Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

POLA KELURUSAN

NAMA ASISTEN :
1. Mahendra Wirayudhatama
2. Marsha Khairia Alfany
3. Farah Aziz
4. Tigar Ade Ama Wijaya

DISUSUN OLEH :
AMMARA ALIYA NADHIRA MAHARANI
(5017231074)

LABORATORIUM EKSLORASI MINERAL DAN AIR TANAH DEPARTEMEN


TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL , PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung dan Lembah merupakan kenampakan alam yang secara umum
sering nampak dan dipahami oleh khalayak ramai. Terlebih wilayah geografi
Indonesia dipenuhi oleh kenampakan alam tersebut. Baik merupakan gunung
besar dan gunung kecil. Hal tersebut tentunya memunculkan berbagai kegiatan
penelitian – penelitian mengenai hal tersebut. Dimulai dengan mengkaji struktur
dan kemudian mengkaji asal usul, penelitian mengenai gunung dan Lembah ini
amat berguna. Dalam penelitian, dapat dilakukan menggunakan kajian pola
kelurusan.
Pola kelurusan merupakan suatu pola yang merupakan bentuik dari
cerminan morfologi suatu permukaan bumi yang merupakan hasil dari aktifitas
gaya geologi dari dalam bumi. Dari pola kelurusan inilah akan digunakan dalam
menentukan asal usul dari wilayah tersebut dengan menggunakan tolak ukur
pola kelurusan pulau jawa. Oleh karenya, praktikum pola kelurusan ini
dilaksanakan guna memberikan pengetahuan pada praktikan dalam menentukan
suatu pola kelurusan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat pada praktikum pola penyaluran sungai
sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan pola kelurusan?


2. Apakah jenis pola kelurusan yang terdapat pada peta topografi
praktikum?
3. Bagaimana cara menganalisis jenis pola penyaluran sungai pada peta
topografi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang terdapat pada praktikum pola penyaluran sungai sebagai
berikut:
1. Mahasiswa selaku praktikan dapat memahami pengertian pola kelurusan
2. Mahasiswa selaku praktikan dapat mengidentifikasi jenis pola kelurusan
berdasarkan medan yang terdapat pada peta topografi
3. Mahasiswa selaku praktikan dapat menganalisis dan menentukan hasil
jenis pola kelurusan berdasarkan medan yang terdapat pada peta
topografi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Kelurusan

Pola kelurusan merupakan suatu pola yang merupakan bentuik dari


cerminan morfologi suatu permukaan bumi yang merupakan hasil dari aktifitas
gaya geologi dari dalam bumi, (Modul Praktikum , 2023 : 2). Pola kelurusan
sendiri dapat dipetakan secara manual maupun komputerisasi. Pada dasarnya
pola kelurusan dipetakan dengan menarik kelurusan pada suatu kenampakan
alam gunung. Punggung gunung digunakan sebagai objek pola kelurusan. Selain
gunung juga dapat menggunakan kenamapakan alam berupa lembah.

Pola kelurusan memiliki banyak peran dalam pengkajian ilmu dalam


studi geofisika. Seperti hal nya penginterpretasian data geofisika. Pada
umumnya data geofisika yang berupa magnetic, gravitasi, seismic,
elektromagnetik, dan resistivitas sangat berguna dalam pengidentifikasian
lineament geologi dimana sangat bermanfaat guna menghadirkan parameter
dalam mengintrepretasi adanya perubahan. Adapun kegunaan lain nya seperti
pemetaan dan survey lapangan guna penentuan lokasi pengeboran, mitigasi
bencana, analisi pola arus air tanah, dan semacamnya.
2.2 Pola kelurusan Pulau Jawa

Pola kelurusan pulau jawa merupakan pola kelurusan yang umumnya


terdapat pada pulau jawa. Secara umum, Pulau Jawa memiliki tiga pola
kelurusan dominan yang terbentuk, yakni Pola Meratus, Pola Sunda, dan Pola
Jawa, (Modul Praktikum, 2023 : 4). Pada umumnya pola meratus merupakan
pola yang memiliki arah dominan pada timur laut barat daya ( NE – SW ) yang
terbentuk pada 80 juta tahun lalu. Pola Sunda memiliki arah dominan pada utara
– Selatan ( N – S ) yang dimana trbentuk sekitar 53 juta tahun lalu. Sedangkan
pola jawa merupakan pola dengan arah dominan pada barat timur ( W – E ).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Dalam praktikum pola kelurusan terdapat beberapa alat dan bahan yang
perlu diperhatikan. Alat dan bahan yang digunakan berupa, peta topografi suatu
wilayah yang berfungsi sebagai bahan objek praktikum pola kelurusan suatu
wilayah yang akan di analisis. Kertas kalkir yang digunakan untuk mencetak
pola kelurusan pada peta topografi. Busur 3600 yang digunakan untuk
mengukur derajat suatu pola kelurusan. Alat tulis seperti kertas, pensil,
penggaris, pensil berwarna dll, digunakan untuk membantu kerjanya praktikum
dalam memberi tanda pada kertas kalkir.

3.2 Skema Alat

Adapun skema alat yang digunakan dalam praktikum pola kelurusan yakni
sebagai berikut :

Gambar 3.1 Peta Topografi


Gambar 3.2 Kertas Kalkir

Gambar 3.3 Busur 3600


Gambar 3.4 Alat tulis

3.3 Cara Kerja

Adapun beberapa cara kerja yang perlu diperhatikan dalam menganalisis


pola kelurusan suatu wilayah pada peta topografi seperti hal nya dimulai dengan
menyiapkan alat dan bahan yag digunakan dalam praktikum. Selanjutnya,
meletakan kertas kalkir diatas peta topografi yang dilanjut dengan mencetak pola
kelurusan yang akan dicari berupa pola kelurusan gunung dan lembah.
Kemudian, catat data dengan pada tabulasi. Selanjutnya, membuat diagram
histogram dan diagram rosette berdasarkan data yang didapat. Lalu, dilanjut
dengan menganalisis pola kelurusan yang dominan berdasarkan pola kelurusan
pulau jawa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Tabel 4.1 Data Analisis Frekuensi dan Presentasi


Arah Frekuensi Presentasi
𝑵 …𝟎 𝑬 𝑵 …𝟎 𝑬
0 − 100 181 − 1900 IIIII I 12%
0 0
11 − 20 191 − 200 IIIII IIIII II 24%
0 0
21 − 30 201 − 210 IIIII IIIII I 22%
0 0
31 − 40 211 − 220 IIIII 10%
41 − 500 221 − 2300 IIII 8%
0 0
51 − 60 231 − 240 III 6%
0 0
61 − 70 241 − 250 II 4%
0 0
71 − 80 251 − 260 I 2%
0 0
81 − 90 261 − 270
91 − 1000 271 − 2800
101 − 1100 281 − 2900
111 − 1200 291 − 3000
121 − 1300 301 − 3100
131 − 1400 311 − 3200
141 − 1500 321 − 3300
151 − 1600 331 − 3400
161 − 1700 341 − 3500 II 4%
0 0
171 − 180 351 − 360 IIII 8%
Total 50
Gambar 4.1.1 Hasil Pemetaan Pola Kelurusan
Dari tabel di atas merupakan hasil data frekuensi dan persentase dari analisis
kelurusan pola dari suatu wilayah pada peta topografi yang dipetakan berdasarkan arah
derajat.
4.2 Grafik

Adapun grafik histogram dan grafik rosette yang dapat dibuat sebagai berikut :

l
4.2.1 Grafik Histogram
4.2.2 Grafik Rosette

Dari grafik – grafik diatas dapat dibentuk berdasarkan data yang didapat pada
sub bab 4.1. dari data tersebut dapat dimunculkan berupa grafik histogram dan
grafik rosette.

4.3 Pembahasan

Pada praktikum pola kelurusan yang telah dilaksanakan dengan tujuan


mengetahui pola kelurusan suatu wilayah yang di buat pada sebuah peta
topografi didapatkan 50 data pemetaan derajat jumlah dari kelurusan gunung dan
Lembah yang kemudian dibentuk dalam diagram histogram dan diagram rosette.
Pada peta yang telah digunakan dalam analisis pola kelurusan, dari 50 data yang
dipetakan , terdapat 6 data kelurusan pada derajat 0 − 100 mengarah North -
South, 12 data kelurusan 11 − 200 mengarah North by east - South by west, 11
data kelurusan 21 − 300 mengarah pada North-northeast – South-southwest, 5
data kelurusan 31 − 400 mengarah pada Northeast by north – Sothwest by
south, 4 data kelurusan 41 − 500 mengarah pada Northeast – Southwest, 3 data
kelurusan 51 − 600 mengarah Northeast by east, 2 data kelurusan 61 − 700
mengarah pada East – northeast, 1 data kelurusan 71 − 800 mengarah pada East
by north, 3 data kelurusan 341 − 3500 mengarah pada North by west, dan 4
data kelurusan 351 − 3600 mengarah pada North.
Dari data yang didapat, berdasarkan data yang paling dominan yakni 12
data kelurusan 11 − 200 mengarah North by east - South by west jika
disesuaikan dengan pola kelurusan pulau jawa, maka pola yang sesuai dengan
peta topografi tersebut adalah pola kelurusan meratus dimana pola tersebut
merupakan pola kelurusan yang mengarah pada NE – SW.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pola kelurusan yang telah dilaksanakan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa dari 50 data yang diambil berdasarkan pencarian pola
kelurusan gunung dan Lembah, terdapat pola dominan yang menunjukan bahwa
kelurusan pada peta topografi tersebut merupakan pola kelurusan meratus
dimana pola tersebut telah disesuaikan dengan pola kelurusan pulau jawa.

5.2 Saran
Dari praktikum pola kelurusan yang telah dilaksanakan, mampu berjalan
dengan baik baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan praktikan maupun
pengajaran yang dilakukan asisten. Harapan nya dari kegiatan praktikum ini
mampu dijadikan bekal pengetahuan dalam mengetahui medan lapangan
terutama pada pola kelurusan gunung dan Lembah.
DAFTAR PUSTAKA

Asisten Praktikum. 2023. Modul Pola Kelurusan 2023. Insttitut Teknologi


Sepuluh Nopember

Zakaria, Z. (2014). Pola Kelurusan Topografi di Wilayah Majalengka, Jawa


Barat. J.G.S.M, 15(2), 81–87

Zulkifli, L., Haryanto, I., Sunardi, E., & Ilmi, N. N. (2019). Keaktifan Tektonik
Berdasarkan Kelurusan Punggungan, Kelurusan Sungai, dan Sinusitas Muka
Gunung Daerah Leles, Jawa Barat. Geoscience Journal, 3(3), 168-174.

Polanunu, T. T., & Haryanto, E. S. A. D. (2020). Analisis Kerapatan Kelurusan


(Liniament Density) Untuk Pendugaan Zona Permeabilitas Di Daerah Gunung
Patuha. Geoscience Journal, 4(5), 393-400.

Indrastomo, F. D., Sukadana, I. G., & Suharji, S. (2017). Identifikasi Pola


Struktur Geologi Sebagai Pengontrol Sebaran Mineral Radioaktif Berdasarkan
Kelurusan Pada Citra Landsat-8 di Mamuju, Sulawesi Barat. Eksplorium:
Buletin Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, 38(2), 71-80.
LAMPIRAN
LOGBOOK

TANGGAL PENGERJAAN BAGIAN PENGERJAAN


6 Oktober 2023 Memetakan pola kelurusan
11 Oktober 2023 Menyelesaikan laporan Cover, Bab 4,5
12 Oktober 2023 Menyelesaikan laporan Bab 1,2,3,
daftar Pustaka, lampiran

Anda mungkin juga menyukai