Anda di halaman 1dari 9

JURNAL LENSA PENDAS

Volume 7 Nomor 1 , Bulan Februari Tahun 2022, Hlm 58-66


Available online at http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/lensapendas

PEMANFAATAN POJOK BACA DALAM MENANAMKAN MINAT BACA SISWA


KELAS 3 DI SDN 1 SEMPLO

Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy Damayanti6
PGSD, FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon1,2,3,4,5,6
Jl. Tuparev No.70, Kedungjaya, Kec. Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45153
Email: aimanfaiz@umc.ac.id1

Info Artikel Abstrak

Tujuan penelitian ini upaya untuk menjaga budaya literasi. Penelitian ini
Sejarah Artikel: menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan
observasi dan wawancara yang kemudian menghasilkan dokumentasi. Subjek
Diterima Bulan Februari,
penelitian di SDN 1 Semplo adalah siswa-siswi kelas tiga di SDN 1 Semplo. Hasil
2022
Dipublikasikan Bulan
penelitiannya bahwa membuat pojok baca di kelas, atau membuat lebih nyaman dan
Februari, 2022 menarik lagi perpustakaan sementara yang disiapkan oleh sekolah. Kesimpulannya
adalah kegiatan inovasi pojok baca yang kami buat dari mulai observasi tempat
sampai menemukan titik masalahnya yaitu kerusakan parah pada perpusatakan
Keywords: pojok baca,
membuat kami berinisiatif untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan
minat baca, gerakan
membuat pojok baca. Desain inovasi tentunya adalah membuat pojok baca yang
literasi, perpustakaan,
nyaman, kreatif dan lebih bergaya.
desain inovasi
Abstract
The purpose of this research is to maintain a literacy culture. This study used
descriptive qualitative method. Data collection techniques with observation and
interviews which then produce documentation. The research subjects at SDN 1
Semplo are third grade students at SDN 1 Semplo. The results of his research are
that making a reading corner in the classroom, or making it more comfortable and
interesting, the temporary library prepared by the school. The conclusion is that the
reading corner innovation activities that we made from observing the place to
finding the point of the problem, namely severe damage to the center made us take
the initiative to solve the problem, namely by making a reading corner. Design
innovation, of course, is to create a reading corner that is comfortable, creative and
more stylish.

© 2022 Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti
Himayah5, Shindy Damayanti6.
Under the license CC BY-SA 4.0
Alamat Korespondensi : Aiman Faiz ISSN 2541-6855 (Online)
Email : aimanfaiz@umc.ac.id ISSN 2541-0199 (Cetak)
58
Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

pengetahuan dalam menunjang kegiatan


PENDAHULUAN penbelajaran di lingkungan sekolah (Rahim,
Perpustakaan adalah sebuah sarana 2011). Perpustakaan tersebut merupakan
yang memfasilitasi siswa untuk belajar, media, sarana dan alat untuk belajar,
membaca, mengerjakan tugas-tugas, namun menambah ilmu, mengembangkan
permasalahan yang didapatkan justru di SDN 1 kemampuan yang tak habis-habisnya. Untuk
Semplo mengalami kerusakan sehingga pojok meningkatkan pengetahuan, maka siswa
baca perlu diadakan di SDN 1 Semplo, tentunya diharuskan gemar membaca dan perpustakaan
dengan adanya pojok baca di kelas 3 mampu juga bisa dijadikan sebagai sarana
membangkitkan lagi minat membaca siswa- meningkatkan minat baca bagi siswa (Nahdli,
siswi. Membuat pojok baca yang bertujuan 2019).
untuk mendekatkan buku dengan siswa Pojok adalah pemanfaatan ruang yang
sehingga siswa dapat menuliskan berbagai isi digunakan untuk keperluan. Sedangkan
dari apa yang telah siswa baca dan setiap saat literasi adalah kemampuan untuk mengakses,
siswa dapat membaca buku pelajaran dan non memahami, dan menggunakan sesuatu secara
pelajaran. Guru yang berwenang mengelola cerdas melalui berbagai aktivitas atau
sudut baca harus memiliki kreativitas untuk aktivitas meliputi membaca, melihat,
menumbuhkan minat membaca dan menulis mendengar, menulis, dan berbicara. pojok
pada siswa. Pembuatan pojok baca di SDN 1 baca merupakan salah satu program yang
Semplo diharapkan dapat menjadi fasilitas baru dicanangkan oleh pemerintah melalui
khususnya kelas 3 (Tiga) dalam kegiatan pendidikan dimana terdapat ruangan khusus
keterampilan membaca, agar siswa tetap yang disediakan bagi siswa untuk membaca
melaksankan gerakan literasi walaupun dalam dan menulis, program ini sangat bermanfaat
keadaan kerusakan perpustakaan. Pojok baca karena siswa diarahkan untuk produktif dalam
ini adalah sebuah jembatan untuk siswa kelas 3 hal membaca. Pojok baca adalah pemanfaatan
(tiga) melaksanakan literasi yang tidak putus. berbagai sudut ruangan di sekolah sebagai
Memfasilitasi pojok baca mewah dalam tempat koleksi buku dan tulisan dari siswa di
pembuatan pojok baca juga tentunya penting setiap kelas. Pelaksanaan program pojok baca
namun dalam hal ini fokus peneliti adalah ini diharapkan dapat menumbuhkan minat
dalam kenyamanan dan kerapihan. peserta mahasiswa untuk lebih gemar
Perpustakaan sekolah adalah membaca dan menulis sehingga mahasiswa
perpustakaan yang melayani para siswa, guru, memiliki pikiran yang baik. Pemanfaatan
dan karyawan dari sekolah tertentu sudut dan ruang kelas untuk dijadikan sudut
(Rahayuningsih, 2007: 6). Tugas pokok baca dan dukungan dari perpustakaan sekolah.
perpustakaan yaitu mengumpulkan bahan Selain siswa membaca, meminjam dan
pustaka tercetak dan terekam dari masa ke masa menulis dan mencari sumber ilmu dari
serta menyimpannya untuk keperluan pemakai perpustakaan sekolah, siswa juga dapat
dan masa mendatang (Muljono, 2018). Tujuan memanfaatkan sudut baca di lingkungan
diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk sekolah. buku itu ditemukan di rak buku di
menunjang pencapaian sekolah, yaitu pojok baca dan pekerjaan siswa di pojok baca
pendidikan dan pengajaran seperti yang adalah buku dan koleksi tertulis dari siswa dan
digariskan dalam kurikulum sekolah, memenuhi dari perpustakaan. Lokasi pojok baca
kebutuhan informasi bagi masyarakat di biasanya dipenuhi oleh buku-buku dan karya
lingkungan sekolah yang bersangkutan tersebut tulis siswa dengan dekorasi yang menarik dan
(Anisafitri, 2019). Khususnya bagi guru dan terbuat dari bahan-bahan dan peralatan yang
siswa yang ada di sekolah sebagai penunjang mudah diperoleh kemudian dikreasikan
kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah sedemikian rupa sehingga menjadi ruangan
(Ati Afriati, Ujang Jamaludin, 2021). yang unik dan menarik serta membuat peserta
Perpustakaan berperan sebagai media informasi, didik bersemangat untuk membaca dan
sarana penyediaan informasi, dan sumber menulis (Kemendikbud, 2016).

59

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

Dewasa ini, berbagai lembaga literasi usia dini. Literasi dini yaitu
pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar kemampuan buat menyimak, tahu bahasa
sampai pendidikan tinggi dan lembaga lainnya lisan serta berkomunikasi melalui gambar
mulai membangun dan mendorong kegiatan serta verbal yang dibentuk oleh
literasi informasi (National & Pillars, n.d.). pengalamannya berinteraksi dengan
Literasi dalam hal ini merupakan pengembangan lingkungan sosial. Literasi pemulaan yaitu
berbasis pembelajaran produktif yang kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
memungkinkan peserta didik terampil membaca, menulis serta menghitung
mengelola informasi yang dibutuhkan dalam berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
kehidupan berbasis ilmu pengetahuan abad ke- menghitungkan, mengkomunikasikan dan
21 (Suyono et al., 2017). Literasi diartikan mendeskripsikan berita sesuai pemahaman.
sebagai budaya kemampuan seseorang untuk Literasi perpustakaan yaitu menyampaikan
membaca, menulis, dan memeriksa informasi pemahaman dengan membedakan bacaan
kemudian tidak dapat dipisahkan dari fiksi serta nonfiksi menjadi pembagian
pendidikan. Pendidikan antara lain mengajarkan terstruktur mengenai pengetahuan yang
siswa untuk memperbaiki diri kapasitas memudahkan pada memakai perpustakaan,
intelektual dan memiliki alat berpikir yang tahu penggunaan katalog sehingga memiliki
memadai untuk memanfaatkan masyarakat dan pengetahuan dalam memahami berita.
budaya. Gerakan literasi adalah gerakan yang Literasi media yaitu keterampilan untuk
diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan mengetahu aneka macam bentuk media,
Budaya 2015 yang muncul sebagai akibat dari seperti media cetak serta media elektronika.
rendahnya kemampuan literasi dan minat baca Literasi teknologi yaitu keterampilan
masyarakat Indonesia (sinta zakiya, 2019). memahami kelengkapan yang mengikuti
Literasi identik dengan aktivitas teknologi seperti aplikasi, dan etiket dalam
membaca dan menulis. Membaca merupakan memanfaatkan teknologi. Literasi visual
kebutuhan setiap orang terutama para siswa yaitu mengembangkan keterampilan serta
dalam memenuhi dan menyiapkan masa depan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan
yang lebih baik sehingga sangat tepat jika materi visual serta audio visual secara kritis
perpustakaan mendukungnya dengan berbagai (Mulyo Teguh, 2017)
koleksi buku bacaan. Begitu juga dengan Pemerintah Indonesia menetapkan
kegiatan menulis. Seorang penulis tidak akan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini pada
dapat menciptakan karya yang bagus tanpa rajin tahun 2016. Sebelum ditetapkannya GLS
membaca. Dengan demikian keterkaitan baca pemerintah sudah memikirkan matang-
tulis dengan perpustakaan sangat erat. matang tentang tujuan di bentuknya GLS
Bagaimana perpustakaan akan ramai untuk peserta didik yang artinya GLS ini
pengunjung jika kita enggan membaca dan sebagai sarana untuk memberikan
menulis? Dalam kebiasaan membaca seseorang pemahaman, pengenalan budaya
akan berpengaruh terhadap mental, dan perilaku literasi/budaya membaca kepada peserta didik
seseorang. Oleh karena itu kualitas mutu sebagai salah satu cara mengembangkan budi
manusia ditentukan oleh budaya membaca. pekerti peserta didik sehari-hari. Berdasarkan
Strategi dalam menciptakan budaya literasi permendikbud No. 23 tahun 2015
dengan cara mengkondisikan lingkungan fisik menjelaskan bahwa budaya membaca buku 15
ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial menit yang bukan merupakan buku pelajaran
sebagai model interaksi yang literat, serta sebelum proses kegiatan belajar mengajar
mengupayakan sekolah sebagai lingkungan dimulai. Materi buku bisa berisikan nilai-nilai
akademik yang ramah anak (Rahayu, 2016) kearifan lokal, nasional dan global (Rohim &
Indonesia literasi sedari dini sangat Rahmawati, 2020). Pemerintah menerangkan
diharapkan sebagai dasar gerakan literasi di bahwa penerapan gerakan literasi disekolah
sekolah, terdapat beberapa komponen literasi seorang guru harus memperhatikan tahapan
yang perlu didahului dengan pengembangan pelaksanaannya seperti pembiasaan,

60

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

pengembangan serta pembelajaran kepada kemampuan membaca seperti kata “open the
peserta didik (Septiary & Sidabutar, 2020). door”atau sering kita melihat kata “push”
Sangat disayangkan, banyak di antara dan “pull” pada pintu supermarket dan
kita yang kurang menyadari akan pentingnya ruangan lainnya, artinya dengan bisanya kita
buku dan perpustakaan. Dengan alasan yang membaca maka akan membantu kita dalam
hampir sama, banyak siswa yang mengaku melakukan aktivitas sehari-hari. Membaca
sungkan untuk mengunjungi perpustakaan akan meningkatkan pemahaman kata-kata dan
karena menurut mereka membaca buku di meningkatkan keterampilan berpikir,
perpustakaan adalah hal yang membosankan. meningkatkan kreativitas dan juga berkenalan
Padahal jika kita rajin mengunjungi dan dengan ide-ide baru (Ati Afriati, Ujang
membaca di perpustakaan, akan banyak Jamaludin, 2021). Dan Minat baca memiliki
pengetahuan yang kita dapat dan perlu kita peranan penting karena melalui membaca
penanaman sejak dini didalam diri tentang seseorang dapat menemukan ide-ide baru,
pentingnya membaca buku di perpustakaan, informasi dan menambah ilmu pengetahuan
dirumah dan dimana saja. sehingga wawasan semakin luas.
Wiedarti (2016: 7) mengatakan Gerakan Minat adalah proses dimana tindakan
Literasi adalah sebuah langka yang didasarkan seseorang seperti aktivitas menjadi sebuah
pada usaha atau kegiatan sebagai sebuah bentuk objek untuk memunculkan rasa senang, atau
partisipasi sehingga melibatkan warga sekolah disebut dengan cara memusatkan perhatian
yakni semua individu yang ada di sekolah. subjek, ada usaha yang dilakukan dalam
Gerakan literasi adalah gerakan sosial yang mendekati, ingin mengetahui dan lainnya.
menjadi gerakan penuh dukungan dengan Sehingga subjek merasakan perasaan senang
sebuah proses yang dilakukan peserta didik dan tertarik pada objek. Minat juga berkaitan
berbagai tingkat kemampuan untuk bekerja dengan motivasi, adanya motivasi ini adalah
dalam kelompok lain sebagai upaya menuju kebutuhan kemudian peran guru disini adalah
tujuan terlaksananya gerakan tersebut. Upaya sebagai fasilitator untuk memberikan
yang dilakukan adalah dengan pembiasaan dorongan sehingga siswa memiliki keinginan
membaca peserta didik, gerakan ini biasanya dan daya tarik tinggi atas objek yang
dilangsungkan dan diterapkan untuk kegiatan 15 dilihatnya. Menurut Djaali, minat merupakan
menit sebelum melaksanakan pembelajaran. sebuah penumbuhan rasa tertarik, suka pada
Perkembangan zaman dan kecanggihan aktivitas tanpa adanya paksaan bahkan
teknologi membutuhkan sumber daya manusia suruhan, sehingga pada dasarnya subjek ini
yang berpengetahuan untuk mewujudkan segala menerima diri sendiri dan orang luar
bentuk perubahan yang akan datang. Untuk (lilissuryani, 2018). Bahan pelajaran yang
memiliki wawasan yang luas tersebut, maka menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari
diperlukan salah satu dari sekian banyak proses karena minat menambah dorongan untuk
literasi, yaitu proses membaca. Membaca adalah mempelajari. Tujuan utama membaca adalah
salah satu proses membentuk kemampuan untuk mencari dan memperoleh informasi,
paling utama dimana ketika seseorang dapat termasuk isi, memahami makna bacaan. Arti/
membaca maka tentunya mudah dalam makna yang erat sekali berkaitan dengan
kemampuan berbicara, menulis, menganalisis tujuan, atau intensnya kita dalam membaca
dan lainnya. Pada surat al-alaq ayat 1 dijelaskan (Nurhadi, 2007).
dengan bunyi “bacalah dengan namamu tuhan Minat membaca adalah perhatian yang
yang menciptakan” ditegaskan pada ayat kuat dan mendalam dengan perasaan senang
tersebut sejatinya setiap individu diutamakan terhadap kegiatan membaca sehingga dapat
dalam membaca, baik ilmu pengetahuan umum mengarahkan seseorang untuk membaca
maupun ilmu agama (Khairi, 2017). dengan atas kemauannya sendiri atau
Membaca disini terletak pada poin dorongan dari luar. Minat membaca juga
penting dikehidupan, dalam kehidupan sehari- merupakan perasaan senang seseorang
hari aktivitas apapun selalu tertera dengan terhadap membaca karena pemikiran bahwa

61

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

dengan membacanya dapat diperoleh manfaat kreatif dari pustakawan sekolah. Sayangnya,
baginya. Fungsi Perpustakaan berdasarkan kreativitas pustakawan tersebut juga dirasa
Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang masih kurang menarik minat baca siswa
Perpustakaan: Perpustakaan berfungsi sebagai sehingga perpustakaan masih saja terlihat
wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, sepi. Penyebab lain rendahnya minat baca
informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan bagi siswa yaitu masih rendah kemahiran
kecerdasan dan keberdayaan bangsa. membaca siswa,banyaknya jenis hiburan yang
Perpustakaan memiliki ciri-ciri umum dan mengalihkan perhatian anak untuk membaca
persyaratan tertentu, seperti tersedianya (Arwan, 2019).
ruangan/gedung, adanya koleksi atau bahan Upaya yang harus dilakukan untuk
pustaka/sumber informasi, adanya petugas yang menumbuhkan minat baca baik itu
melayani pemustaka, adanya komunitas dimasyarakat atau di sekolah yaitu dengan
pemakai, sarana dan prasarana dan sistem yang meningkatkan layanan perpustakaan
mengatur tata cara, prosedur pelaksanaan agar disekolah, mempebaharui sistem
kegiatan di perpustakaan berjalan dengan lancar pembelajaran di Sd membudayakan cinta baca
(Aziza Nur Persia, Yuli Rohmiyati, S.Sos., mulai dri keluarga, mengenalkan buku- buku
2013). pada saat anak masih usia dini, mengontrol
Pengertian minat baca menurut Ibrahim penggunaan media elektronik, dan
(2005) adalah keinginan yang kuat disertai memperbaiki kerjasama dengan penerbit dan
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang percetakan buku dalam pengadaan buku
yang mempunyai minat membaca yang kuat murah dan berkualitas (Witanto et al., 2018).
akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk
mendapat bahan bacaan dan kemudian METODE PENELITIAN
membacanya atas kesadarannya sendiri. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal
Kemudian Sumadi (dalam Sudiana, 2004) 21 Desember 2021 sampai dengan tanggal 15
mengungkapkan bahwa minat baca adalah Januari 2022. Lokasi penelitian dilaksanakan
kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang di Sekolah Dasar Negeri 1 Semplo Kecamatan
berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
ini ditunjukkan oleh adanya keinginan yang kuat
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
untuk melakukan kegiatan membaca.
Penyebab rendahnya minat baca siswa kualitatif. Prosedur pendekatan penelitian
yaitu sepinya pengunjung perpustakaan kualitatif dalam variabel penelitian kualitatif.
merupakan realita yang harus diidentifikasi Teknik pengumpulan data dengan observasi
penyebabnya sebab dengan mengetahui dan wawancara yang kemudian menghasilkan
penyebab masalah kita akan dapat mencari jalan dokumentasi. Populasi dan sampel,
keluarnya. Salah satu faktor penghambatnya populasinya SDN 1 Semplo dan sampelnya
yaitu minat baca siswa yang rendah. Banyak
siswa-siswi kelas 3 SDN 1 Semplo.
siswa berpendapat bahwa belajar dengan
membaca di perpustakaan adalah hal Respon yang didapatkan dalam
membosankan karena membutuhkan waktu kegiatan observasi ini adalah siswa di SDN 1
lama dan konsentrasi yang tinggi. Kebanyakan Semplo rata-rata memiliki minat baca yang
dari mereka menganggap bahwa belajar di kelas tinggi, antusias dalam kegiatan membaca juga
dengan mendengarkan guru mereka mengajar sangat tinggi. Subjek penelitian di SDN 1
sudah cukup, padahal dengan membaca buku
Semplo adalah siswa-siswi kelas3 di SDN 1
secara langsung dapat membuat mereka lebih
mengetahui detail suatu hal atau materi. Selain Semplo. Instrument data yang digunakan
itu ada anggapan bahwa perpustakaan hanyalah adalah dihasilkan dari kegiatan observasi dan
tempat penyimpanan buku. Pandangan semacam wawancara yang dipergunakan dengan cara
ini sudah umum berkembang di masyarakat terjun langsung dalam lapangan penelitian.
sehingga perlu adanya tindakan yang lebih

62

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

Prosedur analisis data atau tahapan


kegiatannya adalah pada awal kegiatan
dilakukan analisis yang dilangsungkan dengan
wawancara dengan salah satu guru sehingga
dihasilkan dokumentasi pada tanggal 31
Desember 2021, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan produk atau media yang dikerjakan
secara kelompok dalam pembuatan tempat buku
dan hiasan pada Jum’at 07 Januari 2022.
Sehingga dilangsungkan implementasi di
sekolah pada tanggal 15 Januari 2022 dengan
penerapan media dan penataan buku-buku
dilanjutkan pada tanggal 17 Januari 2022 siswa
mencoba pojok baca dan berlangsung kegiatan
literasi dengan lancar. Metode analisis data yang
digunakan adalah Data Reduction (Reduksi
data), Data display (Penyajian data) dan
Conclusion Drawing/ verification. Berikut
gambar alur penelitian yang dipilih pada
penelitian ini:

63

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

satu jalan bagi anak-anak untuk semakin


menambah pengetahuan lebih luas, walaupun
literasi digital berkembang sangat cepat namun,
Pengumpulan
dalam konteks sekolah dasar anak-anak tidak
Data diperbolehkan untuk membawa ponsel, ketika
Penyajian data /
disekolah anak-anak sepatutnya membuka
display data
literasinya dan minat bacanya, dengan
disediakannya sebuah sarana pojok baca dan
kenyamanan perpustakaan sementara
Reduksi data/ insyaAllah bermanfaat walaupun tidak mewah.
reduction Penarikan
Hal pertama yang kami lakukan tentunya adalah
kesimpulan/
verification membuka ide dan pengetahuan dengan mencari
bahan atau acuan desain dari berbagai sumber.
Meninjau tempat dan tata letak yang
Gambar 1: alur analisis data (Sugiyono, 2015; akan digunakan apakah posisinya dibelakang
Faiz & Soleh, 2021) tempat duduk siswa atau didepan samping papan
tulis, Menyiapkan alat dan bahan dan merinci
biaya, Menentukan desain yang menarik dan
HASIL PENELITIAN DAN unik, Membuat berbagai peralatan pelengkap
PEMBAHASAN
untuk digunakan di pojok baca, Menata dan
Analisis yang kami dapatkan ketika penyiapan. Inovasi yang kami berikan adalah
dilakukan sebuah observasi di SDN 1 Semplo pembedanya kalau inovasi ini adalah jembatan
adalah tentang kerusakannya sebuah dan akses untuk anak-anak tetap melaksanakan
perpustakan, sedangkan untuk perbaikan belum literasi, belajar pengetahuan umum walaupun
dilakukan sama sekali, karena kondisi buku- keadaan perpustakaan yang rusak namun tidak
buku masih terbilang bagus dan layak digunakan membatasi mereka untuk menuntut ilmu.
untuk literasi siswa, respon yang diberikan oleh Pembuatan pojok baca ini tidak
pihak sekolah setelah melakukan wawancara menggunakan tempelan stiker atau apapun
dan observasi sangatlah mendukung. Analisis karena menurut kami, lebih baik menggunakan
membaca siswa juga tingkat keminatan cukup bahan yang tidak merusak tembok dan cat
banyak, anak-anak mungkin akan berantusias supaya bisa mudah dipindahkan, dilakukan
apabila ada pojok baca. pembuatan desain inovasi Bermanfaat bagi
Permasalahan yang kami temukan di SD siswa dan mempermudah guru dalam
Negeri 1 Semplo adalah bahwa disekolah menjalankan literasi siswa, walaupun
tersebut ada permasalahan tentang kondisi keterbatasan tempat penataan buku tetapi
perpustakan yang sudah tidak dapat digunakan setidaknya siswa akan membaca diselang waktu
lagi karena terkena sebuah insiden sehingga istirahat atau waktu senggangnya. Asalkan
mengalami kerusakan yang sangat parah, atap buku-bukunya menarik perhatian siswa.
yang mengalami kerusakan oleh sebab itu tidak Langkah-langkah Pembuatan yaitu
bisa digunakan oleh siswa maupun guru. sebagai berikut pada tahap 1: kami telah
Dengan kerusakan perpustakaan ini, untuk melakukan survey dan wawancara dengan pihak
selalu memberi akses belajar dan wawasan SDN 1 SEMPLO khususnya guru dan
siswa maka kami membuat sebuah rencana pengambilan dokumentasi serta mencari
untuk membuat pojok baca di kelas, atau permasalahan sehingga perlu didapatkan solusi,
membuat lebih nyaman dan menarik lagi pada saat itu masalah yang didapatkan adalah
perpustakaan sementara yang disiapkan oleh kerusakan perpustakaan, tahap 2: kami
sekolah, dengan begitu siswa tetap belajar, menyusun dan merancang ide apa saja yang
karena bagi kami membaca buku adalah salah akan dibuat dan diterapkan nanti di SD,
64

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

pendukung bahan alat dan contoh desain pojok dalam menganalisis buku bacaan, membuat
baca juga kami cari dari berbagai sumber seperti resume, aktif dalam pembelajaran kemudian
pinterest, instagram, youtube, chroom, google siswa memiliki wawasan pengetahuan umum,
untuk memilih acuan kreatif yang belum ada pengetahuan agama, pengetahuan sains yang
sebelumnya, tahap 3: melakukan pembuatan meluas. Pojok baca di SDN 1 Semplo juga dapat
bahan untuk pelengkap di kelas khususnya meningkatkan minat baca siswa dilihat dari
pojok baca yang dimulai dengan diskusi, papan absen yang dibuat dan diisi atas kehadiran
membeli perlengkapan hingga pembuatannya, siswa dalam melakukan kegiatan membaca.
tahap 4: survey buku-buku yang masih bisa
digunakan siswa. Setiap anggota memiliki SIMPULAN
perannya masing-masing mulai dari memilih SD Kegiatan pemanfaatan pojok baca
Yang akan dituju untuk observasi, wawancara yang kami buat dari mulai observasi tempat
dan survey buku-buku serta dokumentasi tiap sampai menemukan titik masalahnya yaitu
minggunya, merangkai hasil observasi hingga kerusakan parah pada perpusatakan
ditemukan masalah dan solusi, mencari sumber membuat kami berinisiatif untuk
untuk pemilihan bahan, mengatur jadwal memecahkan masalah tersebut yaitu dengan
pembuatan perlengkapan pojok baca hingga membuat pojok baca, yang tentunya perlu
membuat laporan setiap pertemuan, berperan anggaran, namun anggaran tersebut kami
dalam pembuatan bahan serta media yang minimal kan tidak keluar banyak, kami
digunakan di pojok baca yaitu tempat buku, masih memakai barang bekas dan yang sisa-
serta pemilihan alat dan bahan yang disesuaikan sisa dirumah masing-masing. Desain
dengan kesesuaian anak SD, pembuatan kartu pemanfaatan pojok baca tentunya adalah
siswa yang telah melakukan literasi maksudnya membuat pojok baca yang nyaman, kreatif
bahwa ketika anak sudah melakukan literasi dan lebih bergaya simpel dan
maka anak tersebut memasukan kartu literasinya pengembangannya dilakukan dengan
pada kantong papan yang dibuat. pembuatan bahan serta media yang akan
Implementasi dilakukan atas dasar dibutuhkan dibuat dan disiapkan sesuai
perizinan pada kepala sekolah dan guru kelas dengan tugas masing-masing individu di
selalu dilakukan, implementasi dilakukan di kelompok. Implementasi juga diterapkan
kelas 3 yang sudah pandai membaca. Pemilihan dengan analisis kelas dan perizinan pada
kelas atas kemauan kami sendiri, kondisi kelas guru kelas, dan penerapan dekorasi disertai
rapih, bersih, buku tertata dan layak baca, posisi pemilihan bahan literasi yang layak pakai.
pojok baca dibelakang meja dan kursi siswa,
yang perlu dilakukan yakni; hal pertama, yang DAFTAR PUSTAKA
kami lakukan adalah menyiapkan bahan dan alat Anisafitri. (2019). Pengaruh penerapan pojok
serta media apa saja yang akan digunakan, disini baca di sekolah dasar terhadap minat
kami membutuhkan rak buku minimalis, baca peserta didik.
mading motivasi, hiasan, tanda “pojok baca” Arwan. (2019). Pengaruh penerapan pojok
tikar motif, kemudian ada juga meja kecil, papan baca di sekolah dasar terhadap minat
kartu nama literasi, hal kedua, kami melakukan baca peserta didik.
sebuah penataan dan pemilihan analisis pojok Ati Afriati, Ujang Jamaludin, I. N. (2021).
baca dan kami menggunakan letak belakang Optimalisasi minat baca melalui
sebelah kiri, ketiga, melakukan dekorasi, program pojok baca di kelas v min 1
keempat, memilih buku-buku di perpustakaan Kota Cilegon. 5(1), 81–89.
yang masih layak pakai. Aziza Nur Persia, Yuli Rohmiyati, S.Sos., M.
Manfaat pembuatan pojok baca ini S. (2013). Peran Perpustakaan anak
diharapkan siswa akan lebih antusias dalam dirumah sakit kanker dharmais Jakarta.
membaca dan mengembangkan kemampuannya 2, 0–7.
65

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855


Jurnal Lensa Pendas, Vol. 7 Nomor 1 , Bulan Februari 2022, Hlm 58-66
Aiman Faiz1, Anggista Putri Novthalia2, Hasna Sausan Nissa3, Suweni4, Teti Himayah5, Shindy
Damayanti6,.Pemanfaatan Pojok Baca Dalam Menanamkan Minat Baca Siswa

Faiz, A., & Soleh, B. (2021). Implementasi 2.


pendidikan karakter berbasis kearifan Septiary, D., & Sidabutar, M. (2020).
lokal. JINoP (Jurnal Inovasi Pelaksanaan program gerakan literasi
Pembelajaran), 7(1), 68–77. sekolah (GLS) di SD Muhammadiyah
https://doi.org/10.22219/jinop.v7i1.142 Sokonandi. Epistema, 1(1), 1–12.
50 https://doi.org/10.21831/ep.v1i1.32054
Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor sinta zakiya. (2019). KREATIVITAS GURU
22 Tahun 2016 Tenteng Standar Proses DAN SISWA DALAM PENGELOLAAN.
Pendidikan dan Menengah. Jakarta: Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kemendikbud. Kementrian. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Khairi, D. (2017). Manfaat Layanan Program Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.
Sudut Baca pada Dinas Perpustakaan Suyono, Titik, H., & Wulandari, I. S. (2017).
Kota Binjai. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
lilissuryani. (2018). PENERAPAN METODE pada Pembelajaran Tematik di Sekolah
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan
MATA PELAJARAN IPS UNTUK Praktik Pendidikan, 26(2), 116–123.
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR Witanto, J., Kristen, U., & Wacana, S. (2018).
SISWA KELAS VI SDN 93 TOMBANG Rendahnya Minat Baca MINAT BACA
KECAMATAN WALENRANG YANG SANGAT RENDAH Mata Kuliah
KABUPATEN LUWU. Manajemen Kurikulum. April.
Muljono, P. (2018). Kerusakan buku di
perpustakaan dan penanggulangannya:
studi kasus di Institut Pertanian Bogor.
In Jurnal Perpustakaan Pertanian: Vol.
V (Issue 2, pp. 51–58).
Mulyo Teguh. (2017). Aktualisasi Kurikulum
2013 Di Sekolah Dasar Melalui Gerakan
Literasi Sekolahuntuk Menyiapkan
Generasi Unggul Dan Berbudi Pekerti.
Prosiding Seminar Nasional , 18–26.
Nahdli, H. F. (2019). Implementasi Gerakan
Literasi Sekolah Melalui Sudut Baca
Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK
Zhafira Keboansikep Sidoarjo.
Surabaya : Uin Sunan Ampel.
National, G., & Pillars, H. (n.d.). Pemanfaan
pojok baca kelas dalam peningkatan
GSL.
Nurhadi. (2007). pengertian membaca. 8–37.
Rahayu, T. (2016). Penumbuhan Budi Pekerti
Melalui Gerakan Literasi Sekolah. The
Progressive and Fun Education
Seminar, 179–183.
Rahim, F. (2011). Pengajaran Membaca di
Sekolah Dasar. Bumi Aksara.
Rohim, cahya dhina, & Rahmawati, S.
(2020). Di Sekolah Dasar Negeri. Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 6(3),
66

JURNAL LENSA PENDAS, PRINT ISSN: 2541-0199, ONLINE ISSN: 2541-6855

Anda mungkin juga menyukai