Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan PERWALI No.

5 Tahun 2015 Pasal 1 Angka 11, Angkutan kota adalah angkutan dari
satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten dengan
menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan
teratur.

Terdapat beberapa permasalahan mengenai Angkutan Kota (Angkot), seperti:

1. Tidak adanya terminal sebagai tempat pemberhentian Angkot


Hal ini menyebabkan angkot memarkirkan kendaraan di bahu jalan. Tindakan tersebut
sangat mengganggu arus lalu lintas.
2. Sebagian besar halte sudah tidak layak untuk ditempati
Banyak halte yang kondisinya sangat memprihatinkan. Mulai dari pondasi dari halte
yang mulai rapuh dan keropos. Selain itu, halte dipenuhi oleh coretan akibat ulah manusia tidak
bertanggung jawab.
3. Supir Angkot memberhentikan kendaraan di sembarang tempat sehingga dapat membahayakan
penumpang dan pengguna jalan.
4. Tarif yang ditetapkan oleh jasa angkutan umum dibedakan menjadi tarif untuk siswa dan tarif
untuk umum.
Pengemudi membedakan penumpang berdasarkan pakaian yang dikenakan oleh
penumpang. Apabila penumpang mengenakan seragam sekolah, pengemudi akan memberikan
tarif yang relatif lebih murah.
5. Kondisi Angkot sudah tidak memenuhi persyaratan laik jalan
Angkutan Kota yang beroperasi sebenarnya telah memenuhi persyaratan laik jalan dan
mendapat izin operasi. Namun, saat ini banyak Angkot yang telah termakan usia sehingga
kondisinya sudah semakin memburuk dan harus segera diganti oleh unit yang baru agar
pengemudi dan penumpang tetap berada dalam kondisi aman dan nyaman .

Semua permasalahan yang terjadi di lapangan disebabkan oleh pemerintah Kota Tarakan belum
mengurus moda transportasi darat dengan baik. Secara potensial, Kota Tarakan lebih unggul di bidang
Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan (ASDP). Namun, hal itu tidak berarti pemerintah dapat
mengabaikan moda transportasi darat. Masih banyak masyarakat yang membutuhkan angkutan umum
taksi kota.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna transportasi


umum, pemerintah Kota Tarakan perlu meningkatkan standar pelayanan minimal moda transportasi
darat yang meliputi unsur keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan
keteraturan di jalan.

Angkutan umum yang telah memperoleh izin operasi wajib mematuhi ketentuan tarif yang
berlaku. Hal itu diatur pada PERWALI No. 5 Tahun 2015 Pasal 15. Apabila pengemudi atau perusahaan
angkutan umum melanggar ketentuan yang berlaku, maka akan ada sanksi administratif yang harus
diterima sebagaimana dijelaskan pada PERWALI No. 5 Tahun 2015 Bab VI tentang Sanksi Administratif.

Sanksi administratif dapat berupa peringatan tertulis, denda administratif, pembekuan izin
operasi/kartu pengawasan, dan pencabutan ijin usaha. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
diberikan oleh walikota atau pejabat pemberi izin sesuai dengan kewenangannya.
Tarif Angkutan Umum bersifat fleksibel mengikuti dinamika perubahan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang secara langsung mempengaruhi Biaya Operasional Kendaraan (BOK) angkutan
penumpang umum. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah efektif dalam
melakukan penyesuaian tarif angkutan umum di Kota Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai