D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Zahara Laila Fitri Nst
NIM: 22.656
Prodi/Semester: PGMI/III-A
3. Takabur
Takabur atau Sombong adalah merasa diri mulia (hebat, pandai, dan
sebagainya) serta merasa angkuh.
Takabur atau sombong juga perasaan suka membanggakan diri seringkali
membuat luput, sehingga muncul perasaan memandang orang lain seakan
jauh lebih rendah dibanding dirinya.
Contoh: Seseorang yang menganggap orang lain hina, tidak mau mematuhi
orang lain, ingin selalu berada di atas orang lain dan merendahkan orang
lain.
Solusi: Menyadari segala kekurangan sebagai manusia. Setiap Manusia
memiliki kelebihan serta kekurangan. Karenanya, penting untuk dapat
menyadari kekurangan diri agar tidak mudah merasa hebat serta takabur.
4. Ghibah
Ghibah adalah membicarakan keburukan atau kekurangan dalam diri orang
lain.
Contoh: Membicarakan keburukan orang lain dalam waktu luang,
meskipun hanya untuk lelucon atau bercanda juga termasuk ghibah
Solusi: Segera menentang bisikan setan saat hati ada dorongan
membicarakan aib orang lain.
5. Fitnah
Fitnah merupakan perilaku untuk menjelekkan orang lain agar namanya
tercoreng.
Contoh: Heni menyebarkan fitnah di sekolah karena Heni cemburu pada
Susi yang mendapatkan juara serta selalu disenangi teman-temannya.
Karena Heni telah menyebarkan berita tidsk benar tentang Susi maka
teman-teman satu sekolahnya jadi membenci Susi. Sikap ini termasuk
kedalam fitnah.
Solusi: Dengan menyadari bahwa Allah memberikan semua nikmatnya
secara adil. Hati perlu ditata agar tidak mudah muncul kebencian yang
dapat memicu perilaku fitnah.
6. Namimah
Namimah adalah sikap mengadu domba.
Contoh: Didit menyampaikan kepada Ali, bahwa Tompi mengatakan kalau
Ali itu orang yang suka hutang dan sulit membayar hutang.Sedangkan
kepada Tompi, Didit menyampaikan bahwa Ali suka menceritakan
kejelekan Tompi di depan teman-temannya. Hal ini termasuk kedalam
Namimah ( adudomba ).
Solusi: Menahan diri untuk tidak menyebarkan setiap kabar yang diterima.
Selain itu, perlu pula untuk menjauhkan diri dari mengikuti perkataan orang
yang suka bersumpah, mencela, mengumbar fitnah, menghalangi orang lain
berbuat lain, dan yang melampaui batas lainnya.
7. Ghadab
Ghadab artinyaadalah sikap yang cenderung mudah marah ( pemarah ).
Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang yang mudah kehilangan akal
dan mengedepankan emosi ketika marah.
Contoh: Dalam pertandingan sepak bola antara kesebelasan Persepa dengan
Persatu, terjadi perkelahian antar pemain. Hal ini disebabkan karena,
salah satu pemain dari P e r s e p a t a n p a s e n g a j a m e n j a t u h k a n
lawannya , pemain dari Persatu. Pemain Persepa sudah
meminta maaf kepada pemain Persatu. Tetapi permintaan maaf dibalas
dengan pukulan ke lawannya. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya
perkelahian diantara pemain. Perbuatan ini termasuk kedalam Ghadab
( pemarah ).
Solusi: Tanam dan tumbuh kembangkan sifat sabar, karena orang yang
sabar akan disayang Allah swt.
8. Hubbud Dunya
Hubbud Dunya artinya perasaan cinta dunia yang berlebihan terhadap
semua hal yang berbau materi, terutama harta benda.
Contoh: Seseorang yang ingin menambah harta kekayaan , selalu mengurus
hartanya sehingga ia lalai akan dzikirnya kepada Allah swt.
Solusi: Mengingat kehidupan di dunia itu hanya sementara. Serta
memperbanyak mengingat kematian.
9. Ujub
Ujub berarti kagum pada diri sendiri. Merasa diri memiliki kelebihan
tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Contoh: Ketika anak merasa dirinya cantik/tampan, ia akan terus
mengagumi kecantikan dan ketampanannya tersebut.
Solusi: Selalu mengingat akan hakikat diri. Menhyadari bahwa nikmat itu
adalah pemberian dari Allah swt. Selalu mengingat kehidupan setelah
kematian. Dan selalu berusaha menghindari sifat ujub.
10. Riya`
Riya` artinya melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada
Allah, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikan
kepada orang lain supaya mendapatka pujian atau penghargaan.
Contoh: Seseorang yang bersedekah dengan nominal dengan maksud agar
mendapat pujian dari orang-orang.
Solusi: Memperbaiki niat ibadah semata-mata karena Allah. Menghindari
sikap suka memeamerkan perbuatan baik. Ikhlas dala beramal sehingga
terhindar dari perbuatan Riya`.