Anda di halaman 1dari 2

reinforcement

Kekurangan :
1. Pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.
2. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan
berupa hadiah secara terus-menerus membuat siswa menjadi pribadi yang melakukan sesuatu kebaikan
demi mendapat imbalan
2.
Meningkatkan kreatifitas PD
PD akan semakin terampil dalam membuat proyek-proyek sains (untuk pelajaran IPA)
Pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student center)

Belajar dimulai dengan suatu masalah (Konsep Diri Remaja)


Belajar dimulai dengan suatu masalah
Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa
Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan disiplin ilmu
Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara
langsung proses belajar
Menggunakan kelompok kecil
Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan

Kelompok siswa diberi tugas menganalisis tayangan pada video yang sudah diberikan. Siswa
melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut :
a) Mengklarifikasi kasus yang terjadi di video yang berkaitan dengan konsep diri
b) Mendefinisikan masalah yang terjadi
c) Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki tentang masalah
yang terjadi pada video
d) Menetapkan hal-hal positif yang dapat diambil dari kasus yang terjadi pada video
e) Kasus yang berhubungan kengan konsep diri dan hal-hal positif dari kasus tersebut dibuat
dalam laporan dan perubahan perilaku mereka

1) Menetapkan bentuk penokohan (live model, symbolic model, multiple model).


2) Pada live model, pilih model yang bersahabat atau teman sebaya yang memiliki kesamaan
seperti: usia, status ekonomi, dan penampilan fisik.
3) Bila mungkin gunakan lebih dari satu model.
4) Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai dengan tingkat perilaku konseli.
5) Kombinasikan konseli dengan aturan, instruksi, behavior rehearsal dan penguatan.
6) Pada saat konseli memperhatikan penampilan tokoh, berikan penguatan alamiah.
7) Bila mungkin buat desain pelatihan untuk konseli menirukan model secara tepat, sehingga
akan mengarahkan konseli pada penguatan alamiah. Bila tidak, maka buat perencanaan
pemberian penguatan utuk setiap peniruan tingkah laku yang tepat.
8) Bila perilaku bersifat kompleks, maka episode Modeling dilakukan mulai dari yang paling
mudah ke yang lebih sukar.
9) Skenario Modeling harus dibuat realistik.
10) Melakukan pemodelan dimana tokoh menunjukan perilaku yang menimbulkan rasa takut
bagi konseli (Sudarsono, 2017).
Winkel menjelaskan bahwa sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat
timbul dalam pergaulan dengan orang lain termasuk konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan
sosial. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa teknik sosiodrama merupakan salah satu teknik
yang digunakan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok di sekolah dengan cara
memerankan perilaku yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial
D. Witama yang menjelaskan tentang pengertian teknik sosiodrama atau bermain peran adalah
suatu cara mengajar dengan pemberian kesempatan kepada siswa agar bisa dan biasa melakukan
kegiatan dalam kehidupan sosial manusia dalam memecahkan masalah-masalahnya

Bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama yaitu bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu
dengan cara bermain peran guna mengatasi masalahmasalah sosial yang dialami individu tersebut yunita amalia
(2018)
Pada teknik sosiodrama, siswa juga diharapkan memperoleh suatu dorongan atau kekuatan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis, dimaksudkan agar siswa mampu belajar menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekitar, lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain termasuk
konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial.

Anda mungkin juga menyukai