id
LAPORAN
MAGANG DI PT. RUMPUN SARI MEDINI
KENDAL
( PROSES PRODUKSI TEH HIJAU )
Disusun Oleh :
CITRA MARIA A
H3107045
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAPORAN MAGANG
DI PT. RUMPUN SARI MEDINI
KENDAL
(PROSES PRODUKSI TEH HIJAU)
Mengetahui,
Pembimbing/Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci
kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan, Anda akan
meraih kesuksesan.
(Herman Cain, Pengusaha, Penulis, Pembicara Bisnis, AS).
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh. – Confusius
Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber
semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan. - Albert Einstein
Janganlah iri hati diatas keberhasilan orang lain, akan tetapi belajarlah
atas usaha-usaha yang dia capai. Niscaya anda akan memperoleh
keberhasilan yang lebih dari orang lain.
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sembah sujud dan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang
telah memberikan rahmat, berkah, karunia yang berupa kesehatan dan
perlindungan setiap hari sehingga dapat terlaksana dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan lancar.
Dengan diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,
bantuan, dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
Orang tuaku ( mami dan papi ) yang selalu memberikan limpahan kasih
sayangnya dan terima kasih atas doa, dukungan, kesabarannya serta
nasehat-nasehatnya selama ini
Kakak dan adikku yang selalu memberikan dukungan, doanya dan
keceriaan keponakan pertama yang memberikan semangat...semangat..!!
Segenap keluarga besar penulis yang selalu memberi motivasi dan
semangat untuk menjadi manusia yang berguna dan bersahaja
Untuk yayah tercinta terima kasih atas doa, kesabaran dan
dukungannya setiap saat dimanapun dan kapanpun
Semua karyawan PT. Rumpun Sari Medini, terima kasih atas
bimbingan dan bantuannya selama magang
Ibu Sri Handayani, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya
walaupun banyak salah dan kekurangan saya, semoga dengan nasehat-
nasehat yang ibu berikan bisa menjadi semangat buat saya untuk
menjadi pribadi yang lebih baik
Temen-temenku seperjuangan (cah THP 2007 dan genk h2O : Jinem
gaga, kiky kunyil, fyrda, Ria atuk, Nanda, Isty, Widya Imyut) Terima
kasih atas dukunganya, moga-moga masa depan cerah mendampingi kita
semua
Untuk Kru Dotcom Internet ( Mas Umel, Mas Catur, Mikha, Ferry,
Anggo, Andry, Pak Dodiet ) terima kasih atas bantuan internetnya
Almamaterku...............Aku bangga padamu!!!!!!!!!
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Anugerah
dan rahmat yang selalu di berikan kepada penulis, sehingga Tugas Akhir yang
berjudul ”Proses Produksi Teh Hijau” PT. Rumpun Sari Medini Limbangan
Kendal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak dapat terealisasi dengan baik tanpa
adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Direksi PT. Rumpun Sari yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
magang.
3. Bapak Marsono selaku manager PT. Rumpun Sari Medini.
4. Segenap karyawan yang telah membantu dalam menyelesaikan magang di PT.
Rumpun Sari Medini.
5. Bapak dan Ibu Dirman sekeluarga yang memberikan penginapan sementara
selama penulis melaksanakan magang.
6. Ir. Bambang Sigit Amanto, MSi, selaku Ketua Program D III Teknologi Hasil
Pertanian sekaligus pembimbing akademik mahasiswa D III Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan
2007.
7. Prof.Dr.Ir.Sri Handayani, MS, selaku dosen pembimbing magang yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir.
8. Ir. Choirul Anam, MP, selaku dosen penguji Tugas Akhir laporan magang.
9. Semua Dosen Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberi ilmunya kepada kami.
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. Bapak dan Ibu serta segenap keluarga yang tercinta yang telah banyak
membantu berupa materi dan dukungannya hingga selesainya laporan TA ini.
11. Teman-teman seperjuangan DIII THP 2007 Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan dorongan, masukan, dan nasehatnya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan yang lebih lanjut.
Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya,
dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.
Penulis
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Magang ........................................................................ 2
1. Tujuan Umum .................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
A. Teh .......................................................................................... 3
B. Proses Pengolahan Teh Hijau .................................................. 6
C. Kandungan Teh ........................................................................ 10
D. Manfaat Teh ............................................................................. 11
BAB III. TATA PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................... 12
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .............................................. 12
1. Tempat Pelaksanaan Magang............................................. 12
2. Waktu Pelaksanaan Magang .............................................. 12
B. Metode Pelaksanaan ................................................................. 12
1. Observasi ............................................................................ 12
2. Wawancara ......................................................................... 12
3. Terjun Langsung ................................................................ 12
4. Studi Pustaka ...................................................................... 12
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini............... 18
Tabel 4.2 Areal Efektif dan Non Efektif PT. Rumpun Sari Medini. ............. 18
Tabel 4.3 Jenis dan Ciri Pupuk yang Digunakan di PT. Rumpun Sari
Medini ............................................................................................ 27
Tabel 4.4 Spesifikasi, Ciri dan Tingkatan Mutu (grade) Teh Hijau di
PT. Rumpun Sari Medini ............................................................... 79
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.1 Petikan Halus ............................................................................ 36
Gambar 4.2 Petikan Medium ....................................................................... 36
Gambar 4.3 Petikan Kasar ............................................................................ 37
Gambar 4.4 (A) Pemetikan dengan Cara Manual (B) Pemetikan dengan
Menggunakan Alat Gunting (C) Pemetikan dengan
Menggunakan Alat Pisau.......................................................... 39
Gambar 4.5. Penimbangan Pucuk di Lapangan ............................................ 41
Gambar 4.6. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh ....................................... 48
Gambar 4.7 Rawat Pucuk atau Penghamparan ............................................ 49
Gambar 4.8 Mesin Rotarry Panner di Perkebunan Rumpun Sari Medini ... 51
Gambar 4.9 Mesin Jackson Roller di Perkebunan Rumpun sari Medini ..... 54
Gambar 4.10 Mesin ECP dryer di Perkebunan Rumpun sari Medini ............ 55
Gambar 4.11 Mesin Repeat Dryer di Perkebunan Rumpun Sari Medini....... 57
Gambar 4.12 Mesin Ball Tea di Perkebunan Rumpun Sari Medini............... 58
Gambar 4.13 (A) Mesin Layer Dry Leaf Sifter dan (B) Mesin Extraktor di
Perkebunan Rumpun Sari Medini ............................................ 60
Gambar 4.14 Mesin Winower di Perkebunan Rumpun sari Medini .............. 60
Gambar 4.15 Kegiatan Sortasi Manual di Perkebunan Rumpun Sari Medini 61
Gambar 4.16 Penggudangan dan Penyimpanan Teh Kering di Perkebunan
Rumpun Sari medini ............................................................... 62
Gambar 4.17 Rotary Panner .......................................................................... 63
Gambar 4.18 Press Roller .............................................................................. 66
Gambar 4.19 Endless Chain Pressure Dryer ................................................. 68
Gambar 4.20 Reapet dryer ............................................................................. 70
Gambar 4.21 Ball tea ..................................................................................... 72
Gambar 4.22 Layer Dry Leaf Sifter ................................................................ 73
Gambar 4.23 Suction Winower....................................................................... 74
Gambar 4.24 Tea cutter .................................................................................. 75
Gambar 4.25 Timbangan bagian pemetikan .................................................. 75
Gambar 4.26 Timbangan bagian penerimaan dipabrik .................................. 76
Gambar 4.27 Timbangan bagian analisa ....................................................... 76
Gambar 4.28 Alat pengangkut (Troly) .......................................................... 77
Gambar 4.29. Bak penampung ....................................................................... 77
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi teh hijau di PT.
Rumpun Sari Medini. Pelaksanaan magang pada tanggal 5 April-5 Mei 2010 di PT. Rumpun
Sari Medini Kendal, Jawa Tengah.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah
observasi, wawancara, pencatatan, studi pustaka dan terjun langsung ke lapangan dalam
kegiatan-kegiatan proses produksi. Pengambilan lokasi praktek magang di PT. Pumpun Sari
Medini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mengolah hasil pertanian
terutama teh. Selain itu, PT. Rumpun Sari Medini merupakan perusahaan swasta yang
berdedikasi tinggi.
Proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini adalah sebagai berikut yaitu
penghamparan pucuk, pelayuan, penggilingan & pengeringan awal, pengeringan akhir, sortasi
dan pengepakan. Pada proses produksi harus diperhatikan, pengendalian mutu pada tiap
tahapnya, agar didapat produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Hasil praktek magang menunjukkan bahwa proses produksi teh hijau sangat baik dan
untuk pengendalian mutu bahan baku harus lebih diawasi lagi agar tidak banyak pucuk teh
yang rusak. Sedangkan untuk pangendalian mutu proses produksi harus diperhatikan pada
saat penghamparan pucuk semua karyawan memperhatikan sehingga pucuk teh tidak diinjak-
injak sehingga teh tidak terjadi longsong dan setelah penggilingan harus segera dimasukkan
ke dalam mecin pengering supaya tidak terjadi fermentasi karena hal ini dapat mempengaruhi
kualitas produk teh.
Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi D-III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H3107045
2. Dosen Pembimbing
3. Dosen Penguji
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Description :
1. Student of D-III Agriculture Result Technology Program, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret
Universuty Surakarta with NIM H3107045
2. Counsellor Lecturer
3. Tester Lecturer
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia kerja yang semakin ketat disertai era globalisasi
yang menjadikan persaingan dalam segala sektor ini menjadikan tuntutan yang
tidak terelakkan lagi. Untuk menghadapi perkembangan ini, perusahaan –
perusahaan harus kreatif dan mandiri untuk merespon dengan tepat pada setiap
perubahan yang terjadi. Dalam hal ini, salah satunya adalah sektor pertanian,
mengingat Indonesia merupakan negara agraris, bidang pertanian sangat
berperan dalam menunjang perekonomian negara.
Kondisi pertanian di Indonesia mulai bangkit seiring dengan
perkembangan industri pengolahan pertanian yang semakin membaik.
Sekarang ini, banyak perusahaan yang bersaing ketat baik di pasar lokal
maupun internasional, sehingga perusahaan yang berperan sebagai produsen
dituntut memiliki daya saing yang kuat dan produk yang dihasilkan atau
ditawarkan sesuai dengan keinginan konsumen dalam upaya perusahaan
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu tanaman pertanian dan
perkebunan yang penting adalah tanaman teh, karena selain mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi juga merupakan komoditas ekspor.
Dengan adanya perkembangan tersebut PT. Rumpun Sari Medini
mampu bersaing dalam perkembangan dunia ini dengan memproduksi hasil
olahan teh hijau yang berkualitas.
Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk
dalam keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian
Utara. Ada dua varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal
sebagai Camellia sinensis, yang tumbuh dengan baik di daerah pegunungan
tinggi berhawa dingin di Cina tengah dan Jepang. Varietas berdaun lebar,
dikenal sebagai Camellia assamica, yang tumbuh paling baik di daerah
beriklim tropis yang lembab, di India bagian utara dan Szechuan dan propinsi
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Tujuan Magang
Tujuan dari kegiatan magang pada PT. Rumpun Sari Medini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dan penerapannya di dunia kerja.
b. Membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja sehingga nantinya
dapat terjun langsung ke dunia kerja maupun masyarakat.
c. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
produksi teh hijau.
d. Mengetahui prinsip kerja mesin yang digunakan dalam proses
produksi teh hijau.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami bagaimana proses penyediaan bahan
baku dan proses produksi pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari
Medini, Desa Medini, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh
Di zaman dahulu, genus Camellia dibedakan menjadi beberapa spesies
teh yaitu sinensis, assamica, irrawadiensis. Sejak tahun 1958 semua teh
dikenal sebagai suatu spesies tunggal Camellia sinensis dengan beberapa
varietas khusus, yaitu sinensis, assamica dan irrawadiensis. Teh dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica (Anonimb, 2010)
Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis diantara garis balik
Cancer dan Capricorn, memerlukan curah hujan hingga 1000-1250 mm per
tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 30 °C. Tanaman teh tumbuh
pada permukaan laut hingga 2400 meter. Kebun teh (perkebunan teh) adalah
tempat dimana teh yang mempunyai potensi rasa enak dihasilkan, dengan
perawatan serta perhatian untuk memastikan kondisi pertumbuhan terbaik
yang mungkin dibuat. Sebagai contoh dengan penanaman pohon untuk
menyediakan tempat yang teduh, atau penanaman tanaman penghalang angin,
untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh angin kencang, terutama di
dataran Assam . Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu
meter. Pohon teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan
untuk memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang
tetap untuk memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Pohon teh mampu
3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kadar karboidrat yang dapat larut, terbentuknya asam organik dari unsur-
unsur C; H; dan O, pembongkaran sebagian klorofil menjadi feoforbid.
(Tim Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia,1994)
3. Penggulungan
Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk
mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk
menjadi gulungan-gulungan kecil, dan terjadi pemotongan. Proses ini
harus segera dilakukan setelah pucuk layu keluar dari mesin rotary
panner. Mesin penggulung 26” tipe single action, lama penggulungan
berkisar antara 15-17 menit dengan kapasitas 45 kg pucuk layu, sedangkan
mesin penggulung 36” tiper double action yang berkapasitas 70 kg pucuk
layu. Yang terpenting, harus diatur agar setiap pengisian pada mesin
penggulung terjamin terjadinya sirkulasi/pembalikan pucuk secara
sempurna agar pucuk mendapat tekanan yang relative sama, sehingga
diperoleh hasil penggulungan yang seragam. (Setyamidjaja, 2000)
Penggulungan dilakukan satu kali agar tidak terjadi penghancuran
daun teh yang terlalu banyak, yang dapat meningkatkan jumlah bubuk
dengan mutu yang kurang menguntungkan. Lama penggulungan
disesuaikan dengan tingkat layu pucuk, ukuran, tipe mesin penggulung
serta mutu pucuk yang diolah. Lama penggulungan sebaiknya tidak lebih
dari 30 menit dihitung sejak pucuk layu masuk mesin penggulung
(Setyamidjaja, 2000).
4. Pengeringan
Pengeringan pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan kadar air
dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang
menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan
memperbaiki bentuk gulungan teh jadi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dilaksanakan dua tahap pengeringan, masing-masing menggunakan mesin
yang berbeda.
Mesin pengering pertama disebut ECP (Endless Chain Pressure)
Dryer. Pada mesin pengering ini, suhu diatur supaya suhu masuk 130-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135oC dan suhu keluar 50-55oC dengan lama pengeringan 25 menit. Pada
pengeringan pertama ini, jumlah air yang diuapkan mencapai 50% dari
bobot pucuk, sehingga hasilnya baru setengah kering dengan tingkat
kekeringan 30-35%.
Pada pengeringan tahap kedua digunakan mesin pengering Rotary
Dryer tipe Repeat Rool. Maksud pengeringan kedua adalah untuk
menurunkan kadar air sampai 3-4% serta memperbaiki bentuk gulung teh
keringnya. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih
dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer
17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain
ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas
mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh
diameter mesin itu. Rotary dryer yang rollnya berdiameter 70 cm,
mempunyai kapasitas pengeringan sebesar 40-50 kg teh kering, dan untuk
roll yang berdiameter 100 cm kapasitasnya 60-70 kg teh kering
(Setyamidjaja, 2000).
5. Sortasi
Teh yang berasal dari pengeringan ternyata masih heterogen atau
masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh
masih mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang sangat
berpengaruh terhadap mutu teh nantinya. Untuk itu, dibutuhkan proses
penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan
ukuran teh yang saragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu
terjamin (Nazarudin dan Paimin, 1993).
Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan
membentuk atau mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk
ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau. Pada prinsipnya,
sortasi kering teh hijau adalah :
a. memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu
ekspor,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
C. Kandungan Teh
Daun teh mengandung beberapa zat kimia yang dapat digolongkan
menjadi empat. Keempat golongan itu adalah : substansi fenol
(katekin, flanavol), bukan fenol (karbohidrat, pectin, alkaloid, protein,
asam amino, klorofil, asam organic), senyawa aromatic, dan enzim.
(Nazzarudin dan Paimin, 1993).
Subtsansi fenol terdiri dari Tanin merupakan turunan dari asam galat
sehingga sifatnya dihubungkan pada warna, rasa, dan aromanya sedangkan
katekin yaitu senyawa komplek yang tersusun dari catekin, epicatekin,
epicatekin galat, epigalo catekin, epigalo catekin galat, galo catekin.
Kandungan catekin 20-30% dari seluruh berat kering daun. Epigalo-catekin
dan galat-nya merupakan bahan terbanyak. Flavanol pada teh meliputi
kaemferol, quercetin dan miricetin. Substansi bukan fenol terdiri dari
karbohidrat 0,75% dari berat kering daun; substansi pektin terdiri atas pektin
dan asam pektat 4,9-7,6% berat kering daun atau tangkai; alkaloid utama
dalam daun teh adalah kafein, selain theobromin dan theofilin dengan 3-4%
berat kering; protein dan asam-asam amino yang berpengaruh adalah alanin,
fenil alanin, valin, leucin, dan iso leusin dengan berat kering daun berkisar
1,4-5%; klorofil dan zat warna yang lain mendukung 0,019% dari berat
kering. Karotenoid (zat warna jingga) dalam daun teh menetukan aroma teh,
karena oksidasinya menghasilkan substansi mudah menguap yang terdiri atas
aldehid dan keton tidak jenuh; asam organik dalam proses metabolisme
terutama respirasi, asam organik berperan penting sebagai pengatur proses
oksidasi dan reduksi; substansi resin bau atau aroma teh tergantung pada
minyak esensial dan resin. Kandungan resin besarnya 3% dari berat kering;
vitamin-vitamin diantaranya vitamin P, C, K, A, B1, B2, asam nikotinat dan
asam pantotenat; substansi mineral ini bertanggung jawab atas perubahan
koloid dan langsung berperan pada metabolisme sel. Kandungan mineral
dalam daun teh kira-kira 4-5% berat kering. Unsur fosfor yang mengatur pH
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
D. Manfaat Teh
Mungkin hampir semua orang telah tau, bahwa teh hijau bukanlah teh
biasa. Teh hijau telah terkenal memiliki ribuan manfaat bagi kesehatan tubuh
kita seperti dapat melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari penyebab
kanker kulit, dapat Menstabilkan tekanan darah kita. tekanan darah yang sehat
adalah berada di angka 120/80. Kandungan teh yang membantu
menyetabilkan tekanan darah adalah polyphenol. Polyphenol dapat menjaga
pembuluh darah agar tidak mengecil dan peningkatan tekanan. Teh hijau dapat
menjaga daya ingat dan ternyata bisa menjaga penurunan fungsi otak. Teh
hijau ini mengandung antioksidan tinggi yang dapat melawan radikal bebas
yang menyerang otak, yang menyebabkan penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Teh hijau dapat membuat terlihat muda. Semakin sehat arteri, semakin terlihat
muda dan sehat yang dikonsumsi setiap hari, bisa mengabsorbsi arteri dari
kelebihan lemak dan kolesterol. Teh hijau dapat mengurangi berat badan.
Dengan meminum teh hijau bisa membantu tubuh kita dalam proses
pembakaran kalori. (Anonimj, 2009)
Dalam ekstra teh (kering atau konsentrat) yang dihasilkan melalui
proses tersebut, akan dihasilkan ekstra dengan kandungan komponen bioaktif
katekin yang tinggi (katekin bersifat polar, sehingga larut dalam air). Produk
ekstra teh kasar ini dapat langsung dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
(pangan, kosmetik, dan lain-lain) atau diproses lebih lanjut untuk
mendapatkan senyawa bioaktif murni. ( Arif Hartoyo, 2003).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN
B. Metode Pelaksanaan
1. Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara
langsung pada proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini yang
meliputi aktivitas dan kinerja karyawan dari pengadaan bahan baku, proses
produksi, sanitasi pengolahan limbah sampai produk teh dapat dipasarkan
sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aspek-aspek
yang dikaji.
2. Wawancara
Melakukan serangkaian wawancara langsung dengan semua pihak
yang terlibat langsung dalam proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun
Sari Medini.
3. Terjun Langsung
Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang
berlangsung di lokasi baik di pabrik maupun di kebun.
4. Studi Pustaka
Melakukan studi pustaka sebagai pembanding dan data pelengkap
serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah.
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
guna usahanya telah diperpanjang oleh keputusan Menteri Agraria No. 160
KA sampai tanggal 17 April 1983.
Meletusnya G 30 S/PKI pada tahun 1965 membuat kebun teh
Medini menjadi rusak. Sehingga oleh pemiliknya diserahkan ke
Departemen Perkebunan Jakarta yang pelaksanaannya diserahkan kepada
Inspektorat Perkebunan Propinsi Jawa Tengah karena pemimpinnya dan
sebagaian besar karyawannya langsung atau tidak langsung terlibat G 30 S
/ PKI.
PT. Rumpun yang terbentuk pada tahun 1967 dengan Akte Notaries
No. 9/97 maka semua kebun di wilayah Dati I Jawa Tengah telah di ambil
alih oleh Kodam 4 Diponegoro yang pengelolaannya di serahkan kepada
PT. Rumpun, termasuk kebun teh medini. PT. Rumpun mengajukan hak
guna usahanya dalam mengelola kebun teh Medini kepada Dirjen Agraria
pada tahun 1968. Tahun 1973 surat keputusan hak guna usaha keluar
dengan nomor 10/HGU/DA/1973 yang berarti kebun teh Medini
sepenuhnya dikelola oleh PT. Rumpun dengan luas 450,070 Ha nomor SK
10/HGU/DA 1973 tanggal 31 Desember 1973.
PT. Rumpun pada tanggal 2 Maret 1973 membentuk dua PT yaitu
PT. Rumpun teh dan PT. Rumpun Aneka Tanaman (ANTAN). Kebun-
kebun PT. Rumpun teh meliputi kebun teh Medini di kabupaten Kendal,
kebun teh Kemuning di Surakarta dan kebun kopi Kaligantung di
Tamaggung, sedangkan PT. Rumpun ANTAN meliputi kebun kluwak di
Pati, kebun Larui Rejodadi, kebun Samudra Bumi Ayu dan kebun Darma
Kradenan Majenang.
Berdasarkan surat keputusan direksi PT. Rumpun Teh SK No:
Dirkop 04/3/MA/1984 tertanggal 17 Maret 1984 kebun teh Medini
menerima penggabungan dengan kebun Kaligantung yang mempunyai
area 148.101 ha. Pada tahun 1989 dengan surat keputusan Dir. Kep.
29/teh/12/1989 dengan tertanggal 20 Desember 1989 luas area kebun teh
Medini menjadi kebun teh Medini terhitung mulai tanggal 1 Januari 1989.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
16
17
3) Keberadaan Pasar
Pasar merupakan tempat bertransaksi konsumen dan
produsen, ini erat hubungannya dengan transportasi hasil produksi.
Lokasi pasar yang keberadaannya dekat dengan pabrik dapat
mengefisien biaya transportasi. Untuk pembangunan lokasi
perusahaan diusahakan untuk dekat dengan sumber bahan mentah
dan pasar. Sebagai contoh pangsa pasar perusahaan yang berada
dekat dengan lokasi PT. Rumpun Sari Medini yaitu kota Semarang
dan Solo.
4) Pajak dan Peraturan Pemerintah
Berbagai macam pajak yang harus dibayar oleh pabrik, baik
berupa pajak daerah maupun pajak tingkat pusat. Tiap daerah
mempunyai peraturan perpajakan yang berbeda-beda, pemilihan
lokasi ini diutamakan pada daerah yang mempunyai pajak rendah.
5) Keadaan Tanah
Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Medini berada di daerah
pegunungan dengan ketinggian 700 – 1600 m dpi, sehingga daerah
ini cocok untuk ditanami teh.
6) Ketersediaan Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja merupakan faktor penting bagi
perusahaan, karena berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan
dipengaruhi oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat diambil dari
daerah sekitar perusahaan, baik sebagai karyawan, buruh harian
maupun borongan.
7) Ketersediaan Fasilitas dan Pengangkutan
Sarana transportasi dan pengangkutan juga merupakan
faktor yang penting dan menunjang kelancaran usaha suatu
perusahaan. Dengan dekatnya lokasi pabrik dengan kebun dan
jalan raya maka akan lebih memudahkan kegiatan transportasi,
sehingga dapat menghemat biaya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
b. Areal Perkebunan
Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini memiliki luas areal total
598.23 ha yang terdiri atas tiga afdeling yaitu afdeling A seluas 248.70
ha dengan luas areal efektif 114.17 ha, afdeling B seluas 201.37 ha
dengan luas areal efektif 170.54 ha dan afdeling C seluas 148.16 ha
dengan luas areal efektif 23.00 ha. Penggunaan tata guna lahan
perkebunan PT. Rumpun Sari Medini secara rinci tercantum pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Perkebunan PT. Rumpun Sari Medini
Afdeling A Afdeling B Afdeling C
Uraian Total
(ha) (ha) (ha)
Teh (TM) 115.17 170.54 23.00 307.71
Jalan 7.62 7.52 3.52 18.66
Jurang 16.60 0.06 13.04 29.70
Sungai 0.71 3.15 3.06 6.92
Emplacement 7.80 1.34 3.98 13.12
Areal okupasi 63.37 - - 63.37
Areal Cadangan 36.82 18.10 - 54.92
Areal Belum Diefektifkan - - 62.08 45.82
Budidaya Tanaman Lain - - 39.48 55.74
Areal Sisipan 1.61 0.66 - 2.27
Total 248.70 201.37 148.16 598.23
Sumber: Arsip kantor PT. Rumpun Sari Medini (2010)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui luas areal efektif yang
merupakan areal tanaman teh yang sudah menghasilkan (TM) dan
areal non efektif yang merupakan areal yang tidak dapat ditanami
tanaman teh, yang perinciannya seperti tabel 4.1 diatas. Untuk luas
areal efektif dan non efektif seperti tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Areal Efektif dan Non Efektif PT. Rumpun Sari Medini.
Areal Efektif Areal Non Efektif Total
Afdeling
(ha) (ha) (ha)
A 114.17 134.53 248.70
B 170.54 30.83 201.37
C 23.00 125.16 148.16
Total 307.71 290.52 598.23
Sumber: Arsip kantor PT. Rumpun Sari Medini (2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
4. Tata Letak
Tata letak merupakan suatu pengaturan semua fasilitas pabrik yang
bertujuan agar penggunaan ruang rasional dan ekonomis. Urutan proses
dan jumlah mesin yang digunakan perlu diperhatikan dalam menentukan
tata letak peralatan atau mesin di dalam pabrik.
a. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari
Medini ini ditempatkan dalam satu ruangan besar berukuran 33 m x 24
m. Mesin dan peralatan ini terdiri dari dua unit rotary panner, dua unit
Jackson, dua unit ECP belong, lima unit repeat dryer, dan lima Ball
Tea. Pengaturan penempatan alat diurutkan sesuai proses sehingga
kerja yang dilakukan bisa efesien.
b. Pabrik dan Bangunan
Pabrik pengolahan teh hijau PT. Rumpun Sari Medini
lokasinya terletak diantara perkebunan teh Medini. Ini memudahkan
pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik, sehingga untuk menuju
pabrik tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan pucuk teh
tidak layu. Pabrik pengolahan didirikan jauh dari perkampungan
penduduk sehingga segala kegiatan pengolahan tidak menimbulkan
gangguan. Untuk bangunan lain seperti kantor didirikan agak jauh dari
pabrik, sedangkan gudang diletakkan tepat di depan pabrik.
B. Manajemen Perusahaan
1. Struktur dan Sistem Organisasi
Kebijaksanaan dan pengaturan sepenuhnya PT. Rumpun Sari
Medini barada pada direksi yang berkedudukan di Jalan Kepoh G.2.
Semarang, Jawa Tengah, sedangkan untuk menjalankan tugas dan program
dari direksi diserahkan kepada bagian organisasi Kebun Medini.
Struktur organisasi pelaksanaan PT. Rumpun Sari Medini
berbentuk garis lini, sistem lini ini berjalan dua arah artinya atasan dapat
memberi perintah kepada bawahan, pihak bawahan mendegalasikan atau
memberi perintah sebagian wewenang kebawahannya lagi dan seterusnya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
21
a. Manager
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan dalam
bidang tanaman, proses produksi dan administrasi, penguasaan
materi atau personil serta penangan wilayah perkebunan termasuk
harta dan kekayaan perusahaan.
2) Melaksanakan perencanaan dan kebijakan direksi.
3) Mengumpulkan dan mengajukan usulan maupun pendapat untuk
bahan perbaikan.
4) Memberi laporan kepada direksi tentang kegiatan bulanan dan
tahunan maupun data keseluruhan tentang perkebunan.
5) Memperhatikan kesejahteraan karyawan.
b. Kepala tanaman
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mengelola dan mengkoordinasi pekerjaan yang ada dibawah
pengawasannya baik menyangkut teknik maupun administratif
sesuai dengan kebijakan administrator.
2) Melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang telah
disetujui.
3) Melaksanakan koordinasi dengan karyawan lain dalam segala hal
yang berhubungan dengan perusahaan.
4) Membuat laporan bulanan dan tahunan hasil produksi kebun
kepada administratur.
5) Membuat laporan pertanggung jawaban pengelolaan kebun.
c. Kepala pabrik
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan pengelolaan dan
produksi teh.
2) Bertanggung jawab atas infrastruktur dan bangunan pabrik.
3) Menjalankan administrasi produk pengolahan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
d. Kepala administrasi
Mempunyai tugas dan tangung jawab sebagai berikut:
1) Mengadakan sentralisasi administrasi pelaksanaan pengelolaan
kebun.
2) Mewakili pimpinan jika ditunjuk ketika pimpinan berhalangan.
3) Mengadakan hubungan kerja dengan karyawan sesuai dengan
fungsinya serta memelihara hubungan demi kelancaran tugas
operasional.
4) Mengontrol tugas seksi administrasi.
5) Mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah yang telah
disetujui oleh kepala pabrik dan kebun/tanaman.
e. Asisten afdeling
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan pemetikan
di kebun pada afdeling yang dikuasai.
2) Bertanggung jawab atas pengelolaan tanaman dan pemetikan di
kebun pada afdeling yang dikuasai.
f. Mandor 1 afdeling
Tugas dan tanggung jawab mandor 1 afdeling adalah
mengawasi kegiatan di kebun mulai dari pemetikan dan pemanenan.
g. Krani timbang
Tugas dan tanggung jawab krani timbang adalah mencatat hasil
timbangan setelah dilakukan pemetikan baik yang dilakukan di kebun
maupun di pabrik.
h. Mandor rawat
Tugas dan tanggung jawab mandor rawat adalah
mengawasi bagian perawatan kebun mulai dari pembibitan,
pemupukan, penyemprotan dan pemangkasan.
i. Mandor panen
Tugas dan tanggung jawab mandor panen adalah mengawasi
pemetik selama pemanenan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
j. Keamanan
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Menjaga keamanan perusahaan.
2) Membuat laporan tentang situasi keamanan perusahaan.
3) Membuat arsip dan mengkoordinasi buku tamu apabila ada tamu
ataupun karyawan yang keluar masuk area perusahaan.
k. Krani P/U
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugas dalam hal peraturan cuti dan pengeluaran
barang.
2) Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib kantor dan
menyelenggarakan rapat pertemuan.
3) Menyelenggarakan urusan umum, surat-menyurat dan tugas
kesekretariatan kebun.
4) Menertibkan dan mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatan, agama dan olah raga.
5) Membuat rencana, mengkoordinir dan mengawasi tugas keamanan,
pembinaan wilayah dan dibantu oleh petugas harian tersendiri.
6) Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
l. Krani gudang
Tugas dan tanggung jawab krani gudang adalah mencatat dan
memberikan laporan mengenai data di gudang secara keseluruhan
kepada administratur.
m. Krani keuangan
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan untuk keperluan
pembiayaan produksi dan gaji.
2) Membuat neraca laba rugi pada tiap bulan dan akhir tahun.
3) Membuat laporan kas mingguan, bukti penerimaan dan
pengeluaran kas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
n. Mandor 1 teknik
Tugas dan tanggung jawab mandor 1 teknik adalah mengawasi
kondisi mesin dan peralatan yang ada serta bertanggung jawab
atas perbaikkannya.
o. Mandor 1 pabrik
Tugas dan tanggung jawab mandor 1 pabrik adalah mengawasi
kegiatan di pabrik baik proses maupun sortasi.
p. Mandor proses
Tugas dan tanggung jawab mandor proses adalah mengawasi
atas segala pelaksanaan pengolahan pucuk hingga menjadi produk teh
hijau.
q. Mandor sortasi
Tugas dan tanggung jawab mandor sortasi adalah mengawasi
proses sortasi produk kering teh hijau menurut jenis kualitasnya.
C. Bahan Baku
Pucuk teh segar merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
mengolah teh hijau. Bahan dasar tersebut diperoleh PT. Rumpun Sari Medini
dan kebun teh Medini yang terletak di sekitar pabrik. Varietas tanaman teh
yang diusahakan di kebun Medini ini meliputi TRI 2024, TRI 2025, CHIN
143 dan Gambung 45. Adapun spesifikasinya sebagai berikut:
1. TRI (Tea Research Institut) 2024, 2025 yang bercirikan :
a. Klon yang daya produksinya besar.
b. Dapat tumbuh baik hampir disemua tempat.
c. Mempunyai kualitas petikan teh dari medium sampai halus.
d. Mudah distek.
e. Tahan terhadap penyakit cacar.
2. CHIN 143 yang bercirikan :
a. Klon yang mempunyai daya produksi sedang sampai besar.
b. Dapat tumbuh baik dibeberapa tempat.
c. Mempunyai kualitas petikan teh dari medium sampai halus.
d. Ketahanan terhadap penyakit cacar daun teh sedang sampai tahan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
b. Pemberantasan Lalang
Adalah kegiatan pemberantasan setiap lalang yang tumbuh di
areal tanaman dan disekitarnya termasuk jalan, parit, dan sebagainya.
c. Pemangkasan
Adalah kegiatan untuk mengurangi cabang atau ranting
daripada pohon teh yang bertujuan untuk mencapai produktivitas
tinggi dan keseragaman tanaman sehingga memberikan kemudahan
dalam perawatan tanaman dan panen.
d. Penyisipan
Adalah mengganti tanaman yang mati di lapangan segera
setelah diketahui yang mana penyisipan ini maksimal 10% dari
populasi tanaman yang ada.
e. Centring dan Decentring
Adalah pembentukan bidang petik yang dilakukan pada saat
tanaman teh masih TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) agar
diperoleh bidang petik yang luas dan dapat menghasilkan sebanyak-
banyaknya pucuk teh dalam waktu secepatnya.
f. Soil Conservation
Adalah usaha untuk melindungi atau mempertahankan lapisan
dan kesuburan tanah serta mengatur dan mengurangi hilangnya sumber
daya air akibat faktor alam (hujan, angin dan panas)
2. Pemupukan
a. Pengenalan Pupuk
Pemupukan adalah penyediaan hara yang sangat mudah di
serap oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman, khusus untuk tanaman teh maka pertumbuhan vegetatif lebih
diutamakan.
b. Tujuan Dari Pemupukan
1) Pelaksanaan pemupukan yang tepat dosis dan waktu
diharapkan produktivitas tinggi dapat dicapai.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
28
29
30
31
perkebunan teh, oleh karena itu panen harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya agar pucuk teh yang dipanen dapat memenuhi target yang
diinginkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Perangkat-perangkat pendukung dan aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan panen, yaitu:
a. Jenis pemetikan, yaitu pemetikan yang dilakukan selama masa satu
daur pangkas, yang dapat dibedakan menjadi pemetikan jendangan,
pemetikan produksi, dan pemetikan gendesan.
b. Jenis dan rumus petik, yaitu petikan imperial, petikan emas, petikan
halus, petikan medium, petikan kasar, petikan kasar sekali, dan petikan
lempar.
c. Daur petik, yaitu jangka waktu antara satu pemetikan ke pemetikan
berikutnya, yang dinyatakan dalam hitungan hari.
d. Kebutuhan tenaga pemetik, yaitu rata-rata jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memetik pucuk teh yang dihitung per satuan luas
(Ha) per tahun.
e. Hanca petik, yaitu luas areal petikan yang harus dipetik setiap harinya.
f. Analisa petikan, yaitu uraian tentang hasil pucuk dari suatu blok pada
suatu hari yang menunjukkan perbandingan antara pucuk yang
memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat untuk jenis pengolahan
tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).
g. Alat dan sarana pemetikan, yaitu peralatan yang digunakan oleh
pemetik dalam melaksanakan pekerjaan petik. Peralatan berupa waring
(fishing net), gunting pemotong, etem (pisau), keranjang gendong
(junak), ani-ani, dan perlengkapan pribadi (sarung tangan, caping,
sepatu bots).
h. Sarana transportasi, yaitu kendaraan berupa truk untuk mengangkut
pucuk dari kebun dibawa ke pabrik pengolahan pucuk.
Pelaksanaan panen berkaitan dengan pemeliharaan daun teh yang
potensial sebagai bahan baku teh hijau. Untuk beberapa hal yang harus
diketahui berkaitan dengan pelaksanaan panen, antara lain yaitu:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
a. Jenis Pemetikan
Jenis Daun teh yang digunakan sebagai bahan dasar teh hijau
adalah bagian pucuk daun, akan tetapi dalam hal ini pucuk daun yang
dipetik menurut rumus petikan yang telah baku. Pemetikan adalah
pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya
yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk kering.
Pemetikan daun teh bertujuan untuk memungut hasil tanaman teh yang
sesuai dengan tujuan pengolahan dan juga berfungsi sebagai usaha
untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi
secara berkesinambungan.
Untuk mendapatkan kualitas pucuk daun teh dengan kualitas
tinggi secara kontinyu, perlu diperhatikan jenis pemetikan. Jenis
pemetikan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan petikan berdasarkan daun yang dipetik dan yang ditinggalkan
setelah dilakukan pemetikan.
1) Pemetikan Jendangan
Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan
pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan ini
bertujuan untuk membentuk bidang petik yang rata dengan cabang-
cabang yang tumbuh melebar dengan tunas yang banyak sehingga
tanaman mempunyai potensi produksi yang tinggi.
Pemetikan jendangan di Perkebunan Rumpun Sari Medini
dilaksanakan dengan menggunakan mal (ukuran) yaitu apabila
sebagian areal telah menunjukkan pertumbuhan tunas melebihi 15-
20 cm dari luka pangkas (melebihi 15-20 cm dari 60 cm). Waktu
pelaksanaan pemetikan jendangan umumnya 2-3 bulan setelah
pemangkasan dengan 6-10 kali daur petik dimana satu daur petik =
12-15 hari. Pemetikan hanya dilakukan pada tunas yang tumbuh ke
atas (pancer), sementara tunas yang tumbuh ke samping (slewer)
dibiarkan karena slewer ini berfungsi menutupi tanah dari sinar
matahari yang dapat menyebabkan tumbuhnya benalu atau rumput
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
34
35
36
37
38
3) Iklim
Pada musim kemarau pertumbuhan tunas semakin
lambat sehingga daur petik menjadi lebih lama dibandingkan pada
musim hujan
4) Kesehatan tanaman
Semakin sehat tanaman maka pertumbuhan pucuk
semakin cepat sehingga daur petik menjadi lebih pendek bila
dibandingkan dengan tanaman yang tidak sehat
5) Kesuburan tanah
Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah, maka semakin
cepat pertumbuhan pucuk, sehingga pada tanah yang subur daur
petik menjadi lebih pendek bila dibandingkan dengan tanah yang
kurang subur. Perkebunan Rumpun Sari Medini menetapkan daur
petik 10-12 hari pada musim hujan dan 12-15 hari pada musim
kemarau.
d. Pelaksanaan Pemetikan
Pelaksanaan pemetikan di Perkebunan Rumpun Sari Medini
dilakukan berdasarkan banyaknya pucuk, jika pucuk yang akan dipetik
atau pucuk yang siap petik banyak maka pemetikan dilakukan 2 kali
dalam sehari namun jika pucuk yang akan dipetik sedikit maka
pemetikan dilaksanakan satu kali dalam sehari. Pemetikan pertama
dilakukan pada pukul 06.30 WIB dan berakhir pada pukul 09.30 WIB
untuk dilakukan penimbangan I dan pemetikan kedua dimulai pada
pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 13.30 WIB untuk dilakukan
penimbangan II. Pemetikan di Perkebunan Rumpun Sari Medini
dilakukan dua cara yaitu dengan cara manual dan menggunakan alat.
Untuk perkebunan medini menggunakan alat etem dan gunting.
Penggunaan etem merupakan trik mandor karena tidak semua pemetik
terampil menggunakannya . Keutamaan menggunakan etem yaitu
untuk menghindari pemetikan dari penyerambutan sehingga tidak
terjadi kangker batang, ranting dan menghindari karusakan daun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
40
41
42
43
44
45
46
47
D. Proses Pengolahan
Dalam proses pembuatan teh hijau tidak diinginkan terjadinya
fermentasi pada pucuk daun teh, karena akan berpengaruh pada hasil akhir
olahan baik dari segi rasa maupun warna teh hijau. Adanya proses fermentasi
menyebabkan warna teh hijau menjadi coklat atau coklat kehitaman,
sedangkan warna tersebut justru dihindari dalam teh hijau.
Proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini terdiri dari
tahapan-tahapan, yaitu penghamparan, pelayuan, penggulungan, pengeringan
awal, pengeringan akhir, sortasi, pengemasan dan yang terakhir adalah
penyimpanan. Jika pucuk daun teh yang hendak dilayukan melebihi kapasitas
mesin pelayuan maka pucuk daun teh tersebut perlu dilakukan perawatan agar
tidak rusak dan terjadi fermentasi. Perawatan tersebut dilakukan dengan cara
pucuk daun teh tersebut dibeberkan atau dihamparkan di lantai dengan
ketebalan 40 cm dan dibolak-balik (diwiwir) setiap 2 jam sekali.
Proses produksi yang dilakukan di PT. Rumpun Sari Medini adalah
kontinyu dan tidak ada perubahan tahapan proses yang dilakukan. Diagram
alir Proses Pengolahan Teh hijau dapat dilihat pada gambar 4.6 pada halaman
48.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Penggulungan 15 - 17 menit
Pengeringan Akhir T = 80° C, t = (rotary dryer = 1,5 jam, ball tea = 12 jam)
Sortasi
Pengemasan /Pengepakan
Penyimpanan /Penggudangan
Teh Hijau
49
50
3. Pelayuan
Pelayuan pada pengolahan teh hijau adalah untuk menginaktifkan
enzim polifenol oxidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk
hingga menjadi lentur dan mudah tergulung. Mesin yang digunakan adalah
rotary paner. Pada proses pelayuan ini mula-mula pucuk daun dimasukkan
dalam hong yang berputar. Putaran hong sebanyak 19 rpm dengan waktu
pelayuan 4-6 menit. Pemanasan pelayuan berlangsung melalui dinding
hong dan udara yang panas, sehingga pelayuan dapat merata pada semua
pucuk, kemudian pucuk layu keluar.
Suhu optimal pada proses pelayuan di PT. Rumpun Sari Medini
adalah 90°C-120°C, selama kurang lebih 5 menit. Pengaruh hasil pelayuan
terhadap proses pelayuan adalah bila terlalu lama layu maka akan
mempersulit penggulungan dan penggilingan.
Pada proses pelayuan akan terjadi perubahan fisik dan kimia pada
pucuk teh. Perubahan fisik dapat dilihat pada warna daun dan perubahan
kimia ditandai dengan meningkatnya aktifitas enzim, terurainya protein
menjadi asam amino bebas dan meningkatnya kandungan kafein sehingga
menimbulkan aroma yang harum. Mesin pelayuan yang dipakai Kebun
Medini adalah Rotary Panner (RP) type double cylinder roll yang
berjumlah dua unit dengan kapasitas 600-800 kg berbentuk tabung silinder
yang berputar dipanasi dengan suhu 900C – 1200C yang digerakan oleh
electromotor, 1-6 burner (kompor minyak) yang digunakan nozzle,
conveyor yang dilengkapi dengan alat perata dan blower. Mesin Rotarry
Panner berfungsi untuk melayukan pucuk segar melalui induksi panas
sehingga pucuk lemas dan juga untuk menonaktifkan enzim polifenol
oksidasi sehingga tidak terjadi proses fermentasi. Sebelum pucuk
dimasukan, mesin trsebut dipanasi terlebih dahulu kurang lebih 15 menit
dengan suhu 1000C. pucuk yang akan dilayukan dimasukan dalam
konveyor dengan feed hopper (tempat pengisian) dan diratakan dengan alat
perata yang berputar (leaf spreader) dengan tujuan pucuk tidak
menggumpal. Diatas konveyor blower yang berfungsi untuk membuang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
udara jenuh (uap air). Suhu lebih dari 100 0C tidak dianjurkan karena
merusak klorofil. Pucuk dilayukan kurang lebih 5 menit. Setelah keluar
dari mesin pelayuan, pucuk yang tadinya hijau berubah jadi hijau zaitun
dengan kadar air 65-70%.
Selain itu, hasil pelayuan yang baik juga dapat diketahui jika pucuk
layu tersebut digenggam dan diperas, airnya tidak mengucur tetapi terasa
lengket di tangan dan tidak terdengar bunyi patah jika diperas.
Proses pelayuan di Kebun Medini dilakukan dengan 2 shif kerja
yaitu pukul 11.00-18.00 dan 18.00-02.00 WIB (sampai selesai) dengan
waktu istirahat dilakukan bergantian antar pekerja (diusahakan mesin tidak
ditinggal). Tenaga kerja yang diperlukan untuk proses ini adalah 4 pekerja
(BHL/LPT). Proses dengan digunakan Mesin Rotarry panner dapat dilihat
pada Gambar 4.8
52
53
54
55
a. Pengeringan Awal
Pengeringan awal bertujuan untuk mengurangi kadar air
sampai tinggal 30-35 %. Mesin yang digunakan pada pengeringan
awal di Kebun Medini adalah ECP drier (Endless Chain Pressuer)
kapasitas 300-400 kg/jam/unit, kecepatan 18 rpm dengan rantai tidak
terputus berukuran 4-6 feet dan terdiri dari 4-5 stage dimana kecepatan
jalannya diatur dengan gear box yang menggunakan variable speed.
Proses pengeringan dimulai dengan memanaskan ECP drier 15 menit
sebelum pucuk hasil gilingan masuk. Setelah suhu 1000C, pucuk hasil
gilingan dimasukkan dalam bak ECP drier. Stage dipasang rantai yang
tidak terputus, pen membawa tray dan membawa bubuk teh yang akan
dikeringkan, diujung tray pucuk jatuh dan ditampung tray dibawahnya.
Suhu yang digunakan dalam ECP drier adalah 90-1200C dan ditiup
dengan menggunakan blower/fan untuk menghasilkan udara panas
sampai 1450C digunakan dapur api/Heat Exchanger (HE) dimana
digunakan burner dengan BBM solar/minyak tanah. Angin panas yang
masuk ke ruangan ECP drier adalah panas induksi sehingga api tidak
boleh masuk ruang pengering karena asapnya dapat mempengaruhi
hasil pengeringan. Pembagian angin rata di setiap stage sehingga
diperoleh teh dengan derajat kekeringan sama. Mesin ECP drier dapat
dilihat pada Gambar 4.10.
56
57
58
b) Layer 4
Mesin layer 4 menggunakan ukuran mesh 10mm, 8mm,
6mm, dan 4mm.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
2) Sunction Winnower
Mesin ini digunakan untuk memisahkan mutu teh hijau
berdasarkan berat jenisnya.
3) Cutter
Mesin ini merupakan lanjutan dari mesin layer 4 yang
berfungsi untuk memperkecil ukuran peko yang berukuran besar
dan memanjang.
Sortasi merupakan kegiatan pengelompokan teh jadi kedalam
jenis-jenis mutu dengan bentuk ukuran yang spesifik sesuai dengan
standar teh hijau dan untuk memisahkan, memurnikan dan membentuk
jenis mutu agar teh hijau dapat diterima di pasaran. Sortasi di Kebun
Medini dilakukan dengan 2 cara yaitu sortasi mesin dan sortasi
manual.
Sortasi mesin digunakan untuk pemisahan teh berdasarkan
berat jenisnya dengan penggunaan 4 tahapan mesin yaitu mesin Layer
Dry Leaf Sifter, Extractor, Winower dan Cutter. Land shifter biasa
disebut layer 4 yang berfungsi untuk memisahkan grade, terdiri dari 4
susunan ayakan. Namun, Kebun Medini memodifikasikan menjadi 6
susunan ayakan agar lebih efektif. Susunan ayakan tersebut adalah 10,
8, 6, 4, 3 dan 2 mm. Mesin ini menghasilkan 5 kelas mutu yaitu lokal,
peko super besar (PSB), peko super kecil (PSK), chun mee (CM),
tulang dan dust.
Extractor atau layer 3 digunakan untuk pemisahan tulang dari
layer 4 dengan kapasitas 140 kg/jam. Extractor sering disebut layer 3
dengan struktur ayakan yang timbul berfungsi untuk jalur tulang agar
tidak lolos dari lubang ayakan. Hasil sortasi dari layer 4 masuk dalam
layer 3. Pengklasifikasian hasil dari layer 4 masuk dalam ukuran
ayakan masing-masing. Untuk PSB menggunakan ayakan 13, 10, 8, 6
mm dan dihasilkan kelas mutu tulang, lokal, PSK, PSB. Bahan PSK
dan CM menggunakan ayakan 13, 10, 8, 6, 4 mm dan dihasilkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
tulang, lokal, PSK dan CM. Gambar Layer Dry Leaf Sifter dan Stalk
Separator dapat dilihat pada Gambar 4.13
(A) (B)
Gambar 4.13 (A) Mesin Layer Dry Leaf Sifter dan (B) Mesin Stalk
Separator di Perkebunan Rumpun Sari Medini
Stalk Separator berbentuk stage bersusun 4 yang berfungsi
untuk memisahkan tulang kecil dan akan dihasilkan tulang. Winower
merupakan mesin pemisah teh kering berdasarkan berat jenisnya yang
bekerja dengan 4 kipas yang bersusun. 3 kipas sebagai penghembus
dan kipas 1 penyedot debu. Ketiga kipas tersebut tidak berjalan
bersamaan tetapi bergantian tergantung kebutuhan kelas mutu yang
diinginkan, kelas mutu yang dihasilkan dari mesin winower ini adalah
PSK, PSB, CM, kempring dan dust. Mesin Winower dapat dilihat pada
Gambar 4.14
61
62
63
belah pihak, direksi membuat laporan Delivery Order (DO) dan pihak
kebun akan mengirim bahan sesuai dengan DO tersebut. Untuk tujuan
pasar dalam negeri (lokal), teh hijau Kebun Medini dipasarkan ke PT
Sosro (Tegal), PT Gunung Subur (Solo), PT Kereta Kencana dan PT Tri
Bintang Inter Global (Sukabumi), PT Gunung Manik (Bandung), PT Agro
Pangan Putra Mandiri (Bogor), PT Indotirta Jaya Abadi (Semarang), PT
Sepeda Balap (Pekalongan), sedangkan untuk tujuan ekspor teh hijau
Kebun Medini dipasarkan ke negara Afganistan.
64
3. Pengaduk
4. Kompor
5. Cerobong
6. Lubang pengeluaran
7. Motor penggerak
8. Belt conveyor
Spesifikasi mesin:
Nama : Rotary panner
Ukuran : 200 cm x 600 cm
Type : Double action (buatan Sukabumi)
Kapasitas : 300-400 kg/jam
Putaran : 19rpm
Suhu panas : 50°C
Prisip kerja:
1) Elektromotor dihidupkan melalui alat kontrol kemudian
silinder dan kompor dihidupkan juga melalui alat kontrol.
2) Sebelum dimasukkan hoong pelayuan dipanaskan terlebih
dahulu kurang lebih 30 menit untuk meratakan panas,
kemudian pucuk dimasukkan dari arah depan berputar sampai
belakang. Pemasukan pucuk harus berkesinambungan dan terus
menerus karena kalau tidak demikian akan terjadi ruang
hampa, sehingga terjadi kekeringan dan warna daun layu tidak
rata. Pengaturan kecepatan putaran mesin dihubungkan dengan
puly.
3) Gigi hong bersentuhan dengan gigi dan berputar searah jarum
jam.
4) Pucuk yang dimasukkan menjadi layu akibat panas yang
ditimbulkan oleh burner.
Alat ini dilengakapi dengan 3 elektromotor dan 1 kompor yang
meliputi:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
1) Motor 1
Type : FBFC
Daya : 3 HP 2,2 kw
Putaran : 1485 rpm
Kuat arus : 8,5 A
Voltage : 220-380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : Untuk meratakan pucuk yang masuk
2) Motor 2
Tipe : FBFC
Daya : 1HP 0,75 kw
Putaran : 1400 rpm
Kuat arus : 3,3 A/1,9 A
Voltage : 220-380 v
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : Untuk menggetarkan konveyor
3) Motor 3
Tipe : FBFC
Daya : 1 HP 0,75 kw
Putaran : 1400 rpm
Kuat arus : 3,3 A/1,9 A
Voltage : 220-380 v
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : Untuk menggerakkan konveyor
4) Kompor
Kode : 4L 898
Type : LT 30HW
Daya : 150 W
Voltage : 220V
Buatan : Kogya Co. Ltd (Taiwan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
67
Prinsip kerja:
a) Elektrometer dihidupkan melalui alat kontrol.
b) Dengan bantuan ban play yang mennghubungkan dengan pulli
dengan elektromotor dan pully menggerakan Jackson Roller,
maka as Jackson Roler baergerak
c) Gardan memutar as pinton, memutar as penggerak secara
horisontal, sehinga Jackson Roler dapat berputar untuk
menggulunng dan memeras pucuk
d) Daun layu selama penggulungan dipres 2 kali yaitu 2 menit
etelah daun masuk dan 2 menit sebelum dikeluarkan.
Pengaturan poros /ulir penggerak pres naik turun yaitru untuk
meratakan cairan dipermukaan daun.
e) Penggulungan dihentikamn dengan cara mengunci pully
penggerak sehinga ban play pindah ke pully sampingnya yang
tidak bisa menggerakan as penggerak.
f) Daun yang telah tergulung dikeluarkan melalui lubang
pengeluaran.
Alat ini masing-masing trays dilengkapi elektromotor yang
meliputi:
a. Motor (single acktiori)
Type : FBFC
Daya : 7,5 HP 5,5 kw
Putaran : 1440 rpm
Kuat arus : 12,2 A
Voltage : 380/660 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
b. Motor (double action)
Type : FBFC
Daya : 7,5 HP 5,5 kw
Putaran : 1435 rpm
Kuat arus : 11,7/6,8 A
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Voltage : 380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
c. Mesin Pengering Awal (Endless Chain Pressure Dryer/ECP Belong)
Hasil pucuk layu yang telah digiling dimasukkan ke Belong
melalui trays-trays yang dijalankan bersusun/bertingkat. Pengeringan
ini terjadi penguapan air yang disebabkan karena adanya kontak antara
trays yang panas dengan pucuk dan juga dapat terjadi karena kontak
pucuk dengan udara panas dan dalam belong. Adanya sisir perata
dapat meratakan pucuk dengan ketebalan kurang lebih 4 cm untuk
dimasukkan ke belong sehingga pengeringan dapat merata ke seluruh
permukaan pucuk.
69
Spesifikasi mesin:
Ukuran : 203 cm x 590 cm
Type : memakai trays
Buatan : Sukabumi
Kapasitas : 250-300 kg/jam
Putaran : 18 rpm
Suhu panas : 90-120° C
Alat ini dilengkapi dengan elektromotor dan 1 kompor yang
meliputi:
1) Motor 1
Type : FBFC
Daya : 10 HP 7,5 kw
Putaran : 1440 rpm
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : untuk meratakan bahan yang masuk
2) Motor 2
Type : FBFC
Daya : 1 HP 0,75 kw
Putaran : 1380 rpm
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
Fungsi : sebagai penggerak trays
3) Motor 3
Type : FBFC
Daya : 1 HP 0,75 kw
Putaran : 1400 rpm
Kuat arus : 3,3 /1,9 A
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taiwan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
4) Kompor
Code : 4 N 30
Type : LT 30 HW
Daya : 150 W
Voltage : 220 V
Buatan : Kogya Co. Ltd (Jepang)
d. Reapet dryer
Prinsip kerjanya mengurangi kadar air bahan dengan cara
menguapkan air sehingga mencapai kadar air 3-4%. Daun yang telah
mengalami pengeringan awal dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam hoong panas yang berbutar sehingga penguapan terjadi baik
disebabkan oleh kontak langsung dengan udara panas dalam hoong.
Proses dihentikan bila batang teh dapat dipatahkan atau terdengar
suara alat yang menandakan teh telah kering.
71
Spesifikasi mesin:
Ukuran : 130 cm x 236 cm
Type : Single action
Buatan : Sukabumi
Kapasitas : 50 kg /jam /unit
Putaran : 17 rpm
Suhu panas : 80° C
Jumlah : 5 unit
Alat-alat ini dilengkapi dengan elektromotor dan kompor yang
meliputi:
a) Motor
Type : FBFC
Daya : 2 HP 1,5 kw
Putaran : 1410 rpm
Kuat arus : 6,05/3,5 A
Voltage : 220/380 V
Buatan : Tatung Co. Ltd (Taywan)
b) Kompor
Code : 5 A 100
Type : LT3
Daya : 150 W
Voltage : 220V
Buatan : Kogya Co. Ltd (Jepang)
e. Ball tea
Prinsip kerjanya sama dengan repeat dryer, waktu pengeringan
lebih lama dan dihasilkan teh hijau yang terpilin bulat (Gun powder).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
73
74
g. Suction Winower
Prinsip kerja mesin ini teh kering dimasukkan dalam ruang
penghembus melalui konveyor. Udara dihembuskan oleh exchaust fan.
Teh yang masuk dalam ruang penghembus akan terbawa oleh
hembusan udara. Teh yang mempunyai berat jenis paling besar akan
jatuh pada lubang pengeluaran pertama dan teh semakin kecil berat
jenisnya berturut-turut pada lubang pengeluaran selanjutnya.
75
h. Tea cutter
Prinsip kerja alat ini adalah teh kering yang berukuran besar
masuk ke dalam ruang pemotong melalui hopper kemudian teh di
dalam mesin akan diperkecil ukurannya dengan menggunakan roll-roll
berputar.
76
Keterangan:
1. angka penunjuk berat
2. panah penunjuk berat
3. penggantung timbangan
4. penggantung bahan
b. Timbangan
Gambar alat
77
Keterangan:
1. Tempat bahan
2. Penunjuk berat
3. Angka penunjuk berat
4. Kerangka timbangan
d. Alat pengangkut (troly)
Gambar alat
78
F. Produk Akhir
1. Spesifikasi Produk Akhir
Jenis teh yang diproduksi di PT. Rumpun Sari Medini terdiri dari
beberapa jenis teh, yang dispesifikasikan dalam beberapa tingkatan mutu
(grade). Mutu atau grade yang ada di PT. Rumpun Sari Medini meliputi
dua grade yakni grade lokal dan grade ekspor. Pasaran lokal Indonesia
hampir dapat dijangkau oleh PT. Rumpun Sari Medini, meskipun
demikian pihak produsen belum puas jika komoditi yang dihasilkan tidak
dapat menjangkau pasaran Internasional. Berikut ini adalah tabel
spesifikasi mutu teh hijau lokal dan ekspor yang saat ini masih diproduksi
di PT. Rumpun Sari Medini. Dapat dilihat pada halaman 75.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Tabel 4.4 Spesifikasi, Ciri dan Tingkatan Mutu (grade) Teh Hijau di PT.
Rumpun Sari Medini
Spesifikasi
No Ciri Grade
mutu
1. Peko Super Teh hijau yang partikelnya tergulung I (ekspor)
Kecil padat, terpilin, berwarna hijau sampai
kehitaman, lolos ayakan lubang 6 mm dan
tertahan ayakan lubang 4 mm
2. Peko Super Teh hijau yang partikelnya berwarna hijau I (ekspor)
Besar kehitaman, berukuran lebih panjang
daripada Peko Super Kecil, lolos lubang
ayakan 8 mm dan tertahan lubang 6mm
3. Chun Mee Teh hijau yang partikelnya tergulung padat I (ekspor)
memanjang, berwarna hitam kehijauan
sampai hitam
4. Jikeng Teh hijau yang partikelnya tergulung II (lokal)
longgar dan kurang
terpilin berwarna hijau kehitaman, sampai
kuning kecoklatan, lolos lubang ayakan 10
mm dan tertahan ayakan lubang 1 mm
5. Dust Teh hijau yang partikel tergulung longgar II (lokal)
berupa potongan pipih berwarna
kehitaman sampai kuning kecoklatan, lolos
ayakan lubang 2 mm dan tertahan ayakan
lubang 1 mm
6. Pecco Teh hijau yang partikelnya panjang pipih II (lokal)
Fanning berwarna kehitaman, lolos ayakan lubang
2 mm dan tertahan ayakan lubang 1 mm
7. Tulang Teh hijau yang partikelnya berupa gagang II (lokal)
berwarna kuning kecoklatan
8. Gun Powder Teh hijau yang partikel tergulung padat II (lokal)
memanjang, berwarna hitam kehijauan
sampai hitam
9. Sun Mee Teh hijau yang partikelnya berupa II (lokal)
potongan pipih, berwarna hitam kehijauan
sampai kecoklatan
Sumber: Bagian Produksi PT. Rumpun Sari Medini 2010
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
81
82
83
G. Pemasaran Produk
Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Sistem pemasaran di PT. Rumpun Sari Medini adalah sistem DO
(Order Pengiriman Barang) yaitu pertama-tama pihak PT. Rumpun Sari
Medini memberikan sampel hasil produksi teh hijau tersebut kepada
konsumen. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan transaksi jual beli barang
sepenuhnya diatur oleh direksi pusat PT. Rumpun Sari Medini sedangkan
untuk pengeluaran barang dilakukan sendiri oleh pihak perkebunan atau
pabrik.
Pengiriman barang dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengambilan barang dilakukan sendiri oleh pihak pembeli sehingga
semua resiko menjadi tanggung jawab pembeli (perangko gudang
penjual).
2. Pihak perkebunan atau pabrik yang melakukan pengiriman barang ke
gudang pembeli sehingga semua resiko menjadi tanggung jawab pihak
pabrik dengan biaya pengiriman telah disesuaikan dalam harga penjualan
(perangko gudang pembeli).
H. Sanitasi
Sanitasi adalah pengendalian yang terencana terhadap lingkungan
produksi, bahan mentah, bahan pembantu, peralatan, dan pekerja untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan pada hasil olah, mencegah
terlanggarnya nilai estetika konsumen, serta mengusahakan kerja yang
bersih, aman dan nyaman.
1. Sanitasi Pabrik
Lingkungan tempat perusahaan PT diperhatikan letaknya terhadap
lingkungan yang kurang sehat. Penentuan lokasi bangunan secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan, untuk itu pemilihan lokasi bangunan tidak boleh diabaikan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
begitu saja. Setiap shift yang bekerja bertanggung jawab pada sanitasi
seluruh ruangan proses produksi. Sanitasi pabrik secara umum meliputi:
a. Sanitasi Lantai
Lantai hams kedap air, tahan terhadap garam, permukaannya
rata dan halus, serta mudah untuk dibersihkan dan lantai yang dibuat
sudah memadai dan memenuhi persyaratan. Di PT. Rumpun Sari
Medini sanitasi lantai dibersihkan sebelum dan sesudah proses
produksi. Pembersihan dilakukan dengan menyapu setiap bagian
dalam ruangan proses produksi.
b. Sanitasi Binding
Binding menggunakan bahan bangunan yang terbuat dari
tembok dan kayu. Sanitasi dinding dilakukan setiap 1 bulan sekali
meliputi pembersihan seluruh bagian dinding dari pabrik.
c. Atap dan Langit-Langit
Atap terbuat dari seng karena tahap terhadap pengaruh hujan,
tahan lama, tahan terhadap air dan tidak bocor. Langit-langit terbuat
dari kayu dengan permukaan rata dan tidak mudah terkelupas serta
tahan lama dan mudah dibersihkan.
d. Ventilasi
Uap air akan mengembun dan menempel pada permukaan
peralatan, mesin, langi-langit dan dinding yang mudah menimbulkan
karat. Pada kayu akan mengakibatkan kayu menjadi mudah lapuk
atau terjadi serangan jamur. Untuk menanggulangi masalah tersebut
maka dibuat ventilasi, pengatur suhu ruangan pokok dan ruangan
pelengkap, baik secra alami maupun buatan.
e. Sanitasi Mesin atau Peralatan Pengolahan
Untuk mendapatkan produk yang berkualitas baik dan tidak
terkontaminasi, maka kondisi mesin dan peralatan lainnya yang
berhubungan dengan bahan baku yang akan diproses harus selalu
dijaga kebersihannya. Pembersihan mesin dan peralatan di PT.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktek magang di PT. Rumpun
Sari Medini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya ketelitian para pemetik dalam memetik pucuk teh di kebun PT.
Rumpun Sari Medini.
2. Kurangnya perhatian dalam penyimpanan pucuk teh dalam waring pada
saat pengangkutan oleh truk.
3. Tujuan pemasaran PT. Rumpun Sari Medini tidak hanya dalam negeri
tetapi sudah ke luar negeri yaitu Afganistan.
4. Sistem pemasaran di PT. Rumpun Sari Medini adalah sistem DO (Order
Pengiriman Barang) yaitu pertama-tama pihak PT memberikan sampel
hasil produksi teh hijau tersebut kepada konsumen.
5. Kesadaran semua karyawan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
dengan menjalankan operasional kebun yang ramah lingkungan.
6. Sanitasi perusahaan dan tata letak alat pengolahan saling mendukung
dalam menciptakan proses pengolahan yang bersih, aman dan efesien.
7. Sumber referensi yang masih seadanya atau kurang lengkap tentang ilmu
pengetahuan di perpustakaan PT. Rumpun Sari Medini.
B. Saran
Untuk memperoleh daun teh yang potensial sebagai bahan baku teh
hijau, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlunya ketelitian para pemetik dalam pemetikan pucuk daun teh, yaitu
disesuaikan dengan rumus petikan, sehingga meningkatkan mutu hasil
petikan yang akan berpengaruh pada produk teh hijau.
2. Perlunya perhatian dalam pengangkutan pucuk teh dalam waring agar
tidak diinjak-injak saat pengangkutan oleh truk agar tidak terjadi
longsong.
87
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
DAFTAR PUSTAKA
89
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PSK PSB
Tulang CM
Dust Kempring
Jikeng