Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Desain Karya Tulis Ilmiah Ners


Desain yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
adalah desain deskriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. Metode ini digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas melalui observasi dan wawancara
dengan responden (Sugiyono, 2018). Penulis menggambarkan bagaimana
hasil aplikasi dalam pengelolaan asuhan keperawatan pada kasus
menyusui tidak efektif pada ibu post partum dengan memberikan ekstrak
teh daun kelor di Puskesmas Srondol Kota Semarang.
3.2 Subjek Studi Kasus
Subjek dalam penulisan studi kasus ini adalah klien post partum
primipara dengan masalah menyusui tidak efektif dalam pemberian ASI di
Puskesmas Srondol Kota Semarang dengan kriteria yang telah ditetapkan
oleh penulis. Subjek kasus ini melibatkan 3 ibu post partum dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu yang ASI-nya belum keluar atau keluar sedikit pada hari ke 3
post partum.
b. Ibu yang menyusui bayinya.
c. Ibu post partum partum hari pertama.
d. Ibu yang tidak diberikan obat pelancar ASI.
e. Ibu yang mampu berkomunikasi dengan baik.
f. Ibu yang bayinya lahir hidup.
g. Ibu yang bersedia menjadi responden.
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Ibu yang tidak ingin memberikan ASI kepada bayinya.
3.3 Lokasi dan Waktu Pengambilan Studi Kasus
3.3.1 Lokasi Studi Kasus
Pelaksanaan studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Srondol Kota
Semarang. Alasan pemilihan lokasi karena setelah dilakukan studi
pendahuluan dari bulan Juli-Oktober 2023 terdapat 15 orang ibu post
partum primipara yang berkunjung ke Puskesmas Srondol, dan 7
diantaranya mengalami gangguan dalam menyusui atau produksi
ASI nya sedikit.
3.3.2 Waktu Studi Kasus
Pada saat Praktik Klinik Profesi Ners State Maternitas Tanggal 27
November - 16 Desember 2023.
3.4 Fokus Studi Kasus
Fokus dari studi kasus adalah dengan memberikan perlakuan
berdasarkan Evidence Based Practice (EBP) dan mengevaluasi hasil
intervensi yang telah dilakukan. Berdasarkan SDKI, outcome dan kriteria
hasil yang akan dicapai pada masalah menyusui tidak efektif berhubungan
dengan ketidakefektifan suplai ASI (D.0029) dengan intervensi
pemberian ekstrak teh daun kelor. Dimana diharapkan pasien dapat
mengatasi ketidakcukupan produksi ASI dengan outcome status menyusui
membaik (L.03029) sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditentukan.
Prosedur intervensi keperawatan berdasarakan Evidence Based Practice
(EBP):
1. Penulis melakukan pengkajian pada pasien post partum.
2. Penulis melakukan identifikasi responden yang memenuhi kriteria
inklusi termasuk didalamnya penjelasan tujuan penerapan dan
mengidentifikasi responden, jika yang bersedia berpartisipasi maka
responden menandatangani informed consent.
3. Melakukan pemberian informasi tentang manfaat, cara pembuatan dan
cara mengonsumsi ekstrak teh daun kelor serta melakukan pengukuran
pengeluaran ASI pada pagi hari di hari pertama sebelum pemberian
ekstrak teh daun kelor dilakukan pada ibu post partum.
4. Pemberian ekstrak teh daun kelor sebanyak 5 gr/hari yang dikonsumsi
sebanyak 1x sehari pada pagi hari 30 menit sesudah makan.
5. Melakukan pengukuran pengeluaran ASI kembali pada pagi hari di
hari 14 setelah dilakukan intervensi pemberian ekstrak teh daun kelor
dilakukan pada ibu post partum dengan menggunakan pompa ASI dan
gelas ukur/botol dot bayi.
3.5 Definisi Operasional
Karya ilmiah ners ini berfokus pada pengaruh ekstrak teh daun kelor
terhadap penurunan masalah menyusui tidak efektif pada ibu post partum.
Berikut definisi operasional :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
1 Pemberian ekstrak teh daun kelor Pemberian ekstrak teh dari bahan dasar
daun kelor yang memiliki senyawa
laktogogum sebanyak 5 gr/hari yang
dikonsumsi sebanyak 1x sehari pada pagi
hari 30 menit sesudah makan selama 14
hari.
2 Masalah menyusui tidak efektif Kondisi dimana ibu dan bayi engalami
ketidakpuasan atau kesukaran pada
proses menyusui pada hari ke 3
post partum.
3 Ibu post partum primipara Wanita yang untuk pertama kalinya
memiliki peran baru sebagai ibu dan
telah melahirkan buah hati yang
dikandungnya selama sembilan bulan.

3.6 Instrumen Studi Kasus


Instrumen studi kasus adalah suatu alat untuk mengukur objek yang
akan diteliti. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, sebagai
berikut :
1. Lembar/ Format Asuhan Keperawatan
Lembar asuhan keperawatan digunakan peneliti untuk
mendokumentasikan hasil data wawancara dan data dari rekam medik
pasien agar mempermudah peneliti dalam menganalisis data klien.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi pada penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
diadopsi dari peneliti Liliana & Wahyuningsih, (2021) dan Nabilah
(2018).
a. Lembar observasi terdiri dari 5 aspek yang akan diukur:
1) Skala 5 maka kategori ASI meningkat
2) Skala 4 maka kategori ASI cukup meningkat
3) Skala 3 maka kategori ASI sedang
4) Skala 2 maka kategori ASI cukup menurun
5) Skala 1 maka kategori ASI menurun
Peneliti juga melakukan pengukuran produksi ASI sebelum
dan sesudah intervensi. Oleh karena itu, lembar observasi diberikan
kepada ibu post partum pada pagi hari sebelum tindakan intervensi
dilakukan dan dievaluasi kembali pada pagi hari pada hari ke 14
setelah tindakan intervensi dilakukan dengan mengamati beberapa
indikator/tujuan dari intervensi keperawatan yang memuat
perlekatan bayi pada payudara ibu, klemampuan ibu memposisikan
bayi dengan benar, frekuensi BAK bayi 6-8 kali sehari, terlihat ASI
merembes dari putting susu ibu saat dipencet, suplai ASI adekuat
(melihat keadaan payudara dan jumlah asi), bayi tidur/tenang setiap
selesai menyusui, frekuensi menyusui bayi dalam sehari 6-8 kali,
payudara ibu kosong setelah menyusui, dan hisapan bayi.
Diharapkan setelah diberikan perlakuan atau tindakan keperawatan
pada ibu post partum terdapat perbedaan hasil observasi antara pre
dan post implementasi atau dengan kata lain status menyusui pada
ibu post partum membaik dengan tercapainnya atau meningkatnya
indikator yang telah diuraikan diatas.
3. SOP Pembuatan dan Pemberian Ekstrak Teh Daun Kelor
Standar Operasional Proseduur (SOP) adalah pedoman prosedur
yang disusun untuk menyelesaikan suatu tindakan atau pekerjaan
secara urut guna memperoleh hasil kerja yang efektif (Ridha Hidayat,
2019). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan SOP Pembuatan
dan Pemberian Ekstrak Teh Daun Kelor.

3.7 Metode Pengumpulan Data


Metode atau teknik pengumpulan data adalah berbagai cara
pengumpulan data dalam suatu penelitian (Adiputra, 2021). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung atau
wawancara dari sumber penelitian, berikut cara pengambilan data
primer :
a. Wawancara merupakan sesi tanya jawab secara langsung tentang
masalah kesehatan yang pasien alami saat dikaji. Wawancara
dilakukan penulis pada pasien, keluarga pasien, perawat ruangan,
atau tenaga kesehatan lain yang terkait dengan pemberian
pelayanan kesehatan pada pasien selama dirawat di rumah sakit.
b. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang secara langsung
mengamati pasien untuk memahami kondisi pasien dan keluhan
pasien saat dilakukan pengkajian.
c. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memperoleh data pendukunng
atau data objektif pada pasien dengan melakukan pemeriksaan fisik
yang terdiri dari tindakan inpeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak didapatkan secara
langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini penulis mendapatkan
data sekunder dari rekam medik pasien.
3.8 Langkah-langkah Pengambilan Data
1. Penulis meminta surat untuk studi pendahuluan ke bidang
kemahasiswaan di Institusi.
2. Penulis menyerahkan surat studi pendahuluan yang sudah di tanda
tangani kemahasiswaan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.
3. Penulis menyerahkan surat studi pendahuluan ke tempat pengambilan
data yaitu Puskesmas Srondol Kota Semarang.
4. Penulis mengambil data di Puskesmas Srondol Kota Semarang.
5. Penulis mencari responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Penulis memberikan informed consent pada responden yang masuk
dalam kriteria inklusi dan ekslusi dan responden telah setuju dan
menandatangani informed consent maka dilakukan implementasi
keperawatan yaitu pemberian ekstrak teh daun kelor sebanyak 5
gr/hari yang dikonsumsi sebanyak 1x sehari pada pagi hari 30 menit
sesudah makan selama 14 hari.
7. Penulis melakukan pengkajian pada klien dan merumuskan diagnosis
keperawatan sesuai dengan masalah yang dikeluhkan klien.
8. Penulis merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditentukan.
9. Penulis mengisi lembar observasi sebelum dilakukan tindakan
keperawatan pemberian ekstrak teh daun kelor.
10. Penulis memberikan kesempatan responden untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan evidence based practice pemberian ekstrak teh daun
kelor.
11. Penulis melakukan evaluasi keperawatan dan menganalisa hasil
evidence based practice yang dilakukan selama 14 hari pada pagi hari
dengan mengisi lembar observasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan pemberian ekstrak teh daun kelor.
3.9 Analisis Data dan Penyajian Data
1. Analisa Data
Setelah seluruh data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisa data
tersebut secara bertahap. Analisa data yang dilakukan adalah menilai
kesenjangan antara teori yang ada didalam tinjuan pustaka dengan
pasien menyusui tidak efektif pada pasien post partum yang telah
dipilih untuk objek penerapan. Analisa data dimulai dengan
mengumpulkan data melalui pengkajian pada responden hingga pada
proses evaluasi keperawatan.

2. Penyajian Data
Beberapa jenis data yang akan didapatkan dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan meliputi :
a. Data disajikan secara teks atau dalam bentuk narasi.
b. Disajikan dalam bentuk tabel untuk pengkajian, analisa data,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan
(Marmi, 2018).

Anda mungkin juga menyukai