Anda di halaman 1dari 12

Nama : Wasilatul Aulia

NIM : 21080058

Kelas : 5B Farmasi

Mata Kuliah : Pemasaran Farmasi

Dosen Pengampu : apt. Rosaria Ika Pratiwi, M. Sc

MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG

Cap Lang pertama kali diciptakan oleh seorang ahli kimia asal Jerman,
William Hoffman di Singapura tahun 1932. Namun saat itu merek CapLangmasih
diberikan kata ‘Jerman’. Mereknya dikenal dengan nama Minyak AnginJerman Cap
Lang. Setelah Perang Dunia II berakhir, Hoffman kembali keJerman dan menjual
merek ini kepada salah satu pemegang saham. MinyakAngin Jerman Cap Lang.
Hingga tahun 1960-an, merek ini masih dipakai. Kemudian di tahun 1970-an,
Pemerintah Indonesia menganjurkan agar semuaobat-obatan yang dikonsumsi di
dalam negeri agar diproduksi di Indonesia. Sesuai anjuran tersebut, Cap Lang
kemudian memindahkan pabriknya keIndonesia di tahun 1973. Setelah itu, kata
‘Jerman’ mulai dihilangkandanmenjadi Minyak Angin Cap Lang.

Minyak Kayu Putih Cap Lang diproduksi oleh PT. EAGLE INDO
PHARMA. Berdiri sejak tahun 1973, PT. EAGLE INDO PHARMA atau yang
lebih dikenal dengan nama CAP LANG terus melakukan transformasi sampai
menjadi perusahaan seperti yang dikenal sekarang. Dengan pengalaman lebih dari
38 tahun, CAP LANG tetap konsisten melayani dan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui penyediaan produk-produk farmasi OTC (Over The Counter)
yang berkualitas tinggi, efektif dan aman digunakan.
CAP LANG merupakan pemimpin pasar di berbagai produk kategori di
kelasnya, khususnya dalam kategori rubs & balm, seperti: Minyak Kayu Putih Cap
Lang, Balsem Otot Geliga, Balsem Lang, Telon Lang, Minyak Angin Lang, Dan
Minyak Gosok Pijat Urut (GPU). Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan
yang diterima, seperti: ICSA, TOP BRAND, BEST BRAND, pemecahan Rekor
MURI, dan penghargaan lainnya.
Sebagai perusahaan farmasi, CAP LANG secara progressive terus
melakukan perbaikan menjadi perusahaan farmasi yang moderen. Saat ini, CAP
LANG dilengkapi dengan fasilitas produksi sesuai dengan persyaratan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik) yang ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan) dan cGMP (current Good Manufacturing Practices) seperti yang
disyaratkan oleh WHO (World Health Organization).
Dengan dibantu oleh jaringan distribusi yang kuat, produk-produk CAP
LANG dapat dengan mudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia dari Sabang
sampai Merauke baik di outlet moderen maupun outlet tradisional.

Minyak Kayu Putih Cap Lang merupakan market leader dengan


slogan“Memberikan kehangatan dan wangi cajupute oil yang khas”.
MKPadalahminyak alami yang berasal dari ekstrak atau hasil destilasi daun dan
rantingsegar dari tumbuhan Melaleuca Leucadendron atau Melalueca Cajuputi.
Kegunaan produk memberikan kehangatan dan wangi cajupute oil yangkhas,
meringankan sakit perut, pusing, mual-mual, dan rasa gatal akibat gigitan serangga.
Pola penggunaan MKP caplang ‘Turun temurun’- ‘heritage’ (sudah dikenal sejak
jaman dahulu). Keunggulan produk antara lain: Design botol exclusive dan modern,
botol plastik yang kuat sehingga menghindari pecah jika terjatuh dengantutupbotol
flip top, juga terdapat regulator yang berguna untuk mencegah tumpah. Security
printing berupa hologram pada label, segel sring plastik Cap Lang, logo Cap Lang
timbul pada tutup botol, logo cap lang dan daun melaleuca leucadendron yang
timbul pada body botol. Hal ini dilakukan agar terhindar dari pemalsuan dan
mempermudah konsumen untuk mendapatkandanmembedakan ini adalah Minyak
Kayu Putih Cap Lang yang asli. Warnaisi yang hijau muda jernih, membuktikan
produk yang bermutu tinggi.

Kemasan: Botol plastik 15-30-60-120-210 ml.

Tagline: “Hangatnya melindungi”

Kompetitor: Konicare (Nasional), Sidola (JaBar), Dragon + Gajah (Jateng), Cap


Gajah (Jatim), Cap Ayam (Medan).

Target Market produk: Demografi: Wanita usia 20-45 tahun, memiliki anak usia
2-12 tahun SES: BCD

Coverage Area: Nasional (Modern Market, Tradisional Market dan Apotek) 35

Psikografi: Ibu rumah tangga ataupun ibu bekerja, percaya pada tradisi
danmenyukai aroma khas Minyak Kayu Putih Alami.

Kesuksesan Minyak Telon Lang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,


faktor budaya, masyarakat Jawamemiliki kebiasaan membalur tubuh bayi dengan
minyak dari ramuan minyak kayu putih, minyak kelapa, dan minyak adas manis.
Membuat sendiri ramuan tersebut tentu merepotkan bagi seorang ibu, karena itu
mereka mencari jalan pintas dengan menggunakan minyak telon buatan pabrik,
salah satunya merekTelon Lang. Telon berasal dari bahasa Jawa “telu” yang artinya
tiga. Maknatelon sendiri berarti tiga minyak yang disatukan. Pasar terbesar di Pulau
Jawa, karena ini merupakan tradisi orang Jawa, tetapi pasarnya juga berkembang di
luar Pulau Jawa.

Faktor lain yang membuat produk ini disukai karena harga yang terjangkau
(af ordable) dan mudah ditemukan di mana-mana (available). Kedua hal ini sangat
penting mengingat Telon Lang menyasar segmen B dan C. Dengan menghasilkan
produk berkualitas dengan harga terjangkau serta mudah ditemukan memang sudah
menjadi misi Cap Lang.
Produk Cap Lang ada market leadernya dan semuanya terdapat
tujuhkategori. Seperti minyak kayu putih Cap Lang, ada Telon Lang, GPU, kategori
balsem terdapat dua produk yang menjadi market leader yaitu Geligadan Balsem
Lang.

Untuk pengembangan produk, pada prinsipnya sangat tergantung pada


permintaan masyarakat. Kalau masyarakat membutuhkan sebuah produk, CapLang
akan memenuhi kebutuhan itu. Perusahaan akan terus memperbaiki kualitas produk
dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terbaru. Misalnya, teknologi
tutup dan botol minyak produk-produk Cap Lang.

Untuk menjadi produk unggulan dan berdaya saing tinggi, maka dalam
menghasilkan produk minyak kayu putih harus dilaksanakan peningkatan
produktivitas dan efisiensi dalam suatu proses produksi dengan memperhatikan
syarat-syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan. Minyak kayu putih harus
memenuhi syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan baik untukdalam negeri (SNI=
Standar Nasional Indonesia)) ataupun untuk ekspor seperti ISO (International
Standar Organization), SPS (Sanitary andphysosanitory Measures ) yang sering
disebut proteksi baru dalambidangperdagangan komoditi hasil pertanian terutama
untuk ekspor ke Jepang, Eropa dan Amerika Serikat, maupun sertifikasi-sertifikasi
lain (Food SafetyLaw, Plant Protection Law, Food Control Law, Hazard Analysis
Critical Control Point / HACCP, dan lain-lain) sehingga dapat diterima oleh
semuanegara yang menjadi tujuan ekspor.

Hasil produksi minyak kayu putih di Indonesia pada saat ini masih mengacu
pada SNI, sedangkan untuk ke depannya agar dapat bersaing dikancah
internasional, semua pabrik minyak kayu putih di Indonesia akan disertifikasi oleh
ISO (ISO 9001: 2008) dan secara bertahap dipertimbangkan untuk mengikuti
standar sertifikasi SPS dan HACCP sehingga dapat menembus semua Negara.

Sesuai dengan SNI 01-5009.11-2001 Minyak kayu putih yang dihasilkan


dari suatu pabrik dikemas dengan kemasan yang tidak mempengaruhi mutu minyak
kayu putih. Setelah keluar dari pabrik dapat dilakukan pengemasan dengan
kemasan yang lebih kecil dan lebih menarik dengan tetap mempertimbangkan
perlindungan produk dari kerusakan fisik, kimiawi maupun mikrobiologik.

Kendala yang biasa dihadapi adalah terbatasnya bahan baku. Namun, dapat
diatasi dengan memproduksi lebih ketika bahan baku melimpah untuk stok saat
musim ‘paceklik’ bahan baku. Teknologi penyulingan minyak kayu putih
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan mulai penyulingan daun kayu
putih sampai denganpenanganan limbahnya (cair maupun padat).

Teknologi penyulingan dengan pemenuhan syarat dan ketentuan


penyulingan mulai dari bahan baku, bahanpenolong maupun peralatan penyulingan
yang dapat berjalan dengan lancar akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi
produk minyak kayu putih.

Teknologi penanganan limbah padat dengan menggunakannyakembali


sebagai bahan baku boiler dan penanganan limbah cair yangjugadapat
dipergunakan kembali untuk air yang dipanaskan di dalamboiler jugaakan
meningkatkan efisiensi.

Pendekatan teknologi pengemasan dan pelabelan berfungsi untuk


melindungi produk dari kerusakan akan fisik, kimiawi maupun mikrobiologik,
sebagai alat transportasi komoditi maupun alat promosi dan pemberi informasi.
Teknologi pengemasan dan pelabelan yang baik dan menarikakanmeningkatkan
daya saing produk terhadap produk-produk lain sejenis.

Pengemasan: sesuai dengan SNI 01-5009.11-2001 Minyak kayuputih yang


dihasilkan dari suatu pabrik dikemas dengan kemasan yangtidakmempengaruhi
mutu minyak kayu putih. Setelah keluar dari pabrik dapat dilakukan pengemasan
dengan kemasan yang lebih kecil dan lebih menarikdengan tetap
mempertimbangkan perlindungan produk dari kerusakanfisik, kimiawi maupun
mikrobiologik.

Penandaan/Pelabelan: untuk memberikan informasi produk. Padasetiap


wadah dicantumkan nama barang, produsen, nomor, berat bersih, mutubarang,
buatan Indonesia.
Pendekatan teknologi Pemasaran: harga jual produk minyakkayuputih
yang rendah, teknik pemasaran yang tepat dan cepat akan meningkatkandaya saing
dalam penjualan produk sehingga bisa menjadi salahsatukeunggulan kompetitif.

Standardisasi hasil produk minyak kayu putih: Standardisasi


mutumerupakan suatu spesifikasi teknis tentang mutu suatu komoditas/produkyang
dapat digunakan untuk umum, yang dibuat dengan cara kerjasama dankonsensus
dari pihak-pihak yang berkepentingan berdasarkan pada hasil konsultasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan pengalaman. Sedangkansertifikasi mutu produk
merupakan suatu pernyataan tertulis dari suatulembaga yang kompeten dan
berwenang yang berisi kebenaran mutu, faktahasil pemeriksaan atau hasil
pengujian berdasarkan metode yangsah, sehingga sertifikasi berisi pernyataan yang
kebenarannya ditanggungolehlembaga yang menerbitkan sertifikat tersebut
(Soekarto, 1990 dalamGhafar, 2007).

Kesuksesan PT Eagle Indo Pharma terbukti dari hasil penjualan yang baik
pada saat 2 (dua) tahun krisis ekonomi terburuk di Indonesia yaitutahun1997-1998.
Saat krisis global tahun 2008, tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan karena
pasar domestik Indonesia yang sangat besar dan kuat. Di Indonesia terdapat banyak
UMKM yang tahan terhadap hantaman krisisglobal sehingga roda perekonomian
tetap berjalan dengan baik.

Jaringan distribusi Cap Lang tersebar hingga 95% kepulauan Indonesia.


Sekarang lebih dari 100 titik distribusi di seluruh Indonesia, Jawa, Sumatra, semua
pulau sudah tercover oleh perusahaan. Perusahaan menargetkan pendistribusian
produk mereka ke berbagai sektor, tidak hanyapasar modern tetapi juga pasar
tradisional.

Tingkat distribusi menunjukkan berapa banyak saluran pemasaran yang


digunakan oleh perusahaan sebelum produk sampai ke konsumen akhir. Fenomena
Selling in dan Selling Out merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
penghasil produk yang memasarkan sendiri.
PT Eagle Indo Pharma, produsen minyak angin Cap Lang, menerapkan
strategi multidistributor dalam memasarkan produknya. Strategi ini dikembangkan
dengan memberdayakan pedagang-pedagang di daerah- daerah di seluruh
Indonesia. Setelah mengkaji segala kemungkinan, Cap Lang menjalin kerjasama
dengan pengusaha daerah untuk menjadi distributor di tiap daerah agar lebih dekat
dengan konsumen. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa membeli dan
mendapatkan akses dengan mudah membeli berbagai produk Cap Lang dan
turunannya. Strategi distribusi ini membuat barang bisa lebih cepat masuk ke pasar.
Kemudian langkah lainnya adalah dengan bekerjasama dengan peritel seperti
Indomaret, Alfamart, apotikhingga toko-toko kelontongan, sehingga secara
distribusi konsumen punsaat mencari produk Caplang tersedia.

Cap Lang adalah perusahaan pertama yang mengembangkan strategi


multidistributor karena tahun 1970-an banyak perusahaan yang menunjuk
distributor besar untuk mendistribusikan produk-produknya. Ada dua manfaat yang
didapat Cap Lang yaitu peningkatan entrepreneurship lokal dan kedekatan dengan
distributor dan konsumen.

Keberhasilan yang diraih Cap Lang menguasai pasar lokal juga sebanding
dengan ekspansi yang dilakukan perusahaan ke negara lain. Produk Cap Lang kini
dapat dengan mudah ditemukan di kawasan AsiaTimur, Malaysia, dan Singapura
Timur Tengah, Amerika Selatan sampai beberapa negara di Afrika. Produk Cap
Lang sudah hampir ke seluruh negara ASEAN. Kemudian juga ekspor ke Saudi,
Ekuador, Suriname, Mesir, Uni Emirat Arab, Hongkong, Taiwan. Yang sedang
diusahakan adalah ekspor keNigeria, Kenya dan Ghana. Masing-masing negara
memerlukan produk turunan Cap Lang yang berbeda. Misalnya untuk Arab Saudi
dan negara- negara di Afrika membutuhkan Balsem Geliga. Sedangkan di kawasan
AsiaTenggara, permintaan yang paling besar justru minyak angin, minyak kayu
putih dan minyak telon.

Seperti halnya pasar di dalam negeri, pemasaran produk Cap Lang di luar
negeri dilalui dengan cara yang tidak mudah. Berbagai prosedur yang cukup ketat
harus dilalui oleh pihak perusahaan agar Cap Lang bisa diperdagangkan di negara
tersebut. Kesulitan pertama adalah registrasi, karena produk Cap Lang di bawah
kategori traditional medicine. Setiap negara memiliki prosedur yang berbeda-beda.
Misalnya prosedur perdagangan ke negara-negara di Afrika dilalui dengan cara
yang mudah. Tetapi hal ini berbeda bila Cap Lang ingin memasarkan produknyadi
kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Negara Kenya dan Ghana, relatif mudah,
yang sangat sulit registrasinya negara Vietnam, Hongkong dan Malaysia. Walaupun
sebenarnya ketika belum registrasi itu ada banyak trader yang mengambil barang
tetapi bukan dari divisi ekspor Cap Lang langsung, tetapi mengambil barang dari
pasar grosir yang ada di Jakarta.

Seiring dengan perkembangan perusahaan, cakupan usaha menjadi lebih


luas. Mulai dari proses produksi hingga pemenuhan stok di toko-toko di seluruh
Indonesia. Pengelolaan usaha pun menjadi lebih kompleks.

Pada masa-masa perkembangan ini Cap Lang sempat mengalami tantangan


terkait sistem. Sistem pengelolaan usaha yang digunakan sebelumnya membatasi
perusahaan dari segi penjualan, melacak siklus produksi secara jelas, dan akses ke
data keuangan secara rinci.

PT Eagle Indo Pharma menggunakan layanan sistem ERP bernama SAP


Business One yang dirancang khusus untuk perusahaan kecil hingga menengah dan
bertujuan untuk menyederhanakan manajemen bisnis. Mulai dari proses produksi,
penjualan, pengiriman produk, pengelolaan inventarisdan pembelian, hingga
laporan keuangan, hingga analisa profit and loss dapat dikontrol secara terintegrasi.
Selain itu juga secara real-time.

SAP Business One juga cukup fleksibel karena dapat memberikan solusi-
solusi tambahan (add-ons) sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.
Solusi-solusi tersebut membuat Cap Lang dapat mengawal proses produksi dengan
lebih baik.

Perbandingan antara perencanaan biaya produksi dan biaya aktual yang


dikeluarkan juga lebih akurat. Pemberian barcode dan produksi dengan sistem batch
menjadi sangat mudah dilakukan. Persediaan dapat diawasi dan dilacak dengan
lebih maksimal.

Kompilasi data dan semua proses usaha lebih cepat ditangani karena semua
berada dalam satu platform yang sama. Perhitungan pajak farmasi juga menjadi
lebih mudah. Operasionalnya cukup mudah dan menariknya lagi dapat diakses
secara mobile. Aplikasi mobile SAP Business One memudahkan manajemen untuk
melakukan review hingga approval.

Semua dapat diakses melalui perangkat smartphone sehingga lebih cepat.


Hubungan dengan distributor dan supplier pun jadi lebih baik. Cap Lang memilih
SAP Business One karena sistem ERP ini sudah digunakan secara global oleh
banyak perusahaan di dunia. SAP sendiri sebagai perusahaan pengembangnya telah
membantu 50.000 perusahaan di dunia untuk melakukan pengelolaan bisnis yang
lebih baik.

Kegiatan promosi PT. Eagle Indo Pharma bertujuan untuk meningkatkan


volume penjualan dan mendapatkan laba maksimum. Promosi lebih ditekankan
untuk memperkenalkan, memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan
konsumen sasarannya akan keberadaan produk Cap Lang, sehingga dapat diterima
masyarakat luas dan masyarakat tertarik untuk membeli produk.

Merchandising adalah aktivitas di dalam atau di luar toko untuk


mempercepat sampainya produk ke tangan konsumen, berupa pemasangan POP
(Poin of Purchase) meupun POSM (Point of sales material). Tujuannya untuk
mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen, agar menciptakan dan
meningkatkan permintaan dan pembelian ulang. POSM dan POP yang umum
digunakan dalam Merchandising adalah stiker, poster, shelf talker, wobblelr, shop
blind, hanger dan rak display.

Display atau pemajangan adalah tata letak barang dagangan yang dibuat
sedemikian rupa agar memperoleh perhatian dari calon pembeli. Pengaturan tata
letak produk yang baik, akan memudahkan calon pembeli untuk memilih barang
yang diinginkan. Selain itu, cara pemajangan yang baik dapat menimbulkan
keinginan untuk melihat lebih jauh, dan kemudian membeli barang yang dipajang,
meskipun tidak berencana untuk membeli. Dengan demikian, terbuka peluang yang
lebih besar untuk terjadinya transaksi penjualan barang. Ketersediaan tempat di
toko juga harus diperhatikan, karena ketersediaan tempat antar toko berbeda.

Strategi promosi penjualan dilakukan untuk mengimbangi promosi above


the line dan below the line. Kegiatan promosi penjualan dilakukan untuk membina
hubungan baik perusahaan dengan toko sehingga toko bersedia untuk menyediakan,
menjual dan menyiapkan tempat display produk. Bentuk promosi penjualan Cap
Lang dengan melakukan program sewa rak pajangan dan program bonus yang
disertai dengan target penjualan. Tempat untuk memajang produk terbuat dari
acrylic sehingga berbeda secara visual dengan produk lainnya. Perusahaan
memberikan insentif kepada toko berupa uang cash, potongan harga dan bonus
produk tergantung dari besarnya target penjualan masing-masing outlet. Perusahaan
juga memberikan hadiah kepada distributor, atau konsumen langsung berupa kaos,
payung, kalender, bonus produk dan jam.

Strategi promosi melalui publikasi untuk mempromosikan atau menjaga


citra perusahaan, misalnya dengan menggunakan Duta Cap Lang dalam program
infotainment.

Di luar negeri, Cap Lang sering mengikuti pameran internasional. Dengan


cara tersebut, Cap Lang dengan mudah merekrut sekaligus bekerjasama dengan
para perusahaan lokal yang tentu saja bersedia menjadi partner business dan
distributor. Terdapat beberapa distributor negara yang Sub Sahara seperti Nigeria
dan Kenya yang sudah dihubungi perusahaan. Bulan April 2016 Cap Lang
mengikuti Indonesian Soul Exhibition di Nigeria, bertemu dengan beberapa partner
dan potential partner dan ada beberapa yang follow up, dalam tahap agreement
kemudian registrasi produk.

Selain menjaga kualitas produk, harga rata-rata yang ditawarkan dari semua
jenis produk Cap Lang dan turunannya juga cukup terjangkau. Selain itu konsumen
juga dapat melihat sendiri bahwa produk-produk Cap Lang secara prising atau
harga sangat terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Jadi konsumen yang ada di
desa, kota dan pinggiran, semua bisa menjangkau dan harganya relatif lebih murah
dibandingkan beberapa kompetitor, hal ini yang menjadi keunggulan.

Harga jual produk minyak kayu putih yang rendah, teknik pemasaran yang
tepat dan cepat akan meningkatkan daya saing dalam penjualan produk sehingga
bisa menjadi salah satu keunggulan kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA

Ariestonandri, Prima. Marketing Research for Beginner; Panduan


Praktis Riset Pemasaran Bagi Pemula. Edisi 1. Yogyakarta, Andi.
Salesman HandbookCapLang Sugiyono. (2009).
Stephany. Implementasi Strategi Promosi Untuk Meningkatkan
Ekuitas MerekMinyak Kayu Putih Cap Lang. DeReMa Jurnal
Manajemen Vol.5 No.2, Mei 2010.
Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy Offset
Kotler, Philip, Keller dan Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta :
Erlangga
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo
http://www.caplang.com
http://swa.co.id/listed-articles/cap-lang-andalkan-strategi-multidistributo

Anda mungkin juga menyukai