Routing
Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
Apa yang dipelajari?
• Konsep Routing
• Router
• Default Gateway
• Tabel Routing
• Prinsip kerja Router
• Static Routing
• Dynamic Routing
• Algoritma Dynamic Routing : Distance Vector, Link State, Hybrid
• Protokol-protokol Routing
2
Konsep Routing
• Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing.
3
Router
• Router merupakan perangkat jaringan yang bertugas atau difungsikan
menghubungkan dua jaringan atau lebih.
4
Router
5
Mengenal Router Cisco
• Seperti halnya Switch, Cisco juga mengeluarkan beberapa seri Router.
• Semakin tinggi serinya semakin lengkap dan canggih fitur-fiturnya.
• Switch dan Router memiliki banyak persamaan.
Sama-sama memiliki RAM, ROM, NVRAM, Flash, dan CPU.
• Router juga dapat dioperasikan via CLI (Command Line Interface).
• Router menggunakan sistem operasi IOS.
• Router tidak menyediakan banyak port Ethernet.
• Router telah menyediakan beberapa protokol routing yang tidak dimiliki
oleh switch.
6
Salah satu contoh Router Cisco
7
Default Gateway
• Supaya Router bisa meneruskan data,
komputer yang ada pada jaringan
tersebut harus menugaskan router untuk
meneruskan data.
8
Tabel Routing
• Sebuah Router mempelajari informasi routing darimana sumber
(source) dan tujuannya (destination) yang kemudian ditempatkan
pada tabel routing.
• Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang
akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
• Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
1. Alamat Network Tujuan
2. Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
3. Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network
tujuan
9
Tabel Routing
10
Prinsip Kerja Router
• Router bekerja berdasarkan tabel routing.
• Tabel routing berisi informasi tentang semua jaringan
yang ada, forward data didasarkan pada tabel routing.
• Paket dari komputer berjalan hop demi hop (langkah
demi langkah) melewati semua jaringan sampai ke
tempat tujuan.
• Pada setiap hop, sebuah router meneruskan paket
menuju tujuan.
• Router-lah yang harus memutuskan paket ini harus
melewati router mana saja dengan menggunakan
tabel routing, yang merupakan sekumpulan aturan
yang memberitahu router mengenai hop berikutnya
untuk melanjutkan paket sampai ke tujuan.
11
Prinsip Kerja Router
• Router0 ketika baru menyala hanya mengetahui jaringan 192.168.1.0/24 dan 192.168.2.0/24.
• Maka perlu ditambahkan dua entrian supaya kenal jaringan 10.1.1.0/24 dan 10.1.2.0/24 karena
kedua jaringan tidak terkoneksi secara langsung dengan Router0.
12
Cara Membangun Tabel Routing
• Dua cara membangun tabel Routing :
• Static Routing
o Tabel Routing dibangun berdasarkan definisi dari administrator jaringan.
o Entri suatu rute yang dilakukan oleh seorang administrator untuk mengatur jalur dari
sebuah paket data.
o Entri tabel routing dilakukan dengan program yang terdapat pada perangkat router.
o Administrator harus cermat, satu saja tabel routing salah maka jaringan tidak terkoneksi.
• Dynamic Routing
o Secara otomatis router menentukan jalur routingnya, dengan cara bertukar informasi
antar router menggunakan protokol routing.
o Algoritma dynamic routing :
• Distance Vector
• Link State
• Hybrid 13
Algoritma Distance Vector
• Tiap router pada jaringan memiliki informasi jalur mana yang terpendek
untuk menghubungi segmen berikutnya.
• Antar router akan saling mengirimkan informasi distance vector, dan
akhirnya jalur yang lebih pendek akan lebih sering dipilih untuk menjadi
jalur menuju ke host tujuan.
• Cocok untuk network skala kecil, karena jumlah router terbatas.
• Contoh protokol routing yang menggunakan algoritma ini : RIP, RIPng,
RIPv2, IGRP, NHRP
14
Algoritma Link State
• Routing ini menggunakan teknik link state.
• Tiap router akan mencari informasi tentang bandwidth, roundtrip dan
sebagainya.
• Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang paling
efisien yang akan diambil sebagai jalur dan di-entri ke dalam table routing.
• Cocok untuk network skala besar yang memiliki banyak router.
• Contoh protokol yang menggunakan algoritma link state : OSPF, IDRP, IS-IS.
15
Algoritma Link State
• Router memilih jalur yang terpendek dengan cara melihat besarnya
bandwidth.
17
Protokol Routing
• Protokol Routing digunakan oleh router-router untuk memelihara
atau meng-update isi tabel routing.
• Sebuah protokol routing menentukan jalur (path) yang dilalui oleh
sebuah paket melalui sebuah internetwork.
• Contoh protokol routing :
1. Routing Information Protocol (RIP)
2. Open Shortest Path First (OSPF)
3. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
4. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
18
Routing Information Protocol (RIP)
• Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector
• Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969.
• Merupakan algoritma routing yang pertama pada ARPANET.
• Algoritma tertua, terkenal lambat dan terjadi routing loop.
19
Routing Information Protocol (RIP)
• RIP menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric.
• Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop.
• Jika hop count lebih besar dari 15 , data akan di-discard.
• Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP
port 520.
• RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
• RIP memiliki 3 versi yaitu RIPv1, RIPv2, RIPng.
20
Open Shortest Path First (OSPF)
• OSPF merupakan routing protocol menggunakan algoritma link state.
• Menggunakan cost sebagai routing metric.
• Setelah antar router bertukar informasi maka akan terbentuk
database link state pada masing-masing router.
21
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
• Routing Protokol yang dikembangkan oleh Cisco.
• Metric yang digunakan : Bandwidth, load, delay dan reliability.
• Broadcast informasi dilakukan setiap 90 detik.
22
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
23
Latihan Konfigurasi Router
24
Latihan Konfigurasi Router
• Pada latihan ini terdapat 3 (tiga skenario), yaitu :
o Skenario 1 – Konfigurasi Dasar Router
• Setting Hostname
• Setting Password
• Setting Banner
• Setting IP Address
• Setting DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
o Skenario 2 – Konfigurasi Static Routing
o Skenario 3 – Konfigurasi Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
25
Skenario 1 – Konfigurasi Dasar (Router Cisco)
1. Buatlah topologi seperti pada Gambar.
2. Hubungkan PC4 (port RS232) ke RouterFTUNRAM (port
console) menggunakan kabel console (warna biru).
26
Skenario 1 – Konfigurasi Dasar (Router Cisco)
28
Skenario 1 – Konfigurasi Dasar (Router Cisco)
• Setting Hostname
• Setting Password
• Setting Banner
29
Skenario 1 – Konfigurasi Dasar (Router Cisco)
• Setting IP Address pada interface Router
30
Skenario 1 – Konfigurasi Dasar (Router Cisco)
• Melihat hasil konfigurasi IP Address interface Router
31
Skenario 1 – Setting DHCP pada Router Cisco
32
1. Matikan tombol power laptop.
2. Lepaskan (drag and drop) Modul
Ethernet
3. Pilih Modul WPC300N lalu pasang
(drag and drop) ke slot yang
kosong pada laptop.
4. Nyalakan tombol power laptop.
33
Skenario 1 – Setting DHCP pada Router Cisco
• Setting DHCP
34
Skenario 1 – Setting DHCP pada Router Cisco
Klik Laptop0, pilih DHCP pada IP
Configuration.
IP Address laptop secara otomatis
diberikan oleh Router.
35
Skenario 2 – Static Routing
Buatlah topologi seperti Gambar di bawah :
36
Skenario 2 – Static Routing
Router0
Setting IP Address interface pada Router0.
37
Skenario 2 – Static Routing
Router0
Di bawah ini adalah tabel routing sebelum dilakukan konfigurasi routing. Terlihat bahwa Router0
terkoneksi langsung dengan network 192.168.10.0 dan network 192.168.11.0.
38
Skenario 2 – Static Routing
39
Skenario 2 – Static Routing
Router1
• Setting Hostname
40
Skenario 2 – Static Routing
Router0
• Konfigurasi Static Routing
41
Skenario 2 – Static Routing
Router1
• Konfigurasi Static Routing
42
Keterangan Tabel Routing : Nilai Administrative Distance (AD) :
[1/0] artinya “1” nilai dari AD, dan “0” adalah metric.
43
Skenario 2 – Static Routing
• Lakukan perintah ping
• Format perintah : ping <IP komputer tujuan>
Dari PC0 ke Router0
Dari PC0 ke Router1
Dari PC0 ke PC1
44
Skenario 3 – Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
Gunakan topologi yang telah Anda buat pada skenario 2.
45
Skenario 3 – Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
• Karena menggunakan topologi yang sama dengan skenario 2, kita hapus terlebih
dahulu konfigurasi static routing yang telah dibuat.
• Caranya :
Router0
Router1
46
Skenario 3 – Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
Router0
• Konfigurasi Dynamic Routing
Router1
• Konfigurasi Dynamic Routing
47
Skenario 3 – Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
Router0
Di bawah ini adalah tabel routing setelah dilakukan konfigurasi dynamic routing pada Router0.
Untuk melihat tabel routing dapat menggunakan perintah “show ip route”.
48
Skenario 3 – Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
Router1
Di bawah ini adalah tabel routing setelah dilakukan konfigurasi dynamic routing pada Router1.
Untuk melihat tabel routing dapat menggunakan perintah “show ip route”.
49
Keterangan Tabel Routing : Nilai Administrative Distance (AD) :
[120/1] artinya “120” nilai dari AD, dan “1” adalah metric.
50
Skenario 3 – Dynamic Routing menggunakan protokol RIP
51
TERIMA KASIH
52
Pemateri :
Andy Hidayat Jatmika
Jaringan Komputer
D18KB207
Subnetting
Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
Apa yang dipelajari?
• Analogi konsep subnetting
• Konsep Subnetting
• Default Netmask dan Subnet Mask
• Konsep CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
• Penghitungan Subnetting
Subnetting pada IP Address kelas C
Subnetting pada IP Address kelas B
Subnetting pada IP Address kelas A
2
Pendahuluan
• Masih ingat dengan materi IPv4?
3
Kategori Pengalamatan IPv4
• Ada 2 macam kategori pengalamatan IPv4, yaitu:
1. Classful Addressing
• Metode pembagian IP address berdasarkan kelas, dimana IP address
(yang berjumlah sekitar 4 miliyar) dibagi ke dalam 5 kelas.
• Tidak dilakukan subnetting.
4
Tabel Classful Addressing
Class 1st octet 1st octet range Network (N) Default Number of Network &
range (biner) & Host (H) Netmask Host per Network
(desimal)
A 0 – 127 00000000 to N.H.H.H 255.0.0.0 126 net (27)
01111111 16.777.214 host (224 – 2)
B 128 – 191 10000000 to N.N.H.H 255.255.0.0 16.384 net (214)
10111111 65.534 host (216 – 2)
C 192 – 223 11000000 to N.N.N.H 255.255.255.0 2.097.152 net (221)
11011111 254 host (28 – 2)
D 224 – 239 11100000 to Multicast - -
11101111
E 240 – 255 11110000 to Experiment - -
11111111
5
Pendahuluan
• Sebagai contoh, kira-kira ada berapa banyak host yang dapat
ditampung oleh network 10.0.0.0?
Network diatas merupakan network kelas A, maka jawabannya
ada sekitar 16.777.214 host.
Coba bayangkan, sebuah topologi jaringan terdiri dari 16 juta
host tidak masuk akal bukan?
6
Pendahuluan
• Sebagai network administrator tentunya kita ingin
mempermudah pengelolaan dan mengoptimalisasi
efisiensi kerja jaringan agar jaringan tidak terpusat
pada satu network yang besar, tapi terbagi ke
beberapa bagian tertentu.
7
Pendahuluan
• Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat memecah
sebuah network (yang besar) menjadi beberapa
network yang lebih kecil.
• Network yang lebih kecil ini disebut subnetwork.
• Proses pembentukan subnetwork disebut subnetting.
8
Pendahuluan
• Dalam kehidupan sehari-hari, di perkantoran misalnya, pasti
terdapat pembagian area kerja berdasarkan divisi tertentu
dan dalam divisi tersebut dibutuhkan jumlah komputer yang
berbeda-beda ataupun tiap divisi jumlah komputernya sama.
9
Analogi Konsep Subnetting
• Jika dianalogikan dengan sebuah jalan, maka
• Network = Jalan Raya
• Host = Rumah
• Network Address = Nama Jalan (Jl. Gatot Subroto)
• Host Address = Nomor Rumah (01 sampai 07)
• Broadcast Address = Ketua RT (Rumah no.08)
10
Analogi Konsep Subnetting
• Permasalahan jika menggunakan 1 network :
o Rumah semakin banyak
o Timbul keruwetan dan kemacetan
• Solusi :
o Diadakan pengaturan lagi terhadap jalan
o Dibuat gang-gang
o Rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru
o Masing-masing gang ada Ketua RT nya sendiri-sendiri
11
Analogi Konsep Subnetting
• Setelah dilakukan pengaturan lagi,
terbentuklah wilayah baru seperti
Gambar di samping.
12
Analogi Konsep Subnetting
• Jika kita terapkan menggunakan konsep
Subnetting, maka gang adalah SUBNET,
masing-masing subnet memiliki HOST
ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS yang
dapat dilihat pada Gambar di samping.
13
Ilustrasi Sebuah Network Tanpa Subnet
14
Subnetting
• Subnetting adalah membagi jaringan besar tunggal ke dalam
subnet-subnet (sub-sub jaringan).
15
Subnetting
• Semakin panjang Subnet ID, maka jumlah subnet yang dibentuk
semakin banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi
semakin sedikit.
Sebelum subnetting
Lama NetID HostID
Setelah subnetting
Baru NetID SubNetID HostID
16
Default Netmask vs Subnet mask
• Default Netmask digunakan jika sebuah network tidak dibagi ke
dalam subnet.
• Jika network dibagi ke dalam beberapa subnet, maka netmask yang
digunakan adalah netmask untuk subnet (Subnet mask).
17
Default Netmask vs Subnet mask
Contoh :
255.255.0.0
Default Netmask
255.255.192.0
Subnet mask
18
Default Netmask vs Subnet mask
Contoh penggunaan default netmask dan subnet mask:
19
CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
• Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2
• Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 apa artinya?
• Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0
kenapa kok bisa seperti ini?
• /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung
dengan angka biner 1.
• Atau dengan kata lain, subnet mask-nya adalah :
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
• Konsep ini yang disebut dengan CIDR, yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
20
CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
• Pertanyaan berikutnya adalah
Subnet Mask berapa saja yang bisa
digunakan untuk melakukan
subnetting?
• Ini terjawab dengan tabel di
samping.
21
Penghitungan Subnetting
• Perlu diingat bahwa semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar pada 4 (empat) masalah, yaitu :
1. Jumlah Subnet
2. Jumlah Host Per Subnet
3. Blok Subnet
4. Alamat Host dan Broadcast yang valid
22
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas C
• Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah Network Address
192.168.1.0/26 ?
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)
bit-bit host yang dipinjam
23
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas C
• Penghitungan :
1. Berapa Jumlah Subnet yang terbentuk ?
2. Berapa Jumlah Host Per Subnet ?
3. Blok Subnet ?
4. Alamat Host dan Broadcast yang Valid ?
24
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas C
1. Menghitung Jumlah Subnet
• Jumlah Subnet = 2x
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask.
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)
25
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas C
2. Menghitung Jumlah Host Per Subnet
• Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet mask.
26
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas C
3. Menghitung Blok Subnet
• Blok Subnet = 256 – 192 = 64 (kelipatan 64)
192 adalah nilai oktet terakhir subnet mask.
27
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas C
4. Menghitung Alamat Host dan Broadcast yang Valid
• Buatlah tabel seperti di bawah ini.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
28
Contoh implementasi subnetting kelas C dengan CIDR /26 dari contoh soal
29
CIDR yang bisa digunakan untuk Kelas C
• Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP
address Kelas C.
• Kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask
yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama.
• Kita bisa mencoba menghitung seperti cara yang
sama untuk subnet mask lainnya.
Tabel CIDR untuk kelas C
• Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class C adalah seperti tabel di
samping.
30
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
• Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
Kelas B adalah seperti tabel di samping.
31
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
• CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Kelas C,
hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga,
bukan seperti Kelas C yang “dimainkan” di oktet keempat.
32
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
• Penghitungan :
1. Berapa Jumlah Subnet ?
2. Berapa Jumlah Host Per Subnet ?
3. Blok Subnet ?
4. Alamat Host dan Broadcast yang Valid ?
33
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
Subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)
bit-bit host yang dipinjam
34
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
1. Menghitung Jumlah Subnet
• Jumlah Subnet = 2x
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 (dua) oktet terakhir
subnet mask.
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
35
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
2. Menghitung Jumlah Host Per Subnet
• Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir subnet.
36
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
3. Menghitung Blok Subnet
• Blok Subnet = 256 – 192 = 64 (kelipatan 64)
37
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
4. Menghitung Alamat Host dan Broadcast yang Valid
• Buat tabel seperti di bawah ini.
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16.255.255
38
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
Contoh 2 :
• Berikutnya kita coba satu lagi untuk Kelas B khususnya untuk yang menggunakan subnet
mask CIDR /25 sampai /30.
• Analisa :
172.16.0.0 berarti kelas B
Subnet Mask /25 berarti :
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128)
bit-bit host yang dipinjam 39
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
Penyelesaian :
1. Jumlah Subnet = 2x = 29 = 512 subnet.
2. Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2 = 27 – 2 = 126 Host.
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128 (kelipatan 128)
Jadi, subnet lengkapnya adalah 0 dan 128
40
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas B
• Alamat Host dan Broadcast yang valid
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255
41
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas A
• Kita lanjut ke Kelas A.
• Konsepnya semua sama saja.
• Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet.
• Kalau Kelas C di oktet ke 4 (terakhir)
• Kalau Kelas B di oktet ke 3 dan 4 (2 oktet terakhir)
• Kalau Kelas A di oktet ke 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
• Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting Kelas A adalah
semua subnet mask dari CIDR /9 sampai /30.
42
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas A
• Contoh : network address 10.0.0.0/16
• Analisa :
10.0.0.0 berarti kelas A
Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
43
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas A
Penyelesaian :
1. Jumlah Subnet = 2x = 28 = 256 subnet.
2. Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2 = 216 – 2 = 65.534 Host.
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1
Jadi, subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, 4, … , 252, 253, 254, 255
44
Contoh Subnetting Pada IP Address Kelas A
4. Alamat Host dan Broadcast yang valid
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
45
Soal - Soal Latihan Subnetting
1. Diketahui Network Address : 192.168.1.0 /27
Tentukan :
a. Jumlah Subnet
b. Jumlah Host per Subnet
c. Blok Subnet
d. Alamat Host dan Broadcast yang valid
47
Soal - Soal Latihan Subnetting
4. Diketahui Host IP Address : 200.250.150.50 /28
Tentukan :
a. Network Address
b. Broadcast Address
c. Range IP yang valid
d. Jumlah Subnet
e. Jumlah Host per Subnet
48
Soal - Soal Latihan Subnetting
5. Diketahui Host IP Address 172.30.1.33 dengan subnet mask
255.255.255.252
Tentukan :
a. Network Address
b. Broadcast Address
c. Range IP yang valid
d. Jumlah Subnet
e. Jumlah Host per Subnet
49
Soal - Soal Latihan Subnetting
6. Diketahui Host IP Address : 75.111.123.240 /18
Tentukan :
a. Network Address
b. Broadcast Address
c. Range IP yang valid
d. Jumlah Subnet
e. Jumlah Host per Subnet
50
Soal - Soal Latihan Subnetting
7. Teknik Informatika Unram memiliki 4 buah Lab yaitu Lab Komputer Dasar,
Lab Sistem Cerdas, Lab Jaringan Komputer, dan Lab RPL. Masing-masing
Lab memiliki 50 unit komputer. LAN yang dibangun rencananya akan
menggunakan Topologi Star, dan masing-masing komputer akan diberi IP
Address. Teknisi Lab ingin membagi Network Address 192.168.0.0
menjadi beberapa subnet. Tentukan :
a. Prefix (CIDR) yang sebaiknya dipakai
b. Jumlah subnet
c. Jumlah host yang sebaiknya dimiliki oleh tiap subnet
d. Buatlah tabel, lalu tulis semua subnet address yang bisa dipakai oleh tiap Lab
tersebut beserta dengan host address pertama, host address terakhir, dan
broadcast address.
51
TERIMA KASIH
52
Pemateri :
Andy Hidayat Jatmika
Jaringan Komputer
D18KB207
Pengenalan
Wireless LAN
Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
Apa yang dipelajari?
• Konsep Wireless LAN
• Beberapa standar teknologi komunikasi
• Topologi Jaringan Wireless
• Access Point
• Mode Access Point
• Keunggulan dan Kelemahan Access Point
• Keunikan Access Point
2
Tren Perkembangan Komputer
3
Tren Komunikasi : dari Kabel ke Nirkabel
4
Tantangan : Security
5
Penelitian dalam bidang Wireless Network
8
Jenis-jenis Standart IEEE 802.11 (WiFi)
9
Penggunaan Wireless LAN
• Dalam kategori penggunaan wireless LAN , ada 2 (dua) penggunaan
yang bisa dimanfaatkan :
o Penggunaan wireless LAN dalam ruangan (indoor)
o Penggunaan wireless LAN luar ruangan (outdoor) yang gunanya untuk
menghubungkan dua titik diluar rumah atau gedung.
• Untuk standar outdoor menggunakan 802.16.
10
Topologi Jaringan Wireless
1. Topologi Ad hoc
2. Topologi Infrastruktur
11
Topologi Ad-Hoc
• Jaringan wireless Ad-Hoc adalah kumpulan node (atau router)
wireless mobile yang secara dinamis keberadaannya tanpa
menggunakan jaringan infrastruktur yang ada atau administrasi yang
terpusat.
12
Topologi Ad-Hoc
• Jaringan Ad-Hoc juga memerlukan protokol routing karena setiap
node memerlukan pertukaran data.
13
Topologi Ad-Hoc
14
Keuntungan Topologi Ad-Hoc
1. Jaringan wireless Ad-Hoc sangat sederhana dalam konfigurasinya.
Tancapkan adapter wireless ke laptop / komputer, konfigurasi
softwarenya, dan kita pun sudah bisa melakukan komunikasi antar
laptop/komputer.
3. Cepat. Rate throughput antar adapter dua kali lebih cepat daripada
menggunakan wireless access point dalam topologi infrastruktur.
15
Topologi Infrastruktur
• Konsep jaringan infrastruktur dimana untuk membangun jaringan ini
diperlukan access point sebagai pusat.
16
Topologi Infrastruktur
• Terlihat bahwa beberapa komputer dihubungkan oleh satu access
point, disini topologi jaringan yang terbentuk adalah topologi star.
17
Topologi Infrastruktur
• Jaringan wireless yang menggunakan wireless access point
merupakan jaringan dengan topologi infrastruktur.
18
Access Point
• Menghubungkan wireless client dengan jaringan berkabel.
• Access Point juga diketahui sebagai radio, WLAN Transceiver, atau
Wireless Hub.
19
Access Point
20
Jangkauan Access Point
• Sebuah access point dapat menjangkau 91.44 sampai 152.4
meter (300 sampai 500 feet).
21
Mode Access Point
Access Point memiliki 3 (tiga) mode konfigurasi :
1. Root Mode
2. Repeater Mode
3. Bridge Mode
22
Root Mode
• Root Mode digunakan ketika access point terhubung ke backbone
jaringan kabel, biasanya melalui ethernet.
23
Root Mode
• Access point berperan sebagai root secara default.
24
Repeater Mode
• Access Point beroperasi sebagai relay antara wireless client dan
access point dengan root mode.
25
Repeater Mode
• Mode repeater digunakan untuk menambah jangkauan jaringan
wireless.
26
Repeater Mode
• AP repeater melakukan komunikasi dengan klien dengan kemampuan
akses wireless, hal ini dapat mengurangi throughput.
27
Bridge Mode
• Access point beroperasi sebagai penghubung antara dua segmen
jaringan kabel.
• Dalam mode ini, hanya access point yang bisa saling berkomunikasi
satu sama lain dan tidak ada klien yang dapat dihubungkan.
28
Bridge Mode
• Access points yang saling terhubung dengan mode bridge
menggunakan link point-to-point atau point-to-multipoint.
29
Bridge Mode
• Untuk melakukan mode bridge, sebaiknya gunakan access point
dengan merk/tipe yang sama.
30
Keunggulan WLAN
1. Mobility
2. Installation Speed and Simplicity
3. Installation Flexibility
4. Reduced Cost-of-Ownership
5. Scalability
31
Keunggulan WLAN
1. Mobility
• Sistem wireless LAN bisa menyediakan user dengan informasi access
yang real-time, dimana saja dalam suatu organisasi.
32
Keunggulan WLAN
2. Installation Speed and Simplicity
• Instalasi sistem wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah
dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang
melalui atap atau pun tembok.
33
Keunggulan WLAN
3. Installation Flexibility
• Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa
mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan
jaringan kabel.
34
Keunggulan WLAN
4. Reduced Cost-of-Ownership
• Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk
membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang
dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila
diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya,
maka secara signifikan lebih murah.
• Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat
membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering
maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan
jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.
35
Keunggulan WLAN
5. Scalability
• Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam
topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam.
36
Kelemahan WLAN
1. Interception
2. Injection
3. Jamming
4. Locating Mobile Nodes
5. Hijacking
37
Kelemahan WLAN
1. Interception atau penyadapan
• Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para
hacker.
• Berbagai tools dengan mudah diperoleh di internet.
• Berbagai teknik kriptografi dapat dibongkar oleh tools-tools tersebut.
38
Kelemahan WLAN
2. Injection
• Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection
karena berbagai kelemahan pada cara kerja WiFi dimana tidak ada
proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang
memutuskan koneksi saat itu.
39
Kelemahan WLAN
3. Jamming
• Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak
disengaja karena ketidaktahuan pengguna wireless tersebut.
o Tidak Disengaja interference
o Disengaja jamming
• Jamming dilakukan dengan ikut memancarkan sinyal tandingan di
frekuensi yang sama atau berdekatan dengan perangkat elektronika
sehingga menyebabkan komunikasi menjadi terganggu.
• Sinyal dikirim dari perangkat yang memiliki kekuatan pancar lebih
besar atau minimal sama.
40
Kelemahan WLAN
4. Locating Mobile Nodes
• Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless
site survey dan mendapatkan informasi posisi letak setiap WiFi dan
beragam konfigurasi masing-masing.
41
Kelemahan WLAN
5. Hijacking
• Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless
karena berbagai kelemahan protokol tersebut sehingga
memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi
yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi
informasi.
42
Keunikan Wireless LAN
1. Sinyalnya terputus-putus (intermittence) yang disebabkan oleh adanya
benda antara pengirim dan penerima sehingga sinyal terhalang dan tidak
sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa pada komunikasi wireless
dengan IR).
43
Studi Kasus
• Membuat simulasi jaringan wireless sederhana
• Konfigurasi Router ISP
• Konfigurasi Cloud
• Konfigurasi Wireless Router WRT300N
44
Membuat simulasi jaringan wireless
Perangkat Jaringan yang dibutuhkan :
Phone Cable
45
Wireless Router
46
Topologi
47
Router ISP
Konfigurasi Hostname
48
Router ISP
49
Router ISP
50
Router ISP
Konfigurasi VLAN pada modul NM-ESW-161
51
Router ISP
Konfigurasi VLAN pada modul NM-ESW-161
52
Konfigurasi Cloud
53
54
55
56
Wireless Router Linksys WRT300N
• Konfigurasi Wireless Router
• Default Settings :
• IP Address 192.168.0.1
• Netmask 255.255.255.0
• SSID : Default
• SSID Broadcast: Enabled
• Security Mode : Disabled
• Router Username : admin
• Router Password : admin
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Cara Mengganti
Password Admin
pada Wireless
Router Linksys
70
TERIMA KASIH
71