Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

POLA KELURUSAN

Nama Asisten :
1. Mahendra Wirayudhatama
2. Marsha Khairia Alfany
3. Farah Aziz
4. Tigar Ade Ama Wijaya

Disusun Oleh:
Faiqa Wizda Nailah
5017231044

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN INSTITUT


TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum pola kelurusan geologi adalah kegiatan penting dalam ilmu
geologi, geomorfologi, dan hidrologi yang bertujuan untuk memahami karakteristik
pola kelurusan aliran sungai. Pola ini dapat berupa meander (lekukan berliku) atau
pola sungai yang melebar.
Pola kelurusan geologi adalah pola arah utama dari struktur geologi yang
teramati pada permukaan bumi. Pola kelurusan geologi dapat dianalisis dengan
menggunakan citra satelit dan rose diagram. Kelurusan geologi dapat berupa unsur
struktur geologi yang belum mengalami pergerakan (displacement), yang sudah
mengalami pergerakan dinamakan sesar. Kelurusan geologi bisa diasumsikan berupa
unsur struktur geologi yang belum mengalami pergerakan (displacement), yang sudah
mengalami pergerakan dinamakan sesar.
Pola kelurusan geologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi panas
bumi dan karakteristik morfotektonik suatu daerah. Untuk analisis kelurusan geologi
regional, biasanya para geolog membutuhkan citra satelit dengan resolusi menengah
seperti citra LANDSAT, ASTER, ataupun citra ketinggian seperti ASTER DEM dan
SRTM.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana cara mengidentifikasi jenis-jenis kelurusan pada peta DEM?
1.2.2 Bagaimana cara menghitung dan menganalisis arah kelurusan pada peta
DEM?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mampu mengidentifikasi jenis-jenis kelurusan pada peta DEM.
1.3.2 Mampu menghitung dan menganalisis arah kelurusan pada peta DEM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Kelurusan


Pola kelurusan atau lineament adalah suatu garis lurus atau lengkung yang dapat
dipetakan dari suatu permukaan(O'Leary et al., 1976). Karakteristik permukaan yang
membentuk pola kelurusan ini dapat berupa bentuk permukaan bumi atau
morfologi(morphology), bentuk lahan (landform), maupun bentang-bentang alam yang
lain seperti puncak pegunungan atau batas batas daerah yang ditinggikan, garis-garis
drainase, garis-garis pantai, dan garis-garis batas formasi jenis batuan petrografi atau
garis-garis singkapan. Kemudian seiring berjalannya waktu, fungsi pola kelurusan ini pun
diperluas untuk mencakup fitur-fitur tambahan seperti lembah dan garis-garis yang
terlihat dari zona patahan atau patahan breksi.
Secara genetik, pola kelurusan ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola
kelurusan geologi, pola kelurusan geomorfologi atau topografi, dan pola kelurusan semu
yaitu buatan manusia, atau bisa disebut juga dengan pola kelurusan non-geologi (2,7,8).
Fitur linear permukaan bumi (bujursangkar atau lengkung) yang disebabkan oleh aktivitas
tektonik adalah patahan, rekahan, sambungan, atau batas litologi, dan disebut sebagai
lineamen geologi. Garis-garis topografi disebabkan oleh proses geomorfologi, seperti
sistem drainase dan punggungan. Fitur semu atau buatan manusia adalah jalan, rel kereta
api, batas ladang tanaman, atau variasi pola penggunaan lahan

2.2 Pola Kelurusan Pulau Jawa


Fisiografi Laut Jawa dicirikan oleh pola kelurusan morfologi dan struktur berarah
timurlaut-baratdaya, dan terdapat struktur berarah utara-selatan yang ditunjukkan oleh
adanya sesar mendatar menganan di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatera. Arah ini
diduga berasal dari fenomena pada kerak benua, dan pembentukannya mungkin berkaitan
dengan penekukan arah tektonik utama di Sumatera ke sumbu Pulau Jawa, sehingga
umurnya diduga lebih tua dari arah struktur yang pertama.
Menurut Pulunggono dan Martodjojo (1994), Pada dasarnya ada 3 arah kelurusan
struktur geologi yang dominan di Pulau Jawa. Ketiga arah tersebut adalahTimurlaut –
Baratdaya (pola Meratus), Utara –Selatan (pola Sunda) dan Barat – Timur (pola Jawa).
Pola strukturpertama adalah pola Meratus yang berarah Timurlaut –Baratdaya. Arah ini
didominasi oleh sesar-sesar geser sinistral. Arah struktur ini didugadisebabkan oleh
penunjaman lempeng Indo-Australia pada Akhir Eosen hingga AkhirMiosen Tengah. Pola
Meratus yang dijumpai diwakili oleh sesar Cimandiri di JawaBarat. Pola sesar ini dapat
diikuti ke arah timurlaut sampai batas timur CekunganZaitun dan Cekungan Biliton. Pola
singkapan batuan Pra-Tersier di daerah Luk Ulo(Jawa Tengah) juga menunjukkan arah
Meratus.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum menganalisis pola
kelurusan peta kali ini adalah :
1. Penggaris/Mistar
2. Alat Tulis
3. Busur Derajat 360
4. Clipboard (Papan Dada)
5. Peta DEM
6. Kertas Kalkir
7. Kertas HVS A4

3.2 Langkah Kerja


Berikut merupakan langkah kerja yang harus dilakukan pada praktikum menganalisis
pola kelurusan peta kali ini adalah:
1. Alat dan bahan yang telah disediakan disiapkan terlebih dahulu.
2. Peta DEM dilapisi kertas kalkir dan dijepit dengan clipboard.
3. Punggungan dan lembah yang terdapat pada peta ditandai dengan garis-garis
mengikuti pola peta.
4. Garis-garis yang telah didapat dianalisis arah serta posisinya dengan busur
derajat.
5. Data-data garis yang telah didapatkan dicatatat dan dimasukkan ke dalam
tabulasi.
6. Selanjutnya data-data yang terdapat pada tabel tabulasi digambarkan dalam
bentuk histogram dan diagram rosette.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Berikut ini merupakan data hasil praktikum Pola Kelurusan yang dilakukan pada
hari Jum’at, 6 Oktober 2023 di Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya :

4.1.1 Tabulasi
Berikut merupakan tabulasi arah azimuth dari peta DEM yang
telah disediakan.

Gambar 4.1 Tabulasi


4.1.2 Diagram Histogram
Berikut merupakan diagram histogram yang dibuat berdasarkan
hasil perhitungan yang ada pada Gambar 4.1

Gambar 4.2 Diagram Histogram

4.1.3 Diagram Rosette

Berikut merupakan diagram rosette yang dibuat berdasarkan hasil


perhitungan yang ada pada Gambar 4.1

Gambar 4.3 Diagram Rosette


4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari praktikum pola kelurusan ini,
didapatkan 100 kelurusan yang berupa punggungan dan Lembah dari proses.
Untuk punggungan ditandai dengan garis berwarna biru dan untuk Lembah
ditandai dengan garis berwarna merah untuk memudahkan proses identifikasi.
Kelurusan-kelurusan yang sudah didapatkan kemudian diukur menggunakan
busur 360° dan didapatkan derajat azimuthnya. Hasil dari tabulasi yang telah
dilakukan seperti yang tertera pada gambar 4.1 pun divisualisasikan menggunakan
diagram histogram dan diagram rosette.
Adapun data yang memiliki frekuensi tertinggi adalah data pada arah
N21°E-N30°E yakni sebanyak 23 data yang merujuk pada NE SW, sehingga
identik dengan pola meratus seperti yang ada di pola kelurusan pulau Jawa.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan praktikum pola kelurusan kali
ini adalah sebagai berikut:
5.1.1 Untuk mengidentifikasi jenis-jenis kelurusan pada peta DEM, perlu
ditinjau terlebih dahulu punggungan dan Lembah yang terdapat pada peta
dengan konsep pola kelurusan.
5.1.2 Arah kelurusan pada peta DEM dapat dihitung dan dianalisis dengan
menggunakan busur 360 yang setelah itu ditabulasikan dan divisualisasikan
dengan diagram histogram dan diagram rosette. Didapatkan hasil perolehan
data bahwa arah azimuth dengan frekuensi tertinggi yaitu N21°E-N30°E yakni
sebanyak 23 data yang merujuk pada NE SW, sehingga identik dengan pola
meratus seperti yang ada di pola kelurusan pulau Jawa.
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, G.U, Gaol, K.L, Handayani, L, Lubis, R.F, 2021. ‘Lineament Extraction using
Gravity Data in the Citarum Watershed’, Journal of Geography, vol. 53, no.1, hh.87-94.

Bachri, S, 2014. ‘Pengaruh Tektonik Regional Terhadap Pola Struktur dan Tektonik Pulau
Jawa’, Jurnal Geologi, vol.15, no.4, hh. 215-221.
Ahmadi, H, 2021. ‘Fault-Based Geological Lineaments Extraction Using Remote Sensing
and GIS’, Journal of Geoscience, vol. 11, no.5, hh.183.
Lukman, Z. Lukman Z. Sulaksana N. Gentana D. Sulastri M. 2022. ‘Karakteristik
Morfotektonik Terhadap Kemunculan Manifestasi Panas Bumi di Daerah Gunung
Seulawah Agam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh’, Jurnal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, vol. 23 no. 2 hh. 123-131.
Prasetyadi C. Sudarno I. Indranadi VB. Surono, 2011. ‘Pola an Ganesa Struktur Geologi
Pegunungan Se;latan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Provinsi Jawa Tengah.
Geo-dynamic’ . JSDG. vol. 21
LAMPIRAN
No Tangga Dokumentasi
Keterangan
. l

8
Menentukan kelurusan pada
1. Oktobe
peta
r 2023

9
2. Oktobe Mencari referensi
r 2023

10
3. Oktobe Mengerjakan BAB 2
r 2023

10
4. Oktobe Mengerjakan BAB 1
r 2023

10
5. Oktobe Mengerjakan BAB 3
r 2023
11
6. Oktobe Membuat tabulasi
r 2023

11
Membuat diagram
7. Oktobe
histogram
r 2023

11
8. Oktobe Membuat diagram Rosette
r 2023

11
9. Oktobe Mengerjakan BAB 4
r 2023

11
10. Oktobe Mengerjakan BAB 5
r 2023

12
Mengerjakan Daftar Pustaka
11. Oktobe
dan logbook
r 2023

Anda mungkin juga menyukai