mengajukan pertanyaan antara lain ”Apa
yang kamu lakukan?” dan mengidentifikasi arah hidupnya dengan mengajukan
pertanyaan ”Jika kamu terus menerus melakukan apa yang kamu lakukan sekarang,
akan ke mana kira-kira arah hidupmu?” E berarti melakukan evaluasi terhadap apa
yang dilakukan akhir-akhir ini. Pada tahap ini, konselor membantukonseli melakukan
penilaian diri untuk menentukan keefektivan apa yang dilakukan bagi pencapaian
kebutuhannya. Untuk itu, konselor dapat menggunkan pertanyaan antara lain
”Apakah yang kamu lakukan akhir-akhir ini dapat membantumu memenuhi
keinginanmu? P berarti membuat rencana perubahan perilaku. Pada tahap ini,
konselor membantu konseli merencanakan pengubahan tingkah laku yang lebih
bertanggung jawab bagi pencapaian kebutuhannya. Perencanaan dibuat berdasarkan
hasil evaluasi perilaku pada tahap sebelumnya. Dalam tahap tersebut, konselor dapat
mengajukan pertanyaan misalnya, ”Apa yang akan kamu lakukan agar dapat
memenuhi keinginanmu?” Agar rencana tersebut efektif maka perencanan tindakan
yang dibuat berupa rencana yang sederhana, dapat dicapai, terukur, segera, dan
terkendalikan olehkonseli.
d. Teknik Konseling
Teknik yang sering digunakan dalam pendekatan konseling realita menurut
beberapa ahli (Burns, 2005; Ramli, 1994; Seligman, 2006; Sharf, 2004) adalah:
(1) Metafora. Ungkapan konseli tidak selalu dapat diekspresikan dengan bahasa
langsung. Terkadang ungkapan-ungkapan semacam itu akan lebih
terwakiliketika konseli memanfaatkan metafora, perumpamaan, peribahasan dan
analog. Teknik
metafor digunakan ketika konseli memanfaatkan kiasan dalam mengekspresikan
dirinya. Konselor, dalam implementasi teknik metafor, diharapkan mampu
berkomunikasi dengan konseli pada tataran metafor. Ketika konseli
mengungkapkan, “Jika dia mau meninggalkan saya,maka saya benar-benar
sudah jatuh ketiban tangga…” misalnya, maka konselor dapat merespon dengan,
“Apa yang Anda rasakan dengan jatuh yang Anda maksudkan?” Pembicaraan
dalam teknik metafor ini sebenarnyadiarahkan untuk menyamakan persepsi
antara apa yang dirasakan konseli dengan apa yang dipahami konselor.
(2) Konfrontasi. Ketika konseli tidak menjalankan rencana yang telah dibuatnya,
konselor harus tidak diperkenankan untuk ‘memaafkan’ perilakukonseli tersebut.
Pada satu sisi konselor dituntut untuk menolak alasan- alasan konseli karena
tidak menjalankan program konseling, sementara di sisi lain konselor dituntut
untuk mendorong konseli berpikir dan membuat rencana-rencana baru yang
dapat dilaksanakannya. Hansen, Stevic danWarner (1982) menyebut kondisi ini
sebagai no excuses. Menanggapi kejadian semacam ini konselor menggunakan
teknik konfrontasi. Konselor menunjukkan kesenjangan: kesenjangan antara
tindakan konseli dengan kebutuhannya, penerimaan konselor dengan tuntutan
untuk melakukan perubahan dengan membuat rencana baru. Akhir dari
konfrontasi selalu mengarah pada hal positif, bukan untuk menyalahkan konseli.
(3) Teknik paradoksikal. Ada dua jenis teknik paradoksikal, yaitu:
(a)Reframe. Teknik reframe dilakukan untuk mendorong konseli untuk
mengubah cara berpikirnya tentang suatu topik. Mengubah sudut pandang
dari sisi negatif dari suatu peristiwa menjadi sudut pandang dari sisi positif.
Melalui pengubahan cara berpikir ini bisa jadi sesuatu yang awalnya tidak
disukai menjadi disukai, demikian pula sebaliknya.
(b)Paradoxical prescription. Teknik ini dilakukan dengan mendorong konseli
untuk membayangkan hal yang paling buruk yang mungkin bisa terjadi serta
mencari solusi untuk menghadapinya.
(4) Pengembangan keterampilan. Pengajaran merupakan bagian penting dari
konseling realita. Konselor dapat mengajarkan berbagai keterampilan yang
bermanfaat bagi kehidupan konseli, seperti keterampilan asertif, berpikir
rasional, teknik pemecahan masalah, mengembangkan kecanduan positif
(positive addiction).
(5) Renegosiasi. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya konseli terkadang berpikir
untuk melakukan sesuatu yang selaras dengan identitas gagalnya. Menghadapi
kondisi ini, konselor dapat menegosiasikan tindakan-tindakan berbeda yang
selaras dengan prinsip-prinsip 3 R (responsibility, reality, andright).
(6) Menggunakan kata kerja. Selaras dengan prinsip dari teori pilihan, maka
konselor mendorong untuk selalu menggunakan kata kerja atas setiap apa yang
dilakukan atau dirasakan. Ketika konseli mengatakan, “Saya tertekan” misalnya,
maka konselor mengajak konseli untuk mengatakan, “Saya memilih untuk
menjadi tertekan.”

Anda mungkin juga menyukai