RPL Konseling Individu Pelaku Bullying Verbal
RPL Konseling Individu Pelaku Bullying Verbal
KONSELING INDIVIDU
TEKNIK KONTRAK PERILAKU
UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEMBULLY VERBAL
OLEH:
I KADEK JENDRA SASTRA PUJAWAN, S.Pd
NOMOR UKG : 201800323875
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Media
3. Lembar Kerja Konseli
4. Instrumen penilaian proses dan hasil layanan berbasis HOTS
1. PENGERTIAN BULLYING
Menurut Siswati dan Widayanti (2009) perilaku bullying
merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi. Seperti ejekan,
hinaan, dan ancaman seringkali merupakan sebagai suatu pancingan
yang dapat mengarah ke agresi. Menurut Coloroso (Siswati &
Widayanti, 2009) bullying akan selalu melibatkan adanya
ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi
lebih lanjut, dan teror. Menurut Smith dan Thompson (Yusuf &
Fahrudin, 2012) bully diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang
dilakukan secara sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta
psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat diartikan bahwa
pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan sengaja tanpa
memikirkan kondisi korban.
Olweus (1997) mengatakan bahwa bullying adalah perilaku
negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak
nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulangulang yang ditandai
dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan
korban. Perilaku bullying ini tidak lepas dari yang namanya keinginan
untuk berkuasa dan juga menjadi seseorang yang ditakuti di
lingkungan sekolahnya. Bully merupakan sebuah hasrat untuk
menyakiti orang lain. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh
seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab,
biasanya berulang dan dilakukan dengan senang. (Nasir.2018)
Mellor (dalam kompas, 2008) bullying terjadi ketika seseorang
merasa teraniaya oleh orang lain baik berupa verbal, fisik, relasional
maupun secara maya dan orang tersebut takut dan cemas bila
kejadian tersebut akan terulang kembali, untuk menghindari semua
itu, seseorang akan berfikir jika dia melakukan kejahatan yang sama
dia akan merasa aman dan tidak akan di bully lagi.
Sejiwa (Yuliani 2017) bahwa ada beberapa jenis dan wujud
bullying, tapi secara umum praktik-praktik bullying dapat
dikelompokkan ke tiga kategori : bullying fisik, bullying verbal, dan
bullying mental/psikologis. Bentuk bullying fisik yaitu : memukul,
mencubit, mendorong, menarik, menampar. Bullying verbal yaitu
memaki, menghina, meneriaki, menuduh, menyoraki, menggosip,
memfitnah. Bullying psikologis yaitu mendiamkan, memelototi, dan
mempermalukan. (dalam Jelita, dkk. 2021)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah
sebuah tindakan atau perilaku agresif dan negatif yang di lakukan
seseorang untuk menyakiti orang lain dan menggagu orang lain demi
kepuasan tersendiri. Bullying ini sifatnya mengganggu orang lain karna
dampak dari perilaku negatif yang kini sedang populer dikalangan
masyarakat ini adalah ketidak nyamanan orang lain atau korban
bullying itu sendiri.
2. JENIS-JENIS BULLYING
Bentuk perilaku bullying yaitu bullying fisik, bullying verbal,
bullying relasional serta cyber bullying. Perilaku bullying dapat ditemui
di berbagai tempat termasuk salah satunya di sekolah. (Fauziyah &
Nandang Rusmana, 2022:27)
Menurut Coloroso, 2007 terdapat setidaknya tiga bentuk
perilaku bullying jika dilihat dari sasaran atau bentuk perilakunya.
Ketiga tipe perilaku bullying tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Verbal bullying (bullying secara lisan)
Kata-kata bisa digunakan sebagai alat yang dapat mematahkan
semangat anak yang menerimanya. Verbal abuse adalah bentuk yang
paling umum dari bullying yang digunakan baik anak laki-laki maupun
perempuan. Hal ini dapat terjadi pada orang dewasa dan teman sebaya
tanpa terdeteksi. Verbal bullying dapat berupa teriakan dan kericuhan
yang terdengar. Hal ini berlangsung cepat dan tanpa rasa sakit pada
pelaku bullying dan dapat sangat menyakitkan pada target. Jika verbal
bullying dimaklumi, maka akan menjadi suatu yang normal dan target
menjadi dehumanized. Ketika seseorang menjadi dehumanized, maka
seseorang tersebut akan lebih mudah lagi untuk diserang tanpa
mendapatkan perlindungan dari orang di sekitar yang mendengarnya.
Verbal bullying dapat berbentuk name-calling (memberi nama
julukan), taunting (ejekan), belittling (meremehkan), cruel criticsm
(kritikan yang kejam), personal defamation (fitnah secara personal),
racist slurs (menghina ras), sexually suggestive (bermaksud/bersifat
seksual) atau sexually abusive remark (ucapan seksual yang kasar).
b. Physical bullying (bullying fisik)
Bentuk bullying yang paling dapat terlihat dan paling mudah untuk
diidentifikasi adalah bullying secara fisik. Bentuk ini meliputi
menampar, memukul, mencekik, mencolek, meninju, menendang,
menggigit, menggores, memelintir, meludahi, merusak pakaian atau
barang dari korban.
c. Relational bullying (bullying secara hubungan)
Bentuk ini adalah yang paling sulit untuk dideteksi. Relational
bullying adalah pengurangan perasaan (sense) diri seseorang yang
sistematis melalui pengabaian, pengisolasian, pengeluaran,
penghindaran. Relational bullying paling sering terjadi pada tahun-
tahun pertengahan, remaja yang disertai dengan perubahan fisik,
mental, emosional, dan seksual. Pada waktu inilah, remaja sering
menggambarkan siapa diri mereka dan mencoba menyesuaikan diri
dengan teman sebaya.
d. Cyber bullying (perundungan maya)
Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi di dunia
maya. Umumnya, tindakan ini terjadi di media sosial, game online, dan
berbagai macam platform yang menyediakan kolom untuk chatting.
Menurut penelitian berjudul A Majority of Teens Have Experienced
Some Form of Cyberbullying (dalam Fauziyah & Nandang Rusmana.
2022), ditemukan bahwa 59% remaja yang menggunakan internet
pernah menjadi korban cyberbullying. Angka ini lebih besar dari
korban berusia dewasa sebesar 33 persen.
3. DAMPAK PERILAKU BULLYING
Perilaku bullying mengakibatkan berbagai dampak psikologis
dan fisik serta dampak pada kedamaian hidup korban bullying.
Dampak tersebut bisa berjangka pendek maupun berjangka panjang.
Dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik
anak yang di-bully, anak yang mem-bully, anak yang menyaksikan
bullying, bahkan sekolah dengan isu bullying secara keseluruhan.
Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik
maupun mental. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi
pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri dan sebagainya.
Dampak dari bullying adalah:
a. Dampak bagi korban.
Korban perundungan atau bullying dapat mengalami beragam
hal dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum,
dampak jangka pendek yang dapat ditemukan pada korban bullying,
seperti trauma, psikosomatis, rasa marah, depresi, cemas, penurunan
prestasi, motivasi menurun hingga pemikiran untuk bunuh diri (“The
Long Term Effects of Bullying,” t.t.; Wolke & Lereya, 2015).
b. Dampak bagi pelaku.
Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri
yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro
terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan
impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Memiliki kebutuhan
kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap
targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan
bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan
terus menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat
menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap
anak dan perilaku kriminal lainnya.
c. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying
(bystanders).
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain
yang menjadi penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah
perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini, beberapa siswa
mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi
sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam
saja tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa
tidak perlu menghentikannya.
A. JURNAL REFLEKSI
a. Jurnal Layanan
Nama : DS
Kelas / No. absen : VIII D/ 4
Pertemuan ke- :1
Topik Hasil yang dicapai
No. Hari/tanggal Waktu Keterangan
Masalah (Sesuai tujuan khusus)
1. Selasa, 13 10.00 – STOP Konseli dapat menyimpulkan pengertian dan
jenis bullying; konseli dapat menyeleksi
Desember 2022 10.40 WITA BULLYING
dampak bullying; dan konseling dapat
merumuskan tindakan untuk mencegah
perilaku membully.
55-69 Sedang
40-54 Rendah
Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai penilaian anda.
Skor
No. Pernyataan Sangat
Sangat Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai
Sesuai
1 Saya memanggil nama asli teman
√
2 Saya tidak memotong pembicaraan orang
lain √
Identitas
Nama Peserta Didik : I Komang Dita Suyoga (DS)
Kelas / No. Absen : VIII D/ 4
Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan kondisi peserta didik
Skor
Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian anda.
Skor
No. Pernyataan Kurang Cukup Baik Sangat
baik Baik Baik
1 Konseli dapat menyimpulkan √
pemahaman mengenai bullying
dengan tepat.
2 Konseli dapat meyeleksi 3 dampak √
dengan tepat.
3 Konseli berpartisipasi aktif dalam √
kegiatan konselng individu.
4 Setelah menyaksikan tayangan video √
korban bullying, Konseli dapat
menyeleksi dampak bullying.
5 Konseli dapat merumuskan tindakan √
yang akan dilakukan
Konseli berkomitmen dalam
6 melakukan tindakan dalam kontrak √
perilaku.
7 Layanan konseling individu berjalan √
dengan baik, konseli terbuka dalam
menyampaikan identifikasi masalah.
8 Layanan konseling individu berjalan √
selama 40 menit.
Total Skor : 29 (Sangat baik)
Konselor/
Percakapan Tahapan
konseli
Konseli Om Swastyastu, Selamat pagi pak.. Pembukaan,
Konselor Om Swastyastu Dita.. Attending, dan
Silahkan masuk nak.. silahkan duduk Dit.. penerimaan
Konseli Baik Pak.. terimakasih..
Konselor Apa kabar Dita? Bapak dengar Dita bersama
teman-teman menang lomba futsal ya kemarin?
Konseli Kabar saya baik Pak.. iya Pak senang rasanya
kami bisa menang lomba kemarin. Padahal
lawannya lumayan kuat dan hampir saja kami
tidak masuk final. Membangun
Konselor Oyaa.. apa triknya Dita? relasi dengan
Konseli Kami sering latihan Pak, jadi sudah saling tahu topik netral
posisi masing-masing dan strategi pas maen.
Kemarin sepertinya si “malinka” yang bawa
hoki Pak..
Konselor Malinka??
Konseli Eh.. maksud saya Dwi Pak..
Konselor Dita tahu, kenapa kira-kira Bapak panggil
kesini?
Konseli Ga tau Pak.. kenapa ya Pak?
Konselor Baik nak, apakah sebelumnya Dita sudah
pernah keruangan ini untuk dikonseling..?
Konseli Belum pak..
Konselor Baik nak...sebelum lanjut, mari kita berdoa
terlebih dahulu demi kelancaran kegiatan
konseling ini.....
Konseli Melaksanakan doa...bapak tadi bilang kegiatan
konseling, apa itu kegiatan konseling pak?
Konselor Begini nak, bapak jelaskan konseling itu adalah
suatu layanan yang berusaha untuk membantu
siswa yang sedang mengalami suatu masalah
atau sulit mengambil keputusan agar konseli
mampu untuk memecahkan masalahnya dan
mampu untuk mengambil keputusan yang
tepat bagi dirinya. Nah apa Dita sudah
mengerti..?
Konseli Iya pak..
Konselor Baik.. coba Dita ingat-ingat, apa ada suatu
kejadian akhir-akhir ini di kelas yang berkaitan
dengan Dita?
Konseli Ada Pak.. Putri pernah nangis di kelas waktu
saya ajak bercanda.
Konselor Kenapa bisa nangis ya Dit?
Konseli Ga tahu saya Pak.. padahal saya kan cuma
bercanda panggil dia “kerdil”. Dia kan kecil pak
Konselor Kenapa Putri dipanggil kerdil?
Konseli Kan saya cuma bercanda Pak..
Konselor Baik.. jadi salah satu tujuan Bapak panggil Dita Tujuan layanan
kesini agar Dita menyadari kalau yang Dita
lakukan ke Dwi, Putri, dan Juli itu adalah Bully
verbal. Kira-kira apa dampaknya dan apa yang
bisa Dita lakukan untuk mencengah perilaku
bully itu terjadi.
Konseli Padahal saya niatnya cuma bercanda sama
mereka Pak..
Konselor Oh gitu.. Baik.. Bapak ingin dengar ceritanya Kesepakatan
lebih lanjut dalam 40 menit kedepan cukup waktu
nak?
Konseli Baik Pak..
Konselor Jadi Bapak harapkan disini dita bisa ceritan Azas kerahasian,
semuanya ke bapak tanpa harus ada rasa takut keterbukaan, dan
karena Bapak jamin kerahaziannya, rahzia Dita kemandirian
pasti Bapak jaga, silakan ceritakan dengan
terbuka dan apa adanya ya nak. Harapan
Bapak, agar diakhir konseling nanti Dita bisa
temukan sendiri solusinya ya.
Konseli Baik Pak.. tolong dirahasiakan ya Pak..
Konselor Sebelumnya Dita pernah dengar atau ada Apersepsi
pengalaman tentang bully tidak?
Konseli Pernah dengar Pak.. saya kira bully itu
ngeroyok teman kan Pak...?
Konselor Oh gitu.. sambil Bapak denger cerita Dita lebih Peralihan
lanjut kita cari tahu mengenai bully ya. Bisa
kita lanjutkan Dit?
Konseli Siap, bisa Pak..
Konselor Bapak punya catatan laporan dari Dwi, Putri, Identifikasi
dan Juli. Juli tidak nyaman kamu panggil masalah
dengan nama Bapaknya. Kalau Puti tidak suka
dipanggil kerdil karena teman lain juga ikut
memanggil kerdil jadi dia malu sampai tidak
ingin ke sekolah lagi. Sedangkan Dwi sangat
kesal kamu panggil malinka.
Kira-kira apa yang terjadi Dita, bisa
diceritakan?
Konseli Bisa Pak.. dari Putriya pak... (Behavior /
Putri teman baik saya dan sering saya panggi perilaku yang
kerdil karena dia kecil. Kalau Juli itu sepupu dipermasalahkan)
saya Pak, jadi saya tahu nama Bapaknya, jadi
saya panggil dia dengan nama Bapaknya.
Kami juga rumahnya bersebelahan Pak. Kalau
Dwi memang sering saya panggil malinka Pak
karena dia hitam. Dia juga cengeng sekali, saya
panggil malinka aja dia nangis.
Konselor Apa menurut Dita wajar mereka dipanggil Diagnosa
dengan julukan yang Dita buat? Gimana ya
perasaan mereka?
Konseli Saya ingin lucu-lucuan saja Pak. Saya juga ga (Antecedent /
tahu Pak apa yang mereka rasakan. pencetus
perilaku)
Konselor Dita pengen tahu ga kira-kira apa yang mereka
rasakan?
Konseli Mau Pak..
Konselor Kalau gitu kita nonton video ini yuk, disimak Penayangan video
yaa dit... korban bully
verbal
Konseli (menyimak tayangan video)
Konselor Nah.. dari tayangan video tadi, makna apa yang Prognosa
dapat Dita ambil?
Konseli Wah.. terharu saya Pak. Apalagi ketika orang
tua yang berbicara. Kasian mereka.
Konselor Kasihan kenapa Dita?
Konseli Mereka menahan sedih, kesal, dan marah yang Konseli
tidak dibalaskan. Ada yang diam saja tapi menyimpulkan
menahan kesedihan. Ada yang berusaha pakai dampak bully
make up biar cantik tapi tetap sedih.
Konselor Jadi, kalau dikaitkan dengan Putri, Juli, dan
Dwi bagaimana dit?
Konseli Pantas saja Putri sering nangis ya Pak.. (Consequences /
Dwi juga lebih banyak diam ketika bertemu konsekuensi /
dengan saya. Kalau Juli juga agak menghindar akibat dari
dari saya Pak. perilaku)
Oh iya Pak.. Waktu pelajaran IPS kemarin
hampir saja saya tidak mendapat kelompok,
karena semua bilang sudah lengkap. Tapi Dwi
dan Juli panggil saya untuk diajak kelompok.
Konselor Nah.. menurut Dita, apa yang bisa Dita lakukan Goal setting
sekarang? (mengubah
perilaku
maladaptif
menjadi adaptif)
Konseli Sepertinya saya menyakiti perasaan mereka
Pak..
Saya akan minta maaf dan panggil namanya
saja Pak. Apa saya akan dimaafkan ya Pak?
Konselor Bagus Nak.. Bapak bangga Dita dapat
menyadari kesalahan dan berniat untuk
merubah sikap.
Bapak yakin, niat baik akan membuahkan
hasil yang baik juga.