Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Wr Wb

1.
ANALISIS ATAU PEMBAGIAN
Tentunya, Anda semua mengingat apa itu Konsep yang bersifat universal. Dengan
keuniversalan sebuah konsep, seseorang membutuhkan Analisis. Analisis merupakan
"penguraian secara jelas dan berbeda (clearly and distinctly) dari keseluruhan ke bagian-
bagian" (Bakry, 2012: 3.3). Dalam praktiknya, ada 2 Analisis: "Analisis logis" dan "Analisis
realis".

Analisis logis didasarkan pada prinsip tertentu, yang terbagi menjadi 2: Analisis universal dan
Analisis dikotomi. Analisis universal dilakukan atas dasar prinsip pembagian dari genus ke
spesies atau prinsip deduktif (dari umum ke khusus) untuk konsep yang sederhana. Analisis
dikotomi dilakukan atas dasar prinsip eksklusi tertii (hanya ada term positif dan term negatif)
pada konsep yang sederhana atau kompleks. Analisis dikotomi yang dilakukan pada prinsip
pembagian genus ke spesies menghasilkan analisis yang sederhana, lengkap, tegas dan pasti,
yang disebut "sistem Analisis".
Contoh
Analisis universal : Indonesia terdiri dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara,
dan Papua.
Analisis dikotomi : Perilaku manusia terdiri dari baik dan buruk.

Analisis realis didasarkan pada sifat perwujudannya, yang terbagi menjadi 2: Analisis esensial
dan Analisis aksidental. Analisis esensial dilakukan dengan bagian dasar yang mewujudkannya.
Analisis aksidental dilakukan atas dasar sifat-sifat yang menyertai wujudnya.

Contoh:
Analisis esensial : Air terdiri dari unsur hydrogen dan oksigen
Analisis aksidental : Mobil dibagi berdasakan merk, yaitu Toyota, Honda, dan Audi.

Dari praksis Analisis, tampak bahwa Analisis dilakukan atas aturan-aturan tertentu yang disebut
"hukum Analisis", yaitu:
1. Analisis harus dilakukan menurut asas tunggal atau prinsip yang sama.
2. Analisis harus lengkap dan tuntas.
3. Analisis harus jelas terpisah antar-bagiannya.
Analisis bersifat rasional dan deduktif.

KLASIFIKASI ATAU PENGGOLONGAN


Ketika seseorang berlogika, Analisis merupakan penguraian, sedangkan Klasifikasi merupakan
"pengelompokan sistematis bagian-bagian yang terpisah atas dasar sifat, hubungan dan
peranannya ke dalam keseluruhan" (Bakry, 2012: 3.16). Klasifikasi bersifat empiris dan induktif,
yang tampak pada macam-macamnya, yaitu:
1. Klasifikasi kodrati, ditentukan oleh susunan kodrati.
2. Klasifikasi buatan, ditentukan oleh sesuatu maksud yang praktis.
3. Klasifikasi diagnostik, ditentukan oleh gabungan yang tidak sepenuhnya kodrati dan tidak
sepenuhnya buatan.

Klasifikasi dilakukan harus atas dasar hukum-hukum Analisis, seperti di atas.


Selain itu, "Sistem Klasifikasi" dilakukan atas dasar Term predikabel, yaitu: genus (jenis),
spesies (golongan), diferensia (sifat pembeda), proprium (sifat khusus) dan aksiden (sifat
kebetulan).
Sistem klasifikasi ditemukan oleh Porphyrios, yang dikenal "Pohon Porphyrios".
Di dalam genus, ada 3 tingkatan: summa genus (genus tertinggi), subaltern genera (genus
perantara), dan proximum genus (genus terbawah).
Pohon Porphyrios
Substansi : Ada yang fana
............................................................................
Tubuh : Berwujud dan tidak berwujud
Organisme : Bernyawa dan tidak bernyawa
…………………………………………………
Hewan : Berindra dan tidak berindra
Manusia : Berakal dan tidak berakal

Di dalam spesies, ada 3 tingkatan: spesies tertinggi, spesies perantara dan spesies terbawah.
(1) Diferensia dibagi 2: diferensia generik dan diferensia spesifik.
Contoh
Diferensia generik : Substansi material, tubuh berjiwa, organisme berperasa.
Diferensia spesifik : Hewan berakal budai dan hewan menyalak.
(2) Proprium dibagi 2: proprium generik dan proprium spesifik.
Contoh
Proprium generik : Sifat dapat mati pada organisme (benda hidup)
Proprium spesifik : Sifat berpolitik pada manusia karena berakal budi.
(3) Aksiden dibagi 2 macam: aksiden predikamental dan aksiden predikabel.
Contoh
Aksiden prekamental: Sifat (cara berada) terpelajar pada manusia.
Aksiden predikabel : Sifat (tidak mutlak) berambut pirang pada manusia.

Dengan bahasan Analisis dan Klasifikasi tersebut, jelas bahwa keduanya merupakan
pembagian atau penggolongan logis, bukan fisik, karena apabila keseluruhan dibagi-bagi maka
bagian-bagiannya tetap mempunyai hubungan dengan keseluruhan.
Misalnya, jika komputer dilepas-lepas ke bagian-bagiannya: hard disk, DVD room, motherboard,
monitor, mouse, dan keyboard, maka tidak bisa dikatakan bahwa hard disk adalah komputer
atau keyboard adalah computer

Sumber bacaan:
Noor Muhsin Bakri dan Sonjoruri Budiani Trisakti. Logika. Ed. II. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2012, hal. 3.1-3.47.

2. Contoh logical fallacy strawman adalah ketika kamu berargumen kalau nelayan dan petani
tidak nyaman dengan praktik koperasi di lapangan. Alasannya, karena manfaat dari koperasi
hanya dirasakan oleh pengurus. Di sisi lain, lawan bicara menganggap kamu menolak
keberadaan koperasi.

Anda mungkin juga menyukai