Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

PENETAPAN AREA PRIORITAS


PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


UPT BLUD PUSKESMAS KORLEKO
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
AGUSTUS 2023
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
UPT BLUD PUSKESMAS KORLEKO
JL.Muslihin Desa Korleko, Kec.Labuhan Haji Kode Pos 86316

E-mail :pkmkorleko39@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


UPT BLUD PUSKESMAS KORLEKO
Nomor : 180 / .H/II.14/8.6/VII/2016

TENTANG

PANDUAN PENETAPAN AREA PRIORITAS


PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI UPT BLUD PUSKESMAS KORLEKO
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

KEPALA
UPT BLUD PUSKESMAS KORLEKO,

Menimbang : a. bahwa untuk menindak lanjuti Keputusan Direktur


Utama Nomor 180/ .H/II.14/8.6/VII/2016 tentang
Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
UPT BLUD Puskesmas Korleko Kabupaten Lombok
Timur;
b. bahwa didalam upaya perbaikan mutu pelayanan di
UPT BLUD Puskesmas Korleko Kabupaten Lombok
Timur;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b di atas perlu
menetapkan Panduan Penetapan Area Prioritas
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di UPT
BLUD Puskesmas Korleko Kabupaten Lombok Timur;.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran
Negara Republik Tahun 2014 Nomor 307);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3637);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5025/MENKES/PER/IV/2011 tentang
Registrasi dan Perizinan Praktik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws);
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/ XII/1999 Tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/ SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
12. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun
2009 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tatakerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3
Tahun 2014;
13. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 40 Tahun 2016
tentang Pola Tata Kelola (Hospital Bylaws) Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung;
14. Keputusan Gubernur Lampung Nomor :
G/605/B.V/HK/ 2009 tentang Penetapan Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung sebagai Instansi Pemerintah Daerah Provinsi
Lampung yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

Memperhatikan : Keputusan Direktur Utama Nomor 180/ .H/


II.14/8.6/VII/2016 tentang Kebijakan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS


KORLEKO TENTANG PANDUAN PENETAPAN AREA
PRIORITAS PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN DI UPT BLUD PUSKESMAS KORLEKO.

KESATU : Menetapkan panduan penetapan area prioritas


peningkatan mutu dan keselamatan pasien di UPT BLUD
Puskesmas Korleko yang disusun oleh Komite Mutu dan
Keselamatan PasienUPT BLUD Puskesmas Korleko.
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud diktum kesatu
diberlakukan dengan tujuan tersedianya fokus area dan
pelayanan prioritas yang akan dievaluasi dalam kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

KETIGA : Panduan sebagaimana dimaksud diktum kesatu


tercantum dalam lampiran keputusan ini yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KEEMPAT : Seluruh biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat


Keputusan ini, dibebankan kepada APBD- UPT BLUD
Puskesmas Korleko dan atau dana lain yang tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : LOMBOK TIMUR


Pada tanggal : Agustus 2023

KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS


KORLEKO,

LALU RUSLI ANHAR, SKM


Pembina Utama Muda
NIP. 197602142007011004

LAMPIRAN: KEPUTUSAN KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS


KORLEKO
Nomor :180/ .H /II.14/8.6/VII/2016
Tanggal : Agustus 2023

PANDUAN PENETAPAN AREA PRIORITAS


PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI UPT BLUD
PUSKESMAS KORLEKO KABUPATEN LOMBOK TIMUR
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Dalam memenuhi standar akreditasi, rumah sakit harus memiliki
standar dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Hal ini
akan berimbas kepada adanya peningkatan pelayanan dan keselamatan
yang berfokus kepada penerima pelayan serta pemberi pelayanan. Oleh
karena itu dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
Rumah sakit harus menentukan prioritas pelayanan yang akan
dilaksanakan peningkatan mutunya terlebih dahulu. Dalam menentukan
prioritas pelayanan rumahsakit diharuskan untuk menentukan area
prioritas yang akan dijadikan fokus dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Penetapan area prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan area prioritas. Penetapan prioritas dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif oleh Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit bersama dengan pimpinan Rumah Sakit dan unit
kerja.
Dalam menetapkan prioritas ada beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan yaitu :
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan biaya
3. Persepsi pemberi pelayanan asuhan
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Dalam menetapkan area prioritas, prioritaskan pada proses – proses
kegiatan utama yang kritikal, risiko tinggi, cenderung bermasalah yang
langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan.
Cara pemilihan prioritas banyak macamnya. Secara sederhana dapat
dibedakan 2 (dua) macam, yaitu :
1. Scoring Technique (Metode Penskoran)
2. Non Scoring Technique (Brain Storming)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam menetapkan area prioritas dan pelayanan
prioritas Rumah Sakit;
b. Agar Rumah Sakit memiliki fokus area dan pelayanan prioritas yang
akan dievaluasi dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP

Area prioritas adalah area atau unit – unit kerja dalam satuan kerja
yang selanjutnya akan di lakukan pembobotan/ grading dimana unit / area
hasil grading tersebut akan dijadikan prioritas dalam melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Area / unit kerja tersebut antara
lain adalah rawat jalan, instalasi bedah sentral, famasi, radiologi,
laboratorium, rawat inap, instalasi Pemeliharaan Limbah Puskesmas, Instalasi
pemeliharaan sarana dan lain – lain. Area – area prioritas ini selanjutnya
secara berurutan akan dijadikan objek dalam meningkatkan mutu pelayanan
yang berfokus pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Area pelayanan prioritas adalah area prioritas dimana setelah dilakukan
grading, area tersebut akan menetapkan area pelayanan yang dijadikan
sebagai fokus dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
kemudian akan diintegrasikan dengan area prioritas yang sebelumnya telah di
grading. Contoh area prioritas yaitu rawat inap maka area pelayanan
prioritasnya yaitu area anak, bedah, jantung, penyakit dalam, obsgyn, syaraf,
paru – paru dan lain lain.
Area prioritas dan pelayanan prioritas yang telah ditetapkan akan secara
bergantian dievaluasi oleh komite mutu dan keselamatan pasien berdasarkan
indikator – indikator yang telah ditetapkan oleh Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARs). Hasil analisa dari area prioritas dan pelayanan prioritas yang
belum sesuai standar akan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit yang
selanjutnya akan diadakan perbaikan oleh area/ unit tekait kemudian komite
mutu dan keselamatan pasien akan melakukan analisa ulang apakah sudah
ada perbaikan dari area / unit tersebut dalam upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sesuai standar akreditasi.

BAB III
TATA LAKSANA

Rumah sakit dalam melaksanakan penetapkan area prioritas dan area


pelayanan prioritas berfokus pada mutu dan keselamatan pasien yang
terstandarisasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARs) dilakukan
berdasarkan high volume, high cost dan problem prone. Dan di skoring
menggunakan metode Delbeq. Tata laksana dalam penetapan area prioritas
dan pelayanan prioritas dijelaskan dalam langkah – langkah penetapan area
prioritas dan pelayanan prioritas sebagai berikut :

1. Identifikasi unit kerja rumah Sakit yang kritikal, resiko tinggi (high
risk), jumlah/kunjungan banyak (high volume), cenderung
bermasalah (problem prone) yang langsung terkait dengan mutu
asuhan dan keamanan lingkungan, dengan melihat dari data insiden
keselamatan pasien, komplain pasien dan data 10 besar penyakit
atau data lain yang mendukung
2. Tetapkan nilai dari tiap unit kerja yang paling bermasalah dengan
menggunakan 3 kriteria, diberi nilai 1-5 dari dari yang paling sedikit
hingga paling terbanyak :
a. High risk : dilihat dari laporan insiden dari tiap unit
b. High volume : dilihat dari jumlah pasien yang mendapatkan
pelayanan di unit tersebut
c. Problem Prone : dilihat dari data register resiko masing-masing
unit
3. Hitung skor masing – masing unit dengan mengalikan nilai dan
obot. Nilai diperoleh dari high risk, high volume dan problem prone
yangbtadi sudah diberi angka sedangkan bobot sudah ditetapkan
yaitu bobot high risk adalah 50, high volume adalah 30 dan problem
prone adalah 20
4. Tetapkan area prioritas yaitu unit yang memiliki skor tertinggi
setelah dijumlahkan high risk, high volume dan problem prone
5. Dari unit yang memiliki skor tertinggi, Identifikasi area pelayanan
prioritas penyakit berdasarkan high cost, high risk, high volume yang
sebelumnya telah diidentifikasi oleh bagian – bagian dari unit
tersebut.
6. Tetapkan nilai dari tiap area pelayanan yang telah teridentifikasi dari
bagian – bagian unit kerja tersebut yang paling bermasalah dengan
menggunakan 3 kriteria, diberi nilai 1-5 dari dari yang paling sedikit
hingga paling terbanyak :
a. High risk : dilihat dari laporan insiden dari tiap unit
b. High volume : dilihat dari jumlah pasien yang mendapatkan
pelayanan di unit tersebut
c. Problem Prone : dilihat dari data register resiko masing-masing
unit
7. Hitung skor masing – masing area pelayanan dengan mengalikan
nilai dan bobot(Metode Delbeq). Nilai diperoleh dari high risk, high
volume dan problem prone yang tadi sudah diberi angka sedangkan
bobot sudah ditetapkan yaitu bobot high risk adalah 50, high volume
adalah 30 dan problem prone adalah 20
8. Tetapkan area pelayanan prioritas yaitu area pelayanan yang
memiliki skor tertinggi setelah dijumlahkan high risk, high volume
dan problem prone
9. Pimpinan Rumah Sakit menetapkan area prioritas dan area
pelayanan prioritas.

BAB IV
DOKUMENTASI

Penetapan area prioritas dan pelayanan prioritas di dokumentasikan


oleh komite mutu dan keselamatan pasien berdasarkan hasil diskusi dari
pimpinan beserta staf yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit.
Dokumentasi dibuat dalam bentuk laporan hasil penetapan area prioritas dan
pelayanan prioritas yang selanjutnya ditetapkan dalam SK KEPALA UPT BLUD
PUSKESMAS KORLEKO

KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS


KORLEKO,

LALU RUSLI ANHAR, SKM


Pembina Utama Muda
NIP. 197602142007011004

Anda mungkin juga menyukai