Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH COOPERATIVE LEARNING (CL)

MK ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

KONSEP DASAR MASA NIFAS

Dosen Pengampu

Ibu Ida Widiawati, SST., M.Kes

Disusun Oleh

1. Kirana Aulia NIM P17324122016


2. Kus Elsa NIM P17324122017
3. Neng Sifa NIM P17324122022
4. Yesty Ike Ai NIM P17324122030

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

2023
Kata Pengantar

Mari panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Cooperative Learning dengan topik Konsep Dasar
Masa Nifas dengan baik dan selesai tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Agar kami semua
dapat menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ke tidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam
makalah ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Sabtu, 8 Juli 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................2
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................1
BAB II............................................................................................................2
KAJIAN TEORI............................................................................................2
A. Asuhan Kebidanan............................................................................2
B. Asuhan Kebidanan Masa Nifas....................................................2
C. Tahapan Masa Nifas......................................................................2
BAB III................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Konsep Dasar Masa Nifas.............................................................3
a. Pengertian Masa Nifas......................................................................3
b. Kunjungan Nifas................................................................................3
c. Tujuan Asuhan Nifas........................................................................4
d. Asuhan Nifas Sesuai Kunjungan......................................................5
e. Evidence Based Asuhan Nifas..........................................................6
f. Pelayanan Nifas dengan Home Visit................................................8
BAB IV11
PENUTUP11
Daftar Pustaka12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Asuhan kebidanan dipandang sebagai suatu aktivitas
atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien, yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan, khususnya dalam KIA
atau KB. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan
tanggungjawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana
termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan
kesehatan masyarakat.
Asuhan kebidanan masa nifas merupakan asuhan yang
diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
dengan kembalinya tubuh dalam keadaaan seperti sebelum hamil
atau mendekati keadaan sebelum hamil. Angka kematian ibu
merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan dan menjadi salah satu komponen indeks kualitas
hidup. Angka kematian ibu sering terjadi dari masa kehamilan
hingga masa nifas yang berkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan kehamilan, persalinan maupun masa nifas atau
perawatannya.

B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini merupakan bentuk untuk
mencari tahu terlebih dahulu materi pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan pembelajaran sehingga mahasiswa dapat
lebih dahulu mengetahui materi tersebut yang nantinya akan
dipresentasikan.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan pada ibu dalam kurun
reproduksi dimana seorang bidan dengan penuh tanggung jawab wajib memberikan
asuhan yang bersifat menyeluruh kepada wanita semasa bayi, balita, remaja, hamil,
bersalin, sampai menopause.
B. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan
pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh
dalam keadaaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil.
C. Tahapan Masa Nifas
1. Periode immediate postpartum (masa setelah plasenta lahir sampai dengan 24
jam).
2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu).
3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minngu).
.

2
BAB III

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Masa Nifas
a. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa yang di mulai dari plasenta lahir sampai dengan
kembalinya alat-alat kandungan pada keadaan sebelum hamil atau masa pemulihan
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil yang berlangsung kira- kira 6
minggu. Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan perawatan masa nifas karena pada masa ini ibu dan bayi rentan
mengalami masalah.
Masa nifas adalah masa di mulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan atau masa nifas di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira kira 6 minggu..
Asuhan masa nifas merupakan asuhan yang di berikan sejak selesainya proses
persalinan sampai kira-kira 6 minggu setelah persalinan. Pada masa ini ibu yang baru
melahirkan akan mengalami banyak hal, seperti mengalami perubahan fisik dan alat-alat
reproduksi yang kembali keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun
perubahan psikologis. Macam-macam asuhan itu sendiri terdiri dari asuhan
comprehensif dan continuity of care, Sedangkan asuhan yang dipakai yaitu continuity of
care, continuity of care adalah asuhan kehamilan yang mengutamakan kesinambungan
pelayanan yaitu seseorang mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang
sama atau dari satu tim tenaga profesional sehingga perkembangan kondisi mereka
setiap saat akan terpantau dengan baik selain mereka juga menjadi lebih percaya dan
terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Marmi,2011).
b. Kunjungan Nifas
1. Pengertian Kunjungan Nifas
Kunjungan nifas atau postnatal care adalah suatu perawatan atau asuhan
pencegahan dan penilaian rutin untuk mengidentifikasi, mengelola, dan merujuk
komplikasi pada ibu nifas. Asuhan kunjungan nifas ini meliputi konseling Keluarga
Berencana, kesehatan mental ibu, gizi dan kebersihan (WHO, 2015). Menurut Rukiyah
& Yulianti (2018), kunjungan ibu nifas adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medis pada ibu nifas yang dilakukan selama 6
minggu setelah persalinan.
Selama masa nifas, pasien dapat memperoleh pelayanan lanjut melalui
kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh bidan (Walyani and Purwoastuti, 2017). Ibu
nifas dalam memanfaatkan perawatan masa nifas ditentukan karena adanya komplikasi
yang terjadi pada masa nifas, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu nifas serta
pengambil keputusan oleh suami (Adams and Smith, 2018). Bidan memberikan asuhan
masa nifas dapat ditindaklanjuti dengan program kunjungan nifas minimal 4 kali dengan
waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan.
Pemeriksaan yang dilakukan pada kunjungan nifas meliputi pemeriksaan
tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi
uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin, serta penilaian sistem 16

3
perkemihan, sistem pencernaan, penyembuhan luka, pola istirahat, dan nyeri punggung
(Kementerian Kesehatan RI & WHO, 2013).
2. Tujuan Kunjungan Masa Nifas
Pada masa nifas, dianjurkan paling sedikit melakukan kunjungan nifas
sebanyak 4 kali (Sari & Rimandini, 2014). Pelayanan pasca persalinan diperlukan
karena dalam periode ini merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya
yang bertujuan:
o Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis.
o Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit pasca persalinan.
o Memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), dan konseling untuk
memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi dan asuhan bayi baru lahir pada ibu beserta keluarganya.
o Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi
baru lahir.
o Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan. (Kementerian
Kesehatan RI, 2019).
3. Lokasi Kunjungan Nifas
Menurut WHO (2015), kunjungan nifas atau postnatal care ini dapat
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, kunjungan nifas juga bisa
dilakukan dengan metode home visit. Pelaksanaan kunjungan nifas pada masa
Pandemi Covid-19 dapat dilakukan dengan metode kunjungan rumah (home
visit) oleh tenaga kesehatan, dengan melakukan upaya-upaya pencegahan
penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga atau dengan metode
pemantauan menggunakan media online (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
c. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut (Nugroho, 2014), tujuan asuhan masa nifas di antaranya :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining secara kompehensif deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari hari.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Mendapatkan kesehatan emosi.
Menurut Jannah dan Nurul (2011), tujuan asuhan masa nifas di antaranya :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
b. Pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.

4
c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila di perlukan.
d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu
untuk ma mpu melaksanakan perannya dalam situasi kelurga dan budaya
yang khusus.
e. Imunisasi ibu terhadap tetanus.
f. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian
makanan anak serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik
antara ibu dan anak.
Jadi, tujuan asuhan masa nifas adalah mendeteksi secara dini komplikasi-
komplikasi masa nifas serta mengenali tanda bahaya pada nifas, sehingga tidak terjadi
komplikasi pada masa nifas dan masa nifas dapat berjalan dengan lancar. serta
memberikan ibu pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, kb,
cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari hari.
d. Asuhan Nifas Sesuai Kunjungan
Jadwal Kunjungan Rumah Jadwal kunjungan pada ibu nifas dilaksanakan
minimal 4 kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan yaitu 6 - 48
jam, 3 - 7 hari, 8 - 28 hari, dan 29 – 42 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Pelayanan Pertama (6 - 48 jam) Kunjungan pertama memiliki tujuan:
1. Mencegah perdarahan karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk bila
perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga lain
bila terjadi perdarahan banyak
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
6. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya
hipotermia (Bahiyatun, 2009).
Pelayanan kedua (3 - 7 hari) Kunjungan kedua memiliki tujuan:
1. Memastikan involusi berjalan dengan normal, uterus berkontraksi,
fundus uteri di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan, dan tidak berbau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/ perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi agar tetap hangat, dan merawat bayi sehari -hari
(Bahiyatun, 2009).

5
Pelayanan ketiga (8 - 28 hari) Kunjungan ketiga memiliki tujuan:
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus uteri di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak berbau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak menunjukkan
tanda - tanda penyakit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi supaya
tetap hangat dan merawat bayi (Bahiyatun, 2009).
Pelayanan keempat (29 - 42 hari) Kunjungan keempat memiliki tujuan:
1. Menanyakan pada ibu tentang penyakit yang ibu dan bayi alami
2. Memberikan konseling KB sedini mungkin
3. Tali pusat harus tetap kering, ibu perlu dijelaskan bahaya
membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi. Jika ada kemerahan pada
pusat, perdarahan tercium bau busuk bayi segera dirujuk
4. Perhatikan kondisi umum bayi apakah ada icterus atau tidak, ikterus
pada hari ketiga post partum adalah fisiologis dan tidak perlu
pengobatan. Namun jika icterus terjadi pada hari ke-3/ kapan saja dan
bayi malas untuk menetek serta mengantuk maka segera dirujuk ke RS
5. Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi
menetek dengan baik
6. Nasihati ibu untuk memberikan ASI pada bayi selama minimal 4-6
bulan dan bahaya pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum
usia 6 bulan
7. Catat semua hal – hal yang diperlukan dengan tepat
8. Jika ada yang tidak normal segeralah merujuk ibu atau bayi ke
Puskesmas atau RS (Bahiyatun, 2009).
e. Evidence Based Asuhan Nifas
1. Pengertian Evidence Based
Evidence Based di tinjau dari kata bahasa inggris Evidence adalah bukti
atau fakta sedangkan Based adalah dasar, berdasarkan dari dua kata tersebut
dapat diartikan bahwa Evidence Based adalah praktik berdasarkan bukti yang
mendasarkan bukti nyata atau konkrit.
Sedangkan Evidence Based dalam asuhan kebidanan adalah asuhan
kebidanan yang diberikan yang telah teruji menurut metodologi ilmiah dan
memiliki dasar bukti penelitian terhadap penerapan asuhan kebidanan.
2. Evidence Based dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas Rekomendasi WHO
2022

6
1. Pengkajian Fisiologis
Observasi : perdarahan vagina, tonus uterus, tinggi fundus, suhu dan denyut
jantung (denyut nadi) secara rutin selama 24 jam pertama.
Tekanan darah harus diukur segera setelah lahir. Jika normal, di ukur kembali
dalam waktu 6 jam.
Harus berkemih dalam waktu 6 jam .
Observasi setelah 24 jam setelah kelahiran : kesejahteraan umum, berkemih dan
berkemih inkontinensia, fungsi usus, penyembuhan luka perineum, sakit kepala,
kelelahan, nyeri punggung, nyeri perineum dan kebersihan perineum, nyeri
payudara dan nyeri tekan uterus dan lokia.
2. Skrining Penyakit Tuberkulosis (TB)
Skrining TB pada post partum dengan kontak serumah/kontak erat.
3. Pendinginan Lokal untuk Menghilangkan Nyeri Parineum
Kompres es atau bantalan dingin/ice pack 10-20 menit dalam 48 jam pertama
post partum untuk menghilangkan nyeri akut dari trauma perineum.
4. Analgesia Oral untuk Meredakan Nyeri Parineum
Parasetamol oral direkomendasikan sebagai pilihan analgesic pertama untuk
menghilangkan nyeri perineum post partum.
Obat anti inflamasi nonsteroid oral (NSAID) dapat digunakan untuk
menghilangkan nyeri akibat kram rahim/ kontraksi uterus berdasarkan
pengalaman dokter, dan preferensi ibuObat antiinflamasi nonsteroid oral
(NSAID) dapat digunakan.
5. Intervensi Non Farmakologi untuk Perawatan Payudara Karena Brest
Engorment
Pengobatan breast engorment yaitu konseling dan dukungan ASI serta teknik
menyususi (posisi dan perlekatan), mengeluarkan ASI, kompres hangat dan
dingan.
6. Pencegahan Konstipasi Pasca Persalinan
Penkes diet dan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
konstipasi harus ditawarkan kepada wanita untuk pencegahan sembelit
pascapersalinan.
Diet seimbang yang sehat dengan asupan air dan serat makanan yang cukup
(ditemukan dalam sayuran, buah, kacang-kacangan dan biji-bijian) melakukan
aktivitas fisik berdampak rendah (misalnya berjalan) setidaknya selama 150
menit/ minggu.
7. Perawatan Anthelmintik Preventif
Pada komunitas endemik dengan Schistosoma spp. prevalensi 10% atau lebih
tinggi, WHO merekomendasikan kemoterapi pencegahan dengan praziquantel
dalam dosis tunggal untuk 75% hingga 100% wanita hamil setelah trimester

7
pertama, dan remaja putri dan wanita usia subur yang tidak hamil, termasuk:
postpartum dan/atau wanita menyusui, untuk mengontrol morbiditas
schistosomiasis dan bergerak menuju eliminasi penyakit ini sebagai masalah
kesehatan masyarakat.
8. Skrining untuk Depresi dan Kecemasan Pasca Persalinan
Skrining untuk depresi dan kecemasan pascapersalinan menggunakan
instrumen yang divalidasi direkomendasikan dan harus disertai dengan layanan
diagnostik dan manajemen untuk wanita dengan skrining positif.
9. Pencegahan Depresi dan Kecemasan Pasca Persalinan
Intervensi psikososial dan/atau psikologis selama periode antenatal dan
postnatal adalah: direkomendasikan untuk mencegah depresi dan kecemasan
pascapersalinan.
10. Aktivitas Fisik dan Perilaku Menetap
Semua wanita postpartum tanpa kontraindikasi harus:
• Melakukan aktivitas fisik secara teratur selama periode postpartum;
• Lakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sepanjang minggu untuk
mendapatkan manfaat kesehatan yang substansial; dan
• Menggabungkan berbagai aktivitas fisik dan penguatan otot;
menambahkan peregangan lembut mungkin juga bermanfaat.
Wanita pascamelahirkan harus membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk
tidak bergerak. Mengganti waktu menetap dengan aktivitas fisik dengan
intensitas apapun (termasuk intensitas cahaya) memberikan manfaat kesehatan.
Wanita pascamelahirkan harus membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk
tidak bergerak. Mengganti waktu menetap dengan aktivitas fisik dengan
intensitas apapun (termasuk intensitas cahaya) memberikan manfaat kesehatan.
11. Kontrasepsi Pasca Persalinan
Penyediaan informasi dan layanan kontrasepsi yang komprehensif selama
perawatan pascapersalinan adalah direkomendasikan.
Hasil Penelitian Evidence Based dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Rekomendasi WHO 2022 :
 40. Rekomendasi WHO untuk pencegahan dan pengobatan perdarahan
postpartum. Jenewa:Organisasi Kesehatan Dunia; 2012.
 41. Pedoman konsolidasi mengenai layanan tes HIV.Jenewa: Organisasi
Kesehatan Dunia; 2019.
 42. Konsolidasi pedoman penggunaan obat antiretroviral untuk mengobati dan
mencegah infeksi HIV. Rekomendasi untuk umum pendekatan kesehatan, edisi
kedua. Jenewa: Dunia Organisasi Kesehatan; 2016.

8
 43. Pedoman konsolidasi WHO mengenai tuberkulosis.Modul 2: penyaringan.
Penyaringan sistematis untuk penyakit TBC. Jenewa: Kesehatan Dunia
Organisasi; 2021.
 45. CE Timur, Dorward EDF, Whale RE, Liu J. Lokal pendinginan untuk
menghilangkan rasa sakit akibat trauma perineum berkelanjutan saat
melahirkan. Pangkalan Data Cochrane Syst Rev.2020;(10):CD00630449.
Zakarija-Grkovic I, Stewart F. Perawatan untuk pembengkakan payudara saat
menyusui. Cochrane Sistem Basis Data Rev. 2020;(9):CD006946.
 50. Crepinsek MA, Taylor EA, Michener K, Stewart F. Intervensi untuk mencegah
mastitis setelahnya persalinan. Sistem Basis Data Cochrane Rev. 2020;
(9):CD007239.
 51. Abalos E, Gyte GML, Sguassero Y. Parasetamol asetaminofen (pemberian
tunggal) untuk nyeri perineum pada awal postpartum periode. Sistem Basis Data
Cochrane Rev.
 52. Gembala E, Grivell RM. Aspirin (dosis tunggal) untuk nyeri perineum pada
awal postpartum periode. Sistem Basis Data Cochrane Rev.2020;(7):CD012129.
 53. Wuytack F, Smith V, Cleary BJ. Obat antiinflamasi nonsteroid oral (tunggal
dosis) untuk nyeri perineum pada awal postpartum periode. Sistem Basis Data
Cochrane Rev.2021;(1):CD011352.
f. Pelayanan Nifas dengan Home Visit
Pengertian Home Visit
Kunjungan rumah pada masa nifas dilakukan sebagai suatu tindakan untuk
pemeriksaan postpartum lanjutan. Kunjungan rumah direncanakan untuk bekerjasama
dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan ibu nifas dan bayi baru lahir.
Pada program terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang.
Jadwal Kunjungan Rumah
1. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan) Tujuan:
 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.
 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
 Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.

9
2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan) Tujuan:
 Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan) Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu:
 Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan) Tujuan:
 Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
 Memberikan konseling KB secara dini.
Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan apabila
direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau kembali catatan
kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain yang bisa digunakan sebagai
dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian perawatan lanjutan yang
diberikan. Setelah kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus mengumpulkan
semua peralatan yang diperlukan, materi instruksi, dan keterangan yang dapat
diberikan keluarga yang akan dikunjungi.
Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan pada
perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan:
a. Merencanakan waktu kunjungan rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan
waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai.

10
e. Menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
f. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan
hubungan yang baik dengan keluarga.
g. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam
memberikan asuhan kepada klien.
h. Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
i. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
J. Keamanan harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah
tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.
Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena
membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam
lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang
ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitar. Kedua data
tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan.
Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik
dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan
yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut:
1. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa yang di mulai dari plasenta lahir sampai dengan
kembalinya alat-alat kandungan pada keadaan sebelum hamil atau masa pemulihan
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil yang berlangsung kira- kira 6
minggu. Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan perawatan masa nifas karena pada masa ini ibu dan bayi rentan
mengalami masalah. Kunjungan nifas atau postnatal care suatu perawatan atau asuhan
pencegahan dan peniliaian rutin untuk mengidentifikasi, mengelola dan merujuk
komplikasi pada ibu nifas. Bidan memberikan kunjungan nifas minimal 4 kali dengan
waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan. Tujuan masa nifas Menurut
(Nugroho, 2014), di antaranya :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining secara kompehensif deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari hari.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Mendapatkan kesehatan emosi.

12
Evidence based dalam asuhan kebidanan masa nifas yaitu;

1. Penggunan tampon vagina.

2. Penggunaan gurita/sejenisnya.

3. Memisahkan ibu dan bayi.

4. Pemasangan kateter pasca persalinan.

5. Mendukung keberhasilan menyusui.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memaklumi.

13
Daftar Pustaka
Alindya Diani. (2016). Pentingnya Perawatan Selama Masa Nifas. Retrieved from Kanal
Pengetahuan FK UGM:
https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/pentingnya-perawatan-selama-masa-nifas/
#:~:text=Masa%20nifas%20adalah%20masa%20pemulihan,6%2D8%20minggu
%20paska%20persalinan.
Gustri Putri, SST & RSUP dr. Mohammad Hoesin (2022). Seksualitas dan Masa Nifas,
Palembang: Yankes Kemkes.
Sulfianti, et al. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Medan: Yayasan Kita Menulis
Kasmiati, M. Keb. (2023). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang: Literasi Nusantara Abadi.
Miftahul Rahma. Home Visit Nifas. Retrived from scribd:
https://id.scribd.com/document/491652117/Home-Visit-Nifas

14

Anda mungkin juga menyukai