KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat
dan Karunianya, kami dapat menyelesaikan Tugas Penulis Makalah Komponen
Komunikasi dengan mata pelajaran Komunikasi Dalam Keperawatan Dasar II tepat
waktu. Penulis tentu menyadari bahwa Makala ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk Makala ini, supaya
Makala ini nantinya dapat menjadi Makala yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada Makala ini, Penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... ii
BAB. I
Komponen Komunikasi Keperawatan
Disebut juga sender / pembawa pesan, bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil
inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
sasarannya. Komunikator bisa juga berarti tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan.
Dalam mengirimkan pesan dimulai dengan pikiran dan perasaan komunikator yaitu dunia intra psikis
dan pengetahuan bahwa pikiran dan perasaan ini harus diubah menjadi sandi ke dalam bentuk perilaku
(pesan) jika mereka ingin dikeluarkan dari dunia internal dan dikomunikasikan kepada orang lain
(komunikan).Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan
isi media dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Memiliki tujuan dalam melakukan komunikasi. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang
pesan yang disampaikan. Memiliki ketrampilan yang memadai untuk membangun hubungan /
relasi.
Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi,
baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar
pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka seorang komunikator mempunyai hal
berikut:
1) Kepandaian
Komunikator yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih simbol/lambang
yang tepat. Cukup membangkitkan minat pendengar,pembaca & dapat memberikan
keterangan-keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.
2) Sikap komunikator
Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak uraian dari
komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan pendengar kurang percaya terhadap uraian
komunikator.Tetapi sokap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini
harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relaton).Makin baik hubungan
kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.
3) Pengetahuan Komunikator
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang
akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah
menemukan contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
4) Sistem sosial
Dalam hal ini ada dua macam sistem sosial, yaitu :
– Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi).
– Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)
Pandai dalam cara penyampaian pesan Gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan
juga menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi.
4. Penampilan
Penampilan yang baik, sopan dan menarik sangat berpengaruh dalam proses komunikasi.
Seorang penerima pesan terkadang aspek pertama yang diperhatikan adalah penampilan
komunikator. Sebagai seorang perawat, penampilan yang bersih, sopan dan menarik sangat
perlu dalam menjalankan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
5. Penguasaan Masalah
Sebelum melakukan komunikasi seorang komunikator hendaknya paham dn yakin betul
bahwa apa yang akan disampaikan merupakan permasalahan yang penting. Penguasaan
masalah ini sangat penting terutama bila dalam proses komunikasi tersebut terjadi
feedback.Penguasaan masalah bagi komunikator dapat meningkatkan kepercayaan
komunikan terhadap komunikator. Misalnya, seorang perawat sebelum menjelaskan tentang
masalah kebutuhan cairan klien, perawat harus terlbih dahulu menguasai materi tentang jenis-
jenis kebutuhan cairan tubuh, tanda-tanda klien kekurangan cairan, akibat kekurangan cairan
dan penatalaksanaan pada klien yang kekurangan cairan.
6. Penguasaan Bahasa
Proses komunikasi akan berjalan lambat apabila bahasa yang digunakan kurang sesuai
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh penerima pesan. Penguasaan bahasa yang kurang
baik dapat menyebabkan salah tafsir atau mispersepsi.
1. Media Umum
Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat dalam
komunikasi, media ini dapat berbentuk elektronik maupun non-elektronik. Media ini biasanya
dapat dipergunakan oleh masyarakat umum, contohnya adalah telepon, HP, OHP, surat dinas
peta sebagainya.
2. Media Masa
Media masa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massal (karena sifatnya massal),
misalnya, pers, radio, film, dan televisi.
Media Khusus
3. Media khusus
Media Khusus adalah media yang hanya dapat dipergunakan oleh dan untuk orang-orang
tertentu saja yang mempunyai keahlian dan kewenangan tertentu, misalnya, sandi atau kode-
kode dalam komunikasi intelegen, kode, atau symbol-simbol khusus dalam dunia kedokteran
dan sebagainya.
Feedback merupakan respon komunikan terhadap pesan yang diterima baik secara verbal
maupun non verbal. Adanya feedback membantu komunikator dalam menilai apakah pesan
yang disampaikan kepada komunikan dimengerti atau tidak. Dengan demikian perawat sebagai
komunikator perlu memberi kesempatan untuk terjadinya feedback dari klien.
Agar terjadi umpan balik yang baik, maka harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
– Jujur
– Bersifat khusus dan jelas (deskriptif)
– Merupakan bagian dari solusiJangan bersifat penilaian merupakan hasil oriented bukan
personal oriented.
– Perhatikan timingyang tepat.
Selama proses komunikan berlangsung, feedback dapat terjadi dengan berbagai macam karakteristik
klien sesuai dengan konteks komunikasi. Bentuk-bentuk feedback yang lazim terjadi antara lain:
BAB II
PROSES KOMUNIKASI
II. Faktor Keberhasilan Komunikasi di Pandang dari Sudut Komunikator, Komunikan, dan Pesan
Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi interpersonal apabila
dipandang dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan.
– Komunikasi formal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi antara bawahan dan atasan dalam
lingkup pekerjaan yang secara hirarkis berbeda. Komunikasi ini terjadi dalam situasi
formal.
– Komunikasi informal
Komunikasi informal adalah komunikasi yang dalam pelaksanaannya tidak mengenal
hirarki dan komunikasi informal tidak ada sangsinya.
B. Proses
Berdasarkan proses komunikasi dibagi menjadi :
– Komunikasi primer
Komunikasi tanpa menggunakan media (hanya berbentuk bahasa dan gerak tubuh)–
– Komunikasi sekunder
Menggunakan media untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (alasan geografis,
waktu dan jarak)
C. Umpan balik
Berdasarkan umpan balik komunikasi dibagi menjadi :
– Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah maksudnya komunikator tidak memberi kesempatan kepada
komunikan untuk meminta penjelasan, pembenaran dll. Komunikasi satu arah hanya
menjamin penyampaian pesan.
– Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah mempunyai sistem umpan balik yang melekat. Komunikasi ini
menjamin bahwa informasi jelas dan terbuka untuk pertanyaan yang belum jelas.
– Komunikasi berantai
Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan 1, diteruskan pada komunikan 2, 3, 4
dst. Kelemahan pesan yang disampaikan sudah tidak murni dan mengalami distorsi informasi
sehingga pesan menyimpang dari yang sebenarnya.
D. Bentuknya
Menurut bentuk komunikasi di bagi menjadi :
– Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mempergunakan lambang bahasa dalam
penyampaian pesan kepada penerima. Komunikasi ini di bagi menjadi dua yaitu verbal tulis
dan lisan.
IV. Beberapa Macam Body Language yang Berkaitan dengan Komponen Komunikasi:
A. Gerak Tubuh
Ketika berbicara orang mengadakan gerakan dengan tangan mereka. Dengan gerakan
tangan ini orang menggambarkan bentuk dengan dan tanpa diikuti gerakan tangan
(Argyle,1992)
Contoh :
• Meluruskan tangan untuk mengungkapkan kepercayaan diri
• Menganggukkan kepala kecil untuk menunjukkan perhatian, anggukan yang lebih besar
menunjukkan setuju
B. Ekspresi wajah
Mungkin karena sangat bernilai dalam daya tahan hidup dimasa bayi, variasi yang samar dari
senyuman atau pandangan sudah kita kenali, terutama dari lokasi sekitar mata dan mulut.
Apakah seorang pendengar merasa senang, bingung atau terganggu dapat kita kenali dengan
mengamati sekitar mata dan mulut
C. Pandangan
Masih berhubungan dengan hal diatas, pandangan adalah hal yang penting dalam menilai
tanda-tanda non verbal. Pandangan terkoordinasi erat dengan bicara: Pembicara biasanya
memandang pendengar sebelum memutuskan tata bahasa dan terutama sebelum berakhirnya
perkataan. Pembicara sering menatap ke kejauhan ketika mereka mulai bicara atau sedang
berpikir tentang apa yang mereka katakan.
D. Postur
• Cara tubuh ditopang memberi petunjuk umum ttg kepercayaan diri, perhatian, kebosanan,
konfrontasi dan reaksi spesifik lainnya.
• Normalnya orang berdiri dengan tubuh sedikit menjauh dari satu sama lainnya ketika
sedang berbicara untuk menunjukkan keramahan yang sopan atau kenetralan.
• Suatu budaya dapat menimbulkan ketidaksesuaian yang menjurus ke salah-pengertian dan
bahkan pelanggaran
F. Sentuhan
• Sentuhan menunjukkan banyak hal tentang sifat hubungan dan derajat persahabatan
diantara dua orang.
• Dapat digunakan sebagai tanda kedudukan
• Orang yang kedudukannya lebih tinggi dapat menyentuh bawahannya
• Sentuhan membawa pesan yang ampuh seperti yang diketahui oleh para : kekasih, teman,
saudara, korban pelecehan/kekerasan seksual
G. Pakaian
Cara dan jenis pakaian, rambut, perhiasan dan rias wajah berbicara banyak tentang kepribadian,
peran, pekerjaan, status, dan suasana hati seseorang.
V. Isyarat – Isyarat Non Verbal yang Baik dari Komunikator dan Komunikan :
• Kedekatan : Lebih dekat miring kedepan ketika duduk
• Arah : Lebih berhadapan langsung tetapi suatu saat berdampingan
• Pandangan : Lebih banyak memandang dan saling memandang
• Ungkapan Wajah : Lebih banyak senyum
• Gerak Tubuh : Anggukan kepala dan gerakan semangat
• Postur: Membuka lengan kearah satu sama lain dan bukan dilipat atau bertolak pinggang
• Sentuhan : Sentuhan dengan cara yang tepat
• Nada Suara : Suara yang murni, nada lebih tinggi, konturnya kearah atas
• Isi Verbal : Lebih banyak membuka diri
B. Sikap Komunikator :
– Sikap komunikator yang baik akan memperlancar suatu proses komunikasi.
– Sikap sombong, angkuh, menyebabkan pendengar enggan dan menolak uraian komunikator.
– Cara duduk yang angkuh, tidak mau mendengar pendapat orang lain adalah cara atau sikap
yang tidak terpuji.
– Sikap ragu-ragu dapat menyebabkan pendengar atau pemirsa kurang percaya terhadap
komunikator.
– Sikap tegas yang ditampilkan harus bersumber pada hubungan kemanusiaan yang baik,
sehingga pendengar percaya terhadap uraian komunikator.
– Semakin baik hubungan antar manusia, makin memperlancar arus komunikasi.
– Sikap yang mendukung berhasilnya komunikasi adalah : sikap tebuka, muka manis, saling
percaya, rendah hati dan dapat menjadi pendengar yang baik.
C. Pengetahuan Komunikator :
Keberhasilan dari komunikasi dipengaruhi kekayaan (wawasan) pengetahuan pihak komunikator.
Semakin dalam komunikator menguasai masalah akan semakin baik dalam memberikan uraian-
uraiannya.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. Komponen komunikasi terdiri dari komunikator (pembawa berita), messege (pesan), chanel
(media atau sarana), komunikan (penerima berita), dan feed back (umpan balik).
2. Proses komunikasi akan melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima
dan mengolah pesan.
3. Faktor keberhasilan komunikasi dapat dipandang dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan.
4. Tipe komunikasi dapat dibedakan berdasarkan pelaksanaan, proses, umpan balik, dan bentuknya.
II. Saran
Untuk menjadi perawat yang sukses maka komunikasi yang efektif dalam membantu mengatasi
masalah klien sangat diperlukan. Karena perawat tidak akan lepas dari proses komunikasi karena
dalam menjalankan perannya perawat perlu berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain. Dalam
melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien untuk mendapatkan
persetujuan tindakan yang akan dilakukan. Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh klien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman komunikasi.