Anda di halaman 1dari 29

A.

JUDUL PENELITIAN
Kajian Optimasi Kekuatan Bending Dan Impak Komposit Partikulat Sabut
Kelapa Sebagai Bahan Pembuat Kampas Rem

B. BIDANG ILMU
Teknologi Bahan Komposit

C. LATAR BELAKANG
Saat ini perkembangan di bidang otomotif semakin berkembang mulai dari
mesin, model, dan bahkan modifikasi sampai bahan pembentuknya. Tingkat
pertumbuhan produk otomotif pun semakin berkembang dengan investasi dari luar
negeri untuk wilayah Indonesia. Sebagai contoh dalam dua tahun terakhir, PT Astra
Honda Motor (AHM) telah menginvestasikan dana senilai 800 juta dollar AS.
Investasi sebesar itu dipergunakan perusahaan antara Jepang dan Indonesia untuk
memperkuat manufaktur dan industri komponen guna meningkatkan kandungan lokal.
Perkembangan produksi sepeda motor Honda di Indonesia tergolong sangat
pesat karena dalam kurun waktu 32 tahun sudah mampu memproduksi unit yang ke-10
juta bahkan menjadi " rekor kedua dalam produksi sepeda motor Honda setelah
Jepang”. Dimana Jepang sendiri membutuhkan waktu 56 tahun baru bisa
memproduksi sepeda motor Honda sebesar 60 juta unit.
Direktur Pemasaran PT. AHM Johanes Hermawan mengatakan pada
periode Januari-April 2003 volume kendaraan mencapai 480.000 unit yang meliputi
jenis Honda Supra 200.000 unit, Kharisma 122.000 unit, dan Honda Legenda 78.000
unit serta sisanya dari Honda tipe lainnya. Jumlah ini meningkat 40.000 unit
dibandingkan penjualan dalam periode yang sama tahun 2002, yakni 440.000 unit. Hal
ini menunjukkan jumlah komponen otomotif sangat banyak dan rem merupakan
komponen yang sangat penting saat berkendara. (Kompas, 17 Mei 2003)
Rekayasa pembuatan kampas rem dari sabut kelapa dipandang sangat perlu
untuk dilakukan setelah diilhami dari hasil pembuatan kampas rem berbahan baku
ampas tebu. Bahkan Kepala Produksi PT IBP Erwin Priyatna mengatakan kampas
rem yang terbuat dari ampas tebu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan yang
terbuat dari bahan asbes seperti tidak mengakibatkan karsinogen dan tahan
lama.(Pelita, 28 Agustus 2008) Sifat fisik sabut kelapa dan ampas tebu yang memiliki

1
kesamaan yaitu sama-sama berserat dan mempunyai sifat fisik yang kuat. Sehingga
potensi sabut kelapa sebagai bahan pembuat kampas rem sangat potensial untuk
dikembangkan.

Kampas rem

Gambar 1. Kampas Rem


Sabut kelapa yang dikenal dengan nama dagang coco fiber, coir fiber, coir
yarn, coir mats, dan rugs merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa.
Penggunaan sabut kelapa selama ini hanya sebagai bahan pembuat sapu, keset, tali dan
alat-alat rumah tangga lain, karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan
hardboard. Sehingga serat sabut kelapa perlu ditingkatkan di dunia industri sebagai
bahan pembuat kampas rem untuk meningkatkan nilai ekonomis sabut kelapa.

Gambar 2. Sabut Kelapa yang Sudah Halus


Dari segi ketersediaan bahan baku sabut kelapa di Indonesia sangat melimpah.
Data perkebunan sabut kelapa menyatakan pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa
di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14
milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat.
(Sipuk, 2008) Dari data tersebut, produksi bahan baku sabut kelapa sangat melimpah,
sehingga potensi sabut kelapa sebagai bahan pembuat kampas rem pun sangat
menguntungkan apabila diaplikasikan pada dunia industri.
Dari segi internasional, konsep back to nature pun semakin digalakkan.
Bahkan anjuran FAO kepada dunia industri dengan dideklarasikannya International
Year of Natural Fibres 2009 (IYNF 2009) oleh FAO pada tanggal 20 Desember 2006

2
yang menganjurkan agar mulai tahun 2009 sudah menggunakan bahan baku yang
ramah lingkungan dan mudah terdegradasi. Hal ini merupakan peluang bagi
pengembangan sabut kelapa sebagai bahan pembuat kampas rem yang ramah
lingkunangan
Selama ini, komponen kampas rem masih tebuat dari bahan asbes dan
campuran logam. Oleh karena itu, untuk kedepannya diharapkan kampas rem dapat
diganti dengan menggunakan komposit dari serat alam yang ramah lingkungan berupa
sabut kelapa.
Riset pengembangan komposit sabut kelapa sebagai bahan kampas rem
dipandang sangat penting untuk dilakukan. Beban yang terjadi pada kampas rem yang
paling dominan adalah beban bending dan impak. Oleh karena itu, perlu diteliti
bending dan impak kampas rem berpenguat serat enceng gondok. Variabel yang
berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan impak dalam penelitian ini adalah jumlah
kandungan bahan penyusun dari komposit sabut kelapa untuk pembuatan kampas rem.
Variabel-variabel tersebut menjadi acuan penting untuk melakukan analisis sifat
mekanis komposit sabut kelapa untuk dapat diaplikasikan sebagai bahan kampas rem.

D. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Perlunya mengkaji teknik pengolahan sabut kelapa menjadi bahan pembuat kampas
rem?
2. Perlunya menyelidiki pengaruh kandungan komposit sabut kelapa 20% , karbon
5%, dan grafit 5% terhadap optimasi kekuatan bending dan impak komposit sabut
kelapa sebagai bahan pembuatan kampas rem?
3. Perlunya menyelidiki pengaruh kandungan komposit sabut kelapa 20%, karbon
10%, dan grafit 10% terhadap optimasi kekuatan bending dan impak komposit
sabut kelapa sebagai bahan pembuatan kampas rem?
4. Perlunya menyelidiki pengaruh kandungan komposit sabut kelapa 20%, karbon
15% dan grafit 15% terhadap optimasi kekuatan bending dan impak komposit sabut
kelapa sebagai bahan pembuatan kampas rem?

3
5. Perlunya menyelidiki mekanisme kegagalan komposit sabut kelapa yang dicampur
dengan karbon dan grafit untuk memberikan teknis analisis?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian adalah:
1. Mengkaji teknik pengolahan sabut kelapa menjadi bahan pembuat kampas rem.
2. Meneliti pengaruh kandungan komposit sabut kelapa 20% , karbon 5%, dan grafit
5% terhadap optimasi kekuatan bending dan impak komposit sabut kelapa sebagai
bahan pembuatan kampas rem.
3. Meneliti pengaruh kandungan komposit sabut kelapa 20%, karbon 10%, dan grafit
10% terhadap optimasi kekuatan bending dan impak komposit sabut kelapa sebagai
bahan pembuatan kampas rem.
4. Meneliti pengaruh kandungan komposit sabut kelapa 20%, karbon 15% dan grafit
15% terhadap optimasi kekuatan bending dan impak komposit sabut kelapa sebagai
bahan pembuatan kampas rem.
5. Menyelidiki mekanisme kegagalan komposit sabut kelapa yang dicampur dengan
karbon dan grafit untuk memberikan teknis analisis.

F. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Bagi Masyarakat dan Industri
Bagi masyarakat petani, dengan digunakannya sabut kelapa di bidang
rekayasa sebagai bahan komposit kampas rem maka nilai ekonomi sabut kelapa
menjadi meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Selain itu,
keberhasilan UKM pengolahan sabut kelapa sebagai bahan baku pembuat kampas rem
akan menambah volume pekerjaan sehingga membuka lapangan kerja baru dan
menambah pendapatan UKM. Secara tidak langsung, penelitian ini juga memperlancar
pembangunan di bidang lain karena memiliki kriteria mereduksi impor bahan logam,
menghemat devisa, meningkatkan kandungan material lokal, serta menambah devisa
jika produknya diekspor. Kajian ini juga mendukung program pemerintah untuk
meningkatkan kemandirian membuat produk sendiri terutama produk dengan bahan
baku lokal.

4
Bagi dunia industri hasil riset ini merupakan terobosan baru mencari bahan
alternative pembuatan kampas rem yang lebih murah dan sekaligus kuat. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan alasan secara ilmiah kepada industri
manufaktur produk kampas rem agar menggantikan pemakaian kampas rem logam
dengan bahan yang ramah lingkungan berupa kampas rem sabut dari sabut kelapa.
Bagi Pembangunan dan Pengembangan Iptek
Bagi pembangunan, penelitian ini merupakan tahapan alih teknologi rekayasa
kampas rem dari sabut kelapa agar dapat dilakukan di industri. Hasil penelitian ini
diharapkan akan mampu menggantikan material logam dengan sabut kelapa local yang
lebih murah. Jika riset ini ditindaklanjuti melalui kerjasama dengan industri, agar
kontribusinya semakin luas, maka hal ini akan mendukung kelancaran pembangunan
di segala sektor (pertanian, industri, dan sektor pendidikan).
Bagi pengembangan iptek, penelitian ini akan mendorong pesatnya
perkembangan teknologi komposit sebagai bahan pembuat kampas rem. Hal ini akan
mereduksi penggunaan material yang tidak dapat diperbaharui, seperti logam. Di sisi
lain, penggunaan bahan sabut kelapa diharapkan mampu merangsang rekayasawan
material baru untuk bergeser menuju konsep back to nature.
Bagi Peneliti dan Institusi
Bagi peneliti, terlaksananya kegiatan penelitian ini akan mampu
meningkatkan pengkayaan khasanah iptek, khususnya teknologi komposit. Penelitian
ini akan mampu memberikan bekal penguasaan iptek untuk meningkatkan
kemampuan meneliti di kalangan mahasiswa. Keberhasilan penelitian ini akan
dijadikan sebagai pijakan awal menuju riset-riset lanjutan yang lebih kompetitif.
Keberhasilan penelitian bagi mahasiswa akan menjadi aset institusi UNDIP
yang dapat ditunjukkan kepada masyarakat sebagai salah satu bukti keberhasilan
melaksanakan kegiatan riset.
Hasil penelitian ini direncanakan akan dipublikasikan di majalah ilmiah dan
disebarkan secara nasional sebagai informasi perkembangan riset teknologi komposit
di kalangan mahasiswa yang dapat diterapkan di industri.

5
G. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Komposit
Berthelot (1997:6), mengemukakan bahwa bahan komposit dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, bergantung pada geometri dan jenis seratnya.
Hal ini dapat dimengerti, karena serat merupakan unsur utama dalam bahan komposit
tersebut. Sifat-sifat dari bahan komposit, seperti kekakuan, kekuatan, keliatan, dan
ketahanan tergantung dari geometri dan sifat-sifat seratnya. Gambar 3 dibawah ini
menunjukan klasifikasi bahan komposit.

Gambar 3. Klasifikasi bahan komposit


Secara garis besar bahan komposit sesuai dengan susunannya terdiri atas dua
macam, yaitu bahan komposit partikel (particulate composite) dan bahan komposit
serat (fiber composite).
Tinjauan penelitian pendahulu

Komposit serat sabut kelapa dengan variasi diameter d1≤ 0,2 mm, 0,2 <d2≤ 0,4
mm dan d3> 0,4 mm dan fraksi berat serat sebesar 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%.
Komposit mengalami pengujian bending. Kekuatan bending terbesar pada kelompok
serat d 1 terjadi pada Wf = 45 % sebesar 93,92 Mpa. Kekuatan bending terbesar pada

6
kelompok serat d 2 terjadi pada Wf = 32,83 % sebesar 54,01 Mpa. Kekuatan bending

terbesar pada kelompok serat d 3 terjadi pada Wf = 41,71 % sebesar 42,49 Mpa.
Karakteristik patahan pada komposit dengan Wf rendah menunjukan jenis patahan
dengan permukanan halus dan sedikit terdapat fiber pull out, karena variabel ini
miskin akan serat. Sedangkan pada komposit dengan Wf tinggi menunjukan hasil
patahan yang kasar dan pada permukaan patahan terdapat banyak fiber pull out,
karena kurangnya resin yang mengikat serat. (Gunardi dan Diharjo, 2006).

KAJIAN TEORITIS
Berat Jenis Komposit
Untuk benda dengan bentuk yang tidak beraturan berat jenisnya dapat
dihitung dengan dengan penimbangan. Sesuai hukum Archimedes bahwa berat benda
di dalam air sama dengan berat diudara dikurangi dengan gaya tekan ke atas yang
diberikan oleh air. Gaya tekan keatas merupakan volume dari benda tersebut. Dengan
berat jenis air 1000 gr/m3 maka volume benda dapat kita hitung dengan persamaan 1
dan 2 :
V = Wu – Wa ……………………………………..……………………………………………. (1)
Wu
ρ=
V
Wu
= ………………………………………………………. (2)
Wu − Wa

Fraksi Volume Serat


Jumlah kandungan serat dalam komposit atau disebut fraksi volume serat (Vf).
Hal ini menjadi perhatian khusus pada komposit penguatan serat. Fraksi volume serat
sangat menentukan karakteristik komposit yang dibuat. Ada beberapa cara untuk
menghitung dan menganalisa fraksi serat pada komposit, antara lain :
1. Secara langsung
Penghitungan volume serat dan volume matrik dilakukan pada saat proses pembuatan
yang dihitung secara terpisah. Dengan mengetahui volume masing-masing maka fraksi
volum serat dapat dihitung (Gibson, 1994):

7
Vf
υf = ……………………………………………………....... (3)
Vf + Vm
Keberadaan void dalam komposit yang dihitung dengan persamaan 3 diabaikan.
Namun, perhitungan ini mempunyai kelemahan, karena selama proses pembuatan tidak
semua material serat dan resin menjadi produk komposit. Ada beberapa bagian
(terutama resin) yang terbuang karena tercecer dan menempel pada peralatan laminasi
sehingga fraksi volume serat yang peroleh kurang akurat.

2. Perbandingan massa jenis


Massa jenis serat dan matrik dapat diketahuai dari spesifikasi material yang ada.
Dengan diketahuinya faktor-faktor di atas maka fraksi volum dapat ditentukan dengan
persamaan 4 (Shackelford, 1992).

ρc − ρm
υf = ……………………………………………………........ (4)
ρf − ρm
3. Pemisahan matrik dan serat
Sebelum dilakukan pemisahan, komposit ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui
massanya. Pemisahan antara matrik dan serat dapat dilakukan dengan cara
melarutkannya ke dalam asam. Serat dapat dihitung beratnya dengan melakukan
penimbangan. Dengan diketahuinya massa komposit dan massa serat, maka massa
matrik dapat ditentukan dengan persamaan 5 (Kaw, 1997).

Wm + Wf = Wc
Wm = Wc - Wf ……………………………………………………..... (5)
Dengan diketahuinya massa serat, massa matrik dan massa jenis masing-masing, fraksi
volume serat dapat diketahui dengan persamaan 6.

Wf / ρ f
νserat = ……………………………………... ....(6)
Wf / ρ f + Wm / ρ m
Dengan adanya void pada komposit maka rumusan fraksi volum komposit menjadi :

υ f + υ m + υ v = 1 …………………………………………………....... (7)

ωf + ωm = 1 ……………………………………………………..........(8)
Fraksi void komposit GFRP dapat ditentukan dengan persamaan 9.

8
 (Wf / ρ f ) + (Wc − Wf ) / ρ m 
υ v = 1 −  × 100 % …………………........(9)
 Wc / ρ c 
Aspek Geometri
Gibson (1994), untuk memperoleh komposit berkekuatan tinggi penempatan serat
disesuaikan dengan geometri serat, arah, distribusi dan fraksi volume. Komposit yang
susunannya lamina unidirectional, serat kontinyu dengan jarak antar serat sama, dan
direkatkan secara baik oleh matrik, fraksi volume dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 10 dan fraksi berat seperti persamaan 11 menurut Shackelford (1992) sebagai
berikut :
Dengan catatan :
V , V , … = fraksi volume,
1 2

W , W , …= fraksi berat
1 2

ρ , ρ ,… ...= densitas bahan pembentuk


1 2

.....................................................................10

..…………………………………………...11

Kekuatan komposit dapat ditentukan dengan persamaan (Shackelford, 1992) :


σC= σfVf + σmVm ..(3)
……………………………………………………..12

9
………………..…..13

Gambar 4. Komposit dengan Serat Teratur S = 0 dan r =R.

…………………14

Gambar 5. Komposit dengan Serat Teratur S ≠ 0


Gambar 3. Komposit dengan Serat
Kekuatan Bending Teratur S ≠ 0

Pada material komposit homogen yang dikenai pengujian three point bending pusat
dengan sumbu netral terletak di tengah, kekuatan bending komposit dapat dirumuskan
dengan persamaan (ASTM D-790):
PL h
×
12 Ρ L h 3Ρ L
σb = 4 3 2 ⇒ σb = 3
⇒ σb = ……...…...….............(15)
bh 8bh 2 b h2
12
dengan catatan; P = beban (N), L = panjang span (mm), b = lebar (mm), dan h =
tebal (mm). Jika defleksi maksimum yang terjadi lebih dari 10 % dari jarak antar penumpu
(L), kekuatan bendingnya dapat dihitung dengan persamaan;

10
3PL  δ 
2
dδ
σb =  1 + 6  −4  ……………………………….......(16)
2bh 2   L L L 

dengan δ = defleksi pada bagian tengah spesimen (mm). Nilai Modulus elastisitas bending
(Eb) material dapat dirumuskan juga dengan persamaan:
L3 m
Εb = ………………………………………………………..(17)
4bh 3
dengan catatan m = slope tangent kurva beban vs defleksi uji bending (N/mm).

P ε1E1
1 c1 σC
α
2 sumbu netral
β
1 c2
L/2 L/2 εβE2
σT
(a) ε1E1
(b)

Gambar 6. (a) Pengujian bending dan (b) distribusi tegangan


pada struktur komposit (Popov, 1996)

Pada struktur komposit yang terdiri dari 2 bahan yang memiliki modulus elastisitas
E1 dan E2, kondisi distribusi tegangan ketika dikenai beban bending ditunjukkan seperti
pada gambar 6. Meskipun regangan kedua bahan pada permukaan sambungan sama, tetapi
tegangan yang lebih tinggi terjadi pada bahan yang lebih kaku (Popov, 1996). Pada
permukaan interface α, tegangan bahan 1 dan bahan 2 dirumuskan:
(σ1)α = E1 x εα…………………………………………………….(17)
(σ2)α = E2 x εα……………………………………………………(18)
Hal yang sama juga terjadi pada permukaan interface β, yang dirumuskan:
(σ1)β = E1 x εβ…………………………………………………….(19)
(σ2)β = E2 x εβ…………………………………………………….(20)
Perbandingan tegangan pada kedua permukaan interface di atas adalah :
 σ1  Ε   σ1  Ε 
  =  1  atau   =  1  …………………….(21)
σ2  α  Ε 2 α σ2 β  Ε2 β
Jika perbandingan E1/E2 = n, maka persamaan di atas menjadi:
(σ1)α = n.(σ2 )α atau (σ1)β = n.(σ2 )β………………………(22)

11
Tegangan bending pada tiap bahan dapat dihitung dengan metode padanan irisan
(Transformed Section Technique). Untuk E1/E2 = n, tegangan interface bahan 1 dan 2 akan
sama jika lebar bahan 2 sama dengan n kali lebar bahan 1 (b2 = n x b1). Dengan
menggunakan flexure formula, tegangan normal maksimum pada bahan 1 dan 2 adalah
(Cheng, 1997):
Μ.c1
(σ 1 )Maks = ………………………………………………….(23)
Ι1

1  Μ.c 2 
(σ 2 )Maks =   ……………………………………………(24)
n  Ι1 

dengan catatan I1 merupakan momen inersia total dengan padanan irisan bahan 1.

Sifat Impak Komposit


Pengujian impak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu impak charpy dan impak
izot. Jenis beban impak yang diterapkan sebaiknya jenis beban kecil, karena kekuatan
impak komposit juga relatif lebih rendah daripada bahan logam. Pengujian impak komposit
dapat dilakukan dari arah depan dan arah samping, sesuai dengan kondisi beban nyata yang
akan diterima oleh panel komposit. Rumusan yang digunakan untuk menghitung besarnya
energi yang terserap pada pengujian impak adalah (Shackelford, 1992):
E serap = WR [Cos β − Cos α ] ……………………………………..(28)

dengan catatan; Eserap = energi terserap (J), W = berat pendulum (N), R = panjang lengan
pendulum (m), β = sudut pantul pendulum (0), dan α = sudut ayun pendulum (0).
Besarnya energi terserap pada pengujian impak izot dapat dihitung dengan rumusan
(Manual book of Gotech-Izot Impact):
  α + β 
E serap = WR (cos β − cos α ) − (cos α'− cos α )  …………(29)
  α + α ' 
Besarnya kekuatan impak dapat dihitung dengan persamaan;
E serap
Kekua tan Im pak = ............................................................(30)
A
dengan A = luas penampang komposit yang akan dipatahkan. Beberapa pola kegagalan uji
impak ditunjukkan pada gambar 6.

12
(a). Fracture (b). Tarik (c).Tekan (d). Delaminasi

Gambar 7. Karakteristik kegagalan impak

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan spesimen uji komposit antara lain
sabut kelapa partikel, grafit, karbon, dan matrik Unsaturated Polyester type 157 BQTN,
hardener metyl etyl keton peroksida (MEKPO). Peralatan utama yang digunakan adalah
mesin uji bending kapasitas kecil merek TORSEE, alat uji impak izot, timbangan
digital, dan set alat cetak tekan, dan peralatan pendukung lainnya .
Teknik Pengolahan Sabut Kelapa
Sabut kelapa dipisahkan dari kelapa, kemudian direndam dengan air dalam bak
pencuci selama 1 jam. Lakukan pemisahan serat dengan cara di sikat dengan sikat baja.
Serat yang sudah terpisah kemudian dikeringkan selama 3 hari dibawah terik matahari.
Serat sabut kelapa kemudian dipotong-potong melintang dengan alat pemotong hingga
membentuk partikulat dengan ukuran 1 mm. Sabut kelapa tersebut kemudian di jemur
lagi selama 1 hari guna mengurangi kadar air yang ada.
Pembuatan Spesimen uji
Sampel uji yang dibuat terdiri dari komposit sabut kelapa, karbon, grafit dan
poliester dengan prosentase fraksi volume sabut kelapa 20% dan variasi kandungan
grafit 5%, 10%, 15% dan variasi kandungan karbon 5%, 10%, 15%. Pencampuran
grafit, sabut kelapa dan karbon dengan menggunakan mixer supaya merata selama 2
menit. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan metode cetak tekan dengan
menggunakan cetakan baja direncanakan dengan ukuran 100 mm x 250 mm.
Sampel uji dipersiapkan dengan memotong hasil cetakan komposit dengan
menggunakan gerinda tangan. Penghalusan sampel uji dilakukan dengan menggunakan
amplas mulai dari amplas kasar (grade 120) hingga amplas halus (grade 600). Hal ini
dilakukan untuk mengeliminasi efek pemotongan gerinda. Dimensi sampel uji dibuat
sesuai dengan ukuran standar ASTM. Tabulasi data sampel uji yang akan dibuat untuk
dilakukan pengujian bending dan impak ditunjukkan pada tabel 1.

13
Tabel 1. Tabulasi data sampel uji yang akan diteliti.

Jenis Jenis dan Lokasi


Spesifikasi Spesimen Jumlah Acuan
Spesimen Pengujian

Komposit partikulat sabut


kelapa 20%, karbon 5%, 5
grafit 5%
Spesimen Komposit partikulat sabut
Pengujian Bending di ASTM
Uji kelapa 20%, karbon 10%, 5
Lab. Bahan UGM D-790
Bending grafit 10%
Komposit partikulat sabut
kelapa 20%, karbon 15%, 5
grafit 15%
Komposit partikulat sabut
kelapa 20%, karbon 5%, grafit 5
5%
Spesimen Komposit partikulat sabut
Pengujian Impak Izod ASTM
Uji kelapa 20%, karbon 10%, 5
di Ist. AKPRIND D-256
Impak grafit 10%
Komposit partikulat sabut
kelapa 20%, karbon 15%, 5
grafit 15%

Metode Pengujian Spesimen Uji


Berhubung komposit diorientasikan sebagai bahan kampas rem, maka sifat
mekanis yang akan diteliti adalah kekuatan bending dan impak. Pengujian bending akan
dilakukan dengan mesin uji bending TORSEE. Pengujian impak komposit skin dan
sandwich akan dilakukan dengan alat uji impak izod.
Metode pengujian bending dilakukan dengan metode three point bending, seperti
ditunjukkan pada gambar 8 dan mesin uji bending TORSEE ditujukkan gambar 9.

P
komposit

L/2 L/2

Gambar 8. Pengujian komposit


(ASTM D-790)
Gambar 9. Mesin Uji Bending TORSEE
14
Pengujian terhadap beban impak dilakukan sesuai prosedur pada standar ASTM
D–256 (impak izod) seperti ditunjukkan pada gambar 10 dan mesin uji impak izod sesuai
gambar 11.

R = 0.8 + 0.2 mm

Spesimen

Pendulum
R = 0.25 + 0.12 mm
22.0 + 0.05 mm

Tumpuan tetap Penjepit

Gambar 10. Pemegangan spesimen uji impak izod


(ASTM D - 256)

Gambar 11. Mesin Uji Impak Izod

15
Diagram Alir Penelitian

Persiapan
Pengadaan sabut kelapa, karbon, grafit, unsaturated polyester, dan cetakan
KSL

Penghalusan Pengadaan karbon, grafit


sabut kelapa dan resin

Penimbangan fraksi
volume

Pencetakan Komposit
Flat

Pembuatan Spesimen Uji

Kajian Pustaka
Uji Mekanis
Bending(Sesuai ASTM D-790)
Impak (Sesuai ASTM D-256)

FOTO MAKRO
Penampang Patahan

Analisa Data Hasil Penelitian


Diverifikasi dengan spesifikasi mekanis raw
material dan fraksi volume

Pembuatan Laporan, Pembuatan


Artikel, Seminar

Gambar 12. Diagram Alir Rencana Penelitian.

16
I. JADWAL PENELITIAN

KEGIATAN BULAN KE-


1 2 3 4 5 6

1. PERSIAPAN
Pengadaan sabut kelapa, karbon, grafit dan matrik
unsaturated polyester, hardener MEKPO, dean
pembuatan set cetakan.

2. PEMBUATAN SPESIMEN
Sampel uji yang dibuat terdiri dari komposit
sabut kelapa, karbon, grafit dan poliester dibuat
dengan prosentase sabut kelapa 20% dan variasi
kandungan grafit 5%, 10%, 15% dan variasi
kandungan karbon 5%, 10%, 15%.

3. PENGUJIAN FRAKSI VOLUME SERAT


Pengujian fraksi volume dengan foto makro, Cross
cek analisis fraksi volume serat secara langsung dan
dengan foto makro.

4. PENGUJIAN MEKANIS
Pengujian mekanis dilakukan dengan uji bending dan
uji impak izod

5. PENGAMATAN PENAMPANG PATAHAN


Foto makro penampang patahan dengan
menggunakan kombinasi foto digital dan lensa
pembesar 6 kali

6. ANALISA DATA & PEMBAHASAN


Korelasi hasil uji bending dan impak komposit
diverifikasi hasil penelitian dengan kajian penelitian
terdahulu. Analisa optimasi pengaruh fraksi volume
sabut kelapa, karbon dan grafit.

7. PENULISAN LAPORAN & SEMINAR


Pembuatan laporan akhir, pembuatan artikel ilmiah,
seminar, dan rencana publikasi.

17
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
a. Ketua Pelaksana Kegiatan
1. Nama Lengkap : Kosim Abdurohman
2. NIM : L2E 005 458
3. Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Mesin
4. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
5. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu
b. Anggota Pelaksana 1
1. Nama Lengkap : Dimas Primasatya
2. NIM : L2E 006 030
3. Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Mesin
4. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
5. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu
c. Anggota Pelaksana 2
1. Nama Lengkap : Muhammad Huda
2. NIM : L2E 006 069
3. Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Mesin
4. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
5. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu
d. Anggota Pelaksana 3
1. Nama Lengkap : Catur Pramono
2. NIM : L2E 004 384
3. Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Mesin
4. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
5. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING


a. Nama Lengkap dan Gelar : Sudargana, ST., MT.
b. Golongan Pangkat dan NIP : IIID / 131631251
c. Jabatan Fungsional : Pengajar
d. Jabatan Struktural : Lektor
e. Fakultas / Program Studi : Teknik/Teknik Mesin

18
f. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
g. Bidang Keahlian : Konversi Energi
h. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam / Minggu

19
L. RINCIAN BIAYA

URAIAN Satuan Biaya/sat Total Biaya


(Rupiah) (Rupiah)
1. BAHAN & ALAT PENELITIAN
a. Serat Sabut Kelapa 30 kg 5.000 150.000
b. Resin polyester & katalis 20 liter 50.000 1000.000
c. Pembelian karbon 15 kg 20.000 300.000
d. Pembelian grafit 15 kg 20.000 300.000
e. Alat potong sabut kelapa 1 unit 400.000 400.000
f. Pembelian sikat baja 5 buah 10.000 50.000
g. Pembelian palu 2 buah 30.000 60.000
h. Tampah penjemur 5 buah 15.000 75.000
i. Bak pencuci 3 buah 20.000 60.000
j. Ayakan ukuran 1 mm 4 buah 15.000 60.000
k. Biaya pembuatan cetakan 1 unit 600.000 600.000
l. Biaya uji bending 15 sps 25.000 375.000
m. Biaya uji impak 15 sps 25.000 375.000
n. Mixer pencampur 1 unit 250.000 250.000
o. Biaya penggunaan alat tekan 1 bulan 100.000 100.000
p. Biaya penggunaan mikroskop 1 bulan 150.000 150.000
q. Biaya penggunaan timbangan 1 bulan 150.000 150.000
digital
r. Biaya sewa fotodigital 1 bulan 55.000 55.000
s. Sewa gerinda 1 bulan 100.000 100.000
t. Pembelian peralatan laminasi 1 macam 200.000 200.000
(isolasi, wax, rol kecil, gelas ukur,
dll)
u. Pembelian peralatan tambahan paket 200.000 200.000
(kuas, kain majun, gergaji potong,
amplas, dll)
Jumlah 5.010.000

2. PERJALANAN
a. Transport Lokal untuk pembelian 3 bulan 50.000 150.000
material riset dan kegiatan riset
lainnya
b. Biaya Transport pengujian Jogja- 4 orang 60.000 240.000
Semarang
Jumlah 390.000

20
3. LAPORAN & SEMINAR
a. Biaya print, kertas, alat tulis, CD, Paket 200.000 200.000
Disket, dll
b. Fotocopy & penjilidan 10 eks 25.000 150.000
c. Dokumentasi (sewa foto digital) paket 50.000 50.000
d. Penerbitan artikel di majalah 1 kali 200.000 200.000
ilmiah
Jumlah 600.000

TOTAL ANGGARAN 6.000.000

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Instruction Manual Gotech Izod Impact Tester, Taiwan.


Berthelot, M.J, 1997, Composite Material, Mechanical Behavior And Structur
Analysis, Springer, Verlag, New York, USA.
Deklarasi FAO, 2006 ,”International Year of Natural Fibres 2009 (IYNF 2009)”
Gibson, O. F., 1994. “Principle of Composite Materials Mechanics”, McGraw-Hill Inc.,
New York, USA.

Kaw A.K., 1997. “Mechanics of Composite materials”, CRC Press, New York.

Kompas, 2003, “Produksi Motor Astra Tembus 10 Juta Unit”. Edisi 13 Mei 2003

Pelita, 2008, “Target Produksi Gula Satu Juta Ton Bisa Tercapai”. Edisi 28 Agustus 2008

Popov E P, 1996. “Mekanika Teknik (Mechanics of materials)”, Erlangga, Jakarta

Shackelford, 1992. “Introduction to Materials cience for Engineer”, Third Edition,


MacMillan Publishing Company, New York, USA.

Sipuk, 2008, “ Industri Sabut Kelapa”. Edisi 31 Januari 2008

22
LAMPIRAN
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

Ketua Pelaksana

Data Pribadi
1. Nama Lengkap : Kosim Abdurohman
2. TTL : Brebes, 27 Januari 1986
3. Alamat : Ponpes Kyai Galang Sewu, Tembalang
Kel. Tembalang, Semarang
4. Telp. : --
5. Mobile Phone : 085642549149
6. Agama : Islam
7. Marital Status : Belum menikah

Data Pendidikan
TK : TK Pertiwi
SD : SD N 1 Pende
SLTP : SLTP N 1 Ketanggungan
SMU : SMU N 1 Brebes
Perguruan Tinggi : Studi S1 Teknik Mesin UNDIP

Pengalaman Organisasi
- Staf Deparytemen Syiar KSIM (Keluarga Studi Islam Mesin) UNDIP
- Ketua Senat FT. UNDIP

23
Anggota Pelaksana 1

Data Pribadi
1. Nama Lengkap : Dimas Primasatya
2. TTL : Brebes, 6 Febuari 1987
3. Alamat : Jl. Ngesrep Timur V No. 77D Sumurboto
4. Telp. :-
5. Mobile Phone : 08995815882
6. Agama : Islam
7. Marital Status : Belum Menikah

Data Pendidikan
TK : TK Anidzom Nurul Ulum
SD : MI Raudlatuttholibin Pasarbatang Brebes
SLTP : SLTP N 1 Brebes
SMU : SMU N 1 Brebes
Perguruan Tinggi : Studi S1 Teknik Mesin UNDIP

Pengalaman Organisasi
- Anggota Himpunan Mahasiswa Mesin UNDIP

24
Anggota Pelaksana 2

Anggota Pelaksana

Data Pribadi
1. Nama Lengkap : Muhammad Huda
2. TTL : Cirebon, 22 Juni 1988
3. Alamat : Jl. Banjarsari No.7 RT.01/Rw.01
Kel. Tembalang, Semarang
4. Telp. :-
5. Mobile Phone : 085647002855
6. Agama : Islam
7. Marital Status : Belum menikah

Data Pendidikan
TK : TK Aisyah Gondangan Klaten
SD : SD N 1 Gondangan Klaten
SLTP : SLTP N 1 Jogonalan Klaten
SMU : SMU N 2 Klaten
Perguruan Tinggi : Studi S1 Teknik Mesin di Universitas
Diponegoro, Semarang
Pengalaman Organisasi
Anggota Himpunan Mahasiswa Mesin UNDIP
KMK (Keluarga Mahasiswa Klaten)

25
Anggota Pelaksana 3

Data Pribadi
1. Nama Lengkap : Catur Pramono
2. TTL : Kebumen, 28 Juli 1984
3. Alamat : Jl. Gondang Barat 01 RT 004 RW 001
Kel. Tembalang, Semarang
4. e-mail : caturpramono28@yahoo.com
5. Mobile Phone : 085640232728
6. Agama : Islam
7. Marital Status : Belum menikah
Data Pendidikan
TK : TK PGRI Sarwogadung
SD : SD N 3 Sarwogadung
SLTP : SLTP N 1 Prembun
SMU : SMU N 3 Surakarta
Perguruan Tinggi : Studi S1 Teknik Mesin UNDIP
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Mesin UNDIP.
2. Bendahara KSIM (Keluarga Studi Islam Mesin) periode 2005-2006.
3. Ketua Badan Pengawas Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Teknik UNDIP
Periode 2006.
Pengalaman Riset
2006-2007 Ketua Peneliti PKMP DIKTIdengan judul :
”Kajian Optimasi Kekuatan Bending dan Impak Panel Komposit Sandwich
GFRP Dengan Core Limbah Kayu Sengon Laut Untuk Panel Struktur Car
Body Otomotif”.
2007-2008 Ketua Peneliti PKMP DIKTI dengan judul :
“Pemanfaatan Enceng Gondok Sebagai Bahan Penguat Komposit Serat Alam
untuk Komponen Body Sepeda Motor”
Pengalaman Bekerja :
1. Staf Pengajar Bimbingan Belajar VENUS PRIVATE Tahun 2004-2005.
2. Staf Pengajar Bimbingan Belajar SMART MOSLEM Tahun 2005 – sekarang.

26
3. Kerja Praktek di PT. INKA (Industri Kereta Api Indonesia) Madiun 1Februari -15
Maret 2007.
4. Asisten Laboratorium Metrologi Industri dan Kontrol Kualitas Jurusan Teknik
Mesin UNDIP Tahun 2008.

27
PROPOSAL
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KAJIAN OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPAK


KOMPOSIT PARTIKULAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN
PEMBUAT KAMPAS REM

BIDANG KEGIATAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

DISUSUN OLEH:
KOSIM ABDUROHMAN NIM. L2E 005 458
DIMAS PRIMASATYA NIM. L2E 006 030
MUHAMMAD HUDA NIM. L2E 006 069
CATUR PRAMONO NIM. L2E 004 384

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2008

i
28
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul
Kajian Optimasi Kekuatan Bending Dan Impak Komposit Partikulat Sabut
Kelapa Sebagai Bahan Pembuat Kampas Rem

2. Bidang Kegiatan : Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian


3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa
4. Ketua Pelaksana
a. Nama : Kosim Abdurohman
b. NIM : L2E 005 458
c. Jurusan/Fakultas/ Universitas : Teknik Mesin / Teknik / UNDIP
d. Alamat Rumah : Ponpes Kyai Galang Sewu tembalang
e. No. Telepon/HP : 085642549149
f. Email : kosim_mesin@yahoo.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : a. Dimas Primasatya
b. Muhammad Huda
c. Catur Pramono
6. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan Gelar : Sudargana, S.T., M.T.
b. NIP. : 131 631 251
c. Alamat Rumah : Jl.Gaharu Utara 36 Banyumanaik, Semarang
d. No. telepon/ HP : (024)7474722 / 08156534895
7. Biaya Kegiatan Total
a. Sumber DIKTI : Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah)
b. Sumber lainnya : --
8. Jangka Waktu Kegiatan : 6 (enam) bulan
Semarang, 01 September 2008
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana
FT. UNDIP

Dr. Ir. Dipl. Ing. Berkah Fadjar T.K. Kosim Abdurohman


NIP. 131 668 482 NIM. L2E 005 458

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping


Bidang Kemahasiswaan UNDIP

Sukinta, S.H., M.Hum. Ir. Sudargana, MT.


NIP. 131 763 894 NIP. 131 631 251
29
ii

Anda mungkin juga menyukai