Analisis Kuantitatis UTS - 192 - Ni Komang Yatiningrum
Analisis Kuantitatis UTS - 192 - Ni Komang Yatiningrum
Npm : 202032121192
Kelas : C9 Manajemen
Mata Kuliah : Analisis Kuantitatif
Soal 1.
Diketahui :
Model A : X1
Model B : X2
Model A (X1) Model B (X2) Persediaan
Kain Sutera 2 1 10
Kain Katun 1 3 15
a) Identifikasi termasuk kedalam programing linier dengan metode grafik fungsi maksimum
atau minimum soal diatas adalah :
Jawaban :
Analisis menggunakan metode Maksimasi dikarenakan hal ini berkalitan dengan
cara jika ingin mengoptimalkan keuntungan.
e) Gambarlah grafiknya.
Jawaban :
Titik potong 2 fungsi kendala yaitu : (3,4)
X2
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5 (3,4)
4
3
2
1
X1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Soal 2.
Diketahui :
a) Identifikasi termasuk kedalam programing linier dengan metode grafik fungsi maksimum
atau minimum soal diatas? Jelaskan!
Jawaban :
Karena makanan tersebut terbuat dari Jagung dan Kacang, variabel keputusan
untuk model tersebut dapat dirumuskan demikian
J = banyaknya jagung yang digunakan untuk campuran makanan
K= banyaknya kacang yang digunakan untuk campuran makanan
Untuk mengetahui berapa nilai J dan K serta 2 pada titik A, dengan menggunakan
eliminasi/substitusi diperoleh J=294 dan 2=282,4 yang akan memberikan biaya minimal J
sebanyak 294 unit, K sebanyak 206 unit dan perusahaan mengalokasikan biaya sebesar
282,4.
J + K = 500
(0.3 / 0.21) K + K = 500
2,43 K = 500
K = 500/2,43
K = 205,76 dibulatkan menjadi 206
J + 205,76 = 500
J = 294,24 dibulatkan menjadi 294.
Jadi titik potong terletak pada titik A (294, 206).
2) 0.03 J – 0.01 K = 0
0.03 J = 0.01 K
J = (0.01/ 0.03) K
J = 0.33 K
J + K = 500
0.33 K + K = 500
1.33 K = 500
K = 500 / 1.33
K = 375
J + 375 = 500
J = 125
600
II
500
400 B I
300 A
200
III
100
Jagung
0 100 200 300 400 500
600
Soal 3.
Untuk menggunakan metode simpleks, kita akan mengubah masalah ini ke dalam bentuk standar
program linier.
(a) Fungsi objektif (yang ingin dimaksimalkan) adalah keuntungan total:
Z=30x+40y
di mana x adalah jumlah kain sutra (dalam kg) yang diproduksi dan y adalah jumlah kain wol
(dalam kg) yang diproduksi.
(b) Fungsi kendala adalah:
- Ketersediaan benang sutra: 3x+4y≤120 (karena untuk membuat 1 kg kain sutra dibutuhkan 3 kg
benang sutra, dan total benang sutra yang tersedia adalah 120 kg).
- Ketersediaan benang wol: y≤20 (karena untuk membuat 1 kg kain wol dibutuhkan 1 kg benang
wol, dan total benang wol yang tersedia adalah 20 kg).
- Masa kerja: 2x+2y≤20 (karena pembuatan 1 kg kain sutra atau kain wol membutuhkan 2 jam).
Selain itu, variabel x dan y harus tidak-negatif: x≥0 dan y≥0.
(c) Selanjutnya, kita akan menggunakan metode simpleks untuk menentukan nilai keuntungan
maksimum. Saya tidak dapat melakukan perhitungan secara langsung di sini, namun Anda dapat
menggunakan perangkat lunak atau kalkulator yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
masalah program linier. Keuntungan maksimum akan diperoleh saat fungsi objektif Z mencapai
nilai maksimum dengan mempertimbangkan semua kendala yang ada.
Soal 4.
Interpretasi: Keuntungan maksimum adalah jumlah uang maksimal yang dapat diperoleh dari
produksi kain sutra dan kain wol sesuai dengan ketersediaan bahan baku (benang sutra dan benang
wol) serta batasan waktu. Hal ini akan memaksimalkan laba perusahaan.
a) Jenis-jenis skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Skala Nominal: Ini adalah jenis skala pengukuran yang hanya memberikan label atau nama
pada variabel tanpa memberikan informasi tentang peringkat atau urutan. Misalnya, jenis
kelamin (laki-laki, perempuan) atau warna (merah, biru, hijau). Data nominal hanya dapat
dikelompokkan atau dihitung frekuensinya.
2. Skala Ordinal: Skala ini memungkinkan kita untuk memberikan urutan atau peringkat pada
data, tetapi tidak menentukan jarak antara peringkat tersebut. Misalnya, penilaian kualitas
pelayanan (sangat baik, baik, cukup, buruk, sangat buruk). Data ordinal dapat diurutkan
dan dihitung median, namun tidak dapat dihitung rata-rata atau dilakukan operasi
matematika lainnya.
3. Skala Interval: Skala ini memungkinkan kita untuk mengukur jarak atau interval antara
nilai-nilai pada variabel, tetapi tidak memiliki titik nol mutlak. Contoh dari skala ini adalah
suhu dalam derajat Celsius. Pada skala interval, kita dapat melakukan operasi pengurangan
dan penjumlahan, namun tidak ada arti mutlak dari nol.
4. Skala Rasio: Skala ini memiliki titik nol mutlak, yang berarti nol dalam skala ini
merupakan titik yang benar-benar kosong atau tidak ada dari variabel yang diukur.
Contohnya adalah berat badan, tinggi badan, dan usia. Pada skala rasio, seluruh operasi
matematika dapat dilakukan
b) Peneliti harus memahami skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian karena hal ini
akan mempengaruhi jenis analisis statistik yang dapat digunakan dan interpretasi hasil
penelitian. Berikut adalah beberapa alasan mengapa memahami skala pengukuran penting:
1. Menentukan Metode Analisis Statistik: Skala pengukuran menentukan jenis analisis
statistik yang dapat digunakan. Misalnya, jika data bersifat nominal, kita akan
menggunakan uji statistik non-parametrik seperti uji chi-square.
2. Menghindari Kesalahan Interpretasi: Memahami skala pengukuran membantu peneliti
dalam menginterpretasikan hasil dengan benar. Sebagai contoh, menghitung rata-rata dari
data ordinal tidak memiliki makna yang signifikan.
3. Menyusun Pertanyaan Penelitian: Memahami skala pengukuran memungkinkan peneliti
untuk merumuskan pertanyaan penelitian dengan lebih tepat sesuai dengan jenis data yang
dikumpulkan.
4. Memilih Instrumen Pengukuran yang Tepat: Memilih instrumen atau kuesioner yang sesuai
dengan skala pengukuran adalah kunci untuk mendapatkan data yang valid dan dapat
diandalkan.
5. Mengarahkan Pengumpulan Data: Mengetahui skala pengukuran membantu peneliti dalam
merencanakan dan mengarahkan pengumpulan data dengan lebih efisien. Dengan
memahami skala pengukuran, peneliti dapat mengoptimalkan desain penelitian dan analisis
data untuk menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat dan bermakna.