Anda di halaman 1dari 3

MONDIAL PRIMARY SCHOOL

Jl. Candi Golf Boulevard No. 2


Semarang - Indonesia

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Bacalah materi di bawah ini dengan saksama!

SEPULUH SIFAT SEMPURNA


Untuk menjadi Buddha, seorang calon Buddha melatih parami. Parami adalah sifat
sempurna atau sifat-sifat luhur yang dikembangkan seseorang untuk menjadi Buddha. Kita
semua bisa seperti Buddha karena kita semua mempunyai benih-benih menjadi Buddha. Benih-
benih kebudhaan ini disebut dengan Bodhicitta. Benih-benih kebudhaan harus dikembangkan
dengan cara melatih sepuluh sifat sempurna dalam kehidupan sehari-hari. Sepuluh sifat tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kedermawanan (dana)
Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, kita harus gemar
memberi tanpa pamrih, ikhlas, dan tidak mengharapkan imbalan. Ada tiga jenis derma, yaitu:
a. Derma kebendaan
Ini berarti memberikan bantuan dalam bentuk barang atau materi kepada orang-orang
yang membutuhkan bantuan. Derma kebendaan ini dapat berupa uang, pakaian pantas
pakai, makanan, obat-obatan, alat-alat tulis, dan sebagainya.
b. Derma kehidupan
Menolong makhluk yang hampir meninggal adalah perwujudan derma kehidupan.
Contohnya adalah menolong hewan yang hampir tenggelam di air, menolong makhluk
yang sakit dengan mendonorkan darah, melakukan pelepasan makhluk (fang shen).
c. Derma kebenaran
Derma kebenaran bisa dilakukan dengan cara mengajar Dhamma kepada teman,
mengajak teman ke Vihara, memberi atau meminjamkan buku Dhamma, menasihati
teman, atau menghibur teman yang sedih.

2. Kebajikan (sila)
Kebajikan berarti perilaku baik, mengendalikan diri dari berbuat kejahatan, dan selalu
melakukan perbuatan baik. Kita menjaga sila dengan cara menjalani lima pantangan dan lima
kewajiban.
Lima pantangan terdiri dari:
a. Pantang membunuh/menyakiti
b. Pantang mencuri
1
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 6 – Semester 1
c. Pantang mengganggu
d. Pantang menipu
e. Pantang mabuk
Lima kewajiban terdiri dari:
a. Wajib menyayangi
b. Wajib bederma
c. Wajib rukun-setia
d. Wajib jujur
e. Wajib meditasi

3. Pelepasan (nekkhama)
Kita harus bisa melepas sesuatu yang kita miliki demi tujuan yang lebih mulia. Pangeran
Gotama rela melepas kemewahan di istana demi cita-citanya menjadi Buddha. Kita juga
harus berani melepas kesenangan demi tujuan mulia. Misalnya kita melepas kesenangan
bermain supaya dapat belajar lebih baik dan menjadi anak yang pandai, melepas kesenangan
menonton televisi demi pergi ke sekolah minggu. Melepas bisa berarti mudah memaafkan
atau mudah memberi. Orang yang bisa melepas hidupnya akan bahagia.

4. Kebijaksanaan (panna)
Bijaksana artinya tahu apa yang seharusnya dilakukan dan selalu melakukan sesuatu atas
dasar kebaikan. Bijaksana juga bisa berarti menjadi baik dengan cara yang baik. Banyak
orang ingin melakukan kebaikan tetapi caranya salah sehingga malah merugikan pihak lain,
misalnya kita mencuri sesuatu untuk didermakan. Ini bukanlah contoh tindakan yang
bijaksana. Untuk menjadi bijaksana, kita harus banyak belajar Dhamma dan mendengarkan
nasihat dari orang tua dan guru-guru kita.

5. Daya upaya (viriya)


Daya upaya berarti mengembangkan semangat dan ketekunan dalam belajar dan bekerja.
Orang yang penuh daya upaya, tidak pernah menyerah di tengah jalan, ia tidak pernah putus
asa. Oleh karena itu, ia selalu mencapai cita-citanya. Orang yang tekun, akan ulet mencari
jalan keluar dalam menghadapi masalah.

6. Kesabaran (khanti)
Sabar artinya menerima segala sesuatu dengan gembira. Orang yang sabar tidak pernah
mengeluh, tidak mudah menyerah, tidak mudah marah, tidak mudah panik, telaten, dan
terkendali dalam setiap situasi.

7. Kejujuran (sacca)
Orang yang jujur selalu berkata sesuai kebenaran, tidak bohong, atau pun menutupi
kebenaran. Jujur tidak hanya melalui ucapan, tetapi jujur bisa melalui tindakan atau
perbuatan, tidak boleh menipu orang lain. Kejujuran membuat orang lain percaya dan
menghormati kita.

2
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 6 – Semester 1
8. Keteguhan (adhitthana)
Orang yang teguh memiliki tekad yang kuat dalam melakukan hal-hal yang baik dan
bermanfaat, tidak mudah menyerah meskipun banyak kesulitan.

9. Cinta kasih (metta)


Kita harus selalu mengembangkan cinta kasih kita tanpa pilih kasih. Semua makhluk adalah
setara. Semua makhluk sama-sama ingin bahagia. Cinta kasih tidak cukup hanya dalam
perasaan saja. Akan tetapi, kita juga harus menunjukkan cinta kasih dengan berusaha untuk
membuat semua makhluk bahagia.

10. Ketenangseimbangan (upekkha)


Sikap tenang dan seimbang sangat bermanfaat. Anak yang tenang seimbang tidak mudah
marah dan sedih. Meskipun ia tidak mendapat yang diinginkan, ataupun diejek teman, ia
akan tetap tenang dan bahagia. Anak yang tenang seimbang juga tidak senang berlebihan. Ia
dapat merasa bahagia, namun tidak merayakan kegembiraan dengan berlebihan.

3
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 6 – Semester 1

Anda mungkin juga menyukai