Peluang Pasar Nanas Dan Minuman Sari Nanas Di Belgia Id0 1354945304
Peluang Pasar Nanas Dan Minuman Sari Nanas Di Belgia Id0 1354945304
1. DESKRIPSI PRODUK
Buah nenas termasuk dalam Combined Nomenclature (CN) code 0804 30, atau dalam
Standard International Trade Classification (SITC ) heading 05795000. Buah nenas dapat
diperdagangkan pula dalam bentuk kalengan (preserved) - termasuk dalam klasifikasi
pabean CN code 2008 20.
Sedangkan minuman sari nenas (Pineapple juice) termasuk dalam CN code 2009 40 atau
dalam pos SITC 0599 1. Dalam klasifikasi tarip pabean, sari nenas tersebut dibedakan
antara yang siap untuk dikonsumsi tanpa diencerkan (density exceeding 1,33 g/cm3) atau
atau yang encer (density not exceeding 1,33 g/cm3).
2. TREND IMPOR
a. Impor nenas dan sari nenas Uni Eropa (Intra- dan Extra-EUR)
Impor buah nenas Uni Eropa dalam tahun 2000 mencapai nilai sebesar Euro 369,6
juta. Dari jumlah tersebut sebanyak Euro 233,4 juta diimpor dari negara-negara ketiga
di luar UE (Extra-UE), dan Euro 136,2 juta dari wilayah UE sendiri (Intra-UE). Laju
pertumbuhan rata-rata impor buah nanas UE selama tahun 1996 - 2000 mencapai
9.6% (intra dan extra-UE), 10.9% intra UE dan 8.35% (extra-UE)
Selama periode tahun 1996 hingga 2001 impor sari nenas Uni Eropa memperlihatkan
pertumbuhan yang berfluktuasi. Nilai impor terbesar tercatat dalam tahun 1999 - yakni
sebesar Euro 208,2 juta. Selanjutnya pada tahun 2000 tercatat adanya penurunan,
yakni menjadi Euro 190,7 juta. Selama Januari-Novemb er 2001 impor sari nanas
tercatat Euro 194,9 juta. Dari jumlah tersebut Euro 89,2 juta merupakan impor dari
wilayah UE (intra-UE) dan Euro 101,5 juta impor dari luar wilayah UE (extra-UE).
Selama periode tahun 1996 hingga 1999 nilai impor sari nanas memperlihatkan
peningkatan, namun dalam tahun 2000 nilai impor turun 8,42 %.
Sedangkan pada periode yang sama volume impornya meningkat sebesar 6,97 %.
Dari gambaran tersebut terlihat bahwa harga sari nenas yang diimpor mengalami
penurunan yang signifikan, yakni dari Euro 1.169,90 dalam tahun 1999 menjadi Euro
843,79 per ton dalam tahun 2000. Gambaran impor sari nenas UE tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Indonesia bukan merupakan pemasok utama buah nenas ke pasar Uni Eropa hal ini
dapat dilihat dari nilai dan volume impor UE yang kecil dari Indonesia. Pangsa impor
Indonesia di UE tidak mencapai 0,1 %. Selama periode 1996-1999, nilai tersebut
berkisar antara Euro 11 hingga 69 ribu, sedangkan dalam tahun 2000 tidak tercatat
sama sekali.
Gambaran serupa tercatat untuk impor sari nenas UE dari Indonesia, dan bahkan
dalam tahun 2000 tidak tercatat adanya impor dari Indonesia. Namun selama periode
Januari-November 2001 tercatat nilai ekspor sebesar Euro 13,1 juta. Berbeda dengan
pangsa impor buah nenas, pangsa impor sari nenas UE dari Indonesia mencapai rata-
rata di atas 6% pertahun kecuali pada tahun 2000.
Bagi Uni Eropa, Indonesia bukan merupakan pemasok utama buah nenas. Selama
periode 1996-2001 tercatat adanya kenaikan impor nenas dari Indonesia yang relatif
cukup menonjol dalam tahun 1999. Namun tahun 2000 tidak tercatat adanya Impor.
Dilihat dari perkembangan harga maka selama tahun 1996 - 1991 harga impor nenas
di UE memperlihatkan fluktuasi yang cukup besar setiap tahunnya. Hal ini
menggambarkan betapa produk primer sangat tidak stabil.
Untuk sari nenas, selama periode 1996-2001 impor Uni Eropa dari Indonesia
mengalami fluktuasi baik nilai maupun volume hal ini disebabkan oleh perubahan
harga dan permintaan. Kenaikan impor Indonesia dari Euro 11.457 ribu pada
tahun 1996 menjadi Euro 18.735 ribu pada tahun 1997 tidak berlanjut, dan
diperkirakan belum dapat pulih kembali pada akhir tahun 2001.
a. Peraturan Terkait
Impor minuman sari nenas ke wilayah Uni Eropa antara lain diatur dalam Council
Directive 2001/112/EC of 20 December 2001 relating to fruit juices and certain similar
products intended for human consumption. Dengan keluarnya direktif tersebut maka
Meskipun pada umumnya importirlah yang bertanggung jawab atas kemasan barang
yang diimpornya, namun bagi wilayah/pasar yang sensible maka pertimbangan dari
para importir perlu diperhatikan oleh para eksportir. Para importir merasa
berkepentingan bila dapat terlepas dari beban tambahan bila mereka tidak dapat
mempergunakan kembali atau harus membuang kemasan yang telah ada yang
disiapkan oleh eksportir waktu barang-barang diterima.
Buah-buahan segar, termasuk nenas, banyak dikemas dalam dos-dos karton yang
dilapisi polyethylene, dan berisi dua atau empat dos berukuran 5 kg. Kemasan ini
cocok untuk 'palletisation'1 semakin populer karena dapat menekan biaya handling dan
mengurangi kerusakan pada barang. Dengan demikian bentuk box/kotak lebih cocok
dibanding bungkusan-bungkusan kertas atau tong. Adapun beratnya berkisar sekitar 5
kg dan 25 kg.
Serat/pulp dan pure (pulp and puree) dari buah-buahan tropis biasanya dikirim dalam
kemasan kaleng metal yang beratnya 3 - 5 kg, atau dibekukan terlebih dahulu dan
dikemas dalam dos-dos karton yang beratnya 20 - 25 kg, atau dalam tong-tong
(drums) berukuran sampai 200 liter. Namun dewasa ini bulk-packaging technology
untuk bahan pangan berbentuk cairan yang cocok bagi barang dagangan tersebut
tengah dikembangkan. Tujuannya tak lain adalah untuk menekan biaya tanpa
mengurangi sterilitas barang. Bantuknya dapat berupa sistim kantung-dalam-kotak
(bag-in-box systems) yang berukuran seperti 'pallet', serta flexitanks.
Konsumen Eropa makin menaruh minat terhadap kehidupan yang sehat, dan sebagai
konsekuensinya maka mereka menkunsumsi "healthy food". Dalam kaitannya dengan
makanan sehat maka di tingkat Uni Eropa, European Commission melalui:
Directorate-General for Trade dan Directorate-general for Health and Consumer
Protection, yang beralamatkan :
1
Sistim pengepakan yang memudahkan untuk diangkat/dipindah-pindahkan, khususnya dengan menggunakan
alat seperti forkllift.
Mengingat buah nenas dan minuman sari nenas merupakan bagian dari makanan dan
minuman, maka peraturan yang berlaku banyak dikaitkan dengan faktor kesehatan.
Barang dagangan tersebut juga tidak tahan lama sehingga dalam mencantumkan label
perlu dimuat periode dan kondisi penyimpanannya. Unsur-unsur tersebut dituliskan dalam
bahasa yang dipakai oleh negara tujuan dan bahasa Inggris.
- Pembubuhan label dan metodenya tidak boleh menyesatkan pembeli, terutama dalam
hal : karakteristik bahan makanan dimaksud (terutama dalam hal nature, identity,
properties, composition, quantity, durability, origin or provenance, method of
manufacture or production); penambahan efek atau kandungan bahan makanan (yang
sebenarnya tidak ada); memberikan anjuran bahwa bahan makanan tersebut
mengandung karakteristik tertentu (padahal semua bahan makanan lainnya juga
memiliki karakteristik tersebut).
- Pada label wajib dicantumkan nama yang dipakai oleh produk bersangkutan waktu
dijual, daftar kandungan ingredients (nama, jumlah); bila produknya dikemas maka
berat neto perlu dicantumkan; batas waktu pemakaian; kondisi penyimpanan atau
kondisi pemakaiannya; nama dan alamat produsen atau pengemas atau penjualnya di
UE, dll.
5. PERATURAN PERPAJAKAN
Besarnya bea masuk MFN yang ditetapkan oleh Uni Eropa terhadap buah nenas dan
minuman sari nenas masing-masing adalah :
5,8 % untuk buah nenas, CN code 0804 30, dan
15,2 % untuk sari nenas, CN code 2009 40.
b. Pajak Konsumsi
Belgium - - 6 21
Denmark - - - 25
Germany - - 7 16
Greece - - 8 -
Spain - 4 7 -
France - - 5.5 19.6
Ireland 0 4.2 12.5 21
Italy - 4 10 -
Luxembourg - 3 - -
The Netherlands - - 6 -
Austria - - 10 -
Portugal - - 5/12 17
Finland - - 17 -
Sweden - - 12 25
United Kingdom 0 - - -
Uni Eropa memberikan keringanan (preferensi) tarif bea masuk buah nenas dan minuman sari nenas
yang berasal dari negara-negara berkembang dalam rangka GSP. Dalam skema GSP 2002-2004, ke
dua produk tersebut diklasifikasikan sebagai produk sensitif sehingga tarif bea masuk yang berlaku bagi
Indonesia adalah :
- 2,3 % (dari 5,8 %) untuk buah nenas, CN code 0804 30, dan
- 11,7 % (dari 15,2 %) untuk minuman sari nenas, CN code 2009 40.
Buah nenas atau sari nenas yang masuk ke wilayah Uni Eropa dari negara-negara berkembang yang
terbelakang (least developing countries) atau dari negara-negara anggota kelompok ACP (African,
Carribean and Pacific) tidak dibebani bea masuk.
6. KARAKTERISTIK PRODUK
Uni Eropa tidak menghasilkan buah nenas. Demikian pula buah nenas yang sudah
diproses/dikalengkan, pada umumnya juga didatangkan dari luar negeri. Namun di
wilayah UE terdapat pabrik-pabrik yang menghasilkan minuman sari nenas. Mengingat
lokasi produsen berdekatan dengan konsumen, maka kriteria ataupun persyaratan
pemasaran barang buatan UE tersebut dapat lebih cepat disesuaikan dengan
persyaratan pemasaran yang diminta.
Pasar Uni Eropa merupakan pasar tunggal sehingga pada saat barang dagangan yang
berasal dari negara ketiga sudah dapat masuk ke salah satu negara UE, maka barang
tersebut dapat dengan bebas beredar di wilayah UE lainnya tanpa melampaui
prosedur pabean lagi. Dalam hal eksportir memiliki agen/distributor di salah satu
negara anggota Uni Eropa, maka kondisi pasar tunggal dapat mempermudah proses
pengiriman barang ke negara anggota UE lainnya.
Mata dagangan buah nenas dan minuman sari nenas, seperti halnya bahan
pangan/minum lainnya, mengalami pengawasan yang ketat di wilayah Uni Eropa, baik
dalam hal teknis sebagai barang dagangan maupun dari segi kesehatan.
b. Saluran distribusi
Barang dagangan nenas dan minuman sari nenas dapat didistribusikan dari salah satu
negara anggota Uni Eropa ke negara anggota lainnya tanpa melewati pabean lagi.
Pengiriman barang di wilayah UE dapat seluruhnya dilakukan dengan sarana mobil
angkutan atau kereta api (transportasi darat) dengan dibukanya terowongan di bawah
laut yang menghubungkan daratan Eropa dengan Inggris.
Importir atau distributor menyalurkan barangnya ke konsumen langsung atau melalui
toko-toko serba ada yang berukuran besar ataupun toko-toko makanan/minuman.
Bertindak sebagai importir utama adalah perusahaan-perusahaan besar atau
multinasional (misalnya jaringan Del Monte atau Coca Cola).
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan jika pertama kali masuk ke pasar bersangkutan
(negara kajian pasar)
Konsumen Eropa makin menaruh minat terhadap kehidupan yang sehat, dan sebagai
konsekuensinya maka mereka lebih menyukai untuk membeli barang-barang yang
dikategorikan "healthy food". Makanan yang sehat banyak diartikan sebagai bahan
pangan yang mengandung lemak rendah serta kendungan gula dan garamnya
terbatas. Selain itu akhir-akhir ini konsumen juga mulai beralih pada produk-produk
makanan/minuman yang disebut 'bio food'. Produk-produk tersebut dihasilkan dari
pertanian-pertanian yang menggunakan pupuk alami serta tanpa penggunaan obat-
obatan dan pengawetan kimia.
Mengingat belak angan ini telah terjadi berbagai peristiwa yang menimbulkan ketakutan
terhadap bahan pangan (kontaminasi dioxine, wabah BSE atau penyakit mulut dan
kuku), maka banyak orang yang makin memperhatikan keselamatan makanan.
Demikian pula mereka khawatir akan akibat yang timbul dari pengolahan lahan
pertanian secara intensif terhadap daerah pedalaman dan lingkungan secara umum
Hal-hal tersebut telah mendorong mereka untuk menaruh minat yang lebih besar
terhadap bahan pangan organik..
Metode dan terms of payment yang umum digunakan adalah : Client payment, Documents
against payment (D/P), Letter of Credit, Bank Guarantee, Cheques, dan Payment on
consigment basis. Sedangkan delivery terms yang digunakan adalah : FOB, CFR dan CIF.
Layanan purna jual sangat penting karena dapat menjaga kelangsungan bisnis. Dalam hal
nenas dan sari nenas, maka kondisi dan mutu barang dan persyaratan kesehatan sangat
perlu diperhatikan.