Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan ke: 5

• Capaian pembelajaran:
 Mahasiswa mampu memahami hakekat pembuatan
petak ukur dalam inventarisasi SDH dan mampu
mengaplikasikannya di lapangan.

• Pokok Bahasan :
 Petak Ukur (PU)

• Sub Pokok Bahasan:


(1). Perlunya pembuatan PU dalam inventaisasi SDH
(2). Bentuk-bentuk PU dan pembuatannya di lapangan
PETAK UKUR (PU)

Pengambilan sampel dlm inventore hutan berupa PU:

• berkaitan dgn pengertian hutan, bhw hutan adalah suatu asosiasi flora
dan fauna yg didominasi oleh tumbuh2-an berkayu yg menempati
areal yg cukup luas shg mampu menciptakan iklim mikro dan kondisi
ekologi yg khas sehingga berbeda dgn kondisi areal di luarnya, yg
secara terintegrasi mempunya fungsi ekonomi, sosial dan
perlindungan (SAF, 1944)

• yang menjadi objek pengamatan biasanya adalah


perkembangan/pertumbuhan tegakan, sedangkan pertumbuhan
tegakan itu sendiri bersifat ‘agregat’ atau simultan hasil pengaruh
dari berbagai faktor.

Hakekat penggunaan PU dlm inventarisasi SDH:


• untuk menentukan unit asosiasi hutan terkecil namun dpt mewakili
asosiasi hutan dlm ukuran besar.
PETAK UKUR (PU)

Luas PU dibuat dengan mempertimbangkan 2 sisi


kepentingan:
1. Dari segi representatif, plot (PU) dibuat seluas mungkin,
akibatnya:
• perbedaan µ dengan x semakin kecil
• peluang terjadinya error semakin besar krn semakin
banyak faktor yg hrs dikendalikan

2. Dari segi praktis, biaya, waktu, tenaga, error; maka plot


dibuat sekecil mungkin.

Ada kompromi
PETAK UKUR (PU)

Luas PU dipengaruhi oleh:


1. Ragam populasi (varians: S²), terutama kerapatannya

2. Ukuran pohon
• besar / kecil

Luas PU dpt dibuat melalui 2 cara:


1. Luas plot yg ditetapkan (fixed area)

2. Jumlah pohon di dlm plot yg ditetapkan


(fixed number of trees)
• misalnya dlm 1 PU = 12 – 14 pohon
PETAK UKUR (PU)

Dua istilah dalam pengukuran:


1. Unit pencatatan (recording unit), yaitu objek terukur di
dalam pengukuran. Bentuknya bisa berupa plot-plot atau
petak-petak ukur (PU)

2. Unit penaksiran (assessment unit), yaitu areal yg


diperlukan sbg satu unit populasi yg di dalamnya
mencakup pola penyebaran (lay out) dari sampling itu
sendiri. Contohnya petak-petak tanaman, kawasan hutan
yg berbatas, dll

Permasalahan yg sering dihadapi dlm pembuatan PU:


1. Adanya pohon batas
2. Titik pusat PU jatuh pada pinggir kawasan hutan
BENTUK PETAK UKUR (PU)

1. PU JALUR--PERSEGI PANJANG--BUJUR
SANGKAR

2. LINGKARAN

3. SEGI ENAM

4. LARIKAN
BENTUK PETAK UKUR (PU)

1. PU JALUR
• biasa dipakai untuk inventore pd populasi
htn yg luas dgn tumbuhan bawah lebat,
krn mudah menentukan lokasinya di
lapangan
(misal: timber cruising di tropical rain
forests / HPH di luar Jawa)
• pertama kali diterapkan pd pertengahan
abad ke-19 di Burma/Myanmar & India
PU JALUR
PU PERSEGI PANJANG / BUJUR SANGKAR

100 m 100 m
Ada pemikiran bhw walaupun ragam di dlm jalur
besar, tetapi kalau msh dlm hm yg berdekatan
maka scr teoritis kondisinya akan relatif sama, shg
pengukuran selanjutnya di selang- seling. Demikian
pula dgn panjang yg semula 1 hm diubah-ubah
hingga pd suatu saat panjang jalur sama dgn
lebarnya shg timbul bentuk PU BUJUR SANGKAR.
KELEMAHAN PU BENTUK JALUR/
P. PANJANG/BJ. SANGKAR:
1. Penentuan sudut yg tegak lurus antar sisi-
sisinya sngt sulit shg perlu kecermatan
tinggi
2. Penentuan arah rintisan/panjang sisi-sisinya
dgn jarak horisontal perlu kehati-hatian
3. Probabilitas terjadinya pohon batas relatif
tinggi
4. Memerlukan waktu lama untuk
menyelesaikan pohon batas tsb.
KELEBIHAN PU BENTUK JALUR/
P. PANJANG/BJ. SANGKAR:
1. Biasa dipakai untuk inventore pd populasi htn yg
luas dgn tumbuhan bawah lebat, krn mudah
menentukan lokasinya di lapangan.

2. Efektif digunakan untuk survey potensi permudaan


hutan alam tropika basah yg kondisi
permudaannya cukup rapat:
• 2 x 2 m² : semai (seedling)
• 5 x 5 m² : pancang (sapling)
• 10 x 10 m² : tiang (poles)
PU BENTUK LINGKARAN:
Kelebihan PU lingkaran:
1. Tidak ada kesalahan dalam hal penentuan sudut.
2. Probalibilitas terjadinya pohon batas relatif kecil.
3. Waktunya lebih singkat

Kelemahan PU lingkaran:
 Sangat sulit digunakan untuk inventarisasi
seedling yg populasinya rapat, krn batas
imajinernya perlu dibuat agar dpt dihitung
populasi seedling tsb.
PU BENTUK SEGI ENAM:
1. PU segi enam hanya teoritis,
pembuatannya sangat sulit shg hanya dlm
skala penelitian
2. Ide PU segi enam berasal dari Hart (1932)
dlm teori penjarangan, bhw tegakan tinggal
penjarangan akan tumbuh scr optimal
apabila jarak antar pohonnya dari berbagai
arah/segi adalah sama.
3. Probabilitas terjadinya pohon batas paling
kecil.
PU LARIKAN:
 PU larikan digunakan apabila populasi pohon-
pohon yg dihadapi mempunyai pola dlm baris-
baris shg scr umum interaksi pohon-pohonnya
masih dlm satu arah (belum ke segala arah)

 Contoh-contoh PU larikan:
1. Tanaman kehutanan pada sistem tumpangsari
umur ≤ 3 tahun
• lebar larikan: 10 ≤ L < 20 m
2. Pohon yg ditanam sbg batas di lahan pekarangan
3. Persemaian dlm bedengan
4. Survey untuk bambu yg ditanam sbg batas
wilayah (desa)
Tanaman dalam bentuk larik-larik
Evaluasi Mahasiswa :
1. Jelaskan mengapa tatkala melakukan kegiatan
inventarisasi hutan menggunakan petak ukur
(PU)
2. Jelaskan bentuk-bentuk PU yang sering
dilakukan saat inventore hutan dan bagaimana
cara pembuatannya
3. Mengapa tatkala seseorang melakukan survey
permudaan hutan PU yang digunakan
berbentuk persegi ?

Anda mungkin juga menyukai