Anda di halaman 1dari 23

Meningkatkan Komunikasi secara Organisasi dan

Kolaborasi Penggunaan Sosial Media


KELOMPOK 5
Jemima Angelica (32) 2210313220064
Lionel Tanudjaya (1) 2210313110008
Tomi Riski Agustin (2) 2210313110013
Visoka Gunawan Susanto (14) 2210313210019
Yuanivo Saputra (19) 2210313210067
* ( ) = Nomor Urut SIM

Daftar Isi :
A. Kebutuhan Akan Komunikasi dan Kolaborasi :
• Tim Virtual
• Groupware
• Videoconferencing
• Intranet dan portal karyawan

B. Perkembangan Web :
• Kapabilitas web masa depan
• Enterprise 2.0 dan mengelola strateginya

C. Meningkatkan Koneksi, Kolaborasi dan Kerjasama Melalui Media Sosial


• Meningkatkan komunikasi melalui media sosial
• Meningkatkan kerja sama melalui media sosial
• Meningkatkan kolaborasi melalui media sosial
• Meningkatkan koneksi melalui media sosial

D. Kasus : Jaringan Sosial Raksasa (Yelp)

Daftar Pustaka
A. Kebutuhan Akan Komunikasi dan Kolaborasi
• Tim Virtual
Untuk bersaing secara efektif, organisasi harus selalu mengumpulkan individu yang memiliki
kombinasi yang tepat dari pengetahuan, keterampilan, informasi, dan wewenang untuk menyelesaikan
masalah dengan efisien. Sebelumnya, organisasi umumnya menggunakan gugus tugas sebagai solusi
sementara untuk masalah yang sulit diatasi oleh kelompok kerja yang ada. Namun, gugus tugas
konvensional dan struktur organisasi tradisional sering kali tidak mampu menyelesaikan masalah dengan
cepat karena masalah struktural dan logistik yang menghambat proses. Oleh karena itu, organisasi saat ini
memerlukan tim yang fleksibel, yang dapat terbentuk dengan cepat dan dapat menyelesaikan masalah
secara efektif dan efisien.
Waktu menjadi faktor kunci, dan organisasi semakin mengoptimalkan keahlian anggota tim yang
tersebar di berbagai lokasi geografis, terutama dengan adanya globalisasi dan perkembangan Internet. Ini
telah mendorong banyak organisasi untuk membentuk tim virtual, yang terdiri dari anggota yang berasal
dari berbagai wilayah geografis dan dikumpulkan sesuai kebutuhan untuk berkolaborasi dalam proyek
tertentu. Keanggotaan dalam tim virtual ini bersifat fleksibel, dengan kemampuan untuk membentuk,
membubarkan, dan menyesuaikan ukuran tim sesuai kebutuhan. Karyawan juga dapat terlibat dalam
beberapa tim, dan masa kerja tim bisa sangat singkat. Selain itu, penting bagi anggota tim untuk memiliki
akses yang mudah dan fleksibel ke rekan tim, informasi, dan konteks rapat.
Tim virtual ini dapat dianggap sebagai gugus tugas yang sangat dinamis dan sering digunakan
dalam berbagai konteks, termasuk pengembangan sistem perangkat lunak, serta perawatan kesehatan.
Untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam tim virtual, berbagai metode komunikasi digunakan, baik
dalam mode sinkron (real-time) seperti obrolan online dan panggilan telepon, maupun dalam mode
asinkron (tidak real-time) seperti email. Rapat tim virtual biasanya dilakukan dalam lingkungan online dan
dapat bersifat sinkron dalam bentuk telekonferensi atau asinkron menggunakan platform seperti papan
diskusi online. Pemilihan metode komunikasi yang sesuai sangat penting, terutama ketika waktu menjadi
faktor krusial dalam memenuhi tenggat waktu atau menyelesaikan masalah pelanggan yang mendesak.
Selama bertahun-tahun, berbagai alat dan teknologi telah dikembangkan untuk mendukung berbagai
kebutuhan komunikasi dan kolaborasi dalam konteks tim virtual.

• Groupware
Istilah "groupware" merujuk pada kategori perangkat lunak yang memungkinkan individu untuk
bekerja secara lebih efisien melalui kerjasama. Groupware dan teknologi kolaborasi lainnya sering
dibedakan dalam dua dimensi:
1. Sinkron (real-time) atau Asinkron (tidak real-time): Apakah sistem mendukung kolaborasi dan
komunikasi dalam waktu nyata atau tidak.
2. Tatap Muka (bersama di lokasi fisik yang sama) atau Terdistribusi (tersebar di berbagai lokasi
geografis): Apakah sistem mendukung kelompok yang bekerja bersama secara fisik dalam satu
lokasi atau terdistribusi di berbagai lokasi.
Dengan menggunakan dua dimensi ini, sistem groupware dapat dikategorikan menjadi empat jenis
metode interaksi kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.3. Dengan meningkatnya
penggunaan pemecahan masalah berbasis kelompok dan tim virtual, terdapat berbagai manfaat potensial
dari penggunaan sistem groupware.
Gambar 5.3
Penggunaan alat-alat groupware asinkron semakin luas di kalangan organisasi, termasuk dalam
bentuk surel, daftar surat, sistem otomatisasi alur kerja, intranet (seperti yang akan dibahas dalam diskusi
mendatang), kalender kelompok, dan alat kolaboratif dalam penulisan. Salah satu alat yang sering
digunakan untuk berkomunikasi dalam kelompok adalah forum diskusi. Sebelum era Web 2.0, forum
diskusi (atau sering disebut sebagai papan diskusi atau forum online) mengadopsi konsep papan buletin
tradisional dan memungkinkan terjadinya diskusi berurutan antara peserta. Secara umum, forum diskusi
difokuskan pada topik-topik tertentu, dan pengguna dapat memulai utas diskusi baru (lihat Gambar 5.4)

Gambar 5.4 Microsoft menyediakan forum diskusi untuk pertanyaan dan umpan balik terkait dengan
berbagai produk dan layanan yang ditawarkannya.
Tergantung pada pemilik atau penyelenggara forum, forum diskusi dapat dimoderasi, sehingga
postingan baru hanya muncul setelah melalui seleksi oleh seorang moderator. Selain itu, beberapa forum
diskusi mungkin hanya mengizinkan postingan dari pengguna terdaftar, sementara yang lain
memperbolehkan semua orang untuk berkontribusi. Tujuan utama dari forum semacam ini adalah untuk
memfasilitasi diskusi, sehingga biasanya melibatkan beberapa peserta yang bertukar pemikiran (biasanya
dalam format yang singkat).
Sama seperti halnya dengan alat groupware asinkron, terdapat berbagai jenis alat groupware
sinkron yang tersedia untuk mendukung berbagai aktivitas, termasuk papan tulis bersama, obrolan online,
sistem pertemuan elektronik, dan, tentu saja, sistem komunikasi video (seperti yang akan dibahas dalam
bagian berikutnya). Sistem pertemuan elektronik (EMS) adalah alat perangkat lunak canggih yang
digunakan untuk membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan
melalui proses terstruktur yang melibatkan generasi ide elektronik, evaluasi ide, dan pemungutan suara
(lihat Gambar 5.5).

Gambar 5.5 Sistem pertemuan elektronik menggunakan komputer yang terhubung dalam jaringan dan
perangkat lunak canggih untuk mendukung berbagai tugas kelompok.
Proses-proses terstruktur ini membantu kelompok tetap fokus dan menghindari pengalihan yang
mahal yang sering terjadi dalam pertemuan. Secara tradisional, EMS sering ditempatkan dalam fasilitas
pertemuan yang dikhususkan untuk itu, tetapi semakin banyak implementasi berbasis web yang
mendukung anggota tim di berbagai wilayah. Banyak sistem groupware yang digunakan oleh organisasi
menggabungkan berbagai alat yang mendukung komunikasi dan kolaborasi baik dalam mode sinkron
maupun asinkron.

• Videoconferencing
Pada tahun 1960-an, di Disneyland dan beberapa taman hiburan lainnya serta acara-acara khusus,
picturephone pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat luas. Dibutuhkan 30 tahun lagi untuk video
konferensi berkembang, tetapi saat ini, organisasi/perusahaan besar secara rutin melakukan video
konferensi untuk menggantikan pertemuan tradisional/tatap muka seperti rapat, menggunakan baik itu
desktop video konferensi atau sistem video konferensi khusus yang bisa memakan biaya dari beberapa
ribu US$ hingga US$500.000.
Desktop video konferensi telah berkembang dengan sangat cepat oleh meningkatnya daya
pemprosesan komputer/teknologi dan koneksi Internet yang lebih cepat. Untuk desktop video konferensi,
yang dibutuhkan hanyalah webcam (yaitu, kamera kecil yang terhubung langsung ke PC/komputer),
telepon speaker atau mikrofon terpisah, dan juga perangkat lunak video konferensi (seperti Skype,
Google+, atau Apple FaceTime), serta koneksi jaringan Internet. Demikian pula, orang sekarang dapat
menggunakan berbagai aplikasi di perangkat mobile/handphone mereka, yang dapat memungkinkan
mereka untuk melakukan panggilan video saat bepergian.
Sistem video konferensi khusus biasanya terletak di dalam ruang konferensi
organisasi/perusahaan, untuk memfasilitasi pertemuan dengan pelanggan atau anggota tim proyek di
seluruh kota atau dunia. Sistem ini dapat sangat realistis—seolah-olah Anda hampir berada dalam satu
lokasi dengan rekan-rekan Anda. tetapi sistem berkelas tinggi dapat memakan biaya yang sangat mahal.
Tidak peduli apapun jenis sistem video konferensi yang digunakan oleh sebuah organisasi/perusahaan,
kolaborasi teknologi ini telah berkembang jauh sejak demonstrasi di Disneyland pada tahun 1960-an, dan
telah menjadi teknologi umum di sebagian besar organisasi/perusahaan modern.

• Intranet dan Portal Karyawan


Teknologi internet telah menciptakan alat yang banyak digunakan untuk berkomunikasi dan
penggunaan dalam lingkup organisasi/perusahaan. Secara khusus, banyak organisasi besar memiliki portal
karyawan berbasis intranet. Seperti yang dibahas dalam Bab 3, “Mengelola Infrastruktur dan Layanan
Sistem Informasi,” intranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan teknologi Web, digunakan untuk
memfasilitasi transmisi informasi properti yang aman dalam sebuah organisasi. Intranet memanfaatkan
protokol Internet dan Web standar untuk berkomunikasi informasi ke karyawan dan dari karyawan yang
berwenang. Intranet terlihat dan berfungsi seperti situs web yang dapat diakses oleh publik, dan
menggunakan perangkat lunak, perangkat keras, dan teknologi jaringan yang sama untuk bertukar
informasi dan komunikasi.

Gambar 5.6
Dengan demikian, pengguna mengakses intranet perusahaan mereka menggunakan peramban
web mereka. Banyak perusahaan, seperti Boeing, menyediakan halaman intranet yang disesuaikan untuk
setiap karyawan berdasarkan fungsi pekerjaan atau bahkan lokasi geografis. Meskipun semua halaman
memiliki tampilan dan nuansa yang sama serta mengambil data yang sama, setiap karyawan hanya dapat
mengakses informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya. Contohnya, jika seorang
karyawan dari sumber daya manusia masuk ke portal karyawan, dia hanya akan melihat konten yang
berkaitan dengan pekerjaannya, seperti informasi gaji atau statistik perekrutan.
Semua halaman intranet berada di belakang firewall perusahaan, dan dalam bentuk intranet yang
paling sederhana, komunikasi terjadi hanya dalam batasan batas organisasi dan tidak melewati Internet.
Namun, peningkatan mobilitas karyawan membuat intranet harus dapat diakses dari mana saja. Oleh
karena itu, sebagian besar perusahaan memungkinkan karyawan mereka menggunakan jaringan pribadi
virtual (VPN) untuk terhubung ke intranet perusahaan saat sedang bepergian atau bekerja dari rumah
(yaitu, bekerja dari jarak jauh). Gambar 5.6 menggambarkan arsitektur sistem intranet yang khas.
1. Akses Informasi secara Real-Time
Salah satu manfaat utama dari intranet perusahaan adalah kemampuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kolaborasi dengan memberikan akses informasi secara
real-time. Berbeda dengan dokumen berbasis kertas, yang perlu terus diperbarui dan
didistribusikan kepada karyawan ketika terjadi perubahan, intranet membuat manajemen,
pembaruan, distribusi, dan akses informasi perusahaan menjadi lebih cepat dan mudah.
Sebagai contoh, Boeing menyebarkan berita perusahaan menggunakan file multimedia yang
didistribusikan melalui intranet perusahaan, memungkinkan karyawan untuk melihat salinan
digital rilis berita perusahaan saat itu terjadi, dari desktop mereka.
Dengan solusi berbasis intranet seperti yang diterapkan di Boeing, informasi terbaru dan
akurat dapat dengan mudah diakses secara luas di seluruh perusahaan dari satu sumber yang
efisien dan mudah digunakan. Perusahaan dapat menjadi lebih fleksibel dengan sumber daya
yang diperlukan untuk membuat, menjaga, dan mendistribusikan dokumen perusahaan,
sementara dalam prosesnya karyawan menjadi lebih berpengetahuan dan terkini tentang
informasi yang penting bagi mereka. Karyawan mengembangkan rasa percaya diri dan
menjadi mandiri, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menangani masalah terkait
pekerjaan dan memungkinkan mereka fokus pada tanggung jawab kerja mereka.

2. Pencarian Enterprise
Salah satu komponen yang mendukung produktivitas karyawan dengan memberikan
akses informasi secara real-time adalah integrasi fungsionalitas pencarian perusahaan. Seiring
dengan semakin banyaknya konten yang dapat diakses melalui intranet sebuah perusahaan,
mencari informasi yang relevan menjadi semakin sulit, terutama jika informasi tersebut dalam
berbagai bahasa dan berada di server atau basis data yang berbeda, seperti yang terjadi pada
banyak organisasi global besar seperti Nestlé.
Oleh karena itu, persyaratan untuk mesin pencari perusahaan sangat berbeda dengan
mesin pencari Internet seperti Google atau Bing. Mesin pencari perusahaan seperti
Microsoft’s Enterprise Search atau Google Search Appliance dirancang untuk mengambil
konten dari berbagai sumber data internal, termasuk dokumen, basis data, atau aplikasi yang
terhubung ke intranet perusahaan. Kemampuan seperti ini memungkinkan organisasi untuk
dengan mudah berbagi jutaan dokumen yang tersebar di seluruh organisasi. Dengan
demikian, menyediakan fungsionalitas pencarian perusahaan dapat meningkatkan
produktivitas dan menjadi faktor penting yang berkontribusi pada kepuasan pengguna
terhadap intranet perusahaan.
3. Kolaborasi
Salah satu masalah paling umum yang terjadi di perusahaan besar adalah dengan
koordinasi dan kolaborasi dalam kegiatan bisnis secara tepat waktu antara divisi atau area
fungsional. Namun dengan adanya intranet Sebagai contoh, Boeing menggunakan intranetnya
untuk memfasilitasi upaya kolaboratif, seperti dalam proses merancang komponen pesawat
baru. Dalam proses ini, model digital tiga dimensi dari desain pesawat sering perlu dibagikan
antara insinyur kedirgantaraan. Menggunakan intranet Boeing, seorang insinyur dapat berbagi
gambar dengan insinyur lain di lokasi jarak jauh; insinyur kedua memperbarui gambar
sebagaimana diperlukan dan mengunggah gambar yang diperbarui ke folder bersama di
intranet. Intranet Boeing memberikan perusahaan kemampuan untuk mengurangi waktu
siklus pengembangan produk serta kemampuan untuk selalu mengikuti perkembangan
proyek, kondisi perusahaan, dan pasar yang terkini. Demikian pula, intranet digunakan untuk
melakukan polling kepada staf tentang isu-isu terkini atau oleh karyawan untuk berkomunikasi
satu sama lain dan dengan eksekutif dalam forum yang aman dan tidak publik.

4. Portal Karyawan
Selain digunakan untuk komunikasi dan kolaborasi, intranet organisasi banyak digunakan
untuk menyediakan portal karyawan yang memungkinkan karyawan untuk melakukan layanan
mandiri dalam mengurus manfaat, mengelola rencana pensiun, atau aplikasi berbasis sumber
daya manusia lainnya. Sebagai contoh, bagi perusahaan besar, pemrosesan formulir yang
terkait dengan sumber daya manusia bisa menjadi faktor biaya besar. Bergantung pada
kompleksitas formulir tersebut, pemrosesan formulir berbasis kertas bisa memakan biaya
sekitar US$20 hingga US$30, menurut penyedia solusi administrasi manfaat Workscape, Inc.
Sedangkan aplikasi telepon berbasis tanggapan suara interaktif dapat mengurangi biaya
ini menjadi US$2 hingga US$4, menggunakan aplikasi mandiri karyawan berbasis intranet
dapat menguranginya lebih jauh, menjadi hanya 5 hingga 10 sen per formulir (Wagner, 2002).
Mengingat bahwa seorang karyawan, rata-rata, melakukan 15 transaksi terkait sumber daya
manusia per tahun, penghematan bisa signifikan. Menggunakan intranet, template laporan
dapat dikelola secara sentral, dan modifikasi dapat dilakukan secara instan seiring dengan
perubahan kondisi; oleh karena itu, karyawan dapat mengirimkan template yang sesuai secara
elektronik dengan jaminan bahwa mereka telah menggunakan versi yang benar. Selain itu,
menggunakan formulir online dapat membantu mengurangi tingkat kesalahan secara
signifikan, karena entri dapat diperiksa untuk akurasi saat data dimasukkan, sehingga
mencegah pengguna memasukkan entri yang salah atau tidak masuk akal.

B. Perkembangan Web
Alat kolaborasi tradisional yang telah diperkenalkan sebelumnya berbasis pada teknologi internet.
Namun, hingga beberapa tahun yang lalu, Web dianggap sebagai medium satu arah, dengan perbedaan
yang cukup ketat antara pencipta konten dan konsumen konten (kadang-kadang disebut sebagai "Web
1.0"). Beberapa entitas akan menciptakan konten (misalnya, sebuah situs web), sementara yang lainnya
akan mengonsumsi konten tersebut. Namun, perkembangan teknologi telah memungkinkan penggunaan
baru dari Web; aplikasi Web dinamis, yang sering disebut sebagai aplikasi Web 2.0, memungkinkan orang
untuk berkolaborasi dan berbagi informasi secara online, menggeser peran pengguna dari pemakai pasif
konten menjadi penciptanya (lihat gambar berikut)
Berbeda dengan situs jaringan TV ABC, di mana kontennya disediakan oleh ABC, aplikasi Web 2.0
seperti YouTube bergantung pada konten yang dibuat dan diunggah oleh pengguna lain; demikian pula,
sementara Encyclopaedia Britannica menginvestasikan jumlah besar dalam artikel yang diteliti secara
profesional, artikel dalam ensiklopedia online Wikipedia ditulis dan disunting bersama oleh komunitas
online (karena perubahan dalam masyarakat dan persaingan dari Wikipedia, Encyclopaedia Britannica
memutuskan untuk menghentikan produksi ensiklopedia cetak pada tahun 2012, dan fokus pada
penawaran online-nya).
Selain aplikasi-aplikasi tersebut, banyak organisasi telah berhasil menggabungkan konsep-konsep
Web 2.0 ke dalam model bisnis mereka. Sebagai contoh, Amazon.com menambahkan nilai pada situsnya
dengan mengintegrasikan ulasan buku dari pelanggannya. Dengan cara ini, mereka memberikan
pelanggan saluran untuk menyampaikan pendapat mereka; pada saat yang sama, jumlah ulasan yang lebih
besar dapat membantu pelanggan lain membuat keputusan yang lebih baik, sehingga menarik lebih
banyak pengunjung ke situs Amazon.com. Di bagian berikutnya, kita akan membahas perubahan teknologi
dan sosial yang memungkinkan dan mendesak perubahan dalam cara banyak organisasi melakukan bisnis.

• Kemampuan Web yang Berkembang

Banyak aplikasi Web 2.0 yang sukses bergantung pada efek jaringan. Efek jaringan mengacu pada
gagasan bahwa nilai dari suatu jaringan (atau alat atau aplikasi berbasis jaringan) meningkat dengan
jumlah pengguna lain. Dengan kata lain, jika sebuah jaringan memiliki sedikit pengguna, nilainya sedikit
atau bahkan tidak ada. Selain itu, kemampuan Web baru memungkinkan situs web atau penyedia layanan
(seperti Google) untuk membuat sebagian dari fungsionalitas atau data mereka (seperti data pemetaan)
tersedia bagi situs web lain untuk digunakan, dan dengan demikian memungkinkan pembuatan aplikasi
unik dan dinamis, atau yang disebut sebagai mashup, dengan cepat dan mudah.
Ide dari mashup berasal dari musik populer, di mana banyak lagu dibuat dengan mencampurkan
dua atau lebih lagu yang ada; dalam terminologi Web 2.0, mashup adalah aplikasi baru (atau situs web)
yang menggunakan data dari satu atau lebih penyedia layanan. Sebagai contoh, sebuah mashup bisa
menggabungkan data pemetaan, foto, informasi referensi, harga hotel, dan informasi cuaca untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang tujuan wisata. Alih-alih harus mengumpulkan atau
menghasilkan semua informasi ini sendirian, pencipta mashup dapat dengan mudah menggunakan
layanan yang disediakan oleh Google Maps, Flickr, Wikipedia, Expedia, dan AccuWeather.
Perencana perjalanan online Tripomatic mengintegrasikan data dari Google Maps, layanan
pemesanan hotel, dan layanan lainnya untuk memungkinkan pengguna merencanakan liburan mereka
berikutnya. Demikian pula, pengguna dan perusahaan dapat membuat aplikasi mobile dengan
menggabungkan berbagai layanan dan sumber data. Aplikasi pencarian lokal AroundMe menggunakan
data dari layanan seperti Booking.com, Opentable.com, atau Foursquare untuk menampilkan informasi,
ulasan, atau petunjuk arah berkendara tentang bisnis, restoran, atau fasilitas medis di dekat lokasi
tertentu. Situs web dan aplikasi mobile lainnya menggunakan informasi dari maskapai penerbangan,
stasiun radio, layanan rekomendasi, atau sumber-sumber informasi berguna lainnya.
Banyak organisasi telah mengakui potensi dan manfaat dari situs dan aplikasi yang layanan dan
datanya digabungkan ke dalam mashup. Dengan memberikan akses ke layanan dan data yang berguna,
organisasi memperluas jangkauan mereka dan membangun serta memperkuat hubungan pelanggan,
memberikan dasar untuk layanan yang menghasilkan pendapatan (misalnya, Google menawarkan layanan
pemetaan secara gratis untuk penggunaan berkapasitas rendah, tetapi menawarkan layanan versi
berbayar untuk penggunaan komersial berkapasitas tinggi, seperti integrasi dalam situs pemesanan hotel).

• Evolusi Interaksi Sosial


Banyak aplikasi Web 2.0 yang sukses mencerminkan nilai-nilai inti Web 2.0 seperti kolaborasi dan
berbagi sosial; ini dapat diklasifikasikan sebagai media sosial (atau perangkat lunak sosial), yang
memungkinkan orang berkomunikasi, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan berbagai cara. Dengan
menjadi semakin pentingnya Web 2.0, perilaku orang serta masyarakat telah mengalami perubahan cepat.
Sebagai contoh, banyak orang telah mengubah cara mereka mencari informasi. Sementara itu, di masa
lalu orang-orang mengkamulkan ensiklopedia cetak sebagai sumber informasi yang tidak bias, sekarang
orang cenderung beralih ke situs web seperti Wikipedia, atau bertanya kepada teman-teman dan kenalan
mereka di jaringan sosial seperti Facebook atau Google+ untuk informasi yang dipersonalisasi. Demikian
pula, terdapat pergeseran yang nyata dalam cara orang melihat privasi dan berbagi informasi; meskipun
dikritik oleh para advokat privasi, orang-orang sekarang berbagi informasi pribadi secara online lebih dari
sebelumnya.
Terlebih lagi, Kamu dapat membaca tentang orang-orang yang memposting informasi pribadi
paling rahasia, tanpa memikirkan konsekuensinya; karena Facebook dan situs web sosial lainnya telah
meresap dalam kehidupan banyak orang, misalnya kamu memiliki informasi tentang kegiatan minum
teman kamu yang baru-baru ini berujung pada penangkapan karena mengemudi dalam pengaruh alkohol
(DUI), rekan kerja kamu yang putus cinta dengan pacarnya, dan hal-hal lain yang mungkin kamu inginkan
atau tidak inginkan untuk diketahui, semuanya ada di ujung jari mu. Jelas, perangkat lunak sosial telah
sangat memengaruhi kehidupan banyak orang. Tabel 5.2 menyoroti pergeseran perspektif dari era Web
1.0 ke era Web 2.0.
• Ruang Kerja yang Berkembang
Generasi "millennials" atau "Generasi Y," yang tumbuh dengan terhubung ke perangkat lunak
sosial seperti MySpace, YouTube, atau Facebook, kini bergabung dalam dunia kerja dan memiliki harapan
yang sangat berbeda terhadap lingkungan kerja mereka dibandingkan dengan generasi sebelumnya, dan
beberapa pergeseran fundamental terjadi dalam hubungan antara pengusaha dan karyawan (lihat Smythe,
2007). Sebagai contoh, karyawan sekarang suka mencari karier untuk diisi di portofolio daripada mencari
pekerjaan tetap sepanjang hidup, cenderung melihat diri mereka sebagai warga bukan sebagai karyawan,
dan memiliki pola pikir "meminjamkan bakat mereka" kepada pengusaha daripada menjadi "sumber daya
manusia." Studi global oleh Accenture mengungkapkan bahwa bagi 37 persen dari mereka yang berusia
18 hingga 27 tahun, teknologi terkini merupakan pertimbangan penting dalam memilih tempat kerja; dari
kalangan milenial yang bekerja, 55 persen menggunakan pesan instan, dan 45 persen menggunakan situs
jaringan sosial untuk kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan (Francis & Harrigan, 2010).
Generasi milenial membawa banyak keterampilan baru dan berharga, tetapi juga sikap yang
mungkin sulit diintegrasikan dengan lingkungan bisnis yang lebih tradisional: Lebih dari 19 persen
perusahaan di seluruh dunia melarang situs jaringan sosial di tempat kerja (Clearswift, 2011), tetapi banyak
milenial memiliki keahlian dalam menemukan cara-cara kreatif untuk menghindari kebijakan tersebut
(yang bisa saja mengakibatkan peningkatan pelanggaran keamanan). Survei terbaru menunjukkan bahwa
29 persen mahasiswa tidak akan bergabung dengan perusahaan yang melarang penggunaan aplikasi
media sosial, dan 71 persen tidak mematuhi kebijakan terkait penggunaan media sosial di tempat kerja
(Cisco, 2011, 2012). Sebagai hasilnya, perusahaan semakin banyak mulai mengadopsi media sosial untuk
meningkatkan komunikasi, kerja sama, kolaborasi, dan konektivitas (Cook, 2008).

• Kemampuan Web di Masa Depan


Teknologi web dan kolaborasi adalah hal yang terus berkembang, dan banyak perkembangan yang
belum sepenuhnya terwujud. Bagian ini secara singkat meramalkan kemampuan masa depan dari web,
terutama berfokus pada upaya untuk menciptakan Semantic Web dan karakteristik Web 3.0.
1. Semantic Web
Sejak web dibuka untuk penggunaan publik, jumlah halaman web dan situs web telah
berkembang secara eksponensial. Meskipun peningkatan dalam halaman web memiliki arti
bahwa kita mempunyai lebih banyak informasi di ujung jari kita, ini juga berarti bahwa
informasi semakin sulit untuk ditemukan. Secara tradisional, halaman web dirancang agar
dapat dipahami oleh manusia, tetapi tidak oleh komputer, dan mesin pencari memeriksa
halaman untuk mencari keberadaan kata kunci; misalnya, ketika mencari "apa yang memakan
penguin," mesin pencari akan mengembalikan halaman web yang mungkin memiliki informasi
ini, tetapi halaman-halaman tersebut sebenarnya hanya memiliki kata-kata atau frasa kunci
"apa" dan "memakan" dan "penguin," karena mesin pencari belum cukup canggih untuk dapat
menemukan, memahami, dan mengintegrasikan informasi yang disajikan di halaman web.
Semantic Web, awalnya dikonsepkan oleh Tim Berners-Lee, salah satu penemu World
Wide Web, yang merupakan seperangkat prinsip desain yang akan memungkinkan komputer
dapat mengindeks halaman web, topik, dan subjek dengan lebih baik. Ketika halaman web
dirancang menggunakan prinsip-prinsip semantik, komputer akan dapat memahami makna
kontennya, dan mesin pencari akan dapat memberikan jawaban yang lebih kaya dan akurat.
Mesin pencari utama mendorong pemilik situs web untuk mengintegrasikan apa yang
disebut "microdata" ke dalam markup HTML halaman mereka, untuk membantu mesin
pencari memahami makna konten di halaman tersebut; misalnya, markup dari alamat sebuah
bisnis dapat ditingkatkan dengan menyebutkan makna bagian-bagian berbeda dari alamat
tersebut.
Pada tahun 2012, Google telah mulai mengambil langkah-langkah menuju implementasi
konsep yang terkait dengan Semantic Web di dalam "knowledge graph"-nya. Ketika mencari
kata dalam Google, mesin pencari sekarang berusaha untuk memprediksi apa yang mungkin
dimaksud oleh pengguna; misalnya, ketika mencari " Raja(Kings)," mesin pencari tidak hanya
memberikan daftar halaman yang mengandung kata kunci "Raja(Kings)," tetapi juga
menampilkan kotak yang berisi tautan ke hasil pencarian yang khusus untuk Los Angeles Kings,
Sacramento Kings, dan serial TV Kings dari NBC. Demikian pula, ketika mencari "Los Angeles
Kings," Google tidak hanya mengembalikan daftar halaman web, tetapi juga ringkasan
informasi relevan tentang sebuah tim dalam olahraga hoki, yang diambil dari berbagai sumber
web. Meskipun Semantic Web sebagian besar belum terealisasi sepenuhnya, upaya Google
menunjukkan bahwa telnologi Semantic Web semakin mendekat.

2. Web 3.0
Dalam banyak hal, Web 2.0 sudah menggantikan Web 1.0, dan pertanyaannya adalah "Apa
yang akan menggantikan Web 2.0?" Bagi beberapa orang, Web 2.0 hanyalah periode transisi
singkat sebelum gelombang berikutnya dari teknologi internet, yang diprediksi akan
berlangsung hingga tahun 2020. Ada beberapa gagasan tentang apa yang akan melibatkan
gelombang berikutnya ini, Web 3.0. Kontributor Forbes, Eric Jackson, membayangkan
gelombang berikutnya dari Web akan berpusat pada mobilitas. Namun, Orang lain melihat
Web 3.0 sebagai "Web kontekstual," di mana jumlah konten yang sangat besar yang tersedia
untuk pengguna akan difilter oleh faktor-faktor kontekstual seperti waktu, lokasi, aktivitas
sosial, dan sebagainya.
Kita mungkin sudah melihat beberapa teknologi yang sedang muncul saat ini, terutama
yang berkaitan dengan konteks lokasi pengguna, dan mungkin kita hanya akan tahu apa
sebenarnya Web 3.0 ketika kita melihatnya; bahkan mungkin saja hal tersebut akan selamanya
hanya sebuah istilah populer. Namun demikian, kita dapat melihat perkembangan baru yang
menarik di masa depan, dan tren-tren yang akan datang kemungkinan akan melibatkan
integrasi sejati perangkat dan konektivitas untuk menciptakan aplikasi internet yang kuat dan
lebih sosial.

• Enterprise 2.0 dan Mengelola Strateginya

1. Enterprise 2.0
Setelah menyadari peluang yang dibawa oleh perubahan-perubahan mendalam ini,
banyak organisasi bisnis terus mencari cara untuk menggunakan media sosial dalam
mendukung proses bisnis yang sudah ada; banyak organisasi telah membangun model bisnis
yang sukses sepenuhnya berdasarkan nilai-nilai inti Web 2.0 seperti berbagi sosial atau
kolaborasi. Penggunaan media sosial di dalam batas-batas perusahaan atau antara
perusahaan dan pelanggan atau pemangku kepentingan perusahaan (sering disebut sebagai
Enterprise 2.0) dapat membantu dalam berbagi pengetahuan organisasi, membuat bisnis
lebih inovatif dan produktif, serta membantu mereka terhubung secara efektif dengan
pelanggan dan masyarakat umum (McAfee, 2006a).
2. Masalah Organisasi
Dalam pembahasan sebelumnya, Kamu telah mempelajari bahwa dalam banyak kasus,
teknologi dapat menjadi penyokong penting bagi keunggulan strategis, jika diimplementasikan
dan dikelola dengan hati-hati. Begitu juga dengan alat-alat Enterprise 2.0 internal, teknologi
adalah faktor keberhasilan yang kritis, tetapi bukan satu-satunya komponen, dan manajemen
perubahan dapat menjadi faktor penting untuk keberhasilan atau kegagalan inisiatif tersebut.
Hanya menyediakan alat-alat dengan harapan bahwa karyawan akan menggunakannya untuk
tujuan yang dimaksudkan tidaklah cukup; sebaliknya, manajemen harus memastikan bahwa
karyawan mengetahui alat-alat tersebut, tujuannya, dan aturan atau kebijakan yang mengatur
penggunaan alat-alat tersebut. Mengingat bahwa aplikasi media sosial didasarkan pada
interaksi sosial yang erat, berbagi informasi, dan efek jaringan, budaya perusahaan adalah
kunci untuk implementasi Enterprise 2.0 yang berhasil. Secara khusus, budaya perusahaan
yang mengedepankan berbagi pengetahuan, kepercayaan, dan umpan balik yang jujur adalah
hal yang kondusif bagi implementasi Enterprise 2.0 yang berhasil. Selain budaya, berbagai
peringatan lain harus diperhatikan untuk setiap aplikasi Enterprise 2.0 (Khan, 2008)

- Enterprise ≠ Web
Kamu telah mempelajari banyak teknologi berbasis web yang Kamu kenal dalam
kehidupan sehari-hari Kamu. Meskipun banyak dari teknologi-teknologi tersebut sangat
sukses dalam lingkungan konsumen, keberhasilan ini tidak selalu berarti keberhasilan
dalam lingkungan korporat. Di web, situs-situs seperti YouTube, Wikipedia, dan Facebook
telah berkembang selama bertahun-tahun hingga menjadi seberhasil sekarang, dan
contoh seperti MySpace menunjukkan bahwa keberhasilan pada suatu saat tidak
menjamin kelanjutan keberhasilan.
Selain itu, apa yang tampak sebagai kolaborasi "ajaib" yang lancar kadang-kadang
didasarkan pada proses-proses yang rumit. Sebagai contoh, artikel-artikel bagus di
Wikipedia didasarkan tidak hanya pada kontribusi banyak editor, tetapi juga pada banyak
diskusi di balik layar tentang masalah-masalah kontroversial atau cara meningkatkan
artikel. Sebaliknya, banyak proyek perangkat lunak sumber terbuka yang menjaga dengan
ketat perubahan pada kode pemrograman perangkat lunak mereka, sehingga hanya
terbatasnya jumlah "kontributor" yang dapat mengimplementasikan perubahan yang
diinginkan.

- Budaya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, budaya organisasi adalah faktor
keberhasilan Enterprise 2.0 yang kritis, dan banyak proyek yang diusulkan menghadapi
perlawanan budaya yang kuat. Aplikasi Enterprise 2.0, yang didasarkan pada prinsip
komunikasi terbuka, tidak selalu berkinerja baik dalam struktur organisasi tradisional
berbasis hierarki yang kaku dan kontrol dari atas ke bawah. Selain itu, aplikasi media sosial
menggantungkan kesuksesannya pada ekspresi diri yang didorong oleh pengguna (jika
tidak ada yang bersedia memperbarui status mereka di Facebook, orang-orang pada
akhirnya akan berhenti mengunjungi situs tersebut); di web, orang berpartisipasi secara
sukarela, tetapi orang-orang di organisasi tidak dapat dipaksa untuk berpartisipasi. Oleh
karena itu, organisasi harus memahami pemangku kepentingan, kepribadian, dan sudut
pandang yang beragam dari pengguna masa depan dan memastikan bahwa inisiatif
Enterprise 2.0 apa pun akan menarik bagi anggota organisasi tersebut.
- Konteks Organisasi
Setiap implementasi aplikasi Enterprise 2.0 harus didorong oleh konteks
penggunaan yang spesifik. Sama seperti pengguna memilih aplikasi media sosial populer
seperti YouTube atau Wikipedia untuk memenuhi kebutuhan tertentu, konteks kerja harus
mendorong pemilihan alat Enterprise 2.0. Dengan kata lain, organisasi seharusnya selalu
bertanya apa tujuan yang akan dicapai dengan alat tersebut, dan baru kemudian
memutuskan jenis alat yang akan diimplementasikan. Hanya sekadar mengatur situs wiki
dan berharap bahwa karyawan akan menggunakannya untuk tujuan yang "benar",
kemungkinan besar tidak akan menghasilkan hasil yang diinginkan.

- Hierarki Organisasi
Seringkali, inisiatif Enterprise 2.0 didorong oleh departemen pengguna, dan
implementasi pilot berukuran kecil tampak berhasil. Namun, implementasi Enterprise 2.0
yang melibatkan seluruh organisasi biasanya memerlukan perubahan dalam budaya
organisasi dan proses, dan seringkali perlu meratakan hierarki organisasi. Oleh karena itu,
untuk mencapai keberhasilan, implementasi Enterprise 2.0 memerlukan dukungan dan
keterlibatan aktif manajemen senior agar dapat mengatasi besarnya perubahan yang
terjadi.

- Efek Jaringan dan Massa Kritis


Aplikasi media sosial yang sukses seperti Wikipedia menggantungkan
kesuksesannya pada efek jaringan dan Long Tail, dan memerlukan waktu untuk mencapai
massa kritis. Sebagai contoh, meskipun Wikipedia menikmati jutaan tampilan halaman
setiap hari, hanya sedikit orang yang memilih untuk aktif berpartisipasi dalam pembuatan
konten. Dalam organisasi, mencapai massa kritis yang diperlukan untuk aplikasi Enterprise
2.0 seringkali sulit dan memerlukan waktu dan kesabaran yang considerable. Meskipun
untuk banyak organisasi kecil, alat kolaboratif Enterprise 2.0 dapat bermanfaat, mereka
kemungkinan besar tidak akan mampu memanfaatkan efek jaringan yang dapat dicapai
dengan basis pengguna yang lebih besar.
- Celah/Perbedaan Generasi
Kesuksesan inisiatif Enterprise 2.0 juga sangat bergantung pada komposisi
anggota workforce organisasi. Di organisasi yang banyak memiliki generasi milenial, yang
telah terbiasa dengan lingkungan sosial online yang sangat interaktif dan komunikatif,
inisiatif Enterprise 2.0 memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi; sebaliknya, banyak
baby boomer terbiasa dengan hierarki yang kaku dan struktur organisasi dan kurang
tertarik untuk sepenuhnya merangkul kemampuan alat Enterprise 2.0. Selain itu, anggota
senior dalam organisasi mungkin tidak sepenuhnya memahami potensi dan implikasi
aplikasi media sosial dalam pengaturan organisasi.

- Inersia Teknologi
Salah satu faktor yang banyak menghambat adopsi teknologi baru adalah inersia
teknologi. Dalam banyak kasus, orang tidak mau beralih ke aplikasi baru kecuali mereka
melihat manfaat yang nyata dan konkret. Hal ini dapat menjadi hambatan terutama pada
aplikasi media sosial.

- Integrasi Teknologi
Organisasi harus memastikan bahwa semua aplikasi Enterprise 2.0 terintegrasi
dengan baik dengan infrastruktur sistem informasi yang ada di organisasi untuk meraih
manfaat terbesar dari koneksi orang dan menghubungkan orang dengan informasi.
Biasanya, organisasi memilih sistem yang disediakan oleh vendor luar seperti Ning atau
Yammer, yang memungkinkan organisasi membuat jaringan sosial privat mereka sendiri.
Namun, pengguna organisasi akan menggunakan alat yang mereka kenal sebagai tolak
ukur, dan alat domain publik seperti Facebook sering kali menciptakan harapan tinggi
terkait dengan kegunaan untuk setiap alat internal.

- Keamanan
Masalah terakhir terkait dengan keamanan dan kekayaan intelektual. Bagi
organisasi, menjaga infrastruktur sistem informasi mereka adalah hal yang sangat penting.
Setiap aplikasi yang memungkinkan kolaborasi yang lebih erat dengan meningkatkan
berbagi data akan secara wajar menimbulkan risiko keamanan yang lebih besar. Oleh
karena itu, perusahaan harus seimbangkan keinginan mereka untuk meningkatkan
kolaborasi dengan kebutuhan untuk melindungi kekayaan intelektual dan kepatuhan
terhadap peraturan-peraturan.

C. Meningkatkan Koneksi, Kolaborasi, dan Kerjasama Melalui Media Sosial


Pada bagian berikut, kita akan membahas bagaimana berbagai aplikasi sosial media memungkinkan atau
mendukung komunikasi, kerja sama, kolaborasi, atau koneksi :
• Meningkatkan Komunikasi Melalui Media Sosial
Penerapan utama dari Enterprise 2.0 adalah memfasilitasi dan meningkatkan komunikasi di
dalam/internal suatu organisasi maupun antara suatu organisasi dengan para pemegang kepentingan
(stakeholder) nya. Bagi organisasi-organisasi, sosial media telah membuka kesempatan yang luas untuk
menunjukkan/mempersembahkan diri mereka kepada para pelanggan potensial. Pada saat yang sama,
penerapan ini telah membuka ribuan saluran bagi para pelanggan untuk menyampaikan pendapat mereka
tentang suatu organisasi. Pada bagian berikut dibahas berbagai alat sosial media yang digunakan untuk
komunikasi :
1. Blog
Blogging adalah suatu proses membuat/menciptakan teks diari secara online yang terdiri
atas entri kronologis dengan berbagai cakupan topik meliputi keseharian seseorang, kuliner,
hingga masalah computer, dll. Banyak blogger menggunakan blog mereka untuk mengasah
kemampuan menulis dan menarik audiens yang luas, beberapa bahkan melakukan
pengiklanan online untuk monetisasi. Blog telah mempengaruhi secara besar cara orang
mengumpulkan dan mencerna informasi, serta menjadi suara yang penting dalam mengubah
opini publik.
Selain blog yang dibuat oleh pribadi/individu, blog juga digunakan oleh
perusahaan/organisasi dari skala kecil hingga besar guna menghubungkan para karyawan dan
pelanggan mereka. Contohnya dapat dilihat dari banyaknya blog resmi perusahaan, yang
digunakan untuk menampilkan berbagai informasi/kabar terbaru hingga menampung
ide/kritik/saran dari khalayak umum.

2. Alat microblogging
Atau yang sering disebut alat kehadiran sosial, sama halnya dengan blog, digunakan oleh
seseorang untuk menuangkan pikirannya, namun perbedaannya dengan blog (yang biasanya
merupakan tulisan/postingan panjang), alat kehadiran sosial dirancang untuk membagikan
"pembaruan/update status" yang relatif pendek.
Berbeda dengan jejaring sosial yang penggunanya bisa memilih siapa yang boleh atau
tidak boleh menerima pembaruan statusnya, biasanya siapa pun dapat mengikuti mikroblog
orang lain. Salah satu alat kehadiran sosial yang populer adalah Twitter, yang memungkinkan
penggunanya memposting teks pendek yang disebut “tweet” yang akan disampaikan ke
pengikut sang penulis melalui ponsel atau aplikasi Twitter. Penerima dapat “me-retweet”
(membagikan ulang) tweet yang menarik bagi pengikutnya.
Dengan banyaknya orang yang membagikan segala sesuatu yang mereka anggap menarik,
Twitter telah menjadi sumber dari berbagai berita terhangat. Banyak situs jejaring sosial lain
juga memiliki fungsi kehadiran sosial; seperti Facebook, dimana pengguna dapat
memperbarui statusnya, memberi tahu teman-temannya tentang pikiran mereka saat ini, dan
memungkinkan mereka untuk mengirim balasan.
Banyak organisasi telah menggunakan tren ini dan membuat akun di Twitter. Misalnya,
Coca-Cola memiliki akun Twitter resmi yang digunakan untuk memposting berita atau
berinteraksi dengan lebih dari 2,7 juta pengikutnya; Coca-Cola mengikuti lebih dari 67.000
akun Twitter dan aktif membalas dan me-retweet pesan mereka. Dengan cara ini, Coca-Cola
menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap pengikutnya dan mencoba meningkatkan
loyalitas pelanggannya.

3. Pesan instan
Berbeda dengan forum diskusi, blog, dan pembaruan status yang tidak sinkron, pesan
instan (obrolan online) memungkinkan percakapan tertulis secara real-time. Menggunakan
pesan instan, beberapa partisipan dapat melakukan percakapan dan mendapat umpan balik
langsung dari rekan percakapan mereka. Beberapa situs jejaring sosial seperti Facebook sudah
terintegrasi dengan fungsi pesan instan.
Selain itu, perpesanan berbasis cloud seperti WhatsApp atau Line memungkinkan obrolan
grup, pesan teks gratis (bahkan internasional), dan pertukaran konten multimedia antar
perangkat yang berbeda. Banyak organisasi telah mengadopsi pesan instan berbasis web
komunikasi internal, dan juga menggunakan obrolan langsung untuk fungsi penjualan dan
dukungan pelanggan. Misalnya, Alibaba.com menyertakan antarmuka obrolan agar pembeli
yang berminat dapat segera menghubungi penjual.

4. Dunia virtual.
Dunia virtual telah membawa konsep komunikasi real time satu langkah lebih maju
dengan memungkinkan orang berkomunikasi menggunakan avatar. Setelah hiruk pikuk pada
awal kemunculannya, popularitas dunia virtual untuk penggunaan bisnis saat ini telah
memudar, dan kini terutama hanya digunakan untuk tujuan hiburan dalam bentuk permainan
berbasis dunia virtual. Meski demikian, interaksi yang terjadi dalam game seperti World of
Warcraft tetap menjadi salah satu fokus peneliti dalam upaya mempelajari berbagai bentuk
perilaku kelompok.

• Meningkatkan Kerja Sama Melalui Media Sosial

Selain komunikasi, perusahaan dan individu juga memperoleh manfaat dari aplikasi media sosial
yang memungkinkan kerja sama. Kerja sama antara individu dan organisasi menciptakan situasi yang
sedemikian rupa sehingga keberhasilan satu peserta meningkatkan peluang keberhasilan peserta lainnya

1. Berbagi media
Berbagi gambar, video, audio, dan bahkan presentasi telah menjadi sangat populer di
Web, menggunakan aplikasi seperti Instagram (gambar), YouTube (video), atau SlideShare
(presentasi); menggunakan situs seperti Pandora, pengguna bahkan dapat membuat aliran
musik favorit mereka dan membaginya dengan orang lain yang mungkin memiliki selera/minat
yang sama. Biasanya, konten yang dibagikan juga dapat disematkan ke situs lain, menciptakan
situasi yang saling menguntungkan bagi pembuat konten dan situs yang menyematkan
konten. Misalnya, menyematkan video YouTube yang menarik dan relevan ke dalam postingan
blog akan membantu meningkatkan daya tarik blog sekaligus meningkatkan penayangan video
tersebut, sehingga menciptakan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Demikian pula, webcasting semakin banyak digunakan untuk berbagi media. Siaran web
(atau podcasting) adalah distribusi media digital, seperti file audio atau video untuk
pemutaran on-demand melalui pemutar media digital. Peningkatan penggunaan perangkat
seluler seperti ponsel pintar dan tablet turut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
siaran web yang luar biasa. Siaran web memungkinkan konten media dilihat sesuai
kenyamanan seseorang, kapan pun dan dimana pun.

2. Bookmark sosial
Bagi banyak pengguna web, salah satu tantangan/kesulitan yang umum adalah
menemukan suatu informasi dan kemudian mencoba menemukannya lagi di lain waktu; oleh
karena itu, orang sering kali menyimpan daftar panjang penanda situs (bookmark) yang
mereka anggap menarik atau sering dikunjungi. Meskipun ini berguna untuk individu,
pengguna mungkin melewatkan sejumlah besar situs web lain yang terkait dan berpotensi
menarik. Bookmark sosial membantu mengatasi hal ini dengan mengizinkan pengguna untuk
berbagi bookmark internet dan membuat sistem kategorisasi (disebut sebagai folksonomi).
Semakin banyak yang berpartisipasi dalam bookmark sosial, semakin besar manfaatnya
bagi setiap pengguna karena bertambahnya bookmark yang lebih lengkap dan lebih relevan
bagi setiap pengguna. Pinterest memungkinkan pengguna untuk “menyematkan” segala
sesuatu yang mereka anggap menarik, website seperti CNN.com menyediakan link berbagi,
sehingga dapat meningkatkan jangkauan konten mereka.
Untuk organisasi, bookmark sosial bisa sangat berharga untuk manajemen pengetahuan
dan memanfaatkan kecerdasan kolektif karyawan. Memetakan “pulau” pengetahuan dalam
suatu organisasi menjadi mudah menggunakan alat bookmark sosial yang berorientasi
perusahaan, sehingga memudahkan pula untuk menemukan ahli dalam topik tertentu.

3. Katalog sosial
Mirip dengan bookmark sosial, katalog sosial adalah sebuah ciptaan sistem kategorisasi
oleh pengguna. Kontributor membuat katalog mengenai topik tertentu seperti kutipan
akademis, jaringan wireless/nirkabel, buku, musik, dan sebagainya. Contohnya, pengguna
dapat membuat rak buku virtual berisi bahan bacaan, mengatur koleksinya, menulis review,
dan kemudian berbagi rak buku ini dengan orang lain di Web. Demikian pula, mahasiswa dan
peneliti dapat menggunakan secara gratis alat seperti Mendeley atau Zotero untuk mengelola
kutipan mereka, sehingga mempermudah pembuatan daftar referensi untuk makalah
penelitian. Organisasi biasanya berurusan dengan informasi dalam jumlah yang sangat besar,
mulai dari informasi pemasok hingga keluhan pelanggan. Katalog sosial dapat digunakan
untuk menyusun informasi ini dan menjadikannya lebih mudah diakses dan berguna.

4. Pemberian tag (penanda)


Katalog sosial bergantung pada konsep penandaan, atau penambahan metadata secara
manual ke media atau konten lainnya. Metadata secara sederhana dapat dianggap sebagai
data tentang data. Metadata mendeskripsikan data dalam kaitannya dengan siapa, dimana,
kapan, mengapa, dan seterusnya. Misalnya, metadata tentang dokumen Word meliputi
penulisnya, waktu pembuatan dokumen, dan waktu terakhir disimpan.
Pemberian tag adalah proses menambahkan metadata tersebut ke suatu informasi. Tag
biasanya ditambahkan ke gambar dan video di situs Web yang memungkinkan pengguna
mengunggah konten mereka. Begitu pula dengan aplikasi media sosial seperti Twitter, Tumblr,
dan Instagram yang telah mempopulerkan penggunaan hashtag (tanda pagar) yang digunakan
untuk menambahkan metadata ke dalam pesan/konten yang diposting, hal ini memungkinkan
pengguna untuk mencari konten yang terkait dengan topik tertentu.

5. Penandaan geografis (lokasi)


Mengetahui dimana tepatnya sebuah foto diambil dan ke arah mana kamera menghadap,
atau mengetahui lokasi seseorang yang mengirimkan berita terkini di Twitter, bisa menjadi
sangat berharga. Menambahkan metadata geospasial (seperti lintang, bujur, atau ketinggian)
pada suatu media disebut sebagai geotagging (penandaan geografis). Setelah koordinat
geografis suatu objek diketahui, maka dapat dengan mudah divisualisasikan pada peta. Seperti
Google Maps yang dapat menampilkan berbagai macam jenis informasi yang diberi geotag
(penanda geografis), contohnya artikel Wikipedia tentang tempat atau landmark, foto,
webcam, atau bahkan postingan Twitter. Dengan demikian, Google dapat menawarkan
pengalaman navigasi peta yang meliputi berbagai informasi, atraksi, ulasan, serta hal-hal yang
dapat dilakukan tanpa harus mengambil satu gambar atau menulis satu pun ulasan itu sendiri.
• Meningkatkan Kolaborasi melalui Media Sosial

Teknologi sederhana kantor seperti telepon atau e-mail, sangat berguna bagi organisasi, namun
teknologi seperti itu tidak cocok untuk mendukung kolaborasi dalam tim. Misalnya, telepon paling cocok
untuk komunikasi pribadi saja, sedangkan e-mail dapat dikatakan cukup berguna untuk tim, tetapi tidak
menyediakan struktur yang diperlukan untuk pemecahan masalah interaktif untuk sebuah tim yang efektif.
Sebuah organisasi yang modern memerlukan teknologi yang memungkinkan anggota tim untuk
berinteraksi melalui satu set media, baik di tempat dan waktu yang sama atau pada waktu yang berbeda,
dengan struktur untuk membantu dalam pemecahan masalah dan akses yang interaktif.

Manfaat dan Resiko Alat Kolaborasi Cloud-Based


Bidang Manfaat Resiko
Informasi Teknologi Mengurangi biaya dan resiko Ketika Hilangnya kendali atas data dan kualitas
menggunakan peralatan yang sudah ada, layanan (data dan peralatan keungkinan
mudah digunakan, dan berbiaya rendah di besar akan berada di server penyedia)
internet (daripada peralatan yang di
kembangkan di rumah)
Organisasi Peralatan mudah digunakan,Sedikit atau tidak ada dokumentasi,
memfalisitasi pengadopsian yang meluas pelatihan, atau dukungan untuk
di seluruh organisasi. kompleksitas atau masalah sistem.
Kompetisi Lebih efisien dan efektif daripada e-mail,
`Kebijakan keamanan dan kepatuhan
FTP, atau perangkat kolaborasi warisan, hamper mustahil diberlakukan, yang
secara potensial mempercepat siklus dapat meningkatkan kemungkinan
engembangan produk dan memungkinkan membuka data Perusahaan yang
respon cepat terhadap Tindakan pesaing sensitive, meningkatnya ancaman
spionase industry.
Upgrade Seri Tidak perlu membeli pembaruan Alat dan fitur dalam lingkungan kolaborasi
perangkat lunak. dapat berubah tanpa disadari, berpotensi
menimbulkan masalah dengan pengguna
dan strategi korporasi.

Untuk informasi secara nyata. Internet dan berbagai aplikasi media sosial, akan diuraikan
berikutnya. Aplikasi-aplikasi yang menyediakan banyak kemampuan yang telah mengubah cara individu
dan tim dapat bekerja sama.
1. Alat Kolaborasi Cloud-Based
Salah satu tren utama yang memfasilitasi kolaborasi computing cloud-based. Secara
sederhana, berbagi dan berkolaborasi dengan dokumen merupakan hal yang rumit, pengguna
biasanya harus mengirim dokumen bolak balik, atau harus khawatir mengenai versi terbaru
perangkat lunak yang terinstal. Perangkat kolaborasi berbasis cloud telah sangat memfasilitasi
kolaborasi. Misalnya, perangkat kolaborasi berdasarkan cloud memungkinkan akses dan
transfer dokumen atau berkas lain dengan mudah dari satu orang ke orang lain, menggunakan
layanan seperti Dropbox, dokumen tidak hanya disimpan di computer pengguna, tetapi juga
tersinkron ke computer atau perangkat lainnya melalui salinan dokumen yang tersimpan di
cloud.
Dengan cara ini, pengguna dapat mengakses berkas dari beberapa perangkat, selalu
memiliki versi terkini diujung jarinya, atau kolaborator dapat mengerjakan dokumen tanpa
perlu dokumen e-mail. Demikian pula alat-alat sepeti Evernote, Wunderlist, atau Microsoft
OneNote memungkinkan untuk sinkronisasi dan berbagi catatan, daftar tugas dan
semacamnya. Produktivitas berbasis cloud, sesuai untuk mengambil langkah lebih jauh
dengan tidak hanya menyimpan file di cloud, tetapi juga memungkinkan akses perangkat
produktivitas kantor dari computer mana pun (atau bahkan perangkat seluler)dengan
peramban Web dan koneksi internet. Sementara ini membebaskan pengguna dari harus
menginstal perangkat produktivitas local, menggunakan perangkat kolaborasi berbasis cloud,
membutuhkan koneksi internet langsung untuk bekerja pada dokumen Bersama. Pengguna
internet mungkin tidak dapat bekerja sewaktu bepergian atau sewaktu mengalami masalah
koneksi internet. Selain itu, penerapan nya terbatas pada apa yang dapat mereka lakukan.
Misalnya, banyak lembar kerja di internet hanya dapat rumus-rumus dasar.

2. Sistem Manajemen Konten


Sistem Manajemen konten memungkinkan pengguna untuk menerbitkan, sunting, lacak
versi, dan mengambil isi digital, seperti dokumen, gambar, file audio, video, atau apapun yang
ada di digitalisasi. Misalnya, organisasi menggunakan system manajmenen konten sumber
terbuka seperti wordpress, Joomla, atau Drupal untuk menciptakan situs web. Contohnya
seperti Carnival Cruise Lines, yaitu anak Perusahaan Perancis menggunakan WordPress untuk
penerbitan berita perusahaan.
Alat Kolaborasi berbasis Web
Tipe Nama
Spreadsheets Bad blue, Google drive, Zoho Sheet, Microsoft Office 365
Word processors Adobe buzzwords, Thinkfree, Zoho Writter, Google Drive, Zcubes
Presentation Google Drive, Zoho Show, Prezi, Microsoft 365
Office Suits Zoho, Google apps, Microsoft Office 365
Project Trac, Redmine, EGroup Ware, Collabtive
Notes/Task Management Evernote, Wunderlist, Microsoft Onenote web
Cloud Storage/Sharing Drop Box, Google drive, Microsoft SkyDrive, SugarSync, icloud

Sistem manajemen konten menyediakan antarmuka yang mudah digunakan yang


memungkinkan penciptanya membuat perubahan yang diperlukan. Oleh karena itu, seorang
anggota tim pemasaran mungkin mengedit uraian suatu produk, tanpa perlu meminta
departemen IS untuk membuat perubahan. Biasanya, sistem manajemen konten seperti ini
memfasilitasi pembuatan dan manajemen konten webdengan memungkinkan tugas dari
peran yang berbeda untuk pengguna yang berbeda, sehingga beberapa pengguna dapat
menciptakan dan mengedit konten, yang lain dapat mengedit tetapi tidak dibuat, dan yang
lain hanya dapat melihat isi yang terkandung dalam sistem. Banyak sistem manajemen konten
sumber terbuka bahkan dapat digunakan untuk membangun e-commerce, dengan
menggabungkan fungsionalitas seperti pengelolaan inventaris atau fungsionalitas kereta
belanja.
Namun, sistem manajemen konten, yang juga dikenal dengan beberapa nama lain,
termasuk sistem manajemen aset digital, sistem manajemen dokumen, dan sistem konten
Perusahaan, dapat digunakan untuk kolaborasi di luar penciptaan dan manajemen situs situs
web. Misalnya, Microsoft SharePoint adalah sebuah platform manajemen dokumen yang data
digunakan untuk host intranet situs-situs, extranet, atau situs web public public yang
memungkinkan ruang kerja Bersama dan menggabungkan aplikasi kolaboratif lainnya seperti
berbagi dokumen dan blog. Pokok berbagi juga mencakup fungsi aliran kerja seperti daftar
tugas, papan diskusi, dan pengingat perharian. SharePoints telah dirancang agar mudah
disesuaikan, Sharepoints ini diinstal dalam berbagai bisnis, yang dapat menjadikan situs web
sharepoints kolaboratif untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sistem Manajemen Pembelajaran, serupa dengan sistem manajemen konten yang
digunakan untuk komunikasi dan kolaborasi, sistem manajemen pembelajaran seperti papan
tulis dan moodle telah memfasilitasi proses bisnis dalam pengaturan Pendidikan. Biasanya,
sistem manajemen pembelajaran memungkinkan mengunggah dan melihat konten,
mengelola ujian, dan fungsi layanan diri seperti mendaftarkan untuk kursus atau melihat nilai.
Sistem manajemen pembelajaran yang semakin bertambah menawarkan alat tambahan
untuk kolaborasi tim, diskusi kelas, dan sejenisnya.

3. Kecerdasan Kolektif
Salah satu manfaat utama dari perangkat lunak sosial adalah kemampuan untuk
memanfaatkan “kebijaksanaan kerumunan”, atau kecerdasan kolektif (Surowiecki, 2004).
Konsep kecerdasan kolektif didasarkan pada gagasan bahwa kelompok-kelompok orang
dengan berbagi rentang informasidan keahlian akan ammpu mengungguli kemampuan
masing masing ahli. Untuk organisasi, menggunakan kecerdasan kolektif karyawan
perusahaan dan pelanggan, dan pemangku kepentingan lain nya dapat terbukti sangat
berharga. Berdasarkan konsep kecerdasan kolektif, peer production adalah penciptaan barang
atau jasa dengan masyarakat yang terorganisasi sendiri. Dalam peer production, penciptaan
barang atau jasa bergantung pada kontribusi bertahap dari para peserta, sehingga siapapun
dapat membantu dalam menghailkan atau meningkatkan hasil akhirnya. Contoh utama peer
production adalah open source dan wiki.
Open source software adalah contoh utama dari kekuatan kecerdasan kolektif. Perangkat
lunak berkualitas tinggi seperti Firefox, Web Browser, Sistem Operasi Linux, atau kamar
produktivitas Apache dibentuk, dipertahankan, dan diperbaharui oleh ribuan sukarelawan
yang berlokasi di seluruh dunia. Seseorang yang memiliki gagasan tentang program yang
berguna mengembangkan versi awal. Para pengembang lain nya, yang mencari proyek
menarik untuk diupayakan, kemudian bergabung dengan pencipta yang semula, dan turut
menghasilkan pengembangan perangkat lunak yang berkesinambungan. Organsasi kini
memiliki akses ke berbagai perangkat lunak open source berkualitas tinggi, mulai dari sistem
operasi sampai database, server web, dan solusi e-commerce, menggunakan perangkat lunak
open source menawarkan manfaat seperti fleksibilitas keamanan, keamanan, dan
kemampuan audit (dari kode sumber program). bagi individu, berperan serta dalam proyek
perangkat lunak open source dapat membantu meningkatkan keterampilan mereka atau
meningkatkan cv mereka, untuk organisasi.

4. Komputerisasi Berbasis Manusia (Crowdsourcing)


Cara lain perusahaan menggunakan kecerdasan kolektif individu adalah melalui
crowdsourcing. Ketika perusahaan mencari tenaga kerja murah, banyak yang segera berpikir
tentang pekerjaan outsourcing, kepada perusahaan di negara yang berbeda, seperti India,
Cina dan Rusia. Akan tetapi perusahaan kini telah menemukan cara untuk menggunakan orang
biasa sebagai tenaga kerja murah, suatu fenomena yang disebut crowdsourcing.

• Meningkatkan Koneksi Melalui Media Sosial

Aplikasi sosial media juga membantu dalam menghubungkan orang satu sama lain, perusahaan
dengan pelanggan atau pemangku kepentingan, atau orang dengan konten. Tidak diragukan, jejaring sosial
telah menjadi jenis aplikasi yang populer dalam ketegori ini. Kita menjelajahi jejaring sosial dan aplikasi
lainnya yang kurang dikenal berikut ini :

1. Jejaring Sosial
Selain kolaborasi langsung, jejaring sosial telah menjadi salah satu penggunaan internet
yang paling populer selama beberapa tahun terakhir. Situs jejaring sosial menciptakan
masyarakat daring sosial di mana individu individu dengan minat yang luas dan beragam.
Berkomunikasi dan berkolaborasi. Facebook adalah salah satu yang menunjukkan tren ini,
mereka menjadi situs kedua yang populer di internet, menurut Alexa.com. Facebook
mengambil tempat sebagai yang paling sering dikunjungi di jejaring sosial media dari
MySpace.com, yang awalnya dirancang untuk menjadi jaringan sosial berdasarkan minat
musik, tapi kemudian berubah menjadi kepentingan umum jaringan sosial yang digunakan
terutama oleh remaja dan dewasa, seiring waktunya, pentingnya MySpace telah menurun
secara luar biasa, dan pada bulan mei 2014, MySpace hampir tidak berada di perangkat atas
1.000 situs web. Karena efek jaringan, saat Facebook tumbuh, itu menjadi semakin menarik
bagi orang lain untuk bergabung. Pada bulan mei 2014, facebook mengungumkan bahwa
mereka memiliki 1,28 miliar pengguna, dan masih terus tumbuh. Jaringan sosial lainnya
dibangun di perangkat seluler. Misalnya, foursquare, jejaring sosial berbasis lokasi, dibuat
untuk orang yang menggunakan perangkat seluler ketika mereka melakukan “check-in” di
suatu tempat.

- Pencarian Sosial
Seiring perkembangan Web yang pesat dalam 6 tahun pertama. Tingkat
pertumbuhan adalah 850 persen, dan setelah hanya 15 tahun, jumlah situs Web lebih
besar daripada 100 juta (Nielsen, 2006). Menemukan informasi yang relevan telah
menjadi semakin sulit. Mesin pencari awal seperti Altavista didasarkan pada kata kunci
yang tertanam dalam halaman, dan sering mencoba untuk merakit "direktori" Web Pada
tahun 1996, Sergey Brin dan Larry Page, pendiri Google, membuat algoritma baru untuk
pencarian di Internet. Algoritma yang disebut BackRub (menggosok balik) menggunakan
jumlah halaman lain yang terhubung ke sebuah halaman Web untuk memberikan hasil
yang lebih relevan kepada pengguna. Namun, mengembalikan hasil yang paling relevan
untuk setiap pengguna tetap penting untuk mesin pencarian.
Mengingat bahwa orang cenderung mempercayai rekomendasi dari jaringan
teman mereka, mesin pencari dan jaringan sosial berusaha untuk memanfaatkan fakta
bahwa isi yang diposting oleh teman-teman biasanya lebih relevan daripada isi yang
diposting oleh orang yang sama sekali tidak dikenal. Upaya pencarian sosial untuk
meningkatkan relevansi hasil pencarian dengan memasukkan konten dari jaringan sosial,
blog, atau layanan mikroblog. Misalnya, pencarian grafik di Facebook, di mana pengguna
dapat mencari istilah seperti "restoran-restoran di Austin, Texas yang dikunjungi oleh
teman-teman saya" untuk mengembalikan informasi yang relevan dan berguna.
Pendekatan pencarian sosial lainnya membiarkan pengguna memberikan keterangan
pada atau menandai hasil pencarian, sehingga lebih mudah bagi orang lain untuk
menemukan informasi yang relevan: ini sangat berharga bagi aplikasi pencarian
enterprise, di mana pengguna lain dalam organisasi dapat menandai dokumen internal,
sehingga lebih mudah untuk menemukan informasi serta menemukan orang-orang yang
memiliki informasi tertentu dalam organisasi.

2. Pemasaran Viral
Di dunia offline, pemasaran produk atau jasa seseorang adalah salah satu aspek yang
paling penting dalam keberhasilan menjalankan bisnis. Dalam konteks daring, situs Web,
produk, dan jasa pemasaran sama pentingnya. Organisasi bisnis menggunakan teknik seperti
pemasaran pencarian, inklusi berbayar, spanduk iklan, dll untuk mempromosikan situs
mereka. Para pengiklan sekarang menggunakan pemasaran viral untuk mempromosikan situs
Web, produk, atau jasa mereka. Pemasaran viral menggunakan efek jaringan untuk
meningkatkan kesadaran merek, istilah pemasaran viral diciptakan oleh profesor bisnis
Harvard Jeffirey Rayport untuk menggambarkan bagaimana teknik pemasaran yang baik dapat
didorong oleh komunikasi dari mulut ke mulut, mirip dengan bagaimana virus nyata ditularkan
melalui jaringan sosial secara offline. Alih-alih membuat iklan tradisional atau mengirim spam
dalam jumlah besar, perusahaan membuat iklan dengan cara yang membujuk penonton untuk
berbagi pesan dengan teman-teman mereka melalui e-mail atau jaringan sosial sehingga
pesan akan menyebar seperti sebuah virus. Pemasaran viral bisa berupa beragam bentuk,
seperti klip video, e-buku, permainan kilat, dan bahkan SMS.

D. Kasus : Jaringan Sosial Raksasa (Yelp)

Jika Anda mencari restoran, penjahit, salon, atau penyedia layanan barang/jasa lainnya, sulit untuk
mengetahui dari sekian banyak pilihan mana yang akan memberikan layanan terbaik. Yelp.com merupakan
platform ulasan dan penilaian dimana Anda dapat menemukan informasi penting mengenai bisnis lokal
dari pelanggan-pelanggan sebelumnya. Layanan ini berkembang cepat dengan masuknya jejaring sosial
dan operasinya telah berkembang di banyak negara. Yelp juga menjadi pelopor dalam pengembangan
layanan seluler berbasis lokasi, dan merupakan persinggungan antara layanan sosial, lokal, dan mobile
(disebut SoLoMo). Layanan Yelp ini telah menjadi berharga bagi banyak pengguna, baru-baru ini Studi
Nielsen mengungkapkan bahwa 93 persen pengguna Yelp berkata bahwa mereka mempertimbangkan
penilaian dan ulasan Yelp sebelum melakukan pembelian dari bisnis lokal.
Yelp telah memanfaatkan peningkatan tajam dalam penggunaan perangkat seluler masa kini. Pada
November 2013, Yelp melaporkan 45 persen lalu lintasnya berasal dari perangkat seluler. Bagian dari
kesuksesan Yelp tentunya adalah fitur GPS yang dimiliki oleh smartphone/perangkat seluler, yang
memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian ulasan dan penilaian di Yelp bahkan ketika berada
di suatu tempat yang asing. Misalnya, pengguna dapat dengan mudah mencari restoran dengan penilaian
yang tinggi di sekitar area ia berada.
Yelp juga telah mengizinkan bisnis lokal untuk melakukan pengiklanan ke para pengguna, jika Anda
membuka aplikasi Yelp dan mencari restoran, sebuah iklan cerdik yang menawarkan diskon dari kedai pizza
lokal mungkin saja menjadi alasan yang meyakinkan Anda untuk membeli pizza daripada burger Big Mac
yang ditawarkan di sebelah. Yelp mengalami pertumbuhan pesat pada platform periklanan selulernya
pada akhir tahun 2013, iklan lokal menyumbang hingga 40% dari keseluruhan pendapatan iklan lokal Yelp.

DAFTAR PUSTAKA

S, Valachich, J., & Schneider, C. (2016). Information Systems Today Managing In The Digital World.

N, Shafwan. (2010). Blog dan Mikroblog. https://metalingua.wordpress.com/2010/03/23/blog-dan-


mikroblog/. Diakses pada 6 September 2023

Enterprise 2.0 Adalah: Pengertian, Makna, dan Penjelasannya. (2022).


https://www.keinsinyuran.com/kamus/enterprise-2-0/. Diakses pada 6 September 2023

Anda mungkin juga menyukai