Anda di halaman 1dari 17

A.

Judul Percobaan
Pemisahan dan Pemurnian
B. Tujuan Percobaan
1. Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan
2. Memurnikan zat padat dengan cara penguapan
C. Dasar Teori
Filtrasi adalah pemisahan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu
tertahan. Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan
yang melalui media tersebut. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk filtrasi
adalah alat Filter Press atau alat Penyaring Tekan. (Parahita 2018)
Filtrasi (penyaringan) adalah proses pemisahan antara padatan/koloid dari
cairan (Rachma dan Suparno, 2016). Filtrasi dapat juga diartikan sebagai proses
pemisahan liquid-liquid dengan cara melewatkan liquid melalui media berpori
atau bahan-bahan berpori untuk menyisihkan atau menghilangkan
sebanyakbanyaknya butiran-butiran halus zat padat tersuspensi dari liquda
(Pangestu, 2016). Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama, yaitu
penyaring kue (cake), penyaring penjernihan (clarifying), dan penyaring aliran
silang (crossflow).
1. Penyaring kue (cake), memisahkan padatan dengan jumlah dilengkapi
peralatan untuk membersihkan kue dan untuk membersihkan cairan dari
padatan sebelum dibuang.
2. Penyaring penjernihan (clarifying), membersihkan sejumlah kecil padatan
dari suatu gas atau percikan cairan jernih semisal minuman. Partikel padat
terperangkap didalam medium penyaring atau di atas permukaan luarnya.
Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu memiliki
diameter pori medium penyaring lebih besar dari partikel yang akan
disingkirkan.
3. Di dalam penyaring aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan
tekanan tertentu di atas medium penyaring. Lapisan tipis dari padatan
dapat terbentuk di atas medium permukaan, tetapi kecepatan cairan yang
tinggi mencegah terbentuknya lapisan. Medium penyaring adalah
membran keramik, logam, atau polimer dengan pori yang cukup kecil
untuk menahan sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian cairan
mengalir melalui medium sebagai filtrat yang jernih, meninggalkan
suspensi pekatnya. (Parahita 2018)
Penyaringan merupakan pembersihan atau pemisahan partikel padat dari suatu
fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan atau septum yang
menahan zat padat (Prastyo & Rahayoe 2023).
Sentrifugasi adalah proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan berat jenis
atau proses pengendapan zat padat dari suatu cairan, dengan bantuan alat
sentrifugal. Pada proses ini dilakukan dengan mendekantasi larutan yang akan
dipisahkan melalui alat sentrifugal. Rekristalisasi merupakan metode pemurnian
garam dengan cara melarutkan garam dengan air panas kemudian diuapkan
kembali. (Maulana dkk, 2017). Rekristalisasi adalah sebagai zat padat sebagai
hasil organik biasanya terampur dengan zat padat lain, oleh karena itu untuk
mendapatkan zat-zat padat yang diinginkan perlu dimurnikan lebih dahulu. Salah
satu cara pemurnian zat padat yang sering dilakukan adalah proses rekristalisasi.
Prinsip dari rekritalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang kelarutan
antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat tercampurnya (Chandra
2016).
Pemurnian merupakan suatu proses memurnikan suatu campuran untuk
mendapatkan zat-zat murni. Jarang sekali ditemukan suatu reaksi organik yang
dapat memberikan hasil yang murni, yaitu suatu senyawa yang antara lain adalah
hasil sampingan bahan baku yang tidak larut atau ikut bereaksi yang berfungsi
sebagai pelarut dan katalisator dalam suatu reaksi untuk menghasilkan senyawa
yang dimaksud maka diperlukaan pemisahan dan pemurnian, oleh karena itu
apabila kita mengingikan suatu hasil yang murni, maka perlu diadakan atau
dilakukan suatu proses pemurniaan (Chandra, 2016) .
Pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya yaitu dengan
ekstraksi, filtrasi, sentrifugasi, rekristalisasi dan sublimasi. Filtrasi adalah suatu
proses pemurnian senyawa berdasarkan ukuran partikel. Sentrifugasi adalah
proses pemurnian berdasarkan berat jenis. Rekristalisasi adalah proses pemurnian
untuk zat padat, ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan zat yang murni
dengan penambahan zat ketiga dan proses perubahan dari fasa uap menjadi padat
dan sebaliknya dari fasa padat menjadi fasa uap karena pengaruh pemurnian.
(Chandra, 2016). Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilakukan atau dilarutkan dengan pelarut (solven) yang sesuai. Prinsip
dasar yang digunakan yaitu perbedaan kelarutan (Maulana, 2017).
Tujuan dari percobaam pemurnian yaitu untuk mendapatkan suatu zat murni
dengan proses pemurnian dengan memisahkan campuran zat dan membandingkan
filtrat dan centrat, juga dapat memisahkan kembali suatu zat dari campuran cair
dan padat (Chandra, 2016).
Prinsip dari percobaan ini adalah pemurnian suatu senyawa melalui berbagai
proses, yaitu filtrasi adalah suatu proses pemurnian senyawa berdasarkan ukuran
partikel. Sentrifugasi adalah proses pemurnian berdasarkan berat jenis,
rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali dengan cara pemanasan dan
pendinginan, ekstraksi yaitu proses pemurnian dengan menambahkan zat ketiga
yang tidak ikut bereaksi. Proses perubahan dari fasa uap menjadi padat dan
sebaliknya dari fasa padat menjadi fasa uap karena pengaruh temperatur atau
tekanan udara di atasnya, disebut proses sublimasi (Chandra, 2016).
Proses perubahan dari fasa uap menjadi padat dan sebaliknya dari fasa padat
menjadi fasa uap karean pengaruh temperatur atau tekanan udara di atasnya,
disebut proses sublimasi. Untuk memurnikan suatu senyawa padat yang dapat
menyublin pada tekanan, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan
kamar, tanpa menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan saja,
maka senyawa tersebut akan menyublin.
Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim,
langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu.
Kemudian, uap senyawa tersebut bila didinginkan akan langsung berubah menjadi
fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari
senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut
yang menyublim, kotoronnya tetap tertinggal dalam cawan (Chandra, 2016)
D. Alat dan Bahan
N Nama Alat Gambar Kategoti Fungsi Alat
o
1. Gelas Kimia Khusus Fungsi gelas kimia
sebagai tempat
mereaksikan bahan,
tempat menampung
bahan kimia berupa
larutan, padatan, pasta
ataupun tepung,
tempat melarutkan
bahan dan tempat
memanaskan bahan
2. Corong Khusus Fungsi corong
Sebagai alat bantu
untuk memindah /
memasukkan larutan
ke wadah / tempat
yang mempunyaai
dimensi pemasukkan
sampel bahan kecil.

3. Cawan Khusus Fungsi cawan


Penguapan penguapan sebagai
wadah atau tempat
penguapan bahan dari
bahan yang tidak
mudah menguap,
seperti garam dapur,
gula dan sejenisnya
4. Batang Khusus Batang pengaduk
Pengaduk digunakan untuk
mencampur larutan.
Dapat pula untuk
membantu dekantasi
larutan dari suatu
wadah ke wadah lain
sementara padatan
tetap tertinggal di
wadah asal. Batang
pengaduk dapat
menginduksi
kristalisasi dalam
prosedur rekristalisasi.
5. Spatula Khusus Fungsi spatula Spatula
yang terbuat dari
logam (stainlessteel)
digunakan untuk
mengambil objek
yang telah diiris untuk
sediaan mikroskop.
Spatula politena atau
tanduk, digunakan
sebagai sendok untuk
mengambil bahan
kimia padat
6. Mortal Dan Khusus Fungsi mortar dan alu
Alu adalah untuk
menghaluskan sampel
pengujian yang ada di
laboratorium. Alat ini
juga dapat digunakan
untuk mencampurkan
beberapa bahan
menjadi satu dengan
cara ditumbuk secara
bersamaan
7. Penangas Khusus Fungsi penangas
Listrik listrik menghangatkan
atau memanaskan
beberapa objek
laboratorium seperti:
Reagensia, Reaksi
kimia laboratorium,
Menguapkan pelarut
8. Erlenmeyer Khusus Erlenmeyer atau
dikenal juga dengan
labu erlenmeyer
adalah salah satu alat
gelas laboratorium
yang salah satu
fungsinya untuk
menjadi wadah dari
bahan kimia cair.
Gelas ini juga sering
digunakan untuk
proses titrasi untuk
menampung larutan
yang akan digunakan.
Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Kimia Sifat Fisika

1. Garam Dapur Khusus dapat terionisasi -Rapuh (mudah


dalam air, hancur)
memiliki pH Memiliki rasa asin
netral, Larut dalam air

2. Kapur Tulis Khusus tidak bereaksi -Berwarna putih


dengan air susu, abu-abu muda,
coklat, hitam,
kemerah-merahan
-Berbentuk padat
-memiliki tekstur
keras yang tidak
mudah hancur
3. Aquades Khusus memiliki -Berwarna bening
konduktivitas -Tidak berbau
yang rendah -Tidak memiliki rasa
-tidak berwarna, titik
didih 1000 C, titik
beku 00 C
4. Pasir Khusus tidak dapat larut -Bertekstur kasar
dalam air Terdapat kadungan
liat hanya 2 persen

5. Naftalena Khusus uap nya mudah -Mudah menguap


terbakar, -memiliki bau yang
berbentuk dua kuat dan khas,
cincin benzena -Bewarna putih
yang bersatu
6. Kertas Saring Khusus Dapat larut dalam -Memiliki luas
pelarut organik perkiraan 10 cm2
dan berat sekitar 80
hingga 130g/m2

7. Tisu Khusus Isi kari ini Berbentuk


sederhana, tipis
dan ringan
Dibuat dengan
grematur 13-
20g/m2
E. Prosedur Kerja
1. Dekantasi dan Filtrasi

Dekantasi Filtrasi

Memasukkan 5 sendok pasir dan


kapur

Kedalam larutan aquadest

Mengaduk larutan dan


mendiamkan

Perubahan warna Perubahan warna


Khusus

Memiliki endapan

Khusus

Khusus

Khusus

Khusus
2. Kristalisasi garam dan naftalen

Kristalisasi garam Kristalisasi naftalen

Memasukkan 5 sendok garam


dapur ke dalam gelas kimia dan 5
sendok bubuk naftalen ke dalam
cawan penguapan

Melarutkan garam dapur dengan


aquadest lalu menyaring larutan
air garam

Menempatkan larutan garam dan


bubuk naftalen ke dalam cawan
penguapan

Meletakkan di atas penangas


listrik lalu mengamati setelah di
uap kan

Mengahasilkan kristal air Menghasilkan kristal


F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
1. Dekantasi ; Memasukkan 5
sendok pasir ke dalam gelas
kimia berisi aquade

2. Filtrasi

3. Kristalisasi garam

4. Kristalisasi Naftalen
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka perlu membahas
hasil dari pengamatan pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dan pemurnian
suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan zat murni dengan memisahkan
dan memurnikan suatu senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berikatan. Pada praktikum kali ini bertujuan memisahkan dan memurnikan zat
dengan cara Dekantasi, Filtrasi, Kristalisasi Garam, dan Kristalisasi Naftalen.
Pada percobaan pertama yaitu Dekantasi atau dikenal dengan penyiringan.
Dekantasi adalah proses pemisahan zat padat yang tidak teralrut didalam
pelarut nya dengan cara dituangkan, sehingga cairan tersebut akan terpisah
dari zat padat yang tercampur. Metode dekantasi digunakan untuk
memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Ukuran
padatan cukup besar sehingga mengendap dibagian wadah. Dekantasi
dilakukan dengan menuang cairan ke wadah (Rahma, 2020). Pengamatan
yang dilakukan pada dekantasi ialah mengamati gelas kimia yang berisi
aquadest dan sudah tercampur dengan larutan pasir, yang bertujuan sebagai
pengamatan perubahan warna dari larutan aquadest. Hasil yang didapat
seperti gambar dibawah, bahwa dapat dilihat warna dari aquadest berubah
menjadi keruh dan kecoklatan.

Gambar larutan aquadest yang tercampur oleh pasir.


Lalu selanjutnya pada pengamatan filtrasi. Filtrasi adalah proses
penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi dari air melalui
media berpori. Filtrasi dapat juga diartikan sebagai proses pemisahan liquid
dengan cara melewatkan liquid melalui media berpori atau bahan bahan
berpori untuk menyisihkan atau menghilangkan sebanyak-banyaknya butiran-
butiran halus zat padat tersuspensi dari liqud (Partiwi 2023)

Gambar Pengamatan dari hasil filtrasi kapur yang dicampur dengan larutan
aquadest
Dari hasil pengamatan diatas hasil yang dapat dibahas bahwa, perubahan
warna larutan aquadest yang sudah tercampur dengan kapur yang sudah
dihaluskan menggunakan mortal dan alu, larutan tersebut berubah menjadi keruh
dan putih dan terlihat endapan kapur yang berada diatas larutan tersebut. Menurut
citra kusuma filtrasi yang dapat dilakukan pada frame optimum dengan waktu
pengambilan optimum dan waktu aduk optimum didapat hasil terbaik dari berat
endapan dan kadar air yang hilang.
Selanjutnya kristalisasi, pada suatu pelarut dapat dikatakan cocok atau
pelarut yang baik dalam proses kristalisasi yaitu pelarut yang dapat memberikan
perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat
pengotor dan mudah dipisahkan dari kristalnya(Maulana dkk,. 2017). Pada proses
kristalisasi garam mendapatkan hasil perubahan larutan garam yang menjadi
keruh pada proses gambar yang berada dibawah terlihat penyaringan larutan
garam sebelum diletakkan ke penangas listrik.
Gambar Proses Penyaringan larutan garam.
Lalu pada proses kritalisasi Naftalen yang sudah dihaluskan diletakkan ke cawan
penguapan dan menaruh diatas penangas listrik seperti pada gambar dibawah
terlihat kritaslisasi garam dan kristalisasi naftalen.

Gambar proses penguapan pada kristalisasi garam dan kritalisasi naftalen.


Keduanya mendapatkan hasil berbeda pada larutan garam berubah menjadi
keruh dan ketika penguapan menghasilkan kritalisasi air sementara pada
kritalisasi naftalen yang berbentuk padatan setelah di uapkan menjadi cair dan dari
hasil penguapan tersebut mengahasilkan kristal.

Gambar, Hasil Kristalisasi Larutan Garam dan Naftalen


H. Kesimpulan
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar atau mengalami pencampuran. Beberapa teknik pemisahan dan
pemurnian yang umum digunakan adalah Sentrifugasi Pemisahan zat cair dari
partikel padat dengan menggunakan penyaringan.
Dekantasi pemisahan zat cair dari zat padat dengan cara membiarkan zat
padat mengendap dan membuang zat cair yang jernih. Filtrasi pemisahan zat cair
dari partikel padat dengan menggunakan penyaringan. Rekrystalisasi pemurnian
zat padat dengan cara melarutkan zat tersebut dalam pelarut yang sesuai,
kemudian mengendapkannya kembali dengan cara pendinginan atau penguapan
untuk mendapatkan zat murni dalam bentuk kristal. Destilasi pemisahan zat cair
dari zat cair lain dengan menggunakan perbedaan titik didih. Pemisahan dilakukan
untuk memisahkan campuran, sedangkan pemurnian dilakukan untuk memurnikan
suatu campuran.
Daftar Pustaka

Chandra, M. (2016). PEMURNIAN. Jurnal Kimia Dasar Pemurnian


FMIPA UNES , Vol 8. (1).

Khoironni Devi Maulana, M. M. (2017). Peningkatan Kualitas Garam


Bledug Kuwu Melalu Proses Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO,
Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3. Jurnal UNNES FMIPA Universitas Negeri
Semarang.

Parahita, C. K. (2018). Pengaruh Waktu Pengadukan Dan Pengambilan


Sampel Larutan CaCO3 4% Terhadap Jumlah Endapan Pada Alat Filter Press.
Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta , Vol 3.
No. 1.
Pangestu, A. & Abriyani, D. 2016. Pengaruh Perbedaan Tekanan
Terhadap Nilai Efisiensi Proses Filtrasi CaCO3 Dengan Menggunakan Plate and
Frame Filter Press. Jurnal Laboratorium Operasi Teknik Kimia.

Pratiwi, D. M. (2023). PERBEDAAN KUALITAS AIR SUMUR


DENGAN METODE FILTRASI SEDERHANA DI DESA KAMOLAN
KABUPATEN BLORA. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, Poloteknik
Negeri Jakarta , vol, 9. No, 2.

Prasetyo, A. S. (2023). Penyaringan Metode Buchner Sebagai Alternatif


Pengganti Penyaringan Sederhana Pada Percobaan Adsorpsi Dalam Praktikum
Kimia Fisika. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia, Fakultas MIPA, .

Rachma, Z.N. & Suparno. 2016. Sistem Filtrasi Dengan Karbon Aktif
Kayu Sengon, Kerikil Aktif Sungai Krasak, Dan Pasir Aktif Pantai Indrayanti
Pada Air Sumur Di Lppmp Uny Sebagai Air Minum. E-Journal Fisika, 5(2):76-81

Rahma, D. S. (2020). PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN


CAMPURAN. Jurnal Praktikum Kimia Dasar FMIPA Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai