Anda di halaman 1dari 105

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN
MAGANG DI PT. RUMPUN SARI MEDINI
KENDAL
( PROSES PRODUKSI TEH HIJAU )

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai


Gelar Ahli Madya
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :
CITRA MARIA A
H3107045

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAPORAN MAGANG
DI PT. RUMPUN SARI MEDINI
KENDAL
(PROSES PRODUKSI TEH HIJAU)

Yang Disiapkan dan Disusun Oleh :


Citra Maria Anggraeni
H3107045

Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji


Pada tanggal : ………………………..
Dan dinyatakan memenuhi syarat

Mengetahui,

Pembimbing/Penguji I Penguji II

Prof.Dr.Ir. Sri Handayani, MS Ir. Choirul Anam, MP


NIP. 19470729 197612 2 001 NIP. 19520615 198303 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS


NIP. 195512171982031003

ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO
Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci
kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan, Anda akan
meraih kesuksesan.
(Herman Cain, Pengusaha, Penulis, Pembicara Bisnis, AS).

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh. – Confusius

Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber
semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan. - Albert Einstein

Tuntutlah ilmu akan tetapi jangan lupakan ibadahmu, dan kerjakan


ibadahmu namun jangan lupakan ilmu.

Janganlah mangkritik perbuatan orang, kecuali anda tahu mengapa dia


sampai berbuat begitu. Kemungkinannya adalah bahwa anda sendiri akan
berbuat yang sama kalau berada dalam keadaan yang sama (Intisari
Kewiraswastaan)

Janganlah iri hati diatas keberhasilan orang lain, akan tetapi belajarlah
atas usaha-usaha yang dia capai. Niscaya anda akan memperoleh
keberhasilan yang lebih dari orang lain.

iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Salam Damai Sejahtera,

Sembah sujud dan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang
telah memberikan rahmat, berkah, karunia yang berupa kesehatan dan
perlindungan setiap hari sehingga dapat terlaksana dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan lancar.
Dengan diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,
bantuan, dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
 Orang tuaku ( mami dan papi ) yang selalu memberikan limpahan kasih
sayangnya dan terima kasih atas doa, dukungan, kesabarannya serta
nasehat-nasehatnya selama ini
 Kakak dan adikku yang selalu memberikan dukungan, doanya dan
keceriaan keponakan pertama yang memberikan semangat...semangat..!!
 Segenap keluarga besar penulis yang selalu memberi motivasi dan
semangat untuk menjadi manusia yang berguna dan bersahaja
 Untuk yayah tercinta terima kasih atas doa, kesabaran dan
dukungannya setiap saat dimanapun dan kapanpun
 Semua karyawan PT. Rumpun Sari Medini, terima kasih atas
bimbingan dan bantuannya selama magang
 Ibu Sri Handayani, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya
walaupun banyak salah dan kekurangan saya, semoga dengan nasehat-
nasehat yang ibu berikan bisa menjadi semangat buat saya untuk
menjadi pribadi yang lebih baik
 Temen-temenku seperjuangan (cah THP 2007 dan genk h2O : Jinem
gaga, kiky kunyil, fyrda, Ria atuk, Nanda, Isty, Widya Imyut) Terima
kasih atas dukunganya, moga-moga masa depan cerah mendampingi kita
semua
 Untuk Kru Dotcom Internet ( Mas Umel, Mas Catur, Mikha, Ferry,
Anggo, Andry, Pak Dodiet ) terima kasih atas bantuan internetnya
 Almamaterku...............Aku bangga padamu!!!!!!!!!

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Anugerah
dan rahmat yang selalu di berikan kepada penulis, sehingga Tugas Akhir yang
berjudul ”Proses Produksi Teh Hijau” PT. Rumpun Sari Medini Limbangan
Kendal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak dapat terealisasi dengan baik tanpa
adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Direksi PT. Rumpun Sari yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
magang.
3. Bapak Marsono selaku manager PT. Rumpun Sari Medini.
4. Segenap karyawan yang telah membantu dalam menyelesaikan magang di PT.
Rumpun Sari Medini.
5. Bapak dan Ibu Dirman sekeluarga yang memberikan penginapan sementara
selama penulis melaksanakan magang.
6. Ir. Bambang Sigit Amanto, MSi, selaku Ketua Program D III Teknologi Hasil
Pertanian sekaligus pembimbing akademik mahasiswa D III Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan
2007.
7. Prof.Dr.Ir.Sri Handayani, MS, selaku dosen pembimbing magang yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir.
8. Ir. Choirul Anam, MP, selaku dosen penguji Tugas Akhir laporan magang.
9. Semua Dosen Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberi ilmunya kepada kami.

v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Bapak dan Ibu serta segenap keluarga yang tercinta yang telah banyak
membantu berupa materi dan dukungannya hingga selesainya laporan TA ini.
11. Teman-teman seperjuangan DIII THP 2007 Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan dorongan, masukan, dan nasehatnya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan yang lebih lanjut.
Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya,
dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Magang ........................................................................ 2
1. Tujuan Umum .................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
A. Teh .......................................................................................... 3
B. Proses Pengolahan Teh Hijau .................................................. 6
C. Kandungan Teh ........................................................................ 10
D. Manfaat Teh ............................................................................. 11
BAB III. TATA PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................... 12
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .............................................. 12
1. Tempat Pelaksanaan Magang............................................. 12
2. Waktu Pelaksanaan Magang .............................................. 12
B. Metode Pelaksanaan ................................................................. 12
1. Observasi ............................................................................ 12
2. Wawancara ......................................................................... 12
3. Terjun Langsung ................................................................ 12
4. Studi Pustaka ...................................................................... 12

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 13


A. Keadaan Umum Perusahaan .................................................... 13
1. Sejarah dan Status Perusahaan ........................................... 13
2. Tujuan Pendirian Pabrik..................................................... 15
3. Lokasi dan Areal Perkebunan ........................................... 15
4. Tata Letak .......................................................................... 19
B. Manajemen Perusahaan............................................................ 19
1. Struktur dan Sistem Organisasi .......................................... 19
2. Pembagian Tugas dan Wewenang ..................................... 20
C. Bahan Baku .............................................................................. 24
1. Perawatan Tanaman Teh ................................................... 25
2. Pemupukan ......................................................................... 26
3. Hama dan Penyakit Tanaman Teh .................................... 28
4. Pemilihan Teh yang Potensial sebagai Bahan Baku .......... 30
5. Pengendalian Mutu Bahan Baku ........................................ 45
D. Proses Pengolahan.................................................................... 47
1. Pemetikan Pucuk Teh......................................................... 49
2. Penghamparan .................................................................... 49
3. Pelayuan ............................................................................. 50
4. Penggulungan ..................................................................... 53
5. Proses Pengeringan ........................................................... 54
6. Sortasi................................................................................. 58
7. Pengepakan ........................................................................ 61
8. Penggudangan .................................................................... 62
E. Mesin dan Peralatan yang Digunakan ..................................... 63
1. Mesin yang Digunakan ...................................................... 63
2. Peralatan yang digunakan ................................................. 75
F. Produk Akhir ............................................................................ 78
1. Spesifikasi Produk Akhir ................................................... 78
2. Analisa Mutu Teh Hijau ..................................................... 81
3. Penanganan Produk Akhir ................................................. 82

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. Pemasaran Produk .................................................................... 83


H. Sanitasi ..................................................................................... 83
1. Sanitasi Pabrik.................................................................... 83
2. Sanitasi Lingkungan ........................................................... 85
3. Penanganan Limbah ........................................................... 85
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 87
A. Kesimpulan .............................................................................. 87
B. Saran......................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini............... 18
Tabel 4.2 Areal Efektif dan Non Efektif PT. Rumpun Sari Medini. ............. 18
Tabel 4.3 Jenis dan Ciri Pupuk yang Digunakan di PT. Rumpun Sari
Medini ............................................................................................ 27
Tabel 4.4 Spesifikasi, Ciri dan Tingkatan Mutu (grade) Teh Hijau di
PT. Rumpun Sari Medini ............................................................... 79

x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.1 Petikan Halus ............................................................................ 36
Gambar 4.2 Petikan Medium ....................................................................... 36
Gambar 4.3 Petikan Kasar ............................................................................ 37
Gambar 4.4 (A) Pemetikan dengan Cara Manual (B) Pemetikan dengan
Menggunakan Alat Gunting (C) Pemetikan dengan
Menggunakan Alat Pisau.......................................................... 39
Gambar 4.5. Penimbangan Pucuk di Lapangan ............................................ 41
Gambar 4.6. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh ....................................... 48
Gambar 4.7 Rawat Pucuk atau Penghamparan ............................................ 49
Gambar 4.8 Mesin Rotarry Panner di Perkebunan Rumpun Sari Medini ... 51
Gambar 4.9 Mesin Jackson Roller di Perkebunan Rumpun sari Medini ..... 54
Gambar 4.10 Mesin ECP dryer di Perkebunan Rumpun sari Medini ............ 55
Gambar 4.11 Mesin Repeat Dryer di Perkebunan Rumpun Sari Medini....... 57
Gambar 4.12 Mesin Ball Tea di Perkebunan Rumpun Sari Medini............... 58
Gambar 4.13 (A) Mesin Layer Dry Leaf Sifter dan (B) Mesin Extraktor di
Perkebunan Rumpun Sari Medini ............................................ 60
Gambar 4.14 Mesin Winower di Perkebunan Rumpun sari Medini .............. 60
Gambar 4.15 Kegiatan Sortasi Manual di Perkebunan Rumpun Sari Medini 61
Gambar 4.16 Penggudangan dan Penyimpanan Teh Kering di Perkebunan
Rumpun Sari medini ............................................................... 62
Gambar 4.17 Rotary Panner .......................................................................... 63
Gambar 4.18 Press Roller .............................................................................. 66
Gambar 4.19 Endless Chain Pressure Dryer ................................................. 68
Gambar 4.20 Reapet dryer ............................................................................. 70
Gambar 4.21 Ball tea ..................................................................................... 72
Gambar 4.22 Layer Dry Leaf Sifter ................................................................ 73
Gambar 4.23 Suction Winower....................................................................... 74
Gambar 4.24 Tea cutter .................................................................................. 75
Gambar 4.25 Timbangan bagian pemetikan .................................................. 75
Gambar 4.26 Timbangan bagian penerimaan dipabrik .................................. 76
Gambar 4.27 Timbangan bagian analisa ....................................................... 76
Gambar 4.28 Alat pengangkut (Troly) .......................................................... 77
Gambar 4.29. Bak penampung ....................................................................... 77

xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

( PROSES PRODUKSI TEH HIJAU )


Di PT. RUMPUN SARI MEDINI
KENDAL, JAWA TENGAH

Citra Maria Anggraeni 1


Prof.Dr.Ir.Sri Handayani, MS 2 dan Ir. Choirul Anam, MP 3

ABSTRAK

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi teh hijau di PT.
Rumpun Sari Medini. Pelaksanaan magang pada tanggal 5 April-5 Mei 2010 di PT. Rumpun
Sari Medini Kendal, Jawa Tengah.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah
observasi, wawancara, pencatatan, studi pustaka dan terjun langsung ke lapangan dalam
kegiatan-kegiatan proses produksi. Pengambilan lokasi praktek magang di PT. Pumpun Sari
Medini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mengolah hasil pertanian
terutama teh. Selain itu, PT. Rumpun Sari Medini merupakan perusahaan swasta yang
berdedikasi tinggi.
Proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini adalah sebagai berikut yaitu
penghamparan pucuk, pelayuan, penggilingan & pengeringan awal, pengeringan akhir, sortasi
dan pengepakan. Pada proses produksi harus diperhatikan, pengendalian mutu pada tiap
tahapnya, agar didapat produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Hasil praktek magang menunjukkan bahwa proses produksi teh hijau sangat baik dan
untuk pengendalian mutu bahan baku harus lebih diawasi lagi agar tidak banyak pucuk teh
yang rusak. Sedangkan untuk pangendalian mutu proses produksi harus diperhatikan pada
saat penghamparan pucuk semua karyawan memperhatikan sehingga pucuk teh tidak diinjak-
injak sehingga teh tidak terjadi longsong dan setelah penggilingan harus segera dimasukkan
ke dalam mecin pengering supaya tidak terjadi fermentasi karena hal ini dapat mempengaruhi
kualitas produk teh.

Kata Kunci : Proses Produksi Teh Hijau

Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi D-III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H3107045
2. Dosen Pembimbing
3. Dosen Penguji
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(PRODUCTION PROCESS OF GREEN TEA)


RUMPUN SARI MEDINI, Ltd
KENDAL, CENTRAL JAVA

CITRA MARIA ANGGRAENI1


Prof. Dr. Ir. Sri Handayani, MS2 and Ir. Choirul Anam, MP 3

ABSTRACT

Activity of this apprentice aimed to knew production process of green tea in


Rumpun Sari Medini, Ltd. Execution of apprentice was done on April 5th until May 5th 2010
in Rumpun Sari Medini, Ltd Kendal, Central Java.
Data collecting method applied in activity of this apprentice was observation,
interview, record-keeping, book study and worked directly to the field in production process
activities. Retrieval of location practice apprentice in Rumpun Sari Medini, Ltd because the
company was a company that processing agricultural produce especially tea. Besides,
Rumpun Sari Medini, Ltd was a private company having high dedication height.
Production process of green tea in Rumpun Sari Medini, Ltd was extent of sprout,
wilting, hulling & initial draining, end draining, grading and packing. At production process
must be paid attention, quality control at every phase, to be gotten product that is with quality
and safe to be consumed by public.
Result of apprentice indicated that the production process of green tea was done
very good and raw material quality control had to be more observed again in order not to
many damage tea sprouts. While for quality control of production process we must be gave
attention when extent of sprout so that tea sprout was not ridden over so that tea was not
happened peel and after hulling must soon to be packed into dryer machine so that not
happened fermentation because this could influence quality of tea product.

Keyword : Production Process of Green tea

Description :
1. Student of D-III Agriculture Result Technology Program, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret
Universuty Surakarta with NIM H3107045
2. Counsellor Lecturer
3. Tester Lecturer
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia kerja yang semakin ketat disertai era globalisasi
yang menjadikan persaingan dalam segala sektor ini menjadikan tuntutan yang
tidak terelakkan lagi. Untuk menghadapi perkembangan ini, perusahaan –
perusahaan harus kreatif dan mandiri untuk merespon dengan tepat pada setiap
perubahan yang terjadi. Dalam hal ini, salah satunya adalah sektor pertanian,
mengingat Indonesia merupakan negara agraris, bidang pertanian sangat
berperan dalam menunjang perekonomian negara.
Kondisi pertanian di Indonesia mulai bangkit seiring dengan
perkembangan industri pengolahan pertanian yang semakin membaik.
Sekarang ini, banyak perusahaan yang bersaing ketat baik di pasar lokal
maupun internasional, sehingga perusahaan yang berperan sebagai produsen
dituntut memiliki daya saing yang kuat dan produk yang dihasilkan atau
ditawarkan sesuai dengan keinginan konsumen dalam upaya perusahaan
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu tanaman pertanian dan
perkebunan yang penting adalah tanaman teh, karena selain mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi juga merupakan komoditas ekspor.
Dengan adanya perkembangan tersebut PT. Rumpun Sari Medini
mampu bersaing dalam perkembangan dunia ini dengan memproduksi hasil
olahan teh hijau yang berkualitas.
Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk
dalam keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian
Utara. Ada dua varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal
sebagai Camellia sinensis, yang tumbuh dengan baik di daerah pegunungan
tinggi berhawa dingin di Cina tengah dan Jepang. Varietas berdaun lebar,
dikenal sebagai Camellia assamica, yang tumbuh paling baik di daerah
beriklim tropis yang lembab, di India bagian utara dan Szechuan dan propinsi

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Yunnan di Cina. Tanaman teh mempunyai daun berwarna hijau gelap,


mengkilap, berukuran kecil, dan berbunga putih. (Anonima, 2009).
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.
Teh dibuat dari pucuk daun muda. Tanaman teh (Cornelia Sinensis)
berbentuk pohon, tingginya bisa mencapai belasan meter. Namun, tanaman
teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan dalam pemetikan.
Hasil pemetikan sangat berpengaruh terhadap mutu teh setelah pengolahan.
Oleh karena itu perolehan bahan baku sangat diperhatikan sebelum proses
pengolahan di pabrik. Pengolahan teh hijau di Indonesia dilakukan beberapa
tahap yaitu terdiri dari pelayuan, penggilingan, pengeringan awal,
pengeringan akhir, sortasi kering dan pengepakan.

B. Tujuan Magang
Tujuan dari kegiatan magang pada PT. Rumpun Sari Medini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dan penerapannya di dunia kerja.
b. Membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja sehingga nantinya
dapat terjun langsung ke dunia kerja maupun masyarakat.
c. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
produksi teh hijau.
d. Mengetahui prinsip kerja mesin yang digunakan dalam proses
produksi teh hijau.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami bagaimana proses penyediaan bahan
baku dan proses produksi pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari
Medini, Desa Medini, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teh
Di zaman dahulu, genus Camellia dibedakan menjadi beberapa spesies
teh yaitu sinensis, assamica, irrawadiensis. Sejak tahun 1958 semua teh
dikenal sebagai suatu spesies tunggal Camellia sinensis dengan beberapa
varietas khusus, yaitu sinensis, assamica dan irrawadiensis. Teh dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica (Anonimb, 2010)
Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis diantara garis balik
Cancer dan Capricorn, memerlukan curah hujan hingga 1000-1250 mm per
tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 30 °C. Tanaman teh tumbuh
pada permukaan laut hingga 2400 meter. Kebun teh (perkebunan teh) adalah
tempat dimana teh yang mempunyai potensi rasa enak dihasilkan, dengan
perawatan serta perhatian untuk memastikan kondisi pertumbuhan terbaik
yang mungkin dibuat. Sebagai contoh dengan penanaman pohon untuk
menyediakan tempat yang teduh, atau penanaman tanaman penghalang angin,
untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh angin kencang, terutama di
dataran Assam . Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu
meter. Pohon teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan
untuk memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang
tetap untuk memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Pohon teh mampu

3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menghasilkan teh yang bagus selama 50 – 70 tahun, namun setelah 50 tahun


hasil produksinya menurun. Pada saat tersebut pohon yang sudah tua sudah
saatnya digantikan dengan pohon yang masih muda yang telah ditumbuhkan
di perkebunan untuk pembiakan tanaman muda. (Anonimc, 2010)
Ada beberapa macam teh (Camellia sinensis) yang ada di dunia saat
ini. Teh hijau, seperti juga teh hitam, berasal dari tumbuhan yang sama. Teh
hijau diproses dengan cara khusus. Setelah dipetik, daun teh akan mengalami
pengasapan. Proses ini akan mengeringkan daun teh, namun tidak sampai
mengubah warna daun. Kondisi inilah yang menyebabkan air seduhan daun
teh tetap terlihat berwarna hijau muda. Proses ini kemudian terbukti dapat
mempertahankan berbagai kandungan nutrisi, antara lain zat antioksidan
polyphenols pada daun teh. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan
antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol
persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan
tersendiri dari teh. (Anonimd, 2008)
Pucuk teh adalah bahan baku dalam pengolahan teh, baik teh hitam,
teh hijau, maupun teh oolong. Sebagai bahan baku, pucuk harus bermutu
tinggi agar teh jadi yang dihasilkan bermutu tinggi. Oleh karena itu mutu
pucuk harus diusahakan dan dipertahankan agar tetap tinggi, sejak dipetik di
kebun sampai ke pabrik. Seluruh kegiatan pengelolaan/pemeliharaan tanaman
ditujukan untuk membentuk zat penentu kualitas (chatechin dan enzym) yang
tinggi dalam pucuk, mengingat senyawa ini mempunyai peranan yang besar
terhadap rasa, aroma teh-jadi. (Tim Asosiasi Penelitian Indonesia, 1992)
Bahan baku pucuk teh yang baik adalah daun muda yang dipetik
sampai daun kedua, yaitu terdiri dari peko (calon pucuk yang masih belum
terbuka) ditambah dua daun muda. Makin banyak daun muda dalam bahan
baku pucuk, kualitas hasil olahannya juga makin baik. Oleh karena itu
diperlukan standar bahan baku yang dianggap akan menghasilkan kualitas
produksi yang baik tanpa harus mengorbankan kualitas hasil produksi bahan
baku. (Anonime, 1998).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pemetikan teh memerlukan ketelitian tinggi karena memiliki rumusan


tersendiri. Rumusan tersebut dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu:
 Petikan halus dengan rumus p+1 atau b+1 m. Artinya pucuk yang
dihasilkan terdiri dari pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung
(b) dengan satu daun muda (m).
 Petikan medium, dengan rumus p+2, p+3, b+1 m, b+2 m, b+3 m. Rumus
ini menandakan bahwa pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko
dengan dua daun, 3 daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua, atau
tiga daun muda.
 Petikan kasar, dengan rumus p+4 atau lebih dan b+(1-4). Ini berarti pucuk
yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih dan
pucuk burung dengan beberapa daun tua. Untuk menghasilkan teh
berkualitas, rumus pemetikan yang digunakan adalah petikan halus p+1
atau b+1 m. Memang tidak mudah menerapkan rumus tersebut, tapi untuk
menghasilkan teh yang terbaik hal tersebut haruslah dilakukan
(Anonimf, 2007)
Pengangkutan pucuk merupakan kegitan mengangkut pucuk dari
kebun ke pabrik. Sebelum melaksanakan proses pengolahan, pucuk teh harus
dalam keadaan baik, artinya keadaannya tidak mengalami perubahan selama
pemetikan sampai ke lokasi pengolahan. Hal ini sangat penting untuk
mendapatkan teh yang bermutu tinggi. Oleh karena itu, proses pengangkutan
memilki peranan yang sangat penting (Nazaruddin, 1993).
Menurut (Anonimg, 1993), hal yang dilakukan untuk mencegah
kerusakan daun untuk antara lain:
1. Jangan terlalu menekan daun agar daun tidak terperas.
2. Dalam membongkar daun, jangan menggunakan barang-barang dari besi
atau yang tajam agar daun tidak sobek atau patah.
3. Hindari terjadinya penyinaran terik matahari dalam waktu lama, lebih dari
3 jam.
4. Jangan menumpuk daun sebelum dilayukan dalam waktu yang lama (daun
segera dilayukan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Proses Pengolahan Teh Hijau


1. Penghamparan
Pembeberan pucuk dalam withering trough segera dilakukan
setelah pucuk tiba di pabrik agar panas dan air yang terdapat pada
permukaan pucuk segera hilang sehingga kerusakan pucuk akibat terperam
dapat dihindari. Pembeberan dilaksanakan satu arah dimulai dari ujung
trough menuju ke sumber aliran udara (fan), dilakukan oleh dua orang
berhadapan dari kedua sisi trough. Pucuk diurai, disebar merata sampai
trough penuk dengan ketebalan ±30 cm (30 kg/pucuk/m2). Sementara itu
udara segar segera dialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada
pucuk dengan pintu trough dibuka. Setiap selesai membeber pucuk dalam
satu trough, pintu trough ditutp dan udara terus dialirkan. Hasil
pembeberab harus rata, pucuk satu sama lain tidak saling menempel, agar
udara pelayuan mengalir ke setiap bagian permukaan pucuk. (Tim
Asosiasi penelitian Indonesia, 1994)
2. Pelayuan
Pelayuan pada teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan enzim
polifenol oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar
pucuk menjadi lentur dan mudah digulung. Proses pelayuan dilakukan
sampai pada tahap layu tertentu, yang sifat pelayuannya berbeda dibanding
dengan cara pelayuan teh lokal. Pelayuan dilaksanakan dengan cara
mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan kedalam alat
pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan 80-
100oC. Selama proses pelayuan berlangsung dalam rotary panner, terjadi
proses penguapan air baik yang terdapat di permukaan maupun yang
terdapat didalam daun. Uap air yang terjadi harus secepatnya dikeluarkan
dari ruang roll rotary panner, untuk menghindari terhidrolisanya klorofil
oleh uap asam-asam organik.(Anonimh, 2010)
Perubahan kimia selama pelayuan di antaranya yaitu kenaikan
aktifitas enzim, terurainya protein menjadi asam amino bebas seperti
alanin; leucin; isoleucin; valin, kenaikan kandungan kafein, kenaikan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kadar karboidrat yang dapat larut, terbentuknya asam organik dari unsur-
unsur C; H; dan O, pembongkaran sebagian klorofil menjadi feoforbid.
(Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1994)
3. Penggulungan
Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk
mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk
menjadi gulungan-gulungan kecil, dan terjadi pemotongan. Proses ini
harus segera dilakukan setelah pucuk layu keluar dari mesin rotary
panner. Mesin penggulung 26” tipe single action, lama penggulungan
berkisar antara 15-17 menit dengan kapasitas 45 kg pucuk layu, sedangkan
mesin penggulung 36” tiper double action yang berkapasitas 70 kg pucuk
layu. Yang terpenting, harus diatur agar setiap pengisian pada mesin
penggulung terjamin terjadinya sirkulasi/pembalikan pucuk secara
sempurna agar pucuk mendapat tekanan yang relative sama, sehingga
diperoleh hasil penggulungan yang seragam. (Setyamidjaja, 2000)
Penggulungan dilakukan satu kali agar tidak terjadi penghancuran
daun teh yang terlalu banyak, yang dapat meningkatkan jumlah bubuk
dengan mutu yang kurang menguntungkan. Lama penggulungan
disesuaikan dengan tingkat layu pucuk, ukuran, tipe mesin penggulung
serta mutu pucuk yang diolah. Lama penggulungan sebaiknya tidak lebih
dari 30 menit dihitung sejak pucuk layu masuk mesin penggulung
(Setyamidjaja, 2000).
4. Pengeringan
Pengeringan pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan kadar air
dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang
menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan
memperbaiki bentuk gulungan teh jadi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dilaksanakan dua tahap pengeringan, masing-masing menggunakan mesin
yang berbeda.
Mesin pengering pertama disebut ECP (Endless Chain Pressure)
Dryer. Pada mesin pengering ini, suhu diatur supaya suhu masuk 130-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

135oC dan suhu keluar 50-55oC dengan lama pengeringan 25 menit. Pada
pengeringan pertama ini, jumlah air yang diuapkan mencapai 50% dari
bobot pucuk, sehingga hasilnya baru setengah kering dengan tingkat
kekeringan 30-35%.
Pada pengeringan tahap kedua digunakan mesin pengering Rotary
Dryer tipe Repeat Rool. Maksud pengeringan kedua adalah untuk
menurunkan kadar air sampai 3-4% serta memperbaiki bentuk gulung teh
keringnya. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih
dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer
17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain
ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas
mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh
diameter mesin itu. Rotary dryer yang rollnya berdiameter 70 cm,
mempunyai kapasitas pengeringan sebesar 40-50 kg teh kering, dan untuk
roll yang berdiameter 100 cm kapasitasnya 60-70 kg teh kering
(Setyamidjaja, 2000).
5. Sortasi
Teh yang berasal dari pengeringan ternyata masih heterogen atau
masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh
masih mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang sangat
berpengaruh terhadap mutu teh nantinya. Untuk itu, dibutuhkan proses
penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan
ukuran teh yang saragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu
terjamin (Nazarudin dan Paimin, 1993).
Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan
membentuk atau mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk
ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau. Pada prinsipnya,
sortasi kering teh hijau adalah :
a. memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu
ekspor,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran


yang relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade), kemudian
memisahkannya dari tulang-tulang daunnya,
c. melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang
ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki,
d. setelah hasil sortasi teh hijau terkumpul menjadi beberapa jenis
dilakukan polishing dengan menggunakan mesin polisher.
Hasil sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau
sesuai dengan mutu yang ada (Setyamidjaja, 2000).
6. Pengemasan
Kemasan adalah suatu barang atau benda yang digunakan untuk
menampung dan merapikan produk, sehingga bahan tersebut dapat
disimpan dan ditransfer dengan mudah. Penyimpanan dan pengemasan
mutlak dilakukan mengingat teh yang baru dihasilkan belum bisa langsung
di pasarkan. Selain jumlahnya masih sedikit, teh yang baru disortasi masih
perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa terkontrol. Proses ini terutama
hanya untuk menjaga aroma teh yang harum (Nazaruddin, 1993).
7. Penggudangan
Gudang adalah tempat penyimpanan barang sementara. Secara
ringkas sistem manajemen gudang mengandung pemahaman : pengelolaan
dari aktifitas yang saling terkait dalam aktifitas penyimpanan barang
sementara. Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar
tempat penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang
secara langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll.
Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah
aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara
umum kegiatan di Gudang.
Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana :
1. Administrasi.
2. Penerimaan barang.
3. Penyimpanan barang.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju.


5. Pengeluaran barang. (Anonimi, 2009)

C. Kandungan Teh
Daun teh mengandung beberapa zat kimia yang dapat digolongkan
menjadi empat. Keempat golongan itu adalah : substansi fenol
(katekin, flanavol), bukan fenol (karbohidrat, pectin, alkaloid, protein,
asam amino, klorofil, asam organic), senyawa aromatic, dan enzim.
(Nazzarudin dan Paimin, 1993).
Subtsansi fenol terdiri dari Tanin merupakan turunan dari asam galat
sehingga sifatnya dihubungkan pada warna, rasa, dan aromanya sedangkan
katekin yaitu senyawa komplek yang tersusun dari catekin, epicatekin,
epicatekin galat, epigalo catekin, epigalo catekin galat, galo catekin.
Kandungan catekin 20-30% dari seluruh berat kering daun. Epigalo-catekin
dan galat-nya merupakan bahan terbanyak. Flavanol pada teh meliputi
kaemferol, quercetin dan miricetin. Substansi bukan fenol terdiri dari
karbohidrat 0,75% dari berat kering daun; substansi pektin terdiri atas pektin
dan asam pektat 4,9-7,6% berat kering daun atau tangkai; alkaloid utama
dalam daun teh adalah kafein, selain theobromin dan theofilin dengan 3-4%
berat kering; protein dan asam-asam amino yang berpengaruh adalah alanin,
fenil alanin, valin, leucin, dan iso leusin dengan berat kering daun berkisar
1,4-5%; klorofil dan zat warna yang lain mendukung 0,019% dari berat
kering. Karotenoid (zat warna jingga) dalam daun teh menetukan aroma teh,
karena oksidasinya menghasilkan substansi mudah menguap yang terdiri atas
aldehid dan keton tidak jenuh; asam organik dalam proses metabolisme
terutama respirasi, asam organik berperan penting sebagai pengatur proses
oksidasi dan reduksi; substansi resin bau atau aroma teh tergantung pada
minyak esensial dan resin. Kandungan resin besarnya 3% dari berat kering;
vitamin-vitamin diantaranya vitamin P, C, K, A, B1, B2, asam nikotinat dan
asam pantotenat; substansi mineral ini bertanggung jawab atas perubahan
koloid dan langsung berperan pada metabolisme sel. Kandungan mineral
dalam daun teh kira-kira 4-5% berat kering. Unsur fosfor yang mengatur pH
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

selama oksidasi, magnesium yang merupakan komponen dari klorofil, serta


tembaga (Cu) yang merupakan gugusan prostetis dari polifenol oksidasi.
Substansi aromatis yang digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu fraksi
karboksilat, fraksi fenolat, fraksi karbonil, fraksi netral bebas karbonil. Aroma
berasal dari oksidasi karotenoid yang menghasilkan senyawa mudah menguap
(aldehid dan keton tidak jenuh). Enzim-enzim yang dikandung dalam daun teh
diantaranya adalah invertase, amilase, β gluchosidase, oximetilase, protease,
dan peroxidase. (Tim Asosiasi penelitian Indonesia, 1994)

D. Manfaat Teh
Mungkin hampir semua orang telah tau, bahwa teh hijau bukanlah teh
biasa. Teh hijau telah terkenal memiliki ribuan manfaat bagi kesehatan tubuh
kita seperti dapat melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari penyebab
kanker kulit, dapat Menstabilkan tekanan darah kita. tekanan darah yang sehat
adalah berada di angka 120/80. Kandungan teh yang membantu
menyetabilkan tekanan darah adalah polyphenol. Polyphenol dapat menjaga
pembuluh darah agar tidak mengecil dan peningkatan tekanan. Teh hijau dapat
menjaga daya ingat dan ternyata bisa menjaga penurunan fungsi otak. Teh
hijau ini mengandung antioksidan tinggi yang dapat melawan radikal bebas
yang menyerang otak, yang menyebabkan penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Teh hijau dapat membuat terlihat muda. Semakin sehat arteri, semakin terlihat
muda dan sehat yang dikonsumsi setiap hari, bisa mengabsorbsi arteri dari
kelebihan lemak dan kolesterol. Teh hijau dapat mengurangi berat badan.
Dengan meminum teh hijau bisa membantu tubuh kita dalam proses
pembakaran kalori. (Anonimj, 2009)
Dalam ekstra teh (kering atau konsentrat) yang dihasilkan melalui
proses tersebut, akan dihasilkan ekstra dengan kandungan komponen bioaktif
katekin yang tinggi (katekin bersifat polar, sehingga larut dalam air). Produk
ekstra teh kasar ini dapat langsung dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
(pangan, kosmetik, dan lain-lain) atau diproses lebih lanjut untuk
mendapatkan senyawa bioaktif murni. ( Arif Hartoyo, 2003).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Tempat Pelaksanaan Magang
Tempat pelaksanaan magang atau praktek kerja lapangan
dilaksanakan di PT. Rumpun Sari Medini, Desa Medini, Kecamatan
Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
2. Waktu Pelaksanaan Magang
Waktu pelaksanaan magang di PT. Rumpun Sari Medini telah
dilaksanakan terhitung mulai tanggal 5 April 2010 sampai 5 Mei 2010.

B. Metode Pelaksanaan
1. Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara
langsung pada proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini yang
meliputi aktivitas dan kinerja karyawan dari pengadaan bahan baku, proses
produksi, sanitasi pengolahan limbah sampai produk teh dapat dipasarkan
sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aspek-aspek
yang dikaji.
2. Wawancara
Melakukan serangkaian wawancara langsung dengan semua pihak
yang terlibat langsung dalam proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun
Sari Medini.
3. Terjun Langsung
Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang
berlangsung di lokasi baik di pabrik maupun di kebun.
4. Studi Pustaka
Melakukan studi pustaka sebagai pembanding dan data pelengkap
serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah.

12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan


1. Sejarah dan Status Perusahaan
Dahulu perkebunan teh Medini merupakan kebun kina dan kopi
milik N.V. Cultur My Medini yang dimiliki oleh Firman Francis Perk &
Co. Ltd di Jakarta yang berkebangsaan Inggris, firman merupakaan
perseroan dagang yang masing-masing anggotanya turut bertanggung
jawab. Kurang menguntungkannya perkebunan kopi dan kina maka
diganti dengan tanaman teh yang pelaksanaannya jatuh pada tanggal 17
April 1958. Pada waktu jepang berkuasa kebun medini menjadi tidak
terawat. Tanaman kina habis ditebang dan batang-batangnya digunakan
Jepang dalam pembuatan bangunan gua sebagai pertahanan.
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu kebun teh Medini dirintis
kembali oleh pemiliknya yang sesuai dengan perjanjian renville. Pada
waktu perang kemerdekaan Republik Indonesia yang kedua, tentara
Belanda melakukan agresinya masuk ke wilayah Republik Indonesia dan
kebun Medina tidak luput dari pergolakan yang menggakibatkan pabrik
teh dan kina serta perumahan administratif dihancurkan. Dengan adanya
persetujuan konferensi Meja Bundar di Belanda maka semua wilayah
Republik Indonesia dikembalikan kepada republik Indonesia. Dan
perkebunan Medini dikembalikan kepada pemiliknya semula. Kerusakan
akibat perang fisik mulai diperbaiki yaitu dengan membangun kembali
pabrik teh dan perumahan administratif, sedangkan pabrik kina tidak
dibangun lagi.
Kebun teh Medini pada tahun 1951 dijual oleh pemiliknya kepada
N V. Kencanawati & Co Ltd dengan alamat Jalan Beringin No. 23 A
Semarang yang merupakan gabungan saham dari Aci, Arif dan Tarn Jasen.
Sejak saat itu hanya tanaman teh saja yang diusahakan, sedangkan hak

13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

guna usahanya telah diperpanjang oleh keputusan Menteri Agraria No. 160
KA sampai tanggal 17 April 1983.
Meletusnya G 30 S/PKI pada tahun 1965 membuat kebun teh
Medini menjadi rusak. Sehingga oleh pemiliknya diserahkan ke
Departemen Perkebunan Jakarta yang pelaksanaannya diserahkan kepada
Inspektorat Perkebunan Propinsi Jawa Tengah karena pemimpinnya dan
sebagaian besar karyawannya langsung atau tidak langsung terlibat G 30 S
/ PKI.
PT. Rumpun yang terbentuk pada tahun 1967 dengan Akte Notaries
No. 9/97 maka semua kebun di wilayah Dati I Jawa Tengah telah di ambil
alih oleh Kodam 4 Diponegoro yang pengelolaannya di serahkan kepada
PT. Rumpun, termasuk kebun teh medini. PT. Rumpun mengajukan hak
guna usahanya dalam mengelola kebun teh Medini kepada Dirjen Agraria
pada tahun 1968. Tahun 1973 surat keputusan hak guna usaha keluar
dengan nomor 10/HGU/DA/1973 yang berarti kebun teh Medini
sepenuhnya dikelola oleh PT. Rumpun dengan luas 450,070 Ha nomor SK
10/HGU/DA 1973 tanggal 31 Desember 1973.
PT. Rumpun pada tanggal 2 Maret 1973 membentuk dua PT yaitu
PT. Rumpun teh dan PT. Rumpun Aneka Tanaman (ANTAN). Kebun-
kebun PT. Rumpun teh meliputi kebun teh Medini di kabupaten Kendal,
kebun teh Kemuning di Surakarta dan kebun kopi Kaligantung di
Tamaggung, sedangkan PT. Rumpun ANTAN meliputi kebun kluwak di
Pati, kebun Larui Rejodadi, kebun Samudra Bumi Ayu dan kebun Darma
Kradenan Majenang.
Berdasarkan surat keputusan direksi PT. Rumpun Teh SK No:
Dirkop 04/3/MA/1984 tertanggal 17 Maret 1984 kebun teh Medini
menerima penggabungan dengan kebun Kaligantung yang mempunyai
area 148.101 ha. Pada tahun 1989 dengan surat keputusan Dir. Kep.
29/teh/12/1989 dengan tertanggal 20 Desember 1989 luas area kebun teh
Medini menjadi kebun teh Medini terhitung mulai tanggal 1 Januari 1989.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

PT. Rumpun Sari Medini yang merupakan anak perusahaannya


bekerja sama dengan PT. Astra Agroniaga yang merupakaan anak
perusahaan PT. Astra Internasional. Kerja sama tersebut dapat teralisasi
pada bulan Febuari 1990, maka dengan akte notaris Ny. Liliana
Tedjosaputra SH secara asset milik PT. Rumpun dan pengolahan
dilakukan oleh PT. Astra Agroniaga.
Kepemilikan PT. Rumpun Sari Medini pada tanggal 1 Mei 2004
yang semula di bawah managemen PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jakarta,
sekarang dipegang oleh PT. Sumber Abadi Tirta Santosa yang beralamat
di Jl. Boulevard Raya Wisma Gading Jakarta utara.
2. Tujuan Pendirian Pabrik
Tujuan dari pendirian pabrik PT. Rumpun Sari Medini ini
tercantum dalam visi dan misi perusahaan, yaitu :
a. Visi
Menjadi perusahaan perkebunan medium scale yang efisien,
dengan production cost yang rendah, yield optimal, dan ramah
lingkungan.
b. Misi
1) Memberikan kontribusi yang optimal kepada stake holders
2) Membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar kebun
3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional
4) Menjaga kelestarian lingkungan dengan menjalankan operasional
kebun yang ramah lingkungan
3. Lokasi dan Areal Perkebunan
a. Lokasi Perusahaan
PT. Rumpun Sari Medini mempunyai kantor pusat di Jl.
Pemuda 145 Semarang, kantor perwakilannya dua Jl. Ir. H. Juanda 22
Jakarta 10120, dan kebun di kotak pos No. 2 Boja, Kendal, Jawa
Tengah. Pabrik pengolahan daun teh menjadi teh hijau berada di lokasi
perkebunan Boja, Kendal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Perkebunan teh Medini terletak sebelah barat daya dan berjarak


sekitar 40 km dari Semarang serta 11 km dari Boja, Kendal. Adapun
tepatnya perkebunan teh PT. Rumpun Sari Medini terletak di desa
Ngresep Balong, kecamatan Limbangan, kabupaten Kendal, propinsi
Jawa Tengah. Sedang perkebunan ini dibatasi oleh:
Utara : Desa Ngresep Balong - Gonoharjo
Selatan : Lereng Gunung Ungaran
Timur : Kecamatan Limbangan
Barat : Lereng gunung Nglimut FTP. XVII kebun gabungan.
Pada dasarnya penentuan lokasi perusahaan harus
memperhatikan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi tata letak
yang baik. Adapun pertimbangan PT. Rumpun Sari Medini mengambil
lokasi di daerah ini:
1) Iklim
Iklim ini menduduki peringkat pertama dalam pemilihan
lokasi perusahaan karena pengaruh yang sangat besar. Iklim di
Indonesia adalah tropik dengan dua musimnya yaitu kemarau dan
penghujan, kedua musim itu sangat besar pengaruhnya pada hasil
pertahuan. Alasan diambilnya pertimbangan tersebut karena
tanaman teh dapat tumbuh dengan baik dengan curah hujan yang
ada dan juga penyinaran yang cukup untuk fotosintensis tanaman.
2) Sumber Bahan Mentah
Tersedaianya bahan mentah secara berkesinmbungan dan
mantap merupakan persyaratan untuk pemilihan daerah karena
bahan mentah yang berada dekat lokasi perusahaan dapat
mengoptimalkan efisiensi biaya.
Bahan mentah yang diperlukan oleh PT. Rumpun Sari
Medini diperoleh dengan sangat mudah karena mempunyai kebun
teh sendiri dengan luas total 349,15 ha.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

3) Keberadaan Pasar
Pasar merupakan tempat bertransaksi konsumen dan
produsen, ini erat hubungannya dengan transportasi hasil produksi.
Lokasi pasar yang keberadaannya dekat dengan pabrik dapat
mengefisien biaya transportasi. Untuk pembangunan lokasi
perusahaan diusahakan untuk dekat dengan sumber bahan mentah
dan pasar. Sebagai contoh pangsa pasar perusahaan yang berada
dekat dengan lokasi PT. Rumpun Sari Medini yaitu kota Semarang
dan Solo.
4) Pajak dan Peraturan Pemerintah
Berbagai macam pajak yang harus dibayar oleh pabrik, baik
berupa pajak daerah maupun pajak tingkat pusat. Tiap daerah
mempunyai peraturan perpajakan yang berbeda-beda, pemilihan
lokasi ini diutamakan pada daerah yang mempunyai pajak rendah.
5) Keadaan Tanah
Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Medini berada di daerah
pegunungan dengan ketinggian 700 – 1600 m dpi, sehingga daerah
ini cocok untuk ditanami teh.
6) Ketersediaan Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja merupakan faktor penting bagi
perusahaan, karena berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan
dipengaruhi oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat diambil dari
daerah sekitar perusahaan, baik sebagai karyawan, buruh harian
maupun borongan.
7) Ketersediaan Fasilitas dan Pengangkutan
Sarana transportasi dan pengangkutan juga merupakan
faktor yang penting dan menunjang kelancaran usaha suatu
perusahaan. Dengan dekatnya lokasi pabrik dengan kebun dan
jalan raya maka akan lebih memudahkan kegiatan transportasi,
sehingga dapat menghemat biaya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

b. Areal Perkebunan
Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini memiliki luas areal total
598.23 ha yang terdiri atas tiga afdeling yaitu afdeling A seluas 248.70
ha dengan luas areal efektif 114.17 ha, afdeling B seluas 201.37 ha
dengan luas areal efektif 170.54 ha dan afdeling C seluas 148.16 ha
dengan luas areal efektif 23.00 ha. Penggunaan tata guna lahan
perkebunan PT. Rumpun Sari Medini secara rinci tercantum pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini
Afdeling A Afdeling B Afdeling C
Uraian Total
(ha) (ha) (ha)
Teh (TM) 115.17 170.54 23.00 307.71
Jalan 7.62 7.52 3.52 18.66
Jurang 16.60 0.06 13.04 29.70
Sungai 0.71 3.15 3.06 6.92
Emplacement 7.80 1.34 3.98 13.12
Areal okupasi 63.37 - - 63.37
Areal Cadangan 36.82 18.10 - 54.92
Areal Belum Diefektifkan - - 62.08 45.82
Budidaya Tanaman Lain - - 39.48 55.74
Areal Sisipan 1.61 0.66 - 2.27
Total 248.70 201.37 148.16 598.23
Sumber: Arsip kantor PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui luas areal efektif yang
merupakan areal tanaman teh yang sudah menghasilkan (TM) dan
areal non efektif yang merupakan areal yang tidak dapat ditanami
tanaman teh, yang perinciannya seperti tabel 4.1 diatas. Untuk luas
areal efektif dan non efektif seperti tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Areal Efektif dan Non Efektif PT. Rumpun Sari Medini.
Areal Efektif Areal Non Efektif Total
Afdeling
(ha) (ha) (ha)
A 114.17 134.53 248.70
B 170.54 30.83 201.37
C 23.00 125.16 148.16
Total 307.71 290.52 598.23
Sumber: Arsip kantor PT. Rumpun Sari Medini (2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

4. Tata Letak
Tata letak merupakan suatu pengaturan semua fasilitas pabrik yang
bertujuan agar penggunaan ruang rasional dan ekonomis. Urutan proses
dan jumlah mesin yang digunakan perlu diperhatikan dalam menentukan
tata letak peralatan atau mesin di dalam pabrik.
a. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari
Medini ini ditempatkan dalam satu ruangan besar berukuran 33 m x 24
m. Mesin dan peralatan ini terdiri dari dua unit rotary panner, dua unit
Jackson, dua unit ECP belong, lima unit repeat dryer, dan lima Ball
Tea. Pengaturan penempatan alat diurutkan sesuai proses sehingga
kerja yang dilakukan bisa efesien.
b. Pabrik dan Bangunan
Pabrik pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari Medini
lokasinya terletak diantara perkebunan teh Medini. Ini memudahkan
pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik, sehingga untuk menuju
pabrik tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan pucuk teh
tidak layu. Pabrik pengolahan didirikan jauh dari perkampungan
penduduk sehingga segala kegiatan pengolahan tidak menimbulkan
gangguan. Untuk bangunan lain seperti kantor didirikan agak jauh dari
pabrik, sedangkan gudang diletakkan tepat di depan pabrik.

B. Manajemen Perusahaan
1. Struktur dan Sistem Organisasi
Kebijaksanaan dan pengaturan sepenuhnya PT. Rumpun Sari
Medini barada pada direksi yang berkedudukan di Jalan Kepoh G.2.
Semarang, Jawa Tengah, sedangkan untuk menjalankan tugas dan program
dari direksi diserahkan kepada bagian organisasi Kebun Medini.
Struktur organisasi pelaksanaan PT. Rumpun Sari Medini
berbentuk garis lini, sistem lini ini berjalan dua arah artinya atasan dapat
memberi perintah kepada bawahan, pihak bawahan mendegalasikan atau
memberi perintah sebagian wewenang kebawahannya lagi dan seterusnya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

tetapi bawahan juga dapat memberi usulan keatasannya lagi sampai ke


posisi tertinggi diperusahaan yaitu manajer. Jadi dalam organisasi lini ini
atasan tidak dapat memberi perintah langsung tanpa melalui tahapan-
tahapan dibawahnya dan itu berlaku juga untuk bawahan. Sebagai contoh
kepala proyek harus melalui kepala kebun dan kepala afdeling jika ingin
memberikan usulan ke kepala proyek. Keuntungan organisasi lini antara
lain :
a. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pemimpin dipegang
oleh satu orang.
b. Garis komando berjalan sangat tegas, tidak mungkin terjadi
kesimpang siuran, karena pimpinan langsung berhubungan dengan
karyawan.
c. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat karena orang
yang diajak konsultasi masih sedikit.
d. Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi karena mereka
saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Tetapi organisasi lini juga memiliki kelemahan, yaitu :
a. Seluruh organisasi terlalu tergantung pada satu orang, sehingga kalau
seorang lini tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugasnya maka
seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter sangat
besar, karena dia sendiri sajalah yang membuat rencana dan
melaksanakan pengawasannya.
c. Kesempatan karyawan untuk dapat mengembangkan ketrampilan serta
pengetahuan sangat terbatas.
2. Pembagian Tugas dan Wewenang
Adapun pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap
jabatan dari struktur organisasi PT. Rumpun Sari Medini:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

a. Manager
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan dalam
bidang tanaman, proses produksi dan administrasi, penguasaan
materi atau personil serta penangan wilayah perkebunan termasuk
harta dan kekayaan perusahaan.
2) Melaksanakan perencanaan dan kebijakan direksi.
3) Mengumpulkan dan mengajukan usulan maupun pendapat untuk
bahan perbaikan.
4) Memberi laporan kepada direksi tentang kegiatan bulanan dan
tahunan maupun data keseluruhan tentang perkebunan.
5) Memperhatikan kesejahteraan karyawan.
b. Kepala tanaman
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mengelola dan mengkoordinasi pekerjaan yang ada dibawah
pengawasannya baik menyangkut teknik maupun administratif
sesuai dengan kebijakan administrator.
2) Melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang telah
disetujui.
3) Melaksanakan koordinasi dengan karyawan lain dalam segala hal
yang berhubungan dengan perusahaan.
4) Membuat laporan bulanan dan tahunan hasil produksi kebun
kepada administratur.
5) Membuat laporan pertanggung jawaban pengelolaan kebun.
c. Kepala pabrik
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan pengelolaan dan
produksi teh.
2) Bertanggung jawab atas infrastruktur dan bangunan pabrik.
3) Menjalankan administrasi produk pengolahan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

d. Kepala administrasi
Mempunyai tugas dan tangung jawab sebagai berikut:
1) Mengadakan sentralisasi administrasi pelaksanaan pengelolaan
kebun.
2) Mewakili pimpinan jika ditunjuk ketika pimpinan berhalangan.
3) Mengadakan hubungan kerja dengan karyawan sesuai dengan
fungsinya serta memelihara hubungan demi kelancaran tugas
operasional.
4) Mengontrol tugas seksi administrasi.
5) Mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah yang telah
disetujui oleh kepala pabrik dan kebun/tanaman.
e. Asisten afdeling
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan pemetikan
di kebun pada afdeling yang dikuasai.
2) Bertanggung jawab atas pengelolaan tanaman dan pemetikan di
kebun pada afdeling yang dikuasai.
f. Mandor 1 afdeling
Tugas dan tanggung jawab mandor 1 afdeling adalah
mengawasi kegiatan di kebun mulai dari pemetikan dan pemanenan.
g. Krani timbang
Tugas dan tanggung jawab krani timbang adalah mencatat hasil
timbangan setelah dilakukan pemetikan baik yang dilakukan di kebun
maupun di pabrik.
h. Mandor rawat
Tugas dan tanggung jawab mandor rawat adalah
mengawasi bagian perawatan kebun mulai dari pembibitan,
pemupukan, penyemprotan dan pemangkasan.
i. Mandor panen
Tugas dan tanggung jawab mandor panen adalah mengawasi
pemetik selama pemanenan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

j. Keamanan
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Menjaga keamanan perusahaan.
2) Membuat laporan tentang situasi keamanan perusahaan.
3) Membuat arsip dan mengkoordinasi buku tamu apabila ada tamu
ataupun karyawan yang keluar masuk area perusahaan.
k. Krani P/U
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugas dalam hal peraturan cuti dan pengeluaran
barang.
2) Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib kantor dan
menyelenggarakan rapat pertemuan.
3) Menyelenggarakan urusan umum, surat-menyurat dan tugas
kesekretariatan kebun.
4) Menertibkan dan mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatan, agama dan olah raga.
5) Membuat rencana, mengkoordinir dan mengawasi tugas keamanan,
pembinaan wilayah dan dibantu oleh petugas harian tersendiri.
6) Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
l. Krani gudang
Tugas dan tanggung jawab krani gudang adalah mencatat dan
memberikan laporan mengenai data di gudang secara keseluruhan
kepada administratur.
m. Krani keuangan
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan untuk keperluan
pembiayaan produksi dan gaji.
2) Membuat neraca laba rugi pada tiap bulan dan akhir tahun.
3) Membuat laporan kas mingguan, bukti penerimaan dan
pengeluaran kas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

n. Mandor 1 teknik
Tugas dan tanggung jawab mandor 1 teknik adalah mengawasi
kondisi mesin dan peralatan yang ada serta bertanggung jawab
atas perbaikkannya.
o. Mandor 1 pabrik
Tugas dan tanggung jawab mandor 1 pabrik adalah mengawasi
kegiatan di pabrik baik proses maupun sortasi.
p. Mandor proses
Tugas dan tanggung jawab mandor proses adalah mengawasi
atas segala pelaksanaan pengolahan pucuk hingga menjadi produk teh
hijau.
q. Mandor sortasi
Tugas dan tanggung jawab mandor sortasi adalah mengawasi
proses sortasi produk kering teh hijau menurut jenis kualitasnya.

C. Bahan Baku
Pucuk teh segar merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
mengolah teh hijau. Bahan dasar tersebut diperoleh PT. Rumpun Sari Medini
dan kebun teh Medini yang terletak di sekitar pabrik. Varietas tanaman teh
yang diusahakan di kebun Medini ini meliputi TRI 2024, TRI 2025, CHIN
143 dan Gambung 45. Adapun spesifikasinya sebagai berikut:
1. TRI (Tea Research Institut) 2024, 2025 yang bercirikan :
a. Klon yang daya produksinya besar.
b. Dapat tumbuh baik hampir disemua tempat.
c. Mempunyai kualitas petikan teh dari medium sampai halus.
d. Mudah distek.
e. Tahan terhadap penyakit cacar.
2. CHIN 143 yang bercirikan :
a. Klon yang mempunyai daya produksi sedang sampai besar.
b. Dapat tumbuh baik dibeberapa tempat.
c. Mempunyai kualitas petikan teh dari medium sampai halus.
d. Ketahanan terhadap penyakit cacar daun teh sedang sampai tahan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

3. GAMBUNG 45 yang termasuk varietas assamica dengan ciri:


a. Daya produksinya lebih besar dari CHIN dan TRI.
b. Tahan terhadap penyakit.
c. Kualitas daun baik dan hasilnya banyak.
Kualitas bahan baku sangat penting karena dapat mempengaruhi
kualitas mutu dari teh hijau yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemilihan pucuk daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh hijau baik
dari segi kuantitas maupun segi kualitas daun teh tersebut.
Proses pengolahan teh hijau dimulai dari daun yang masih segar
sampai menjadi teh kering, terdiri atas macam-macam tingkatan pekerjaan.
Tiap-tiap tingkatan pekerjaan itu ikut menentukan tentang kualitas dari hasil
terakhir yaitu teh kering. Sebenarnya kualitas dari teh kering itu, terutama
ditentukan oleh kandungan senyawa polifenol dari daun itu sendiri, yaitu sifat-
sifat dan kandungan zat-zat tertentu dalam daun yang masih segar.
Keadaan daun segar pada waktu diterimanya di pabrik akan ikut
menentukan apakah pengolahan nanti dapat berlangsung baik atau tidak.
Keadaan daun pada waktu diterimanya di pabrik harus masih segar betul dan
tidak ada yang rusak atau putus-putus. Mengangkutnya dari kebun ke pabrik
harus berhati-hati betul, memasukkan ke dalam keranjang-keranjang,
pengumpulan daun juga tidak boleh dipadatkan, sebab daunnya dapat patah atau
rusak yang dapat menimbulkan proses pemeraman. Oleh karena itu kualitas
bahan baku (daun teh) sangat menentukan kualitas teh kering sehingga perlu
adanya pemilihan daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh hijau.
Adapun hal-hal yang mempengaruhi mutu dari bahan baku teh adalah:
1. Perawatan Tanaman Teh
Perawatan tanaman teh yang dilaksanakan di PT. Rumpun Sari
Medini meliputi:
a. Pengendalian Gulma
Adalah menekan kerugian yang ditimbulkan akibat gulma
hingga serendah mungkin untuk memperoleh laju pertumbuhan
tanaman teh yang baik dan produksi pucuk yang maksimal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

b. Pemberantasan Lalang
Adalah kegiatan pemberantasan setiap lalang yang tumbuh di
areal tanaman dan disekitarnya termasuk jalan, parit, dan sebagainya.
c. Pemangkasan
Adalah kegiatan untuk mengurangi cabang atau ranting
daripada pohon teh yang bertujuan untuk mencapai produktivitas
tinggi dan keseragaman tanaman sehingga memberikan kemudahan
dalam perawatan tanaman dan panen.
d. Penyisipan
Adalah mengganti tanaman yang mati di lapangan segera
setelah diketahui yang mana penyisipan ini maksimal 10% dari
populasi tanaman yang ada.
e. Centring dan Decentring
Adalah pembentukan bidang petik yang dilakukan pada saat
tanaman teh masih TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) agar
diperoleh bidang petik yang luas dan dapat menghasilkan sebanyak-
banyaknya pucuk teh dalam waktu secepatnya.
f. Soil Conservation
Adalah usaha untuk melindungi atau mempertahankan lapisan
dan kesuburan tanah serta mengatur dan mengurangi hilangnya sumber
daya air akibat faktor alam (hujan, angin dan panas)
2. Pemupukan
a. Pengenalan Pupuk
Pemupukan adalah penyediaan hara yang sangat mudah di
serap oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman, khusus untuk tanaman teh maka pertumbuhan vegetatif lebih
diutamakan.
b. Tujuan Dari Pemupukan
1) Pelaksanaan pemupukan yang tepat dosis dan waktu
diharapkan produktivitas tinggi dapat dicapai.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

2) Selain itu biaya pemupukan yang tinggi diharapkan dapat kembali


dalam jumlah produksi yang besar.
c. Jenis dan Ciri Pupuk
Spesifikasi pupuk yang digunakan di PT. Rumpun Sari Medini
adalah sebagai berikut ini:
Tabel 4.3 Jenis dan Ciri Pupuk yang Digunakan di PT. Rumpun Sari
Medini
Unsur yang
No Jenis Ciri-ciri
Dikandung
1. Urea Nitrogen - Warna putih
- Bentuk butiran
- Higroskopis (menyerap air)
- Larut dalam air
2. ZA Nitrogen (N) dan - Warna putih
Belerang (S) - Bentuk butiran
3. Rock Phospor (P) - Warna putih kecoklatan
Phosphate - Bentuk tepung halus
- Tidak larut dalam air
4. TSP Phosphor (P) - Warna abu-abu
- Bentuk butiran kasar
- Larut dalam air
5. Moriate OF Kalium (K) - Warna putih/merah
- Bentuk abu kasar
- Tidak larut dalam air
6. Abu Janjang Kalium (K) - Warna keabu-abuan
(Bunc Ash) - Bentuk abu kasar
- Tidak larut dalam air
7. Kieserite Magnesium (Mg) - Warna putih
dan Belerang (S) - Bentuk butiran halus
8. Pupuk NPK N,P,K - Warna merah /putih /orange
12-12-17 dan /kuning
15-15-16-4 - Bentuk butiran Kasar
9. Dolomete Magnesium (Mg) - Warna putih
- Bentuk tepung
- Tidak larut dalam air
10. HGF Bor Art Boron (B) - Warna putih
- Bentuk butir halus
- Larut dalam air
Sumber : Buku Brefeat Tanaman dan Perawatan PT. Rumpun Sari
Medini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

3. Hama dan Penyakit Tanaman Teh


a. Hama
Hama adalah pengganggu pada tanaman teh yang disebabkan
oleh serangga dan atau mamalia yang dapat menurunkan hasil dan
secara ekonomis merugikan manusia. Hama yang umum menyerang
teh dari kelompok serangga penggerek batang dan cabang, serangga
penggerak dan pengisap daun dan serangga penggerek buah. Dan dari
kelompok mamalia terdiri dari tikus, hewan ternak dan sebagainya.
Jenis, hama penyerang :
1) Helopeptis sp.
Beberapa spesies Helopeltis yang berbahaya antara lain
helpeltis antonii, Helopeltis theivora. Hama ini menyerang daun
muda dan daun muda yang mengakibatkan daun-daun melengkung,
tumbuh kecil dan warna kehitaman.
2) Ulat Jengkal (Hiprosida talaca)
Pada umumnya yang menyerang tanaman teh adalah
Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra dan Biston suppressaria.
Ulat ini menetas dengan bantuan angin atau merayap menuju perdu
teh sebagai tempat tinggal baru. Ulat jenis ini menyerang daun
muda, pucuk dan daun tua yang mengakibatkan tanda berlubang-
lubang pada daun, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada
pohon.
3) Ulat Penggulung Daun
Beberapa jenis yang dikenal sebagai ulat penggulung daun
adalah Homona coffearia, Enamornia leucostoma, Caloptilia
theivora. Ulat ini mempunyai daur hidup periode telur 6-11 hari,
periode ulat 5-6 minggu, periode pupa 7-10 hari. Ulat ini
menyerang menggunakan benang-benang sutra yang dapat
menyebabkan perdu teh tidak berdaun sama sekali.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

4) Ulat Penggulung Pucuk


Salah satu jenis ulat penggulung pucuk adalah ulat api yang
sering ditemui pada perkebunan teh adalah jenis Darna trima, daur
hidup ulat ini pada ketinggian 1450 m dpi adalah periode telur 8-10
hari, periode ulat 30 hari dan periode kepompong 19 hari. Hama ini
menyerang pada pucuk daun teh yang akan menyebabkan pucuk
daun teh akan menggulung dan akan memperlambat pertumbuhan.
b. Penyakit Tanaman Teh
Adalah faktor pengganggu tanaman teh yang disebabkan oleh
jamur, bakteri atau virus yang secara ekonomis dapat menurunkan
hasil. Penyakit yang sering dijumpai pada tanamam teh adalah
penyakit cacar teh, busuk daun, mati ujung bidang petik dan lain-lain.
1) Penyakit Cacar Teh
Adalah penyakit pada tanaman teh yang disebabkan oleh
jamur Exobasidium vexans Massat. Penyakit ini disebabkan oleh
spora yang diterbangkan oleh angin, terbawa serangga atau
manusia. Pada umumnya mengakibatkan terjadinya infeksi pada
peko.
2) Penyakit Busuk Daun
Adalah penyakit tanaman teh yang disebabkan oleh jamur
Cylindrocladium scoparium Glomerella cingulata. Biasa
menyerang stek teh yang baru tumbuh di persemaian dan
berdampak pembusukan pada daun dan kematian pada stek.
3) Penyakit Akar
Ada banyak jenis penyakit akar pada tanaman teh, antara
lain sebagai berikut:
4) Penyakit Akar Merah
Adalah jenis penyakit pada tanaman teh yang paling
berbahaya, terutama pada perkebunan pada ketinggian sedang dan
rendah. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ganoderma
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

pseudoferum yang mengakibatkan menguningnya daun dan rontok


dan bisa mengakibatkan kematian.
5) Penyakit Merah Bata
Adalah penyakit pada tanaman teh yang disebabkan oleh
jamur Phoria hypolateritia, yang dampak penyerangannya terjadi
penguningan daun, kerontokan dan dapat mengakibatkan kematian.
6) Penyakit Akar Hitam
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rosseliania arcuata
dan Rosseliania burodes. Menyebabkan menguningnya pada daun
dan dapat menyebabkan kematian.
4. Pemilihan Teh yang Potensial sebagai Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan berbagai macam jenis teh adalah
pucuk teh segar yang penyediannya secara kontinyu untuk memenuhi
kebutuhan produksi atau pengolahan sesuai dengan kapasitas pabrik. Yang
membedakan jenis-jenis teh adalah pada proses pengolahannya, sehingga
menentukan hasil akhir produk teh itu sendiri, yaitu teh hitam, teh hijau,
maupun teh oolong. Di PT. Rumpun Sari Medini pucuk daun teh akan
diolah menjadi teh hijau. Daun teh tersebut didapatkan dari panen kebun
teh yang dimiliki oleh PT. Rumpun Sari Medini yang dipetik setiap hari
mulai pagi hingga siang.
Dalam kenyataannya pucuk daun teh yang diterima di pabrik
terdiri dari bermacam-macam petikan dari peko+ 1 daun muda, peko+ 2
daun muda, peko+ 3 daun muda, peko+ 4 daun, 2 daun peko (biasa disebut
Pucuk Burung) dan Daun Teh kasar berwarna hijau tua. Di PT. Rumpun
Sari Medini standar yang dipakai adalah bahan baku harus mengandung
pucuk halus dan medium sebanyak 60%nya dari keseluruhan bahan baku
pucuk yang diolah. (Brevet Dasar-1 Pabrik, 1998)
Potensi produksi pucuk teh tergantung pada kecepatan
pertumbuhan tunas baru, sedangkan kecepatan pertumbuhan tunas baru
dipengaruhi oleh daun-daun yang tertinggal pada perdu yang biasa disebut
sebagai daun pemeliharaan. Panen merupakan kegiatan inti pada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

perkebunan teh, oleh karena itu panen harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya agar pucuk teh yang dipanen dapat memenuhi target yang
diinginkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Perangkat-perangkat pendukung dan aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan panen, yaitu:
a. Jenis pemetikan, yaitu pemetikan yang dilakukan selama masa satu
daur pangkas, yang dapat dibedakan menjadi pemetikan jendangan,
pemetikan produksi, dan pemetikan gendesan.
b. Jenis dan rumus petik, yaitu petikan imperial, petikan emas, petikan
halus, petikan medium, petikan kasar, petikan kasar sekali, dan petikan
lempar.
c. Daur petik, yaitu jangka waktu antara satu pemetikan ke pemetikan
berikutnya, yang dinyatakan dalam hitungan hari.
d. Kebutuhan tenaga pemetik, yaitu rata-rata jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memetik pucuk teh yang dihitung per satuan luas
(Ha) per tahun.
e. Hanca petik, yaitu luas areal petikan yang harus dipetik setiap harinya.
f. Analisa petikan, yaitu uraian tentang hasil pucuk dari suatu blok pada
suatu hari yang menunjukkan perbandingan antara pucuk yang
memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat untuk jenis pengolahan
tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).
g. Alat dan sarana pemetikan, yaitu peralatan yang digunakan oleh
pemetik dalam melaksanakan pekerjaan petik. Peralatan berupa waring
(fishing net), gunting pemotong, etem (pisau), keranjang gendong
(junak), ani-ani, dan perlengkapan pribadi (sarung tangan, caping,
sepatu bots).
h. Sarana transportasi, yaitu kendaraan berupa truk untuk mengangkut
pucuk dari kebun dibawa ke pabrik pengolahan pucuk.
Pelaksanaan panen berkaitan dengan pemeliharaan daun teh yang
potensial sebagai bahan baku teh hijau. Untuk beberapa hal yang harus
diketahui berkaitan dengan pelaksanaan panen, antara lain yaitu:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

a. Jenis Pemetikan
Jenis Daun teh yang digunakan sebagai bahan dasar teh hijau
adalah bagian pucuk daun, akan tetapi dalam hal ini pucuk daun yang
dipetik menurut rumus petikan yang telah baku. Pemetikan adalah
pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya
yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk kering.
Pemetikan daun teh bertujuan untuk memungut hasil tanaman teh yang
sesuai dengan tujuan pengolahan dan juga berfungsi sebagai usaha
untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi
secara berkesinambungan.
Untuk mendapatkan kualitas pucuk daun teh dengan kualitas
tinggi secara kontinyu, perlu diperhatikan jenis pemetikan. Jenis
pemetikan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan petikan berdasarkan daun yang dipetik dan yang ditinggalkan
setelah dilakukan pemetikan.
1) Pemetikan Jendangan
Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan
pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan ini
bertujuan untuk membentuk bidang petik yang rata dengan cabang-
cabang yang tumbuh melebar dengan tunas yang banyak sehingga
tanaman mempunyai potensi produksi yang tinggi.
Pemetikan jendangan di Perkebunan Rumpun Sari Medini
dilaksanakan dengan menggunakan mal (ukuran) yaitu apabila
sebagian areal telah menunjukkan pertumbuhan tunas melebihi 15-
20 cm dari luka pangkas (melebihi 15-20 cm dari 60 cm). Waktu
pelaksanaan pemetikan jendangan umumnya 2-3 bulan setelah
pemangkasan dengan 6-10 kali daur petik dimana satu daur petik =
12-15 hari. Pemetikan hanya dilakukan pada tunas yang tumbuh ke
atas (pancer), sementara tunas yang tumbuh ke samping (slewer)
dibiarkan karena slewer ini berfungsi menutupi tanah dari sinar
matahari yang dapat menyebabkan tumbuhnya benalu atau rumput
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

yang dapat mengganggu pertumbuhan teh. Untuk membentuk


bidang petik yang rata pada ketinggian yang sama digunakan alat
bantu salip. Alat yang digunakan untuk pemetikan jendangan adalah
jidar salib, waring dan pisau. Ukuran jidar salib yang digunakan
adalah tinggi 80 cm dan lebar 100 cm yang bertujuan untuk menjaga
kerataan tinggi perdu. Pemetikan jendangan di Perkebunan Rumpun
Sari Medini melibatkan tenaga kerja seperti pada pemetikan
produksi.
2) Pemetikan Produksi
Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan
setelah lepas pemetikan jendangan sampai menjelang pemetikan
gendesan dengan memperhatikan kesehatan tanaman. Pemetikan
produksi merupakan pemetikan pucuk teh yang bertujuan untuk
memanfaatkan potensi tanaman secara maksimal baik kuantitas
maupun kualitasnya.
Pemetikan produksi yang dilakukan Kebun Medini adalah
petik sedang (medium plucking) dengan rumus p+2 (peko dengan
dua daun), p+3 (peko dengan 3 daun), b+1m (burung dengan satu
daun muda) dan b+2m (burung dengan dua daun muda). Pemetikan
di Kebun Medini dilakukan dengan dua system manual dan
menggunakan etem (pisau). Petikan dengan cara manual dilakukan
dengan cara ibu jari dan telunjuk tanpa menggunakan sarung
tangan tujuannya adalah agar pemetik juga dapat mengetahui mana
pucuk yang layak dipetik dan mana pucuk yang tidak layak untuk
dipetik. Pemetikan dengan cara dirampas tidak dibenarkan, petik
sedang merupakan pemetikan yang tidak menyisakan daun diatas
kepel pada bagian tengah perdu (k+0), tetapi pada bagian pinggir
ditinggalkan satu daun diatas kepel (k+1). Petikan produksi
dilakukan 2-2.5 bulan setelah jendang yang ditandai dengan
tumbuhnya tunas tersier dan bentuk perdu yang rata.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

Pucuk yang dipanen adalah semua pucuk peko yang telah


siap dipetik dan pucuk burung yang berada di atas bidang petik
(cakar ayam). Pucuk yang baru muncul jika diperkirakan pada gilir
berikutnya sudah terlalu tua harus dipetik, hal tersebut
dimaksudkan agar peko yang dihasilkan lebih banyak. Pemetikan
produksi di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilakukan secara
manual oleh tenaga kerja manusia dengan alat ani-ani untuk
memotong pucuk daun teh dan salip untuk mengukur bidang petik
supaya rata. Para pekerja atau pemetik selain menggunakan ani-ani
dan salip, juga menggunakan perlengkapan lain saat memetik yaitu
sepatu bots, keranjang untuk menampung pucuk daun teh hasil
pemetikan, waring untuk tempat pucuk daun teh hasil pemetikan
setelah keranjangnya penuh, pakaian yang dibalut dengan plastik
dengan tujuan supaya pakaian yang digunakan tidak basah atau
bisa juga untuk pengganti waring jika waring telah penuh dengan
pucuk daun teh, dan caping.
3) Pemetikan Gendesan
Pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan
menjelang tanaman dipangkas, yaitu memetik semua pucuk yang
memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan pucuk yang
ditinggalkan pada perdu teh. Pemetikan gendesan di Perkebunan
Rumpun Sari Medini dilakasanakan secara manual dan melibatkan
tenaga kerja seperti pada pemetikan produksi.
b. Jenis Petikan atau Rumus Petik
Jenis petikan yang dipakai di Perkebunan Rumpun Sari Medini
yaitu petikan sedang atau petikan medium, yaitu pucuk daun teh
dengan rumus petik p+2 atau p+3m atau b+1. P+2 maksudnya daun
yang dipetik adalah kuncup peko dengan 2 helai daun biasa, sedang
daun yang ditinggalkan daun kepel dan 1 helai daun biasa di atasnya.
p+3 muda, daun yang dipetik adalah kuncup peko dengan 3 daun biasa
namun dengan syarat daun ketiga tersebut masih muda, sedang daun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

yang ditinggalkan daun kepel dan 1 helai daun biasa di atasnya.


Sedangkan yang dimaksud b+1 yaitu daun yang dipetik adalah kuncup
burung dengan 1 helai daun biasa, dan yang ditinggalkan daun kepel
serta 1 helai daun biasa di atasnya.
Jenis petikan medium atau sedang ini digunakan karena pucuk
yang diambil mempunyai kualitas yang masih bagus sebagai bahan baku
teh yaitu kuncup daun dan daun yang masih muda, selain itu
dikarenakan faktor ekonomi yaitu jumlah pucuk teh yang dihasilkan
menjadi lebih banyak. Apabila hanya kuncup peko saja yang diambil
maka hasil pemetikan daun teh kuantitasnya atau jumlahnya sedikit
sehingga akan memakan biaya yang tinggi. Pucuk daun teh muda
digunakan karena mempunyai kualitas yang lebih bagus dari daun tua,
baik dari segi warna, aroma, dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi
biokimiawinya, pucuk daun teh (peko) lebih banyak mengandung
senyawa-senyawa terutama katekin yang lebih banyak daripada daun di
bawahnya.
Jenis dan rumus petikan yang umum dipakai PT. Rumpun Sari
Medini adalah:
1) Petikan Halus
Rumus petiknya : p+2m/k+l, p+2/k+l, b+lm/k+1. Rumus
p+2m/k+l artinya satu ranting peko dipetik pucuknya, terdiri dari
kuncup peko dan dua helai daun dengan satu daun termuda masih
menggulung dan meninggalkan kepel dengan satu helai daun tua di
ranting (k+1). Rumus p+2/k+l artinya satu ranting peko dipetik
pucuknya, yang terdiri atas kuncup peko dipetik pucuknya, terdiri
dari kuncup burung dan satu helai daun muda. Rumus b+lmk+1
artinya pucuk yang dipetik ujungnya terdiri dari kuncup burung
dan satu helai daun di atasnya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

Gambar 4.1 Petikan Halus


2) Petikan Medium
Rumus petiknya p+l/k+1 dan p+3m/k+l artinya satu ranting
peko dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko dan satu helai daun
tua. Rumus p+3m/k+l artinya satu ranting peko dipetik pucuknya
terdiri dari kuncup peko dan tiga helai daun dengan satu helai daun
termuda masing-masing menggulung.

Gambar 4.2 Petikan Medium


3) Petikan Kasar
Rumus petiknya p+3/k+1 dan p+4m/k+l. Rum us p+3/k+l
artinya satu ranting dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko
dengan tiga helai daun. Rumus p+4m/k+l artinya satu ranting
dipetik pucuknya terdiri dari kuncup peko dan empat helai daun
dengan satu daun termuda masih menggulung.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

Gambar 4.3 Petikan Kasar


Keterangan rumus : petikan halus (p+2m/k+l, p+2/k+l dan
b+lm/k+1), petikan medium (p+l/k+1 dan p+3m/k+l) dan petikan
kasar (p+3/k+l dan p+4m/k+l) adalah sebagai berikut:
p = peko
m = daun muda
k = kepel
b = kuncup burung
c. Daur Petik
Daur petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan
pemetikan berikutnya pada blok kebun yang sama, dihitung dalam
hari. Panjang pendeknya gilir petik tergantung pada pertumbuhan
pucuk, jenis, dan cara pemetikan yang dilaksanakan. Kecepatan
pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1) Umur pangkasan
Semakin tua umur pangkasan, maka semakin lambat
pertumbuhan dan daur petik semakin panjang
2) Elevasi
Semakin tinggi letak kebun dari permukaan laut, maka
semakin lambat pertumbuhan sehingga daur petik menjadi lebih
lama atau panjang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

3) Iklim
Pada musim kemarau pertumbuhan tunas semakin
lambat sehingga daur petik menjadi lebih lama dibandingkan pada
musim hujan
4) Kesehatan tanaman
Semakin sehat tanaman maka pertumbuhan pucuk
semakin cepat sehingga daur petik menjadi lebih pendek bila
dibandingkan dengan tanaman yang tidak sehat
5) Kesuburan tanah
Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah, maka semakin
cepat pertumbuhan pucuk, sehingga pada tanah yang subur daur
petik menjadi lebih pendek bila dibandingkan dengan tanah yang
kurang subur. Perkebunan Rumpun Sari Medini menetapkan daur
petik 10-12 hari pada musim hujan dan 12-15 hari pada musim
kemarau.
d. Pelaksanaan Pemetikan
Pelaksanaan pemetikan di Perkebunan Rumpun Sari Medini
dilakukan berdasarkan banyaknya pucuk, jika pucuk yang akan dipetik
atau pucuk yang siap petik banyak maka pemetikan dilakukan 2 kali
dalam sehari namun jika pucuk yang akan dipetik sedikit maka
pemetikan dilaksanakan satu kali dalam sehari. Pemetikan pertama
dilakukan pada pukul 06.30 WIB dan berakhir pada pukul 09.30 WIB
untuk dilakukan penimbangan I dan pemetikan kedua dimulai pada
pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 13.30 WIB untuk dilakukan
penimbangan II. Pemetikan di Perkebunan Rumpun Sari Medini
dilakukan dua cara yaitu dengan cara manual dan menggunakan alat.
Untuk perkebunan medini menggunakan alat etem dan gunting.
Penggunaan etem merupakan trik mandor karena tidak semua pemetik
terampil menggunakannya . Keutamaan menggunakan etem yaitu
untuk menghindari pemetikan dari penyerambutan sehingga tidak
terjadi kangker batang, ranting dan menghindari karusakan daun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

penyangga dan pucuk yang dipanen. Pemetikan yang menggunakan


gunting berfungsi untuk pemerataan bidang petik akan tetapi produksi
yang dihasilkan kasar, sehingga penggunaan gunting di Kebun
Rumpun Sari Medini tidak diperbolehkan penggunaannya. Pemetikan
pucuk produksi yang menggunakan alat dapat dilihat pada Gambar 4.4

(A) (B) (C)


Gambar 4.4 (A) Pemetikan dengan Cara Manual (B) Pemetikan
dengan Menggunakan Alat Gunting (C) Pemetikan
dengan Menggunakan Alat Pisau

Perlengkapan pemetik adalah jidar, waring yang terbuat dari


jala dengan kapasitas 20-35 kg dan celemek plastik. Para mandor
menerapkan prinsip 3M dalam pemetikan yaitu mana yang dipetik,
mana yang ditinggal dan mana yang dipelihara. Jumlah pucuk dalam
genggaman dianjurkan tidak terlalu banyak untuk menghindari
kerusakan pucuk. . Pucuk yang telah dipetik tidak boleh terlalu lama
dan terlalu banyak dipegang dalam kepalan tetapi harus segera
dimasukkan ke dalam junak, yaitu keranjang bambu yang digendong
oleh pemetik agar tidak rusak dan tidak terjadi fermentasi. Pemetik
kadang-kadang menganggap remeh aturan-aturan yang ditetapkan
karena mereka berorientasi untuk mendapatkan hasil yang setinggi -
tingginya tanpa menghiraukan aturan-aturan yang berlaku sehingga
sering terjadi kesalahan. Kesalahan tersebut antara lain pucuk burung
tidak bersih dipetik sehingga gilir petik berikutnya pucuk tersebut
sudah tua, pucuk tanggung ikut terpetik, cara memetik yang dijambret
dan jidar yang dibawa tidak digunakan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

e. Perawatan, Penyimpanan dan Penimbangan Pucuk


Pucuk daun teh yang telah dipetik, dimasukkan dalam junak.
Setelah junak penuh kemudian pucuk daun teh tersebut diletakkan ke
dalam waring maksimal 25 kg dan sebaiknya tidak boleh melebihi
batas karena dikhawatirkan akan terjadi pemadatan yang menyebabkan
pucuk teh rusak dan terjadi fermentasi. Setelah itu waring diletakkan
pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung yang
menyebabkan pucuk akan menjadi coklat, pucuk yang demikian akan
menghasilkan teh hijau berkualitas rendah.
Penimbangan pucuk daun teh dilakukan dua kali yaitu
penimbangan di kebun dan akan diulang di pabrik. Penimbangan
pucuk di kebun dilakukan pada pukul 10.00 WIB jika pemetikan hanya
sekali dalam sehari namun jika pemetikan dilakukan dua kali dalam
sehari maka penimbangan pucuk di kebun dilakukan pada pukul 09.30
WIB dan pukul 14.00 WIB.
Penimbangan di kebun menggunakan timbangan gantung 50
kg. Penimbangan di kebun ini dilakukan oleh seorang juru timbang
dan juru angkut. Hasil penimbangan dicatat oleh juru timbang dan
mandor panen. Timbangan gantung tersebut dipikul oleh dua orang
pemetik, yang nantinya hasil penimbangan pucuk daun teh yang telah
dipetik oleh pemetik tersebut ditambahkan 3 kilogram sebagai upah
pikul timbangan.
Untuk penimbangan ulangan di pabrik menggunakan
timbangan beras/timbangan duduk 50 kg. Penimbangan di pabrik ini
dilakukan oleh juru timbang dan juru angkut yang diketahui oleh
mandor pengolahan. Gambar Timbangan Gantung dapat dilihat pada
Gambar 4.5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

Gambar 4.5. Penimbangan Pucuk di Lapangan


Pengangkutan pucuk dari tempat pemetikan ke pabrik
pengolahan merupakan kegiatan yang memegang peranan penting
untuk menjaga kesegaran pucuk teh. Kualitas teh kering hasil olahan
pabrik sangat dipengaruhi oleh jumlah daun basah dan mutu hasil
petikan di kebun. Oleh karena itu mutu pucuk harus dipertahankan
sejak dipetik dari kebun, selama proses penyimpanan dalam waring
dan dalam pengangkutan hingga sampai di pabrik. Pengaturan daun teh
dalam truk atau mobil juga harus diperhatikan untuk menjaga daun teh
agar tetap utuh, karena kerusakan fisik seperti terlipat, sobek dan
melangas akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
(susunan) kimia zat penentu kualitas dalam pucuk teh sebelum
waktunya.
Di PT. Rumpun Sari Medini, pucuk diangkut dengan
menggunakan 3 unit angkutan pucuk yaitu 2 truk dan 1 mobil pick up.
Karena terbatasnya mobil pengangkut pucuk, kapasitas muatan sering
melebihi dari kapasitas kendaraan dan pengaturan penempatan waring
yang berisi pucuk daun teh pun tidak teratur bahkan diinjak-injak.
Pengangkutan yang melebihi batas tersebut sering menyebabkan pucuk
ditumpuk terlalu padat, sehinga secara tidak langsung akan
menyebabkan kerusakan dari daun teh tersebut Selain itu mobil
angkutan pucuk belum dilengkapi dengan penutup bak yang dapat
melindungi kondisi pucuk dari sinar matahari dan panas sehingga
dapat memicu terjadinya fermentasi pada daun teh tersebut dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

mengurangi kualitasnya sebagai bahan dasar dalam pembuatan teh


hijau ataupun kemungkinan bila terlalu rusak daun teh tersebut tidak
akan diolah menjadi teh hijau (dibuang).
f. Gilir Petik
Gilir petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan
pemetikan berikutnya, dihitung dalam satu hari. Lama gilir petik
ditentukan oleh kecepatan pertumbuhan pucuk yang dipengaruhi oleh
umur pangkas, iklim, elevasi dan kesehatan tanaman. Gilir petik di
Kebun Medini 9-12 hari karena berada pada dataran tinggi.
g. System Upah
Pemetikan di Kebun Medini menggunakan system borongan
dengan system hanca giring. System ini dipilih karena memudahkan
mandor untuk mengawasi jika terjadi kesalahan dalam teknik
pemetikan. Setiap pemetik mendapatkan upah sesuai dengan pucuk
yang telah dipetiknya selama periode 2 minggu dengan harga untuk 1
kg pucuk adalah Rp 350,-/kg.
h. Analisa Pucuk
Untuk memproduksi pucuk dalam jumlah besar tanpa
mengganggu pertumbuhan tanaman perlu adanya sistem penilaian
yang dapat menggambarkan keadaan pucuk di lapangan dan sistem
pengupahan sesuai dengan kondisi tanaman. Analisa pucuk merupakan
suatu usaha pihak perkebunan untuk melihat kondisi pucuk tanaman
dan menentukan kualitas teh yang akan dihasilkan melalui hasil
pemetikan yang terjadi setiap hari. Dalam analisa pucuk dilakukan
pemisahan pucuk yang didasarkan pada bagian muda dan tua yang
dinyatakan dalam persen, serta berdasarkan pada kerusakan pucuk
dalam persen. Tujuan dari analisa pucuk ini antara lain yaitu menilai
kondisi pucuk yang akan diolah, dasar menentukan harga pucuk, dan
memperkirakan persentase mutu teh yang akan dihasilkan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

Prosedur analisa pucuk yaitu :


1) Pucuk daun teh pada tiap mandor diambil sebanyak satu keranjang
plastik (keranjang sampah ukuran kecil) secara acak.
2) Pucuk dipisahkan satu persatu dibagi menjadi beberapa criteria
yaitu peko (p+1, p+2, p+3, p+4, dan p+5), burung muda (BM+1,
BM+2, BM+3, BM+4), burung tua (BT+1, BT+2, BT+3, BT+4),
pucuk rusak (terlipat dan robek), pucuk tua (lembaran daun yang
tua), dan muda (lembaran daun yang masih muda).
3) Untuk bagian muda dinamakan petikan halus sedangkan untuk
yang tua termasuk dalam petikan kasar
4) Pisahkan antara petikan halus, petikan kasar dan petikan yang telah
rusak.
5) Petikan halus, petikan kasar dan petikan rusak masing-masing
ditimbang dan dinyatakan dalam persen (%)
Dari hasil analisa pucuk tersebut diketahui persentase mutu teh
hijau yang akan dihasilkan. Apabila persentase pucuk halus yang
terdiri dari pucuk peko, daun muda, dan daun burung muda lebih
banyak maka teh kering (teh hijau) yang dihasilkan lebih banyak
berupa Peko (Grade I). Untuk pucuk kasar, akan dihasilkan teh kering
(teh hijau) berupa Jikeng (Grade II) dan untuk pucuk rusak akan
dihasilkan teh hijau (teh kering) berupa bubuk Masing-masing kriteria
tersebut ditimbang dan dihitung persentasenya. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat diketahui analisa halus, kasar dan persentase rusak.
Persentase analisa halus dilakukan dengan mencampur kriteri
lembaran daun muda, burung muda, peko dan pucuk muda yang
dipotong dari burung tua yang telah ditimbang. Kemudian dilakukan
dengan perbandingan dengan total bobot yang dianalisis. Pucuk yang
digolongkan memenuhi syarat jika memenuhi analisa pucuk minimal
30 % dan tidak memenuhi syarat maksimal 5 %. .
Dari persentase analisa pucuk di PT. Rumpun Sari Medini
menunjukkan bahwa hasil dari petikan di PT. Rumpun Sari Medini
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

lebih banyak berupa pucuk kasar. Hal ini dikarenakan kurangnya


perhatian dalam penanganan bahan baku (pucuk daun teh) setelah
pemetikan hingga proses pengolahan. Oleh karena itu perlu adanya
pencerahan dalam pemetikan dan penanganan bahan baku (pucuk daun
teh). Misalnya pemetikan harus benar-benar menggunakan rumus petik
yang telah ditentukan di PT. Rumpun Sari Medini yaitu petikan
medium, dan harus berhati-hati dalam melakukan penanganan terhadap
pucuk daun teh yang telah dipetik supaya tidak terjadi fermentasi.
Pucuk daun teh yang telah dipetik jangan sampai terkena sinar
matahari langsung dan tidak boleh ditumpuk terlalu banyak bahkan
diinjak-injak.
i. Kontinyuitas Bahan Baku
Kontinyuitas bahan baku sangat penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Apabila bahan baku tidak tersedia dan tidak
berkelanjutan, maka kelancaran proses produksi akan terhambat. Oleh
karena itu diperlukan suatu usaha penyediaan bahan baku
berkelanjutan. Bahan baku PT. Rumpun Sari Medini yang berupa
pucuk daun teh diambil dari kebun sendiri yang letaknya tidak jauh
dari lokasi pabrik.
Kontinyuitas bahan baku berhubungan dengan kuantitas bahan
baku itu sendiri. Selain harus kontinyu, kuantitas dari bahan baku itu
sendiri juga perlu ditingkatkan. Usaha-usaha yang dilakukan PT.
Rumpun Sari Medini dalam menjaga kontinyuitas, kuantitas, serta
kualitas pucuk teh yaitu dengan :
1) Melakukan Regenerasi Tanaman
Adanya regenerasi tanaman merupakan suatu cara
perkebunan untuk mendapatkan pucuk teh secara terus-menerus
(rotasi pemetikan dan tanam). Jarak tanam belum menghasilkan
(TBM) yang satu dengan yang lain adalah 4 tahun, begitu pula
untuk tanaman menghasilkan (TM).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

2) Mengatur Hanca Petikan


Hanca petikan adalah luas areal petikan yang harus dipetik
dalam satu hari. Hanca petik pada kebun teh Medini seluas 22-24
ha/hari. Hanca petikan diatur oleh mandor petik atas
sepengetahuan kepala afdelingnya. Tiap mandor diberi kekuasaan
atas luas kebun tertentu, kemudian dari luasan tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga setiap harinya ada areal yang dipetik.
Adapun rumus hanca petikan dapat dilihat sebagai berikut:

Luas areal kebun yang dipetik



( Daur petikan yang ditentukan  1) hari

3) Melakukan Pemeliharaan Kebun


Pemeliharaan kebun teh yang dilakukan adalah dengan
melakukan pemupukan hama dan penyakit, pemangkasan,
penyiangan. Diharapkan dengan pemeliharaan kebun hasil
produksi dapat meningkat.
4) Mengatur Kebutuhan Tenaga Pemetik
Tenaga pemetik terkadang tidak tentu jumlahnya, hal ini
dikarenakan mereka merupakan pekerja borongan. Sehingga pada
saat-saat tertentu jumlahnya tidak mencukupi untuk melakukan
pemetikan padahal tanaman teh yang akan dipetik jumlahnya
banyak. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kauntitas
petikan pucuk daun teh.
5. Pengendalian Mutu Bahan Baku
Untuk memperoleh produk akhir dengan kualitas yang baik serta
memenuhi syarat-syarat yang menjadi standar, diperlukan beberapa
perlakuan dalam pengendalian mutu secara bertahap. Pengendalian mutu
bahan baku yang dimaksud adalah usaha pengawasan yang dilakukan
terhadap bahan baku (pucuk daun teh) agar didapat produk kering (teh)
yang bermutu baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Pengendalian mutu bahan baku yang dilakukan PT. Rumpun Sari


Medini adalah pengendalian terhadap pucuk daun selama pucuk daun itu
belum diproses. Pucuk daun teh dan kondisi pemetikan yang baik
merupakan persyaratan untuk menghasilkan teh yang berkualitas tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu bahan
baku adalah:
a. Pemetikan
Lahan yang telah tiba gilir petiknya harus segera dipetik dan
jangan ditunda-tunda atau diajukan gilir petiknya, karena akan
berpengaruh pada pucuk yang dihasilkan.
b. Rumus Pemetikan
Diusahakan rumus petikan yang dianjurkan kepada pemetik
adalah petikan halus atau medium (p+2 atau p+3m atau b+1), karena
semakin muda pucuk yang diolah maka kualitas hasil juga semakin
baik.
c. Penampung pucuk (waring)
Pengisian pucuk daun teh ke dalam waring jangan terlalu
penuh karena dapat menyebabkan pucuk menjadi panas dan rusak.
Berat pucuk maksimal 25 kg/waring,
d. Transportasi
Dalam pengangkutan, tumpukan pucuk harus disesuaikan
dengan kapasitas mobil pengangkut dan pucuk harus mendapatkan
aerasi yang cukup. Benturan mekanis selama pengangkutan
diusahakan sekecil mungkin.
e. Penghamparan
Setelah sampai di pabrik, pucuk ditimbang dan selanjutnya
dihamparkan dengan ketebalan 40 cm dan diusahakan jangan sampai
terinjak-injak kaki karyawan. Setiap 2 jam sekali pucuk daun teh
tersebut harus dibalik (diwiwir) untuk menjamin adanya sirkulasi
udara.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

D. Proses Pengolahan
Dalam proses pembuatan teh hijau tidak diinginkan terjadinya
fermentasi pada pucuk daun teh, karena akan berpengaruh pada hasil akhir
olahan baik dari segi rasa maupun warna teh hijau. Adanya proses fermentasi
menyebabkan warna teh hijau menjadi coklat atau coklat kehitaman,
sedangkan warna tersebut justru dihindari dalam teh hijau.
Proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini terdiri dari
tahapan-tahapan, yaitu penghamparan, pelayuan, penggulungan, pengeringan
awal, pengeringan akhir, sortasi, pengemasan dan yang terakhir adalah
penyimpanan. Jika pucuk daun teh yang hendak dilayukan melebihi kapasitas
mesin pelayuan maka pucuk daun teh tersebut perlu dilakukan perawatan agar
tidak rusak dan terjadi fermentasi. Perawatan tersebut dilakukan dengan cara
pucuk daun teh tersebut dibeberkan atau dihamparkan di lantai dengan
ketebalan 40 cm dan dibolak-balik (diwiwir) setiap 2 jam sekali.
Proses produksi yang dilakukan di PT. Rumpun Sari Medini adalah
kontinyu dan tidak ada perubahan tahapan proses yang dilakukan. Diagram
alir Proses Pengolahan Teh hijau dapat dilihat pada gambar 4.6 pada halaman
48.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Hijau Pucuk Daun Teh

Pucuk Daun Teh

Penghamparan T = 25° C, t = 2 jam

Pelayuan T = 90° - 120° C, t = 4 - 6 menit

Penggulungan 15 - 17 menit

Pengeringan Awal T = 90° - 120° C, t = 25 menit

Pengeringan Akhir T = 80° C, t = (rotary dryer = 1,5 jam, ball tea = 12 jam)

Sortasi

Pengemasan /Pengepakan

Penyimpanan /Penggudangan

Teh Hijau

Gambar 4.6. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh


Sumber: Bagian Pengolahan PT. RSM (2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

1. Pemetikan Pucuk Teh


Pemetikan upaya memungut atau mengumpulkan pucuk yang ada
pada perdu teh yang sesuai dengan tujuan pengolahan. Maksud dan tujuan
pengolahan teh adalah memungut semua pucuk tertentu agar dapat dicapai
hasilnya yang maksimal serta tanaman tetap berproduksi tinggi dalam
jangka waktu tertentu.
2. Penghamparan
Tujuan penghamparan dalam pengolahan teh hijau adalah untuk
menguapkan kadar air daun teh mejadi 65% sampai 70%. Proses ini
dilakukan dengan cara menghamparkan daun teh dalam ruangan yaitu
dengan diletakkan pada lantai dengan ketinggian maksimal 40cm, dibalik
dan diwiwir setiap 2 jam dengan suhu kurang lebih 26°C, hal ini dilakukan
untuk menghindarkan pucuk teh terjadi longsong. Penghamparan biasa
disebut juga proses pelayuan pendahuluan.
Prinsip penghamparan daun teh adalah penguapan kadar air daun
teh mula-mula 74-84% diturunkan menjadi 65-70% dengan membiarkan
daun teh dengan mengalami proses metabolisme yang akan menghasilkan
uap air dengan bantuan suhu dan aliran udara didalam ruangan, sehingga
setiap kali harus dilakukan pembalikan agar uap air daun hilang dan siap
untuk dilakukan pelayuan atau proses selanjutnya. Hal ini dapat
menjadikan daun teh tidak rusak terkena panas karena mengalami
penyesuaian dengan cara penghamparan. Penghamparan daun teh dapat
dilihat pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 Rawat Pucuk atau Penghamparan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

3. Pelayuan
Pelayuan pada pengolahan teh hijau adalah untuk menginaktifkan
enzim polifenol oxidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk
hingga menjadi lentur dan mudah tergulung. Mesin yang digunakan adalah
rotary paner. Pada proses pelayuan ini mula-mula pucuk daun dimasukkan
dalam hong yang berputar. Putaran hong sebanyak 19 rpm dengan waktu
pelayuan 4-6 menit. Pemanasan pelayuan berlangsung melalui dinding
hong dan udara yang panas, sehingga pelayuan dapat merata pada semua
pucuk, kemudian pucuk layu keluar.
Suhu optimal pada proses pelayuan di PT. Rumpun Sari Medini
adalah 90°C-120°C, selama kurang lebih 5 menit. Pengaruh hasil pelayuan
terhadap proses pelayuan adalah bila terlalu lama layu maka akan
mempersulit penggulungan dan penggilingan.
Pada proses pelayuan akan terjadi perubahan fisik dan kimia pada
pucuk teh. Perubahan fisik dapat dilihat pada warna daun dan perubahan
kimia ditandai dengan meningkatnya aktifitas enzim, terurainya protein
menjadi asam amino bebas dan meningkatnya kandungan kafein sehingga
menimbulkan aroma yang harum. Mesin pelayuan yang dipakai Kebun
Medini adalah Rotary Panner (RP) type double cylinder roll yang
berjumlah dua unit dengan kapasitas 600-800 kg berbentuk tabung silinder
yang berputar dipanasi dengan suhu 900C – 1200C yang digerakan oleh
electromotor, 1-6 burner (kompor minyak) yang digunakan nozzle,
conveyor yang dilengkapi dengan alat perata dan blower. Mesin Rotarry
Panner berfungsi untuk melayukan pucuk segar melalui induksi panas
sehingga pucuk lemas dan juga untuk menonaktifkan enzim polifenol
oksidasi sehingga tidak terjadi proses fermentasi. Sebelum pucuk
dimasukan, mesin trsebut dipanasi terlebih dahulu kurang lebih 15 menit
dengan suhu 1000C. pucuk yang akan dilayukan dimasukan dalam
konveyor dengan feed hopper (tempat pengisian) dan diratakan dengan alat
perata yang berputar (leaf spreader) dengan tujuan pucuk tidak
menggumpal. Diatas konveyor blower yang berfungsi untuk membuang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

udara jenuh (uap air). Suhu lebih dari 100 0C tidak dianjurkan karena
merusak klorofil. Pucuk dilayukan kurang lebih 5 menit. Setelah keluar
dari mesin pelayuan, pucuk yang tadinya hijau berubah jadi hijau zaitun
dengan kadar air 65-70%.
Selain itu, hasil pelayuan yang baik juga dapat diketahui jika pucuk
layu tersebut digenggam dan diperas, airnya tidak mengucur tetapi terasa
lengket di tangan dan tidak terdengar bunyi patah jika diperas.
Proses pelayuan di Kebun Medini dilakukan dengan 2 shif kerja
yaitu pukul 11.00-18.00 dan 18.00-02.00 WIB (sampai selesai) dengan
waktu istirahat dilakukan bergantian antar pekerja (diusahakan mesin tidak
ditinggal). Tenaga kerja yang diperlukan untuk proses ini adalah 4 pekerja
(BHL/LPT). Proses dengan digunakan Mesin Rotarry panner dapat dilihat
pada Gambar 4.8

Gambar 4.8 Mesin Rotarry Panner di Perkebunan Rumpun Sari Medini


Inaktivasi enzim terjadi karena unsur penyusun enzim adalah
protein yang ada pada suhu tinggi akan terdenaturasi. Lapisan molekul
yang bersifat hidrofobik akan keluar sedang yang bersifat hidrofil terlipat
kedalam, akhirnya protein akan menggumpal dan mengendap. Proses
pelayuan dikatakan baik apabila pucuk layu berwarna hijau, lentur atau
lemas, timbul bau harum dan kalau diremas tidak ada air yang menempel
di telapak tangan, ada beberapa hal yang perlu diketahui selama proses
pelayuan dalam hong yaitu :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

a. Inaktifnya Enzim Polifenol Oksidase


Suhu yang paling baik di dalam pelayuan berkisar 80°C-
100°C, karena pada suhu ini enzim polifenol oksidase aktivitasnya
terhenti. Pada suhu ini pula enzim akan inaktif selama 2-3 menit.
b. Penguapan Air dan Pelemasan Daun
Hilangnya sebagian air yang terdapat di dalam pucuk akan
mengakibatkan lemasnya daun. Pengujian lemasnya daun selama
pelayuan biasanya daun diremas apabila pucuk patah-patah berarti
pelayuan belum baik, tetapi bila pucuk terasa lekat maka pucuk layu
sudah dianggap baik. Berkurangnya kadar air ini akan menyebabkan
pemekatan cairan sel, sehingga daun mudah tergulung dengan baik
pada tahap penggulungan.
c. Kemasakan Daun
Pelayuan teh hijau dapat menghasilkan hasil layuan yang
masak dan harum. Tingkat kemasakan biasanya diketahui dengan daun
tersebut, daun yang masak bila digenggam sifatnya lekat.
Untuk mengetahui hasil pelayuan yang diperoleh dapat
diketahui dengan tanda-tanda antara lain : warna daun kekuning-
kuningan, keluar aroma khas teh, apabila diremas pucuk tidak pecah.
Pelayuan ini dipengaruhi oleh suhu yang digunakan, apabila suhu yang
digunakan dibawah 90°C maka daun yang dihasilkan kurang lemas,
akibatnya daun akan mudah pecah dan dapat terjadi fermentasi.
Sedangkan apabila suhu di atas 100°C akan terjadi case hardening.
Kapasitas alat pelayuan ini rata-rata sebesar 600 kg/jam.
d. Perubahan Klorofil
Selama pelayuan pucuk yang berwarna hijau karena
mengandung klorofil akan berubah warnanya menjadi hijau zaitun
karena adanya pemanasan. Pemanasan yang berlebihan, dalam hal ini
melebihi 100°C akan menyebabkan perubahan warna hijau pada daun
teh menjadi coklat karena klorofil kehilangan unsur Mg dan berubah
feofitin yang berwarna hitam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

e. Pelayuan Pada Teh Hijau


Pelayuan pada teh hijau diharapkan dapat menghasilkan hasil
layuan yang masak dan harum. Diperkirakan dalam pemanasan ini
terjadi penjendalan pectin, sehingga daun yang sudah tergulung tidak
akan terurai lagi.
4. Penggulungan
PT. Rumpun Sari Medini menggunakan mesin penggulung 36” tipe
Jackson Roller double action yaitu meja dan silinder berputar berlawanan
arah. Pucuk hasil pelayuan yang telah dibeber dimasukkan dalam silinder
Jackson Roller dengan kapasitas 150 kg. Pemutaran diproses penggilingan
dibagi dalam tiga tahap yaitu penggilingan pertama dilakukan 10 menit
tanpa penekanan, penggilingan kedua dilakukan 3 menit dengan penutup,
press, dan penggilingan. Ketiga dilakukan 2 menit tanpa penutup dan
tanpa penekanan. Lama penggilingan kurang lebih 25 menit tergantung
kualitas bahan baku, semakin halus pucuk yang diolah maka penggilingan
semakin singkat. Jackson Roller juga dilengkapi alat press untuk
membentuk gulungan dengan kenampakan yang baik. Bentuk gulungan
dipengaruhi kualitas bahan baku pucuk, derajat layu, bentuk meja dan
tekanan dari tutup silinder tersebut.
Setelah pucuk digiling, didapat sel-sel daun yang telah pecah dan
bercampur dengan oksigen sehingga sangat besar kemungkinan terjadinya
fermentasi sehingga perlu sesegera mungkin dimasukkan dalam mesin
pengeringan awal. Proses penggilingan dengan menggunakan Jackson
Roller dapat dilihat pada Gambar 4.9 pada halaman 50.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Gambar 4.9 Mesin Jackson Roller di Perkebunan Rumpun Sari Medini.


Dalam proses penggulungan mesin yang digunakan adalah jackson
yang berkerja secara roller single action atau roller double action. Lama
proses penggulungan dilakukan sekitar 15-30 menit dengan kecepatan 45
rpm, makin kasar pucuk maka waktu yang diperlukan semakin lama.
Pucuk layu yang sudah tergulung harus segera dikeringkan dalam mesin
pengering untuk menghindarkan terjadinya reaksi dengan oksigen.
Kriteria daun teh yang diharapkan PT. Rumpun Sari Medini yang
setelah mengalami proses penggulungan antara lain :
a. Daun teh menggulung dengan baik.
b. Bila dijatuhkan atau dilempar gulungan tetap utuh.
c. Warnanya hijau tua agak kekuningan dan basah karena cairan dalam
daun sudah keluar.
d. Setelah dilakukan penggulungan timbul bau khas.
5. Proses Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai tinggal
2-3 % sehingga daya simpan teh keringnya meningkat dan membantu
meningkatkan bentuk menggulung teh. Pengeringan dibagi menjadi dua
macam yaitu pengeringan awal dan pengeringan akhir.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

a. Pengeringan Awal
Pengeringan awal bertujuan untuk mengurangi kadar air
sampai tinggal 30-35 %. Mesin yang digunakan pada pengeringan
awal di Kebun Medini adalah ECP drier (Endless Chain Pressuer)
kapasitas 300-400 kg/jam/unit, kecepatan 18 rpm dengan rantai tidak
terputus berukuran 4-6 feet dan terdiri dari 4-5 stage dimana kecepatan
jalannya diatur dengan gear box yang menggunakan variable speed.
Proses pengeringan dimulai dengan memanaskan ECP drier 15 menit
sebelum pucuk hasil gilingan masuk. Setelah suhu 1000C, pucuk hasil
gilingan dimasukkan dalam bak ECP drier. Stage dipasang rantai yang
tidak terputus, pen membawa tray dan membawa bubuk teh yang akan
dikeringkan, diujung tray pucuk jatuh dan ditampung tray dibawahnya.
Suhu yang digunakan dalam ECP drier adalah 90-1200C dan ditiup
dengan menggunakan blower/fan untuk menghasilkan udara panas
sampai 1450C digunakan dapur api/Heat Exchanger (HE) dimana
digunakan burner dengan BBM solar/minyak tanah. Angin panas yang
masuk ke ruangan ECP drier adalah panas induksi sehingga api tidak
boleh masuk ruang pengering karena asapnya dapat mempengaruhi
hasil pengeringan. Pembagian angin rata di setiap stage sehingga
diperoleh teh dengan derajat kekeringan sama. Mesin ECP drier dapat
dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Mesin ECP drier di Perkebunan Rumpun sari Medini


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan


hasil keringan yang diharapkan pada proses pengeringan awal yaitu :
1) Waktu pengeringan
2) Suhu pengeringan
3) Kondisi alat yang digunakan
4) Kapasitas alat yang digunakan
b. Pengeringan Akhir
Pengeringan akhir adalah merupakan proses pengolahan teh
hijau yang sangat menentukan hasil akhir dan membentuk mutu teh,
karena selain mengeringkan juga menggulung kembali daun pucuk,
mengecilkan dan meratakan penggulungan sampai kadar air pucuk
daun sekitar 2-3% sehingga akan menghasilkan mutu (rasa, aroma, dan
bentuk) yang baik. Dalam pengeringan akhir ini digunakan 2 tipe
mesin yaitu Rotary drier/Repeat Roll dan pengering Ball Tea yang
berbentuk silinder berputar yang digerakkan oleh electrometer dengan
kecepatan putar 15-45 rpm.
Rotary Drier/Repeat Roll merupakan mesin perantara sebelum
teh hasil keringan awal masuk ke ball tea dengan kapasitas 120 kg/unit
dan kecepatan putar 19 rpm. Mesin RD digunakan untuk menghemat
sistem burner pengapian dengan suhu 80-1000C. Pucuk dikeringkan
dalam mesin RD 45 menit. Untuk 20 menit pertama meratakan
pengeringan dengan api dan mesin berputar, sedangkan 25 menit
kedua untuk pemolesan (mesin berputar tanpa pemanasan api). Mesin
Repeat Dryer yang terdapat di Perkebunan Rumpun Sari Medini dapat
dilihat pada Gambar 4.11 pada halaman 57.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

Gambar 4.11 Mesin Repeat Dryer di Perkebunan Rumpun Sari Medini


Ball Tea berfungsi untuk pengeringan akhir yang akan
menyempurnakan mutu dengan membentuk gulungan teh. Kapasitas
Ball Tea 750-900 kg teh kering hasil keringan awal dengan kecepatan
17 rpm. Teh kering dikeringkan dalam Ball Tea dengan suhu 70-1500C
dan waktu 6-12 jam. Pengeringan Ball Tea dilakukan dalam 4 tahap.
Tahap pertama dilakukan selama 90 menit dengan suhu 1750C, tahap
kedua tanpa pemanasan selama 60 menit, tahap ketiga dengan suhu
1500C sampai poles dan tahap empat pengeringan tanpa pemanasan
(poles) selama 90 menit.
Setelah pengeringan di Ball Tea, teh kering dikeluarkan dan
dibeber sampai dingin kemudian dimasukkan karung. Hasil
pengolahan teh kering diambil sampel untuk uji analisa teh kering
yang berfungsi untuk mengetahui seduhan, rasa, aroma, dan ampas
serta untuk mengklasifikasikan kedalam kategori peko, tulang, jikeng
dan bubuk. Teh hasil Ball Tea yang telah dibeber, ditimbang dan
dimasukkan dalam karung plastik untuk disimpan dalam tempat yang
kering dengan alas kayu/papan agar tidak jamuran. Dapat dilihat pada
halaman 58.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Gambar 4.12 Mesin Ball Tea di Perkebunan Rumpun Sari Medini


Alat yang digunakan pada PT. Rumpun Sari Medini dalam
pengeringan akhir ada 2 type, yaitu rotary dryer (repeat dryer) dan
Ball tea yang kedua-duanya berbentuk silinder dan suhu yang
digunakan 80°C. Lama pengeringan dengan menggunakan rotary
dryer antara 1-1,5 jam. Sedang menggunakan ball tea membutuhkan
waktu sekitar 6-12 jam.
6. Sortasi
a. Sortasi Mesin
Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan, dan
membentuk, atau mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan
bentuk ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau. Mesin
sortasi yang digunakan adalah Layer Dry Leaf Sifter, Sunction
Winnower dan Cutter.
1) Layer Dry Leaf Sifter
Pada mesin sortasi Layer Dry Leaf Sifter terdiri dari 2
mesin layer, yaitu:
a) Layer 3/ Extractor
Mesin layer 3 menggunakan ukuran mesh 13mm, 6mm,
8mm, 4mm, dan 10mm.

b) Layer 4
Mesin layer 4 menggunakan ukuran mesh 10mm, 8mm,
6mm, dan 4mm.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

2) Sunction Winnower
Mesin ini digunakan untuk memisahkan mutu teh hijau
berdasarkan berat jenisnya.
3) Cutter
Mesin ini merupakan lanjutan dari mesin layer 4 yang
berfungsi untuk memperkecil ukuran peko yang berukuran besar
dan memanjang.
Sortasi merupakan kegiatan pengelompokan teh jadi kedalam
jenis-jenis mutu dengan bentuk ukuran yang spesifik sesuai dengan
standar teh hijau dan untuk memisahkan, memurnikan dan membentuk
jenis mutu agar teh hijau dapat diterima di pasaran. Sortasi di Kebun
Medini dilakukan dengan 2 cara yaitu sortasi mesin dan sortasi
manual.
Sortasi mesin digunakan untuk pemisahan teh berdasarkan
berat jenisnya dengan penggunaan 4 tahapan mesin yaitu mesin Layer
Dry Leaf Sifter, Extractor, Winower dan Cutter. Land shifter biasa
disebut layer 4 yang berfungsi untuk memisahkan grade, terdiri dari 4
susunan ayakan. Namun, Kebun Medini memodifikasikan menjadi 6
susunan ayakan agar lebih efektif. Susunan ayakan tersebut adalah 10,
8, 6, 4, 3 dan 2 mm. Mesin ini menghasilkan 5 kelas mutu yaitu lokal,
peko super besar (PSB), peko super kecil (PSK), chun mee (CM),
tulang dan dust.
Extractor atau layer 3 digunakan untuk pemisahan tulang dari
layer 4 dengan kapasitas 140 kg/jam. Extractor sering disebut layer 3
dengan struktur ayakan yang timbul berfungsi untuk jalur tulang agar
tidak lolos dari lubang ayakan. Hasil sortasi dari layer 4 masuk dalam
layer 3. Pengklasifikasian hasil dari layer 4 masuk dalam ukuran
ayakan masing-masing. Untuk PSB menggunakan ayakan 13, 10, 8, 6
mm dan dihasilkan kelas mutu tulang, lokal, PSK, PSB. Bahan PSK
dan CM menggunakan ayakan 13, 10, 8, 6, 4 mm dan dihasilkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

tulang, lokal, PSK dan CM. Gambar Layer Dry Leaf Sifter dan Stalk
Separator dapat dilihat pada Gambar 4.13

(A) (B)
Gambar 4.13 (A) Mesin Layer Dry Leaf Sifter dan (B) Mesin Stalk
Separator di Perkebunan Rumpun Sari Medini
Stalk Separator berbentuk stage bersusun 4 yang berfungsi
untuk memisahkan tulang kecil dan akan dihasilkan tulang. Winower
merupakan mesin pemisah teh kering berdasarkan berat jenisnya yang
bekerja dengan 4 kipas yang bersusun. 3 kipas sebagai penghembus
dan kipas 1 penyedot debu. Ketiga kipas tersebut tidak berjalan
bersamaan tetapi bergantian tergantung kebutuhan kelas mutu yang
diinginkan, kelas mutu yang dihasilkan dari mesin winower ini adalah
PSK, PSB, CM, kempring dan dust. Mesin Winower dapat dilihat pada
Gambar 4.14

Gambar 4.14 Mesin Winower di Perkebunan Rumpun sari Medini


Proses sortasi dilakukan dalam 3 shift yaitu shift 1 pukul 06.30-
14.00, shift 2 pukul 14.30-22.00 dan shift 3 pukul 22.00-15.30 dan
membutuhkan 4 pekerja (BHL/PHT). Sortasi manual dilakukan untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

mengecek hasil yang didapat dari sortasi mesin dengan memisahkan


tulang dan jikeng ditandai dengan warna agak kekuningan. Kegiatan
sortasi manual dilakukan secara borongan sebanyak 5 orang dengan
waktu kerja pukul 06.30-14.30 WIB.
b. Sortasi Manual
Merupakan sortasi yang dilakukan setelah teh disortasi mesin,
sortasi manual ini menggunakan tenaga manusia. Sortasi manual dapat
dilihat pada Gambar 4.15

Gambar 4.15 Kegiatan Sortasi Manual di Perkebunan Rumpun Sari


Medini
7. Pengepakan
Pengepakan dilakukan menggunakan karung plastik yang kuat,
agak tembus cahaya dan mempunyai ketahanan terhadap uap air sehingga
cocok untuk pengepakan teh kering yang bersifat higrokopis atau selalu
menyesuaikan diri dengan kelembaban udara disekitarnya. Ukuran dan
kantong plastik yang digunakan sekitar 20-25 kg. Fungsi pengepakan
utama adalah sebagai pelindung untuk produk terutama kerusakan fisik
selama didistribusikan ke konsumen.
Pengepakan bertujuan untuk mencegah teh hijau hasil proses
pengolahan yang telah dipoles dari kerusakan dan memudahkan dalam
penyimpanannya. Bahan yang digunakan untuk pengepakan adalah paper
sack dan karung plastik. Pengepakan teh hijau dilakukan jika teh hijau
mencukupi untuk satu chop. Jumlah pada satu chop pada umumnya 44
karung dengan berat bersih 2000 kg untuk lokal, dan 2200 kg untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

ekspor. Tenaga kerja yang digunakan adalah 3 orang, waktu packing


dimulai pukul 06.30-14.30 WIB.
8. Penggudangan
Teh hijau yang dihasilkan PT. Rumpun Sari Medini merupakan
bahan setengah jadi atau bahan baku yang digunakan untuk pengolahan
teh wangi. Oleh karena itu sebelum didistribusikan ke pihak konsumen
dibutuhkan tempat untuk penyimpanan atau penggudangan.
Tujuan diadakannya penyimpanan adalah untuk melindungi teh
dari kerusakan, mempertahankan kondisi teh agar tetap kering, serta
menjaga kualitas dan kuantitas teh. Agar tujuan ini dapat tercapai maka
diperlukan tempat penyimpanan yang baik.
Syarat-syarat penyimpanan yang baik adalah seperti dinding
terbuat dari tembok, lantai terbuat dari semen, produk diusahakan tidak
kontak langsung dengan lantai, dan dengan ventilasi yang cukup, juga
diusahakan agar tempat penyimpanan selalu dalam keadaan bersih dan
kering (tidak basah dan lembab). Batas maksimal untuk waktu
penyimpanan teh kering yang masih layak dikonsumsi kurang lebih
selama 4-6 bulan. Penggudangan dan penyimpanan teh kering dapat dilihat
pada halaman 59.

Gambar 4.16 Penggudangan dan Penyimpanan Teh Kering di


Perkebunan Rumpun Sari medini
Pemasaran teh hijau yang dihasilkan Kebun Medini dipasarkan
baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kegiatan pelaksanaan pemasaran
teh hijau di Kebun Medini dilakukan dengan memberikan sampel hasil teh
kering kepada calon konsumen sehingga konsumen dapat mengetahui sifat
dan kenampakan teh tersebut. Setelah tercapai kesepakatan antara kedua
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

belah pihak, direksi membuat laporan Delivery Order (DO) dan pihak
kebun akan mengirim bahan sesuai dengan DO tersebut. Untuk tujuan
pasar dalam negeri (lokal), teh hijau Kebun Medini dipasarkan ke PT
Sosro (Tegal), PT Gunung Subur (Solo), PT Kereta Kencana dan PT Tri
Bintang Inter Global (Sukabumi), PT Gunung Manik (Bandung), PT Agro
Pangan Putra Mandiri (Bogor), PT Indotirta Jaya Abadi (Semarang), PT
Sepeda Balap (Pekalongan), sedangkan untuk tujuan ekspor teh hijau
Kebun Medini dipasarkan ke negara Afganistan.

E. Mesin dan Peralatan yang Digunakan


1. Mesin yang Digunakan
Mesin yang digunakan dalam kegaiatan proses dalam
pembuatan teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini antar lain :
a. Rotary Panner
Prinsip kerja mesin ini melayukan daun teh dengan
menggunakan sumber panas dari api kompor yang dipancarkan pada
bagian dinding luar silinder sehingga silinder akan menjadi panas.
Apabila daun teh basah dimasukkan kedalam bong panas yang
berputar, maka daun teh akan menjadi layu.

Gambar 4.17 Rotary Fanner


Sumber : PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Lubang pemasukan
2. Hong
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

3. Pengaduk
4. Kompor
5. Cerobong
6. Lubang pengeluaran
7. Motor penggerak
8. Belt conveyor
 Spesifikasi mesin:
Nama : Rotary panner
Ukuran : 200 cm x 600 cm
Type : Double action (buatan Sukabumi)
Kapasitas : 300-400 kg/jam
Putaran : 19rpm
Suhu panas : 50°C
 Prisip kerja:
1) Elektromotor dihidupkan melalui alat kontrol kemudian
silinder dan kompor dihidupkan juga melalui alat kontrol.
2) Sebelum dimasukkan hoong pelayuan dipanaskan terlebih
dahulu kurang lebih 30 menit untuk meratakan panas,
kemudian pucuk dimasukkan dari arah depan berputar sampai
belakang. Pemasukan pucuk harus berkesinambungan dan terus
menerus karena kalau tidak demikian akan terjadi ruang
hampa, sehingga terjadi kekeringan dan warna daun layu tidak
rata. Pengaturan kecepatan putaran mesin dihubungkan dengan
puly.
3) Gigi hong bersentuhan dengan gigi dan berputar searah jarum
jam.
4) Pucuk yang dimasukkan menjadi layu akibat panas yang
ditimbulkan oleh burner.
Alat ini dilengakapi dengan 3 elektromotor dan 1 kompor yang
meliputi:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

1) Motor 1
Type : FBFC
Daya : 3 HP 2,2 kw
Putaran : 1485 rpm
Kuat arus : 8,5 A
Voltage : 220-380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : Untuk meratakan pucuk yang masuk
2) Motor 2
Tipe : FBFC
Daya : 1HP 0,75 kw
Putaran : 1400 rpm
Kuat arus : 3,3 A/1,9 A
Voltage : 220-380 v
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : Untuk menggetarkan konveyor
3) Motor 3
Tipe : FBFC
Daya : 1 HP 0,75 kw
Putaran : 1400 rpm
Kuat arus : 3,3 A/1,9 A
Voltage : 220-380 v
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : Untuk menggerakkan konveyor
4) Kompor
Kode : 4L 898
Type : LT 30HW
Daya : 150 W
Voltage : 220V
Buatan : Kogya Co. Ltd (Taiwan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Fungsi : Untuk menimbulkan panas dengan sumber energi


solar.
b. Mesin Penggulung
Fungsi mesin ini adalah untuk mememarkan dan menggulung
pucuk hasil pelayuan dan memeras cairan sel agar menempel di
permukaan daun tanpa mengakibatkan kehancuran.

Gambar 4.18 Press Roller


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
a. Tutup pengatur
b. Tutup
c. hopper
d. Landasan (meja)
e. Tempat bahan
f. Tempat bahan keluar
 Spesifikasi Mesin:
Nama : Press roller
Ukuran : 36 dan 26 inchi
Type : Single Action dan Double Action
Buatan : Sukabumi
Kapasitas : 200 kg /jam /unit dan 150 kg /jam /unit
Putaran : 45 rpm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

 Prinsip kerja:
a) Elektrometer dihidupkan melalui alat kontrol.
b) Dengan bantuan ban play yang mennghubungkan dengan pulli
dengan elektromotor dan pully menggerakan Jackson Roller,
maka as Jackson Roler baergerak
c) Gardan memutar as pinton, memutar as penggerak secara
horisontal, sehinga Jackson Roler dapat berputar untuk
menggulunng dan memeras pucuk
d) Daun layu selama penggulungan dipres 2 kali yaitu 2 menit
etelah daun masuk dan 2 menit sebelum dikeluarkan.
Pengaturan poros /ulir penggerak pres naik turun yaitru untuk
meratakan cairan dipermukaan daun.
e) Penggulungan dihentikamn dengan cara mengunci pully
penggerak sehinga ban play pindah ke pully sampingnya yang
tidak bisa menggerakan as penggerak.
f) Daun yang telah tergulung dikeluarkan melalui lubang
pengeluaran.
Alat ini masing-masing trays dilengkapi elektromotor yang
meliputi:
a. Motor (single acktiori)
Type : FBFC
Daya : 7,5 HP 5,5 kw
Putaran : 1440 rpm
Kuat arus : 12,2 A
Voltage : 380/660 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
b. Motor (double action)
Type : FBFC
Daya : 7,5 HP 5,5 kw
Putaran : 1435 rpm
Kuat arus : 11,7/6,8 A
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

Voltage : 380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
c. Mesin Pengering Awal (Endless Chain Pressure Dryer/ECP Belong)
Hasil pucuk layu yang telah digiling dimasukkan ke Belong
melalui trays-trays yang dijalankan bersusun/bertingkat. Pengeringan
ini terjadi penguapan air yang disebabkan karena adanya kontak antara
trays yang panas dengan pucuk dan juga dapat terjadi karena kontak
pucuk dengan udara panas dan dalam belong. Adanya sisir perata
dapat meratakan pucuk dengan ketebalan kurang lebih 4 cm untuk
dimasukkan ke belong sehingga pengeringan dapat merata ke seluruh
permukaan pucuk.

Gambar 4.19 Endless Chain Pressure Dryer


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Pemasukan bahan
2. Sisir perata
3. Trays
4. body
5. Pengatur kecepatan
6. Main Fan
7. Heat exchanger
8. Bunner
9. Cerobong asap
10. Pengeluaran bahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

 Spesifikasi mesin:
Ukuran : 203 cm x 590 cm
Type : memakai trays
Buatan : Sukabumi
Kapasitas : 250-300 kg/jam
Putaran : 18 rpm
Suhu panas : 90-120° C
Alat ini dilengkapi dengan elektromotor dan 1 kompor yang
meliputi:
1) Motor 1
Type : FBFC
Daya : 10 HP 7,5 kw
Putaran : 1440 rpm
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : untuk meratakan bahan yang masuk
2) Motor 2
Type : FBFC
Daya : 1 HP 0,75 kw
Putaran : 1380 rpm
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : sebagai penggerak trays
3) Motor 3
Type : FBFC
Daya : 1 HP 0,75 kw
Putaran : 1400 rpm
Kuat arus : 3,3 /1,9 A
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

4) Kompor
Code : 4 N 30
Type : LT 30 HW
Daya : 150 W
Voltage : 220 V
Buatan : Kogya Co. Ltd (Jepang)
d. Reapet dryer
Prinsip kerjanya mengurangi kadar air bahan dengan cara
menguapkan air sehingga mencapai kadar air 3-4%. Daun yang telah
mengalami pengeringan awal dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam hoong panas yang berbutar sehingga penguapan terjadi baik
disebabkan oleh kontak langsung dengan udara panas dalam hoong.
Proses dihentikan bila batang teh dapat dipatahkan atau terdengar
suara alat yang menandakan teh telah kering.

Gambar 4.20 Reapet dryer


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Lubang pemasukan
2. Lubang pengeluaran
3. Pengatur suhu
4. Hong
5. Kipas
6. Poros pengatur
7. Motor
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

 Spesifikasi mesin:
Ukuran : 130 cm x 236 cm
Type : Single action
Buatan : Sukabumi
Kapasitas : 50 kg /jam /unit
Putaran : 17 rpm
Suhu panas : 80° C
Jumlah : 5 unit
Alat-alat ini dilengkapi dengan elektromotor dan kompor yang
meliputi:
a) Motor
Type : FBFC
Daya : 2 HP 1,5 kw
Putaran : 1410 rpm
Kuat arus : 6,05/3,5 A
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taywan)
b) Kompor
Code : 5 A 100
Type : LT3
Daya : 150 W
Voltage : 220V
Buatan : Kogya Co. Ltd (Jepang)
e. Ball tea
Prinsip kerjanya sama dengan repeat dryer, waktu pengeringan
lebih lama dan dihasilkan teh hijau yang terpilin bulat (Gun powder).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

Gambar 4.21 Ball tea


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Tempat pemasukan dan pengeluaran bahan
2. Silinder roll (hong)
3. Blower
4. Cerobong udara panas
5. Motor
6. Cerobong pengeluaran asap
7. Heat exchanger
8. Cerobong penghisap udara luar
 Spesifikasi mesin:
Panjang : 3400 mm
Lebar : 1500mm
Tinggi : 2000 mm
Kapsitas : 37,5 kg/jam
Temeratur : 220-225° C
Elektromotor : 3 HP 1400 rpm
f. Layer Dry Leaf Sifter
Prinsip kerjanya teh kering dimasukkan melalui belt (konveyor)
menuju ke alat sortasi (ayakan). Ayakan bergarak maju mundur untuk
meratakan distribusi teh kering. Teh kering lolos lubang-lubang pada
ayakan berdasarkan ukuran besar kecilnya teh kering. Ayakan ini
mempunyai diameter lubang besar untuk ayakan paling atas dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

berturut-turut sampai yang terkeciluntuk ayakan di bawahnya. Teh


hasil ayakan keluar melalui lubang pengeluaran masing-masing ayakan
dengan mutu teh yang berbeda-beda (bervariasi).

Gambar 4.22 Layer Dry Leaf Sifter


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Motor
2. Puly
3. Conveyor
4. Ayakan
 Spesifikasi mesin:
Merk : PT IDE, Tegal
Type : FBFC
Kapasitas : 250 kg/jam
 Ukuran
Lebar : 1260mm
Tinggi : 1900mm
 Prinsip kerja:
1) Elektro motor dihidupkan melalui alat kontrol.
2) Ayakan yang dipasang secara bersusun akan bergetar dan teh
kering akan bergerak dari tempat penampungan.
3) Teh yang sesuai ukuran lubang akan keluar lewat corong dan
yang tidak sesuai akan jatuh ke saringan bawahnya.
4) Untuk dipisahkan lagi sesuai ukuran lubang dan keluar melalui
corong yang lain.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

g. Suction Winower
Prinsip kerja mesin ini teh kering dimasukkan dalam ruang
penghembus melalui konveyor. Udara dihembuskan oleh exchaust fan.
Teh yang masuk dalam ruang penghembus akan terbawa oleh
hembusan udara. Teh yang mempunyai berat jenis paling besar akan
jatuh pada lubang pengeluaran pertama dan teh semakin kecil berat
jenisnya berturut-turut pada lubang pengeluaran selanjutnya.

Gambar 4.23 Suction Winower


Sumber : PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
a. Motor
2. Conveyor
3. Penyangga
4. Puly
5. Lubang pemasukan teh
6. Kipas
7. Corong pengeluaran
 Spesifikasi mesin :
Merk : PT IDE, Tegal
Type : FBFC
Kapasitas : 300 kg/jam
 Ukuran
Panjang : 12600 m
Lebar : 800 mm
Tinggi : 2700 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

h. Tea cutter
Prinsip kerja alat ini adalah teh kering yang berukuran besar
masuk ke dalam ruang pemotong melalui hopper kemudian teh di
dalam mesin akan diperkecil ukurannya dengan menggunakan roll-roll
berputar.

Gambar 4.24 Tea cutter


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Hopper
2. Cutter pemotong
3. Outlet
4. Elektromotor
2. Peralatan yang digunakan
a. Timbangan
Gambar alat

Gambar 4.25 Timbangan bagian pemetikan


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

Keterangan:
1. angka penunjuk berat
2. panah penunjuk berat
3. penggantung timbangan
4. penggantung bahan
b. Timbangan
Gambar alat

Gambar 4.26 Timbangan bagian penerimaan dipabrik


Sumber : PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Tempat bahan
2. Tempat anak timbangan
3. Angka penunjuk berat
4. Roda
c. Timbangan
Gambar alat

Gambar 4.27 Timbangan bagian analisa


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Keterangan:
1. Tempat bahan
2. Penunjuk berat
3. Angka penunjuk berat
4. Kerangka timbangan
d. Alat pengangkut (troly)
Gambar alat

Gambar 4.28 Alat pengangkut (Troly)


Sumber : PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan :
1. Pegangan/dorongan
2. Tempat bahan
3. Roda
e. Bak penampung
Gambar alat

Gambar 4.29. Bak penampung


Sumber: PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Keterangan:
1. Binding bak penampung
2. Tempat bahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

F. Produk Akhir
1. Spesifikasi Produk Akhir
Jenis teh yang diproduksi di PT. Rumpun Sari Medini terdiri dari
beberapa jenis teh, yang dispesifikasikan dalam beberapa tingkatan mutu
(grade). Mutu atau grade yang ada di PT. Rumpun Sari Medini meliputi
dua grade yakni grade lokal dan grade ekspor. Pasaran lokal Indonesia
hampir dapat dijangkau oleh PT. Rumpun Sari Medini, meskipun
demikian pihak produsen belum puas jika komoditi yang dihasilkan tidak
dapat menjangkau pasaran Internasional. Berikut ini adalah tabel
spesifikasi mutu teh hijau lokal dan ekspor yang saat ini masih diproduksi
di PT. Rumpun Sari Medini. Dapat dilihat pada halaman 75.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

Tabel 4.4 Spesifikasi, Ciri dan Tingkatan Mutu (grade) Teh Hijau di PT.
Rumpun Sari Medini
Spesifikasi
No Ciri Grade
mutu
1. Peko Super Teh hijau yang partikelnya tergulung I (ekspor)
Kecil padat, terpilin, berwarna hijau sampai
kehitaman, lolos ayakan lubang 6 mm dan
tertahan ayakan lubang 4 mm
2. Peko Super Teh hijau yang partikelnya berwarna hijau I (ekspor)
Besar kehitaman, berukuran lebih panjang
daripada Peko Super Kecil, lolos lubang
ayakan 8 mm dan tertahan lubang 6mm
3. Chun Mee Teh hijau yang partikelnya tergulung padat I (ekspor)
memanjang, berwarna hitam kehijauan
sampai hitam
4. Jikeng Teh hijau yang partikelnya tergulung II (lokal)
longgar dan kurang
terpilin berwarna hijau kehitaman, sampai
kuning kecoklatan, lolos lubang ayakan 10
mm dan tertahan ayakan lubang 1 mm
5. Dust Teh hijau yang partikel tergulung longgar II (lokal)
berupa potongan pipih berwarna
kehitaman sampai kuning kecoklatan, lolos
ayakan lubang 2 mm dan tertahan ayakan
lubang 1 mm
6. Pecco Teh hijau yang partikelnya panjang pipih II (lokal)
Fanning berwarna kehitaman, lolos ayakan lubang
2 mm dan tertahan ayakan lubang 1 mm
7. Tulang Teh hijau yang partikelnya berupa gagang II (lokal)
berwarna kuning kecoklatan
8. Gun Powder Teh hijau yang partikel tergulung padat II (lokal)
memanjang, berwarna hitam kehijauan
sampai hitam
9. Sun Mee Teh hijau yang partikelnya berupa II (lokal)
potongan pipih, berwarna hitam kehijauan
sampai kecoklatan
Sumber: Bagian Produksi PT. Rumpun Sari Medini 2010
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

Standar mutu teh hijau No. SP-60-1997, teh hijau dapat


diklasifikasikan menjadi 4 jenis mutu yang sifat-sifatnya adalah sebagai
berikut:
a. Mutu Peko
Bentuk daun tergulung kecil, warna hijau sampai hijau
kehitaman, aroma wangi teh hijau, tidak apek, benda-benda asing tidak
terdeteksi, gagang maksimum 5%, kadar air maksimum 1%.
b. Mutu II (Jikeng)
Bentuk daun kurang tergulung melebar, warna hijau
kekuningan sampai warna hijau kehitaman, aroma wangi, tidak apek,
benda-benda asing tidak terdeteksi, gagang maksimum 7%, kadar air
maksimum 10%.
c. Mutu III (Bubuk)
Bentuk daun bubuk, potongan-potongan datar, warna hijau
kehitaman, tidak apek, benda-benda asing tidak terdeteksi, tidak ada
gagang, kadar air 10%.
d. Mutu IV (Tulang)
Sebagian besar berupa tulang daun berwarna hijau kehitaman,
aroma kurang wangi tapi tidak apek, benda-benda asing tidak
terdeteksi, kadar air maksimum 10%.
Selain konsep pengelompokan di atas, pengelompokan jenis mutu
yang lain yang merupakan penyempurnaan konsep di atas adalah :
a. Mutu I peko, yaitu jenis mutu teh hijau berasal dari daun muda serta
tergulung dengan baik
b. Mutu II jikeng, yaitu jenis mutu teh yang berasal dari daun tua atau
dari daun muda yang kurang tergulung dengan baik
c. Mutu III bubuk, yaitu jenis mutu teh yang berasal dari daun muda atau
daun tua yang hancur akibat dari bentuk pengolahan yang pipih
d. Mutu IV tulang, yaitu jenis mutu teh yang berasal dari tulang-tulang
daun.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

Teh hijau yang baik adalah yang memiliki sifat-sifat kering,


berwarna hijau kehitaman dan cerah, mempunyai aroma yang wangi dan
tidak tercemar, bentuknya tergulung dengan baik, mempunyai rasa sepet
yang kuat dan warna seduhan air kuning cerah.
2. Analisa Mutu Teh Hijau
Pengujian mutu terhadap teh kering meliputi:
a. Analisa Kering
Analisa kering dilakukan untuk mengetahui prosentase fraksi-
fraksi yang dihasilkan pada hari itu. Fraksi-fraksi pada teh hijau adalah
peko, jikeng, bubuk dan tulang. Tujuan analisa kering adalah untuk
mencocokkan produk yang dihasilkan sudah baik atau tidak, sehingga
dapat diketahui kesalahan pada prosesnya. Adapun cara analisa kering,
yaitu :
1) Diambil 100 gr teh kering dan ditimbang.
2) Diambil teh tersebut sesuai dengan fraksi-fraksinya.
3) Ditimbang lagi masing-masing fraksi tersebut. Teh hijau yang
berkualitas baik prosentase fraksi peko harus 70% dan fraksi bubuk
30%. Peko dapat dibedakan dari jikeng karena menggulung
lebih baik, lebih berat dan lebih hitam.
b. Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik untuk mengetahui kualitas air seduhan
dan ampas seduhan. Prosedur pengujian organoleptik adalah sebagai
berikut:
1) Ditimbang 5gr teh kering.
2) Dimasukkan dalam cangkir percobaan.
3) Didihkan air murni.
4) Dituangkan dalam cangkir percobaan yang telah diisi dengan
sampel teh.
5) Ditutup selama 10 menit.
6) Dituangkan seduhan teh kedalam mangkok percobaan dan
usahakan ampas seduhan tidak terikut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

7) Dilakukan pengujian secara organoleptik.


Adapun penilaian organoleptik terhadap air seduhan meliputi:
1) Warna, yaitu kekuningan dan jernih
2) Penilaian rasa yang mencakup kesegaran dan kekuatan (rasa sepet
yang kuat)
3) Penilaian bau yang meliputi aroma khas teh hijau
3. Penanganan Produk Akhir
Penanganan produk akhir dari teh hijau yaitu berupa pengemasan
atau pengepakan dan penyimpanan.
a. Pengemasan atau Pengepakan
Kemasan barang adalah suatu barang atau benda yang
digunakan untuk menampung dan merapikan produk sehingga bahan
tesebut dapat disimpan dan ditransfer dengan mudah. Teh kering yang
dihasilkan di PT. Rumpun Sari Medini sebelum dilakukan
pengepakan, terlebih dahulu dihamparkan di atas lantai yang telah
dibersihkan untuk didinginkan, kemudian dilakukan dengan
penimbangan untuk mengetahui hasil akhir teh kering dalam sehari.
Pengemasan di PT. Rumpun Sari Medini dilakukan 2 kali yaitu
pengemasan sementara dan pengemasan untuk pemasaran.
Pengemasan sementara teh kering dikemas dengan karung dan diikat
dengan tali rafia. Sedangkan kemasan untuk kemasan pemasaran
adalah plastik dan karung yang ditutup dengan cara dijahit
menggunakan mesin jahit karung.
b. Penyimpanan
Di PT. Rumpun Sari Medini teh yang telah dikemas baik dalam
kemasan sementara maupun kemasan pemasaran disimpan dalam
gudang. PT. Rumpun Sari Medini memiliki 2 gudang. Gudang I untuk
teh dengan kemasan sementara dan gudang II untuk teh dengan
kemasan pemasaran dan teh kualitas ekspor. Dinding gudang terbuat
dari tembok, lantai semen, atap dari seng dan mempunyai ventilasi
yang cukup.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

G. Pemasaran Produk
Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Sistem pemasaran di PT. Rumpun Sari Medini adalah sistem DO
(Order Pengiriman Barang) yaitu pertama-tama pihak PT. Rumpun Sari
Medini memberikan sampel hasil produksi teh hijau tersebut kepada
konsumen. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan transaksi jual beli barang
sepenuhnya diatur oleh direksi pusat PT. Rumpun Sari Medini sedangkan
untuk pengeluaran barang dilakukan sendiri oleh pihak perkebunan atau
pabrik.
Pengiriman barang dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengambilan barang dilakukan sendiri oleh pihak pembeli sehingga
semua resiko menjadi tanggung jawab pembeli (perangko gudang
penjual).
2. Pihak perkebunan atau pabrik yang melakukan pengiriman barang ke
gudang pembeli sehingga semua resiko menjadi tanggung jawab pihak
pabrik dengan biaya pengiriman telah disesuaikan dalam harga penjualan
(perangko gudang pembeli).

H. Sanitasi
Sanitasi adalah pengendalian yang terencana terhadap lingkungan
produksi, bahan mentah, bahan pembantu, peralatan, dan pekerja untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan pada hasil olah, mencegah
terlanggarnya nilai estetika konsumen, serta mengusahakan kerja yang
bersih, aman dan nyaman.
1. Sanitasi Pabrik
Lingkungan tempat perusahaan PT diperhatikan letaknya terhadap
lingkungan yang kurang sehat. Penentuan lokasi bangunan secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan, untuk itu pemilihan lokasi bangunan tidak boleh diabaikan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

begitu saja. Setiap shift yang bekerja bertanggung jawab pada sanitasi
seluruh ruangan proses produksi. Sanitasi pabrik secara umum meliputi:
a. Sanitasi Lantai
Lantai hams kedap air, tahan terhadap garam, permukaannya
rata dan halus, serta mudah untuk dibersihkan dan lantai yang dibuat
sudah memadai dan memenuhi persyaratan. Di PT. Rumpun Sari
Medini sanitasi lantai dibersihkan sebelum dan sesudah proses
produksi. Pembersihan dilakukan dengan menyapu setiap bagian
dalam ruangan proses produksi.
b. Sanitasi Binding
Binding menggunakan bahan bangunan yang terbuat dari
tembok dan kayu. Sanitasi dinding dilakukan setiap 1 bulan sekali
meliputi pembersihan seluruh bagian dinding dari pabrik.
c. Atap dan Langit-Langit
Atap terbuat dari seng karena tahap terhadap pengaruh hujan,
tahan lama, tahan terhadap air dan tidak bocor. Langit-langit terbuat
dari kayu dengan permukaan rata dan tidak mudah terkelupas serta
tahan lama dan mudah dibersihkan.
d. Ventilasi
Uap air akan mengembun dan menempel pada permukaan
peralatan, mesin, langi-langit dan dinding yang mudah menimbulkan
karat. Pada kayu akan mengakibatkan kayu menjadi mudah lapuk
atau terjadi serangan jamur. Untuk menanggulangi masalah tersebut
maka dibuat ventilasi, pengatur suhu ruangan pokok dan ruangan
pelengkap, baik secra alami maupun buatan.
e. Sanitasi Mesin atau Peralatan Pengolahan
Untuk mendapatkan produk yang berkualitas baik dan tidak
terkontaminasi, maka kondisi mesin dan peralatan lainnya yang
berhubungan dengan bahan baku yang akan diproses harus selalu
dijaga kebersihannya. Pembersihan mesin dan peralatan di PT.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

Runpun Sari Medini dilakukan sebelum dan sesudah digunakan untuk


kegiatan proses.
f. Sanitasi Pekerja
Kesehatan dan kebersihan dari para pekerja sangat
menentukan mutu produk yang akan dihasilkan pekerja merupakan
salah satu mata rantai yang menghubungkan sumber pencemaran dan
produk, karena banyak mikroorganisme yang melekat pada kulit dan
pakaian pekerja yang dikenakan. Oleh karena itu karyawan PT.
Rumpun Sari Meedini diharapkan memakai alat pelindung berupa
masker, sarung tangan dan topi yanag dimana masker dan sarung
tangan telah disediakan oleh pihak pabrik yang dibagikan satu
minggu sekali. Untuk topi pekerja diharapkan membawa sendiri-
sendiri.
2. Sanitasi Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah halaman sekitar pabrik.
Halaman pabrik yang bersih, nyaman dan sehat akan mendukung
jalannya suatu perusahaan dari berbagai cemaran yang dapat
mempengaruhi hasil akhir suatu produksi. Misalnya halaman pabrik yang
tergenang air sehingga kondisi becek, air dan lumpurnya dapat terbawa
masuk oleh kaki para pekerja ke dalam pabrik yang dapat menimbulkan
pencemaran terhadap hasil lingkungan. Kebersihan lingkungan PT.
Rumpun Sari Medini selalu diperhatikan yaitu dengan adanya petugas
khusus kebersihan, dengan demikian selalu tercipta lingkungan pabrik
yang bersih, sehat dan aman.
3. Penanganan Limbah
Limbah merupakan sisa atau pembuangan dari suatu unit
pengolahan yang sudah tidak layak dipakai. Apabila limbah tidak
ditangani secara baik maka akan menjadi sumber pencemaran
Limbah pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari Medini secara
garis besar terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

Limbah padat yang dihasilkan dari PT. Rumpun Sari Medini


berupa debu, rumput, batang teh tua dan daun teh yang gosong selama
proses pengolahan. Limbah padat yang dihasilkan relatif sedikit dan tidak
membahayakan lingkungan, sehingga tidak memerlukan perlakuan
khusus. Limbah padat ini digunakan untuk pupuk pada lingkungan
sekitar pabrik dan taman yang bersifat sebagai pupuk alami. Limbah
padat termasuk limbah biologis. Penanganannya dengan cara dibakar
terkendali, yaitu dibakar pada suatu tempat yang memungkinkan
mengendalikan nyala api dan tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan sekitar. PT. Rumpun Sari Medini untuk menangani limbah
padat ini dengan cara membersihkan kotoran-kotoran tersebut dari mesin
dan peralatan lalu dikumpulkan dan dibuang pada tempat yang telah
disediakan.
Limbah cair berasal dari air radiator dan air sisa untuk mencuci
alat. Bak air radiator maupun bekas untuk mencuci alat membahayakan
lingkungan. Namun air radiator keluar masih dalam keadaan panas
sehingga masih perlu ditampung terlebih dahulu dalam bak kemudian
setelah dingin baru dialirkan ke sungai. Sedangkan limbah cair bekas
membersihkan alat dapat langsung dialirkan ke sungai.
PT. Rumpun Sari Medini dalam proses pengolahannya tidak
menghasilkan limbah yang berbahaya karena dalam pengolahannya
produk tidak menggunakan bahan kimia atau bahan tambahan dari luar
yang bersifat membahayakan atau mencemari lingkungan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktek magang di PT. Rumpun
Sari Medini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya ketelitian para pemetik dalam memetik pucuk teh di kebun PT.
Rumpun Sari Medini.
2. Kurangnya perhatian dalam penyimpanan pucuk teh dalam waring pada
saat pengangkutan oleh truk.
3. Tujuan pemasaran PT. Rumpun Sari Medini tidak hanya dalam negeri
tetapi sudah ke luar negeri yaitu Afganistan.
4. Sistem pemasaran di PT. Rumpun Sari Medini adalah sistem DO (Order
Pengiriman Barang) yaitu pertama-tama pihak PT memberikan sampel
hasil produksi teh hijau tersebut kepada konsumen.
5. Kesadaran semua karyawan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
dengan menjalankan operasional kebun yang ramah lingkungan.
6. Sanitasi perusahaan dan tata letak alat pengolahan saling mendukung
dalam menciptakan proses pengolahan yang bersih, aman dan efesien.
7. Sumber referensi yang masih seadanya atau kurang lengkap tentang ilmu
pengetahuan di perpustakaan PT. Rumpun Sari Medini.

B. Saran
Untuk memperoleh daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh
hijau, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlunya ketelitian para pemetik dalam pemetikan pucuk daun teh, yaitu
disesuaikan dengan rumus petikan, sehingga meningkatkan mutu hasil
petikan yang akan berpengaruh pada produk teh hijau.
2. Perlunya perhatian dalam pengangkutan pucuk teh dalam waring agar
tidak diinjak-injak saat pengangkutan oleh truk agar tidak terjadi
longsong.

87
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

3. Perlunya peningkatan kesejahteraan karyawan terutama bagi mereka yang


telah lama bekerja dan juga penghargaan bagi mereka yang berprestasi,
sehingga memberi motivasi pekerja untuk bekerja lebih baik.
4. Perlunya penambahan buku-buku perpustakaan terutama yang berkaitan
dengan pertanian dan ilmu pengetahuan dan juga kelengkapan bahan dan
alat untuk penelitian terutama yang berkaitan dengan ketersediaan zat
kimia.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2009. Tanaman Teh. http://www.food-info.net/id/.(Diakes pada tanggal


15 Mei 2010 pukul 16.00 WIB).
Anonimb,2010. Sejarah Teh.http://go2smart.co.cc/tanaman-teh-camelia-
sinensis/.(Diakses pada tanggal 15Mei 2010 pukul 16.00 WIB).
Anonimc,2010. Penanaman Teh.http://www.plantcultures.org/pccms/. (Diakes
pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 16.00 WIB).
Anonimd,2008.Khasiat Daun Teh. http://ipa-terpadu-082.blogspot.com/2008/
khasiat-daun-teh.html.(Diakses pada tanggal 15 Mei pukul16.45 WIB)
Anonime, 2009.Teh. http://www.csrreview-online.com/.(Diakses pada tanggal 10
Juli pukul 20.00 WIB)
Anonimf, 2007.Rumus Pemetikan Teh. http://19bee.blogspot.com/2007/12/rumus-
pemetikan-teh.html.(Diakses pada tanggal 10 Juli pukul 20.10 WIB)
Anonimg, 2004.Tentang Teh. http://dianekawati.wordpress.com/2004/09/29/
tentang-teh/.(Diakses pada tanggal 10 Juli pukul 20.20 WIB)
Anonimh, 2010.Pengolahan Teh. http://images.dyagi.multiply.multiplycontent.
com/Pengolahannya.pdf?.(Diakses pada tanggal 10 Juli pukul 20.45 WIB)
Anonimi, 2009.Sistem Manejemen Gudang. http://romailprincipe.wordpress.com/
2009/04/16/sistem-manajemen-gudang/.(Diakses pada tanggal 23 Juli
pukul 17.00 WIB)
Anonimi,2008. Manfaat Teh Hijau. http://www.nahninu.com/Articles/Blog/88/27-
Manfaat-Teh-Hijau-Bagi-Kesehatan.html.(Diakes pada tanggal 15 Mei
2010 pukul 16.00 WIB).
Anonimj,1998.Brevet Dasar-1 Pabrik Teh.PT. Astra Agro Niaga.Jakarta.
Hartoyo, Arif M. S.2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Kanisus.
Yogyakarta.
Nazaruddin dan Paimin,1993. Teh, Pembudidayaan dan Pengolahan.PT. Penebar
Swadaya.Jakarta.
Setyamidjaja, Djoehana.2000. Teh, Budi Daya dan Pengolahan
Pascapanen.Kanisius.Yogyakarta
Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1992. Petunjuk Kultur Teknis
Tanaman Teh. Badan Pengolahan Pertanian.Pusat Penelitian Teh dan Kina
Gambung.Bandung.
Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1994. Petunjuk Kultur Teknis
Pengolahan Teh. Badan Pengolahan Pertanian.Pusat Penelitian Teh dan
Kina Gambung.Bandung.

89
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pemangkasan Jenis Teh CHIN 143

Jenis Teh TRI 2024, 2025

Jenis Teh GAMBUNG

Krani Timbang pabrik Lokal


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PSK PSB

Tulang CM

Dust Kempring

Jikeng

Anda mungkin juga menyukai