Anda di halaman 1dari 3

Peran Guru dalam Kegiatan Bermain Anak

Undang-undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.

Permendiknas No. 58 tahun 2009, pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta
melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan anak didik.

Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tahun
2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Bab VII Mengenai Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Pasal 24 Ayat 1, pendidik anak usia dini merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan, melaksanakan pemelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta
melakukan pembimbingan, pelatihan, pengasuhan, dan perlindungan.

Secara umum peran guru dalam kegiatan bermain dapat dilihat dari pengertian guru atau
pendidik itu sendiri. Seperti yang telah dipaparkan dalam pengertian diatas dapat disimpulkan jika
peran seorang guru secara umum adalah perencana, pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,
pelatih, penilai, dan pengevaluasi (evaluator). Lalu pada jenjang pendidikan anak usia dini, peran
seorang guru juga berperan sebagai pengasuh dan pelindung.

Seperti penjelasan pada bagian latar belakang makalah, jika bermain dapat menyebabkan
rasa kenyamanan dalam diri anak dalam melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Hal
tersebut tidak akan lepas dari peran seorang guru dalam kegiatan bermain anak. Dimana bermain
adalah salah satu aktivitas belajar anak yang didalamnya membutuhkan peran besar seorang guru
demi tercapainya tujuan-tujan perkembangan pada anak.

Peran guru dalam kegiatan bermain anak antara lain,

Perencana

Guru sebagai perencana kegiatan bermain anak. Dengan tanpa adanya perencanaan, maka
apa yang kita harapkan dari proses bermain anak tersebut tidak akan tercapai, seperti
berkembangnya aspek motorik anak yang kita harapkan akan berkembang lebih baik, namun karena
tidak adanya perencanaan yang matang dari seorang guru maka perkembangan aspek anak tersebut
kurang maksimal. Ketika seorang guru menjadi perencana kegiatan, pastilah dia juga menjadi
seorang inovator, dimana seorang guru tersebut membuat beragam permainan baru guna
mendorong anak untuk mengembangkan minat dan kemampuannya, dalam hal ini guru juga disebut
sebagai pendorong kreativitas anak dan motivator yang memberikan stimulus pada anak untuk
bereksplorasi dengan permainan. Selain itu, guru juga disebut peneliti, karena sebelum membuat
inovasi permainan, seorang guru haruslah mengerti permainan apa yang tepat untuk digunakan
pada anak-anak tersebut, dan cara yang digunakan adalah meneliti hal apa saja yang dibutuhkan
anak.
Pendidik

Pendidik berasal dari kata didik, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
didik/di*dik/v,mendidik/men*di*dik/v memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Jadi pendidik berarti orang yang memelihara
dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Dengan kata lain, guru juga berperan besar dalam pembentukan akhlak seorang anak
dengan menjadi seorang teladan dan model yang baik bagi anak. Maka permainan di jenjang
pendidikan anak usia dini lebih banyak bersifat imitasi. Seperti dalam ungkapan Jawa, guru
merupakan akronim dari digugu lan ditiru. Digugu berarti semua perintahnya dapat dipercaya dan
dilaksanakan. Ditiru berarti semua tingkah laku guru akan ditiru atau diteladani. Dalam hal ini, peran
guru dalam permainan anak adalah sebagai tokoh panutan atau uswatun hasanah (suri tauladan
yang baik) yang patut dicontoh oleh anak didiknya.

Fasilitator dan Pengajar

Fasilitator adalah orang yang memfasilitasi, sedangkan pengajar berasal dari kata dasar ajar,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengajar/peng*a*jar/n orang yang mengajar (seperti
guru, pelatih). Sedangkan proses atau cara mengajar disebut pengajaran. Kegiatan bermain anak
tidak akan berjalan jika tidak adanya fasilitas dari guru.

Diposisi ini guru menjadi seorang fasilitator bagi anak mulai dari alat permainan, aturan
main, maupun cara pelaksanaannya. Menjadi fasilitator bukan hanya sebagai penyedia sarana
prasarana saja akan tetapi juga menyediakan layanan, maka dalam hal ini guru juga berperan
sebagai pengajar dan pelatih. Sebagai fasilitator, pengajar, dan pelatih maka seorang guru dituntut
berperan aktif, kreatif, dan dinamis. Dengan aktifnya seorang guru dalam kegiatan bermain anak,
disini seorang guru juga berperan menjadi seorang aktor yang haus menyesuaikan dengan anak
didiknya dan juga sebagai teman bagi anak didiknya.

Penilai

Seorang guru juga berperan sebagai penilai dari kegiatan bermain anak. Dimana guru
mengamati aspek yang berkembang pada setiap anak. Dari hasil penilaian itulah guru dapat
merencanakan model permainan baru untuk anak didiknya yang sesuai kebutuhan
perkembangannya.

Pengasuh

Dalam jenjang pendidikan usia dini, guru juga berperan sebagai pengasuh, termasuk dalam
kegiatan bermain anak. Karena pada dasarnya anak adalah sosok individu yang masih bergantung
pada orang dewasa untuk melakukan kegiatan dalam hidupnya (mencoba mandiri dan mengontrol
dirinya sendiri). Maka mereka membutuhkan peran pengasuh termasuk dalam kegiatan bermain
mereka. Ketika anak menangis karena bertengkar saat bermain (belum mampu mengontrol diri
sendiri), maka guru juga berperan sebagai pendamai dan penasehat.
Dimana seorang guru membantu anak didik dalam menyelesaikan konflik yang terjadi
dengan menawarkan cara penyelesaian tanpa menimbulkan pertikaian dan juga menasehati mereka
untuk saling memaafkan. Dengan tujuan, jika nanti terjadi konflik atau permasalahan lagi, anak
mampu menyelesaikannya dengan baik (tanpa pertikaian).

Sumber :

Uyoh Sadulloh, dkk,. PEDAGOGIK (Ilmu Mendidik) (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.132.

Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoritik dan Praktik (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), hlm.79-80.

Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 Tahun 2014 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, hlm.9.

Pengertian PendidiK, https://kbbi.web.id/didik diakses pada tanggal 25 Agustus 2017 pada pukul
21.25 WIB

Anda mungkin juga menyukai