Anda di halaman 1dari 35

PERATURAN PERUSAHAAN

PT. GLOBAL CITRA PRATAMA

BAB I
UMUM

Pasal
Tujuan

Menyadari perlunya perusahaan memiliki peraturan dalam bidang ketenagakerjaan yang


merupakan kebijaksanaan pokok berdasarkan cita-cita terwujudnya Hubungan
Industrial Pancasila, maka peraturan ini disusun dengan tujuan :

1. Menjelaskan hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan,


2. Mengatur syarat – syarat kerja,
3. Menciptakan dan menjalin hubungan kerja sama yang baik antara karyawan
dan perusahaan,
4. Membina karir dan meningkatkan keterampilan karyawan dalam
perusahaan.

Dengan mengetahui akan batas – batas dan kewajiban timbal balik, maka diharapkan
tercipta hubungan kerja yang hrmonis, selaras dan serasi serta saling menghormati,
mempercayai dan nyata dalam menunjang program pembangunan pemerintah
khususnya serta ketenangan berusaha, maka diharapkan adanya peningkatan
produktivitas yang pada gilirannya akan dapat dipergunakan memperbaiki
kesejahteraan karyawan.

Pasal 2
Tanggung Jawab Umum

Perusahaan dan karyawan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Perusahaan dan karyawan wajib mengembangkan tenaga dan pikiran masing


– masing dan secara bersama – sama meningkatkan peran serta dalam
memperbaiki tingkat kesejahteraan umum.
2. Karyawan hendaknya memperoleh ketenangan dan kemantapan kerja tanpa
kekuatiran diperlakukan secara tidak adil oleh perusahaan.
3. Perusahaan memberi kesempatan kepada karyawan untuk maju dan tidak
membedakan golongan, kepercayaan / agama dan suku bangsa dengan tidak
mengurangi kepentingan perusahaan.
4. Hak untuk mengatur dan mengelola perusahaan berada di tangan pimpinan
perusahaan.
5. Perusahaan berhak menuntut dari setiap karyawan usaha dan tanggung
jawab yang wajar dalam menjalankan tugas masing – masing.
6. Keluh kesah karyawan akan mendapat perhatian yang segera serta perlakuan
yang sewajarnya dari perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 1


7. Perusahaan bebas memilih, mengangkat, menempatkan dan memindahkan
karyawan ke tempat / posisi / jabatan manapun sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi perusahaan.
8. Setiap karyawan wajib mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan di sahkan oleh istansi berwenang.

Pasal 3
Ruang Lingkup dan Berlakunya

Seluruhnya ketentuan yang tertera didalam Peraturan Perusahaan ini beserta pedoman
pelaksanaannya berlaku bagi semua karyawan, sepanjang tidak diatur lain di dalam
perjanjian kerja.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Perusahaan

Hak Perusahaan :
Dalam mengelola dan menjalankan usaha, perusahaan berhak untuk :

1. Menerima, mempromosi, memutasi, merotasi karyawan dari satu bagian ke


bagian lain dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
2. Menurunkan jabatan karyawan apabila karyawan tersebut melakukan
kesalahan – kesalahan yang menurut perusahaan layak untuk diturunkan
jabatannya dan juga apabila kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan
utnuk tetap menetapkan jabatan tersebut dikarenakan produktivitas
perusahaan menurun atau produktivitas musiman.
3. Memberikan perintah yang layak kepada karyawan.
4. Menetapkan peraturan – peraturan lain untuk menopang jalannya
perusahaan dengan tetap memperhatikan perundang – undangan ketenaga
kerjaan yang berlaku.

Kewajiban Perusahaan :
Dalam hubungan kerjanya dengan karyawan, perusahaan berkewajiban untuk
memberikan upah kepada karyawan, memperhatikan kesejahteraaannya serta
melaksanakan peraturan dan ketentuan dalam bidang ketenagakerjaaan.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban Karyawan

Hak Karyawan :
Dalam hubungan kerjanya dengan perusahaan, karyawan mempunyai hak untuk :

1. Mengajukan saran, keluhan, serta pengaduan masalah kekaryawanan kepada


perusahaan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Mendapat kesempatan yang sama atas pengembangan karir sesuai dengan
prestasi kerja yang ditunjuk serta kebutuhan perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 2


3. Mendapat hak-hak yang timbul dari hubungan kerjanya dengan perusahaan
seperti diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
4. Karyawan berhak menerima upah sebagai imbalan dari pekerjaan yang telah
dilakukannya.

Kewajiban karyawan
Dalam hubungan kerjanya dengan perusahaan, karyawan berkewajiban untuk :

1. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung


jawabnya dengan baik.
2. Mentaati semua ketentuan yang tercantum dalam peraturan perusahaan dan
perintah atasan atau pimpinan kerja dalam menjalankan pekerjaan.
3. Mentaati ketentuan tata tertib serta disiplin yang berlaku di tempat kerja atau
tempat lain yang dikelola oleh perusahaan.
4. Karyawan wajib untuk melaporkan setiap perubahan didalam status
menikah, alamat dan data-data diri ke Departemen Personalia & General
Affairs.
5. Setiap karyawan wajib untuk mengembalikan perlengkapan kerja yang telah
diberikan oleh perusahaan seperti ; Uniform, Badge Nama apabila
mengalami pemutusan hubungan kerja misalnya; Mengundurkan Diri,
Kontrak kerja selesai, di PHK karena melakukan pelanggaran berat.
6. Melindungi kepentingan Perusahaan dengan segala kemampuan terbaik
yang dimilikinya.

Pasal 6
Definisi

1. Perusahaan :
Ialah Perseroan Terbatas, PT GLOBAL CITRA PRATAMA berkantor di
Komplek Taman Niaga Blok H1 No 2-4 , Sukajadi, Batam, perusahaan yang
didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan berkedudukan di
pulau Batam.

2. Peraturan Perusahaan :
Ialah Keseluruhan Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang tertera
dalam buku Peraturan Perusahaan, Keputusan Direksi serta peraturan-peraturan
pelaksanaannya.

3. Lingkungan Perusahaan :
Ialah keseluruhan tempat yang berada di bawah penguasaan Perusahaan yang
digunakan untuk melakukan kegiatan Perusahaaan.

4. Pimpinan Perusahaan :
Ialah anggota managemen pimpinan atau pejabat yang oleh Perusahaan diberi
wewenang untuk bertindak baik ke dalam maupun keluar atas nama Perusahaan
untuk hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas Perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 3


5. Atasan :
Ialah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan lebih tinggi.

6. Atasan Langsung :
Ialah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan yang lebih tinggi
secara langsung dalam suatu unit tertentu.

7. Karyawan :
Ialah seorang yang memiliki hubungan kerja dengan perusahaan baik untuk
jangka waktu tertentu maupun untuk jangka waktu tidak tertentu dan oleh
karenanya menerima upah dari perusahaan.

8. Status Karyawan :
Berdasarkan status kekaryawanannya, karyawan dibedakan sebagai berikut :

Karyawan Tetap :
Ialah karyawan yang terikat dalam kerja dengan perusahaan dalam jangka waktu
tidak tertentu.

Karyawan Kontrak :
Ialah karyawan yang terikat dalam hubungan kerja dengan perusahaan dalam
jangka waktu tertentu dengan syarat-syarat dan kondisi kerja yang diatur
dengan perjanjian kerja tersendiri.

Karyawan Harian Lepas :


Ialah karyawan yang terikat hubungan kerjanya dengan perusahaan secara
harian dan mendapat upah secara harian.

Karyawan Asing :
Ialah karyawan yang bukan warga Negara Indonesia dan terikat hubungan kerja
dengan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dengan syarat-syarat kerja yang
diatur dalam aturan tersendiri.

9. Kepala Departemen :
Ialah seorang yang mengepalai dan mengelola suatu departemen dalam struktur
organisasi dimana karyawan yang bersangkutan ditempatkan.

10. Upah Pokok :


Ialah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis
pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

11. Tunjangan Tetap :


Ialah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan
secara tetap dalam satuan yang sama dengan waktu pembayaran upah pokok.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 4


12. Kerja Lembur :
Ialah kerja yang dilakukan oleh karyawan atas perintah Perusahaan diluar hari
dan jam kerja yang sudah ditetapkan.

13. Jam Kerja :


Ialah waktu yang telah ditetapkan bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan
atau hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

14. Mogok Kerja :


Ialah tindakan pekerja yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-
sama dan/atau serikat pekerja/buruh untuk menghentikan atau memperlambat
pekerjaan.

15. Penutupan Perusahaan :


Ialah tindakan perusahaan untuk menolak pekerja seluruhnya atau sebagian
untuk menjalankan pekerjaan.

16. Ganti Rugi dan Potong Gaji :


Ialah suatu sanksi kepada karyawan berupa ganti rugi akibat dari merusakkan
dan/atau menghilangkan barang perusahaan atau kerugian lainnya yang
disebabkan oleh kesengajaan atau kelalaian karyawan melalui pemotongan gaji
karyawan setiap bulannya.

17. Departemen Personalia :


Ialah departemen yang mengurusi masalah-masalah Personalia dan Umum.

B A B II
HUBUNGAN KERJA

Pasal 7
Dasar Penerimaan Karyawan

Perusahaan mempunyai hak dan wewenang sepenuhnya dalam penentuan penerimaan


karyawan.

Pasal 8
Persyaratan Umum Penerimaan Karyawan

Yang menjadi persyaratan umum karyawan adalah :

1. Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNA) yang
memiliki keahlian dan pengetahuan khusus.
2. Berusia 18 tahun atau lebih dan tidak terikat hubungan kerja dengan pihak
lain.
3. Berbadan dan berjiwa sehat yang telah disahkan oleh dokter.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 5


4. Bersedia untuk mentaati peraturan-peraturan dan tata tertib yang berlaku
dalam perusahaan.
5. Mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku atau kartu
identitas lain yang berlaku dalam perusahaan.
6. Tidak terlibat dalam kegiatan / keanggotaan dari partai / organisasi terlarang.
7. Telah menjalani dan lulus tes dan wawancara yang diadakan oleh
perusahaan untuk posisi atau lowongan yang akan diisi.
8. Harus dapat membuktikan kebenaran ijasahnya dan dokumen-dokumen
lainnya yang diserahkan kepada perusahaan atau bersedia menunjukkan
bukti-bukti asli dari dokumen/data pribadi sewaktu-waktu diminta oleh
perusahaan.
9. Memiliki kepribadian dan perilaku serta moral yang baik sebagaimana
diterapkan di lingkungan perusahaan.

Pasal 9
Masa Kerja Karyawan

1. Masa kerja karyawan dihitung mulai dari tanggal penerimaannya (termasuk


jangka waktu masa percobaan/pelatihan kerja) sampai saat hubungan kerja
terputus.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan masa hubungan kerja diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan pemerintah yang berlaku.

Pasal 10
Masa Percobaan

1. Penerimaan calon karyawan yang dilakukan melalui masa percobaan paling


lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak yang bersangkutan mulai bekerja.
2. Adanya masa percobaan tersebut harus diberitahukan kepada calon
karyawan yang bersangkutan dan dalam masa percobaan tersebut baik
perusahaan maupun karyawan berhak melakukan pemutusan kerja setiap
saat tanpa syarat apapun.
3. Setelah mengalami masa percobaan dengan baik maka karyawan
ditetapkan / diangkat sebagai karyawan tetap. Masa Percobaan tidak berlaku
bagi karyawan Kontrak / Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

Pasal 11
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor. 35 Tahun 2021

(1) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ( PKWT ) didasarka :

a. Jangka Waktu
b. Selesainya Suatu Pekerjaan Tertentu.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 6


(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.

(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.

(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
diadakan untuk paling lama 5 (lima) tahun.

Pasal 12
Golongan dan Jabatan Karyawan

1. Perusahaan menetapkan struktur dan skala upah dengan memperhatikan


golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
2. Perusahaan melakukan peninjauan upah secara berkala dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas dalam setahun.
3. Pengaturan lebih lanjut mengenai golongan dan jabatan karyawan
ditentukan tersendiri dalam surat keputusan Direksi.

Pasal 13
Pelatihan Kerja

1. Pelatihan kerja diselenggarakan untuk membekali, meningkatkan, dan


mengembangkan kompetisi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas, dan kesejahteraan.
2. Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat pelatihan atau tempat kerja
sesuai dengan bidang kerjanya.
3. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan
kerja sesuai dengan biaya tugasnya.

Pasal 14
Penugasan, Penggiliran, dan Mutasi Kerja

Untuk terwujud dan tercapainya tujuan operasional perusahaan maka perusahaan


berwenang dari waktu-waktu untuk memberi tugas lain, menggilir atau memutasikan
karyawan dari satu unit ke suatu unit lain dalam lingkungan perusahaan sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 15
Promosi Kerja

Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dipromosikan ke jabatan


yang lebih tinggi guna mengisi lowongan jabatan yang ada dengan mempertimbangkan
prestasi kerja dan kompetisi karyawan serta kebutuhan perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 7


Pasal 16
Evaluasi Kerja

Evaluasi kerja karyawan akan ditinjau secara berkala yaitu 1 (satu) tahun sekali, hal
tersebut dilakukan untuk memberikan informasi kepada atasannya mengenai masalah
yang ada atau kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaan.

BAB III
WAKTU KERJA

Pasal 17
Waktu dan Kehadiran Kerja

Penetapan Waktu Kerja didasarkan kepada kebutuhan perusahaan dengan tetap


mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai berikut :

1. Untuk waktu kerja 5 (lima) hari seminggu :


a. Senin s/d Jumat : 08.00 s/d 17.00 WIB
b. Break / Istirahat : 09.45 s/d 10.00 WIB
c. Waktu Istirahat : 11.45 s/d 12.30 WIB

2. Untuk waktu kerja 6 (enam) hari seminggu :


a. Senin s/d Jumat : 08.00 s/d 16.00 WIB
b. Break / Istirahat : 09.45 s/d 10.00 WIB
c. Waktu Istirahat : 11.45 s/d 12.30 WIB

3. Untuk karyawan yang bekerja 3 (tiga) atau 2 shift :


a. Shift I : 07.00 s/d 15.00 WIB dan 08.00 s/d 16.00 WIB
b. Shift II : 15.00 s/d 23.00 WIB dan 16.00 s/d 24.00 WIB
c. Shift III : 23.00 s/d 07.00 WIB dan 24.00 s/d 08.00 WIB
d Waktu Istirahat I : 09.45 s/d 10.00 WIB dan 11.45 s/d 12.30 WIB
e. Waktu Istirahat II : 18.30 s/d 19.30 WIB
f. Waktu Istirahat III : 03.15 s/d 04.00 WIB dan Break 15 Menit ( di-
sesuaikan dengan waktu Sholat Subuh )

4. Jam kerja tersebut diatas berpedoman pada jam kerja seminggu tidak
melebihi 40 (empat puluh) jam sehari 7 (tujuh) jam untuk enam hari kerja,
dan 8 (delapan) jam untuk 5 (lima) hari kerja.

5. Kelebihan jam kerja dari ketentuan diatas akan dihitung kerja lembur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 8


6. Pengaturan waktu kerja (6 hari atau 5 hari atau kerja shift) merupakan
wewenang perusahaan dan karyawan yang mendapat perubahan waktu kerja
wajib mentaati yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

7. Bagi karyawan yang akan melakukan sholat Jumat diberikan waktu


secukupnya.

8. Perusahaan berhak menentukan jam kerja tersendiri dengan tidak


menyimpang dari ketentuan jam kerja yang berlaku.

Pasal 18
Kerja Lembur

1. Selain jam kerja yang telah ditentukan apabila diperlukan menurut sifat
pekerjaan, perusahaan dapat memerintahkan karyawan bekerja diluar jam
kerja normalnya seperti datang lebih awal, penambahan untuk waktu kerja
akan dihitung sebagai kerja lembur. Apabila tidak ada alasan yang tepat
karyawan tidak dapat menolak perintah tersebut.

2. Karyawan yang diperintahkan kerja lembur atau kerja pada hari libur harus
melaporkan hasilnya menurut prosedur yang telah ditentukan kepala
departemen yang bersangkutan.

3. Kerja lembur hanya dilakukan oleh karyawan, atas penugasan atau perintah
dari perusahaan, dan harus mengisi formulir persetujuan lembur yang
ditandatangani oleh atasan yang ditunjuk maupun karyawan yang
bersangkutan.

4. Kerja lembur dapat dilakukan pada hari kerja atau hari istirahat mingguan
dan hari libur resmi.

Pasal 19
Masa Kerja Dalam Keadaan Darurat

1. Perusahaan dapat meminta karyawan untuk masuk kerja menurut keperluan


diluar jam kerja yang telah ditetapkan seperti pada hari libur atau sedang
cuti yang dikarenakan adanya hal-hal yang tidak dapat dihindarkan serta
bersifat darurat seperti bencana alam.

2. Dalam hal karyawan masuk kerja seperti disebutkan di atas maka


perusahaan akan mempertimbangkan hak cuti ataupun kerja lembur hari
libur.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 9


Pasal 20
Disiplin Waktu Kerja

1. Setiap karyawan diharuskan mencatatkan kartu hadirnya (sejenisnya)


dengan memasukkan kedalam mesin pencatat waktu pada saat datang dan
pulang atau meninggalkan tempat kerja.

2. Karyawan tidak diperbolehkan mencatatkan identitas kehadiran karyawan


lain atau minta dicatatkan/ditandai identitas kehadirannya oleh karyawan
lain.

3. Karyawan yang berhalangan masuk kerja karena sakit diharuskan


membuktikan hal sakitnya dengan Surat Keterangan Dokter dari
Klinik/Rumah Sakit yang ditunjuk perusahaan pada hari pertama masuk
kerja.

4. Karyawan yang tidak masuk kerja karena bukan alasan sakit, cuti, ijin tidak
masuk kerja atau alasan-alasan lain yang ditetapkan dalam Peraturan
Perusahaan ini dianggap mangkir.

5. Semua karyawan pada waktu istirahat yang keluar lingkungan perusahaan


diharuskan mencatatkan kartu hadirnya pada saat keluar dan masuk
perusahaan, dan harus sudah kembali di tempat kerjanya masing-masing
pada waktu yang telah ditentukan.

Pasal 21
Kartu Tanda Pengenal

1. Perusahaan akan memberikan kartu tanda pengenal kepada semua karyawan


tanpa terkecuali yang memuat / berisi foto, nama lengkap, no. karyawan,
tanggal masuk, departemen / section, dan jabatan.

2. Kartu tanda pengenal berfungsi sebagai identitas, maka semua karyawan


tanpa terkecuali diharuskan untuk memakai kartu tanda pengenal pada
tempat yang dapat dilihat, minimal dapat menunjukkan kepada bagian
security.

3. Petugas kemanan berhak untuk tidak memberi ijin kepada karyawan yang
tidak memakai kartu tanda pengenal yang sah untuk memasuki daerah kerja.

4. Kehilangan kartu tanda pengenal karena sebab apapun harus segera


dilaporkan ke departemen Personnel & GA dan kepada atasannya untuk
diganti dan akan dikenakan denda.

5. Apabila karyawan mengalami pemutusan kerja misalnya : Mengundurkan


Diri, Kontrak Kerja Selesai, di PHK karena pelanggaran berat atau PHK

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 10


karena pengurangan tenaga kerja akibat pengurangan produksi maka setiap
karyawan wajib untuk mengembalikan tanda pengenal tersebut ke bagian
Personalia & GA.

BAB IV
PENGUPAHAN

Pasal 22
Sistim Pengupahan

1. Sistim pengupahan karyawan diatur sesuai dengan UMK kota Batam yang
berlaku.

2. Upah yang berlaku di perusahaan terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap.

3. Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabata, keahlian,


prestasi kerja, kondite dan lain sebagainya dari karyawan yang
diselenggarakan oleh perusahaan.

4. Peninjauan upah perorangan tidak dilaksanakan secara otomatis tetapi


berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas dasar prestasi dan kondite
kerja masing-masing karyawan, kemampuan dari perusahaan serta kondisi
pasar dan tingkat kebutuhan hidup.

5. Pembayaran upah dilakukan 1 (satu) kali dalam sebulan yaitu pada setiap
tanggal 5 (lima) bulan berjalan ke dalam rekening bank karyawan di bank
yang ditunjuk perusahaan dan pembayaran melalui uang tunai bagi
karyawan yang belum mempunyai rekening bank dan karyawan yang
mangkir dan tidak mengembalikan properti perusahaan atau sesuatu hal
yang harus diselesaikan antara karyawan dan perusahaan.

Pasal 23
Upah Lembur

1. Perhitungan upah lembur akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan


ketenagakerjaan yang berlaku.

2. Perusahaan akan membayar upah lembur kepada karyawan kecuali


karyawan tertentu yang memiliki jabatan tertentu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.

3. Perusahaan hanya akan membayar upah lembur untuk kerja yang dilakukan
karyawan atas perintah perusahaan.

4. Perhitungan upah lembur sejam adalah :

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 11


1/173 x (upah pokok + tunjangan tetap)

5. Periode pembayaran upah kerja lembur adalah mulai tanggal 01 sampai


dengan akhir bulan berjalan yang dibayarkan setiap bulannya bersamaan
dengan pembayaran upah.

6. Upah lembur tidak diberikan kepada karyawan yang sedang melakukan


perjalanan dinas atau mengikuti pelatihan.

Pasal 24
Pajak Penghasilan

Pajak atas upah / penghasilan adalah menjadi tanggungan karyawan, jika tidak
ditentukan lain dalam masing-masing perjanjian kerja.

Pasal 25
Pembayaran Gaji Selama Sakit Berkepanjangan

1. Perusahaan tetap membayar gaji kepada karyawan yang tidak masuk kerja
karena sakit berdasarkan surat keterangan dokter .

2. Seorang karyawan yang tidak dapat melakukan pekerjaan karena sakit terus-
menerus sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaan untuk jangka waktu
yang lama, maka pembayaran gajinya adalah sebagai berikut :
a. 4 (empat) bulan pertama upah dibayar 100% dari upah
b. 4 (empat) bulan kedua upah dibayar 75% dari upah
c. 4 (empat) bulan ketiga upah dibayar 50% dari upah
d. Untuk bulan selanjutnya akan dibayar 25% dari upah

3. Apabila setelah 12 (dua belas) bulan karyawan belum sembuh dan belum
dapat kembali bekerja, maka dapat dilakukan proses PHK dengan mengacu
kepada ketentuan perundangan yang berlaku.

Pasal 26
Tunjangan - Tunjangan

1. Tunjangan Shift / Gilir


a. Perusahaan memberikan tunjangan shift kepada karyawan yang
melakukan kerja shift sore dan shift malam.
b. Besarnya tunjangan shift adalah Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) untuk kerja
shift sore masuk kerja 15.00 WIB dan pulang kerja jam 23.00 WIB, dan
masuk jam kerja 16.00 WIB pulang jam 24.00 WIB.
c. Besarnya tunjangan shift malam adalah sebesar Rp.3.000,- (tiga ribu
rupiah), masuk kerja jam 23.00 WIB pulang kerja jam 07.00 WIB, dan
masuk kerja jam 24.00 WIB pulang kerja jam 08.00 WIB.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 12


2. Tunjangan Transportasi

a. Perusahaan membayarkan Tunjangan Transportasi sebesar Rp.6.000,-


(enam ribu rupiah) per hari berdasarkan kehadiran karyawan.

b. Karyawan berhak atas Tunjangan Transportasi apabila karyawan


tersebut masuk kerja / hadir, dan tidak dibayarkan apabila karyawan
tidak masuk kerja dengan alasan apapun.

3. Tunjangan Kehadiran

a. Perusahaan memberikan Tunjangan Kehadiran secara tetap sebesar Rp


50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) setiap bulannya, apabila karyawan
tidak ada absensi selama bulan tersebut dan tidak ada keterlambatan
masuk kerja tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan

b. Apabila terlambat masuk kerja 15 menit atau lebih, maka Tunjangan


Kehadiran akan dipotong sebesar 50% (lima puluh persen) dari
Tunjangan Kehadiran tersebut pada point a.

c. Apabila terlambat masuk kerja lebih dari 15 menit dan lebih dari satu
kali dalam sebulan atau ada absensi tanpa alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam bulan tersebut maka Tunjangan
Kehadiran akan hangus atau dipotong 100%

4. Tunjangan Hari Raya

a. Perusahaan akan membayar Tunjangan Hari Raya (THR) keagamanan


kepada semua karyawan dengan besar tunjangan sesuai dengan masa
kerja.

b. Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dilakukan selambat-lambatnya


satu minggu sebelum hari raya keagamaan.

c. Ketentuan untuk perhitungan THR adalah dari Basic + Tunjangan Tetap


(Tunjangan Makan, Tunjangan Kehadiran, Tunjangan Jabatan / 365 Hari
x masa kerja (Hari).

Ketentuan pembayaran tunjangan ini adalah sebagai berikut :

Masa Kerja Jumlah


12 (dua belas) bulan berturut – turut atau lebih 1 (satu) bulan gaji
bulan lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan Proporsional
Kurang dari 1 bulan tidak ada

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 13


5. Tunjangan Lain-lain
Apabila dipandang perlu, perusahaan akan menetapkan tunjangan-tunjangan
lain dalam ketentuan diatur tersendiri.

Pasal 27
Ganti Rugi dan Pemotongan Upah

1. Apabila terjadi kerusakan dan atau menghilangkan barang / material, alat


produksi atau kerugian lainnya baik milik perusahaan maupun pihak ketiga
oleh karyawan kesengajaan atau kelalaian perusahaan akan meminta ganti
rugi dari karyawan melalui pemotongan gaji setiap bulannya.

2. Besarnya Uang (Rp) ganti rugi yang harus dibayarkan oleh karyawan yang
bersangkutan adalah sesuai harga ganti baru/material, mesin, alat-alat
produksi dan alat-alat kerja yang rusak/hilang melalui pemotongan gaji
secara bertahap dengan tidak lebih 25% (dua puluh lima persen) dari gaji
setiap bulannya dan karyawan tersebut tidak diberi sanksi lainnya.

3. Menghilangkan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah alat-alat


kerja, material, yang diberikan oleh perusahaan untuk keperluan kerja yang
menjadi tanggung jawabnya.

BAB V
BPJS KESEHATAN

Pasal 28
Ketentuan Umum

Perusahaan meyakini bahwa karyawan yang sehat dan sejahtera akan lebih mampu
meningkatkan produktivitas sebagaimana yang diharapkan, oleh karena itu perusahaan
memberikan perhatian terhadap kesehatan dan kesejateraan karyawan dan keluarganya

Pasal 29
BPJS KETENAGAKERJAAN

1. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku


maka perusahaan mendaftarkan seluruh karyawan menjadi peserta
Jamsostek.

2. A. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS Ketenagakerjaan) meliputi :


1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
2. Jaminan Kematian (JK)

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 14


3. Jaminan Hari Tua (JHT)
4. Jaminan Pensiun (JP)
B. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (BPJS Kesehatan)

3. Perusahaan menanggung iuran untuk keikutsertaan karyawan dalam seluruh


program BPJS Ketenagakerjaan kecuali untuk iuran Jaminan Hari Tua (JHT)
yang ditanggung bersama dengan ketentuan sebagai berikut :
3,7 % x gaji pokok ditanggung Perusahaan
2 % x gaji pokok ditanggung Karyawan

Pasal 30
Perawatan, Pengobatan dan Persalinan

1. Perusahaan akan mengikutsertakan seluruh karyawan ke program BPJS


Kesehatan yaitu suami/istri dan anak sampai ke-3 (tiga).

2. Fasilitas persalinan hanya akan diberikan kepada karyawan atau kepada istri
karyawan yang sah yang namanya terdaftar di perusahaan.

3. Setiap karyawan wajib melaporkan status pribadinya berkaitan dengan


pernikahan. Pelanggaran dari ketentuan ini berakibat tidak ditanggungnya
oleh BPJS Kesehatan

4. Hal-hal yang mengatur tentang prosedur tata cara mendapatkan fasilitas


perawatan, Pengobatan dan Persalinan & Rumah Sakit diatur tersendiri
sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan pihak BPJS Kesehatan

BAB VI
CUTI, HARI LIBUR dan IJIN – IJIN

Pasal 31
Cuti Tahunan

1. Setiap karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus –
menerus berhak atas istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja
dengan mendapat upah penuh.

2. Cuti tahunan dapat direncanakan sewaktu-waktu dalam tahun yang


bersangkutan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Harus diutamakan kepentingan operasional dan administrasi perusahaan


dengan tidak mengurangi kepentingan karyawan.
b. Hak cuti tahunan dapat diambil dalam beberapa bagian/tahap sesuai
persetujuan bersama antara perusahaan dan karyawan.
c. Permintaan akan cuti tahunan harus diajukan sekurang-kurangnya 1
(satu) minggu sebelum cuti diambil mengisi permohonan cuti dan
disetujui oleh atasan yang bersangkutan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 15


d. Dalam keadaan yang sangat mendesak perusahaan dapat memanggil
kembali karyawan yang sedang cuti, dalam hal ini bisa cuti karyawan
yang bersangkutan akan diatur kembali dengan tidak merugikan yang
bersangkutan.
e. Karyawan yang tanpa ijin memperpanjang cuti sendiri dianggap sebagai
tidak hadir tanpa alasan yang sah.

3. Hak cuti tahunan yang tidak dipergunakan hangus apabila dalam waktu 1
(satu) tahun setelah timbulnya hak cuti tersebut tidak dipergunakan bukan
karena alasan yang disebutkan yang disebabkan oleh perusahaan.

4. Apabila musim hari raya keagamaan, maka perusahaan berhak untuk


mengadakan cuti bersama yang mana cuti bersama akan dipotong dari cuti
tahunan bagi karyawan yang berhak untuk mendapatkan cuti tahunan dan
cuti bersama akan dipotong dari gaji bagi karyawan yang telah habis cuti
tahunannya dan bagi karyawan yang belum berhak atas cuti tahunan.

5. Perusahaan berhak untuk membuat cuti bersama yang mana cuti bersama
diganti hari menjadi masuk kerja pada hari libur perusahaan.

Pasal 32
Cuti Bersalin atau Keguguran

1. Kepada karyawan wanita yang hamil akan melahirkan, perusahaan


memberikan cuti bersalin dengan tetap mendapatkan upah.

2. Cuti bersalin harus diambil 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan
setelah melahirkan, dan sudah harus masuk kerja kembali setelah 1,5 bulan
setelah melahirkan.

3. Bagi karyawan yang mengalami keguguran kandungan dan diperkuat oleh


surat keterangan dokter maka cuti dengan upah akan diberikan selama 1,5
bulan terhitung sejak hari terjadinya keguguran dan karyawan tersebut harus
memberitahukan kepada perusahaan di dalam 3 (tiga) hari setelah
keguguran terjadi, yang dimaksud dengan keguguran dalam peraturan ini
bukan aborsi.

Pasal 33
Istirahat Sakit

1. Kepada setiap karyawan yang tidak dapat hadir bekerja dikarenakan sakit
sehingga harus beristirahat perlu memiliki surat keterangan dari dokter,
tanpa surat keterangan dari dokter maka dianggap membolos atau mangkir.
2. Dalam hal istirahat sakit, karyawan wajib memberitahukan kepada
atasannya atau kebagian Personalia paling lambat 48 jam setelah hari
istirahat sakitnya. Jika dalam waktu 24 jam perusahaan tidak mendapatkan
keterangan maka karyawan yang bersangkutan dianggap bolos atau mangkir.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 16


Pasal 34
Ijin Tidak Masuk Kerja Dengan Upah Penuh

1. Perusahaan dapat memberikan ijin kepada karyawan yang meninggalkan


pekerjaan dengan mendapat gaji penuh dalam hal :
a. Pernikahan karyawan sendiri 3 hari kerja
b. Pernikahan anak kandung sendiri 2 hari kerja
c. Pernikahan saudara kandung karyawan 1 hari kerja
d. Khitanan / Baptisan anak karyawan 2 hari kerja
e. Istri karyawan melahirkan 2 hari kerja
f. Suami/Istri/Anak/Orangtua/Mertua
Saudara kandung karyawan meninggal dunia 2 hari kerja

2. Pengajuan hal ijin tersebut diatas harus disertai dan dapat dibuktikan dengan
bukti-bukti yang sah.

3. Apabila untuk keperluan diatas membutuhkan waktu yang lebih lama, maka
perusahaan dapat memperhitungkan dari hak cuti tahunan.

4. Apabila untuk keperluan tugas-tugas saksi di pengadilan atau pada


pengusutan hukum diberikan ijin sebanyak hari yang diperlukan oleh badan-
badan tersebut.

5. Kepada karyawan yang akan memenuhi kewajiban ibadah menurut


agamanya atau menjalankan tugas Negara, perusahaan akan memberikan ijin
meninggalkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan PP. No. 8 tahun 1981.

Pasal 35
Hari Libur

1. Hari libur perusahaan adalah hari-hari libur sesuai dengan yang diumumkan
oleh pemerintah dan yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan.

2. Untuk keadaan yang mendesak demi kelangsungan produksi, perusahaan


dapat memerlukan karyawannya untuk bekerja pada hari istirahat mingguan
atau hari libur resmi, dalam hal ini upah akan dibayar sesuai dengan
perhitungan lembur yang berlaku.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 17


BAB VII
PERATURAN TATA TERTIB KERJA

Pasal 36
Umum

Demi terciptanya tata tertib dan disiplin dalam lingkungan perusahaan, Perusahaan
berhak mengatur dan menetapkan ketentuan tata tertib dan disiplin kerja dalam
peraturan perusahaan ini aga karyawan mengetahuinya dan oleh karena itu setiap
kesalahan/pelanggaran terhadap ketentuan tata tertib dikenakan sanksi atau peringatan.

Pasal 37
Tata Tertib Administrasi

1. Setiap karyawannya diwajibkan mentaati dan mengikuti semua ketentuan


sistim dan prosedur serta peraturan administratif yang berlaku di
perusahaan.

2. Setiap karyawan diwajibkan untuk mengenakan tanda pengenal pada saat


memasuki perusahaan dan selama dalam lingkungan perusahaan.

3. Setiap karyawan diwajibkan memberitahukan setiap perubahan data pribadi


karyawan ke bagian Personalia & GA.

Pasal 38
Tata Tertib Keamanan

1. Karyawan wajib mentaati peraturan keamanan di dalam lingkungan


perusahaan.

2. Setiap karyawan wajib menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan


timbulnya :
a. Kebakaran
b. Pencurian, kehilangan dan pengrusakan.

3. Karyawan yang mengetahui adanya keadaan / kejadian atau benda yang


dapat menimbulkan bahaya kebakaran, pencurian, gangguan terhadap
keselamatan, keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan, wajib
dengan segera memberitahukan satuan pengamanan atau atasannya langsung
atau siapa saja yang dapat segera dihubungi.

4. Karyawan yang mengetahui adanya kebakaran wajib memadamkan api.

5. Untuk mencegah terjadinya kebakaran, karyawan dilarang :

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 18


a. Menyalakan api atau merokok dimana terdapat barang yang mudah
terbakar.
b. Merokok ditempat yang dilarang.
c. Membuang puntung rokok di sembarang tempat.
d. Merusak / mengubah atau menghilangkan alat pemadam kebakaran.
e. Membawa masuk dalam lingkungan perusahaan bahan bakar, bahan
peledak, petasan, senjata api atau benda lain yang mudah menimbulkan
percikan api kecuali yang ada kaitan dengan karyawan.
f. Memainkan alat pemadam api (Apar), serta memindahkan dari tempat
yang seharusnya.

6. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan pengrusakan maka karyawan :


a. Wajib menjaga, memelihara serta menyimpan barang-barang perusahaan
yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Dilarang keluar masuk perusahaan selain melalui pintu yang telah
ditentukan .
c. Dilarang masuk ke tempat-tempat yang membutuhkan ijin khusus orang-
orang tertentu.

7. Untuk mencegah perkelahian atau hal lain yang dapat mengganggu


ketenangan kerja karyawan dilarang :
a. Melakukan hasutan atau fitnahan terhadap sesama pekerja.
b. Menyebarkan desas-desus atau kabar bohong dengan cara apapun yang
menggelisahkan karyawan.
c. Mengancam atau mengintimidasi karyawan lain atau memaksanya untuk
mengikuti sikap dan tindakannya.
d. Membawa senjata dalam lingkungan perusahaan.
e. Dilarang untuk mengadakan demonstrasi beramai-ramai untuk suatu
tuntutan dimana tidak dirundingkan terlebih dahulu dengan Manajemen
Perusahaan.

Pasal 39
Tata Tertib Hubungan Atasan - Bawahan

1. Seorang atasan dalam bekerja wajib :


a. Memberlakukan bawahannya dengan wajar, jujur sesuai dengan tugas
yang telah ditentukan perusahaan.
b. Memberikan petunjuk kepada bawahannya tentang pekerjaan yang harus
dan bagaimana dilakukan.
c. Memberikan bimbingan dan dorongan kepada bawahannya yang untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan disiplin kerja.
d. Memberikan teguran dan peringatan kepada bawahannya yang
melanggar peraturan dan perintah kerja.
e. Menjawab setiap pertanyaan bawahannya yang berhubungan dengan
pekerjaan dan tidak memberikan janji-janji diluar wewenangnya.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 19


2. Seorang bawahan dalam bekerja wajib :
a. Berlaku sopan, jujur dan wajar terhadap atasannya.
b. Melaksanakan perintah dan pentunjuk atasannya dengan baik.
c. Mengajukan usulan-usulan atau saran demi kelancaran pekerjaan.
d. Menanyakan hal-hal yang belum jelas sehubungan dengan pekerjaannya.

BAB VIII
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN

Pasal 40
Tujuan

Tujuan utama tindakan indisipliner ini adalah mendidik agar karyawan yang
bersangkutan menyadari kesalahannya dan segera memperbaikinya.

Pasal 41
Tata Tertib

1. Pertimbangan dalam memberikan sanksi atau peringatan terhadap


pelanggaran didasarkan atas :
a. Ketentuan / peraturan yang dilanggar.
b. Frekwensi pelanggaran
c. Akibat pelanggaran / kerugian perusahaan.
d. Sanksi atau peringatan sebelumnya yang belum habis masa berlakunya.
e. Unsur kesengajaan / kealpaan.

2. Suatu sanksi atau peringatan tetap dinyatakan berlaku meskipun karyawan


yang dikenakan sanksi tidak mau menandatangani surat peringatan yang
dikeluarkan.

3. Apabila dalam masa berlakunya suatu sanksi, kembali dilakukan kesalahan


yang sama atau pelanggaran yang lainnya maka karyawan yang
bersangkutan diberikan sanksi yang lebih berat.

4. Sanksi atau tindakan kedisiplinan yang diberikan atas suatu pelanggaran


berupa :
a. Peringatan Lisan tercatat : yaitu untuk kesalahan atau pelanggaran yang
bersifat ringan atau umum.
b. Peringatan tertulis yaitu untuk kesalahan atau pelanggaran yang bersifat
khusus atau berat.
c. Pemutusan hubungan kerja ( PHK ) tanpa pesangon.

5. Jenis sanksi / peringatan dan masa berlakunya :


a. Surat Peringatan I
b. Surat Peringatan ke II
c. Surat Peringatan ke III

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 20


6. Urutan pemberian surat peringatan dapat diberikan secara tahapan tetapi
dapat juga diberikan langsung surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atas
dasar pelanggaran yang dilakukan .

Pasal 42
Pelanggaran yang dikenakan Surat Peringatan Tertulis Ke - I

Kategori perbuatan / pelanggaran yang dapat dikenakan surat peringatan I adalah :

1. Tidak mengenakan kartu pengenal (ID Card) selama berada di lingkungan


perusahaan meskipun telah diperingatkan.

2. Tidak hadir 1 (satu) hari kerja secara berturut-turut atau 2 (dua) hari kerja
dalam periode sebulan tanpa memberikan informsi.

3. Selama jam kerja meninggalkan pekerjaan tanpa ijin dari atasan yang
berwenang (termsuk diantaranya pulang lebih awal, tidak masuk tanpa ijin,
dan sejenis lainnya).

4. Tidur dalam jam kerja di lingkungan perusahaan.

5. Sering terlambat datang ke tempat kerja meski sudah diperingatkan.

6. Tidak memakai perlengakapan keselamatan, kesehatan dan perlindungan


kerja yang telah ditentukan untuk pekerjaannya pada waktu melakukan
pekerjaan meskipun lisan oleh atasannya langsung.(?)

7. Menolak tanpa alasan yang dapat diterima suatu rotasi atau pemindahan ke
bagian lain.

8. Menolak dan keluar perusahaan tidak melalui pintu yang bukan


diperuntukkan untuk atau yang seharusnya.

9. Tidak mencatatkan kartu hadirnya.

10. Sebelum bel pulang berbunyi karyawan sudah berada didepan mesin
pencatat kartu.

11. Hasil kerja tidak bagus.

12. Tidak menghormati atau tidak patuh terhadap atasan \ termasuk gagal dalam
menyelesaikan tugasnya.

13. Bertengkar dengan atasan maupun pimpinan setelah karyawan termasuk


melakukan kesalahan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 21


14. Merokok pada tempat dimana tidak diperbolehkan merokok.

15. Melakukan hal-hal lain yang menurut pertimbangan perusahaan melakukan


pelanggaran yang dapat diselaraskan dengan kesalahan-kesalahan dengan
kesalahan-kesalahan yang tercantum dalam pasal 41.

Pasal 43
Pelanggaran yang dikenakan Surat Peringatan Tertulis Ke - II

1. Tidak hadir (mangkir) kerja selama 2 (dua) hari kerja berturut-turut atau 3
(tiga) hari kerja dalam periode sebulan tanpa memberikan informasi.

2. Mengulangi perbuatan / pelanggaran seperti yang tertera dalam Surat


Peringatan I selama masih dalam masa berlakunya Surat Peringatan I
tersebut.

3. Tidak mematuhi atau tidak menjalankan sebagaimana mestinya pengarahan


atasan untuk mencegah kecelakaan kerja.

4. Mencoret-coret atau merobek pengumuman pemberitahuan yang di tempel


dipapan pengumuman yang berada di lingkungan perusahaan.

5. Memindahkan, menyimpan peralatan kerja dari tempat semula ke tempat


lain tanpa ijin atasannya.

6. Melawan petugas Keamanan / Security dari pemeriksaan pada waktu keluar


perusahaan.

7. Mempergunakan barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi.

8. Melakukan hal-hal lain yang menurut pertimbangan perusahaan melakukan


pelanggaran yang dapat disetarakan dengan kesalahan-kesalahan yang
tercantum dalam pasal 42.

Pasal 44
Pelanggaran yang dikenakan Surat Peringatan Tertulis Ke – III

1. Tidak masuk selama 3 (tiga) hari berturut-turut atau 4 (empat) hari kerja
dalam periode satu bulannya tanpa memberikan informasi.

2. Mengulangi perbuatan/pelanggaran seperti yang tertera dalam Surat


Peringatan tertulis ke-II selama masih berlaku Surat Peringatan tertulis ke-II
selama masih berlaku Surat Peringatan tertulis ke-II.

3. Melakukan initimidasi, menghasut, memfitnah karyawan lain di lingkungan


perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 22


4. Mengoperasikan mesin, peralatan atau menggunakan bahan-bahan/peralatan
tanpa seijin atasannya sehingga mengakibatkan dirinya sendiri maupun
orang lain atau merugikan perusahaan.

5. Memberikan tugas ke bawahan tidak sesuai dengan prosedur standar


sehingga mengakibatkan kerugain pada perusahaan atau membahayakan
bawahannya atau orang lain.

6. Minum minuman keras dalam lingkungan perusahaan.

7. Mengadakan rapat, pidato, propaganda atau menempelkan pamlet selebaran


yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan perusahaan.

8. Menyebarkan berita-berita dalam lingkungan perusahaan sehingga


menimbulkan keresahan diantara sesame karyawan.

9. Masih tidak mampu melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya


meskipun telah dicoba ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuannya.

10. Menjual dan atau menyebarkan kupon-kupon berhadiah di lingkungan


perusahaan tanpa ijin perusahaan.

11. Melakukan usaha rentenir/meminjamkan uang dengan bunga dalam


lingkungan perusahaan.

12. Menandai kehadiran karyawan orang lain dengan menggesekkan kartu


identitasnya pada mesin yang tersedia.

13. Melakukan hal-hal yang menurut pertimbangan perusahaan melakukan


pelanggaran yang dapat disertakan dengan kesalahan-kesalahan yang
tercantum pada pasal 43.

Pasal 45
Pelanggaran Berat dengan Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

1. Karyawan yang tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut
tanpa keterangan dan bukti yang syah walaupun sudah dipanggil 2 (dua) kali
secara tertulis.

2. Menyerang, menganiaya, mengancam mengintimidasi atau menghina secara


kasar pengusaha, keluarga pengusaha, atasan, bawahan atau teman sekerja.

3. Membujuk, memaksa pengusaha, keluarga pengusaha, atasan, bawahan,


teman sekerja untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
perundang-undangan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 23


4. Dengan ceroboh atau sengaja merusak dan membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.

5. Membawa, menyimpan, meminum minuman keras yang memabokkan,


mabuk, memakai dan atau mengedar obat bius, narkotika, psikoterapi dan
zat adiktif di lingkungan perusahaan.

6. Melakukan tindakan kejahatan, misalnya : mencuri, menggelapkan, (barang


milik perusahaan / orang lain), menipu, memperdagangkan barang terlarang
baik dalam lingkungan perusahaan.

7. Melakukan pungutan liar di lingkungan perusahaan.

8. Melakukan perbuatan asusila di lingkungan perusahaan.

9. Melakukan perjudian di lingkungan perusahaan.

10. Memberikan keterangan palsu mengenai data pribadi karyawan.

11. Memberikan keterangan palsu dengan maksud untuk keuntungan pribadi


atau pihak ketiga dengan cara merubah sendiri keterangan tersebut atau
bekerjasama dengan pihak lain sehingga merugikan perusahaan.

12. Tanpa ijin membawa barang keluar milik perusahaan dari lingkungan
perusahaan, atau tidak menjaga kerahasiaan gambar teknik atau dokumen
yang menjadi rahasia perusahaan.

13. Berkelahi di lingkungan perusahaan.

14. Membawa senjata api, senjata tajam atau benda lain yang dapat
membahayakan orang lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan dalam
lingkungan perusahaan.

15. Memanipulasi / memakai barang-barang milik perusahaan secara illegal


tanpa persetujuan dari pimpinan perusahaan.

16. Menghasut, mempengaruhi atau melakukan pemogokan secara tidak sah di


lingkungan perusahaan yang bertentangan dengan peraturan atau
perundangan yang berlaku dilingkungan perusahaan sehingga mengganggu
kelancaran perusahaan.

17. Membongkar rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik perusahaan,


pimpinan perusahaan, sesama karyawan atau keluarga mereka yang
seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Negara.

18. Turut memimpin suatu partai yang tidak resmi atau terlarang.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 24


19. Mengendarai kendaraan milik perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa
ada izin dari atasannya.

20. Kesalahan berat yang terkait tindak pidana yang terbukti secara secara
hukum.

BAB IX
MOGOK KERJA

Pasal 46
Umum

1. Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja dan serikat pekerja dilakukan secara
sah, tertib dan damai, sebagai akibat gagalnya perundingan yang dituangkan
dalam risalah perundingan antara karyawan dan perusahaan.

2. Mogok kerja dapat dilakukan setelah adanya perundingan antara karyawan


dan atau serikat pekerja tidak mencapai kesepakatan dan dapat dikatakan
sah, tertib dan damai apabila memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok
kerja dilaksanakan, karyawan dan atau serikat pekerja wajib
memberitahukan secara tertulis kepada perusahaan dan instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat (Disnaker Kota
Batam).
b. Pemberitahuan secara tertulis yang dimaksud diatas sekurang-kurangnya
memuat :
i. Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok.
ii. Tempat atau lokasi mogok kerja.
iii. Alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja.
iv. Lampiran bukti-bukti telah diadakannya perundingan yang mendalam
mengenai pokok-pokok perselisihan atau tuntutan yang diperantarai
oleh pegawai perantara dan atau telah 2 (dua) kali dalam jangka
waktu 2 (dua) minggu ditolak atau tidak berhasil mengajak pihak
perusahaan untuk berunding mengenai hal-hal yang diperselisihkan.
v. Tanda tangan ketua dan sekretaris serikat pekerja atau perwakilan
karyawan yang ditunjuk sebagai penanggung jawab mogok kerja.

3. Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai
dengan ketentuan ayat (2), perusahaan dapat mengambil tindakan dengan
cara :
a. Melarang para karyawan yang mogok kerja berada dilokasi kegiatan
proses produksi.
b. Melarang para karyawan yang mogok kerja berada didalam lokasi
perusahaan.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 25


4. Mogok kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan syarat sebagaimana
dimaksud pada pasal ini ayat (2) dan atau tuntutan bersifat tidak normatif
adalah mogok kerja tidak sah dan tidak mendapat upah.

5. Akibat hukum dari mogok kerja yang tidak sah disamping tidak mendapat
upah akan menerima sanksi / hukum yang akan diatur dalam keputusan
Menteri.

Pasal 47
Penutupan Perusahaan ( Lock Out )

1. Penutupan perusahaan adalah hak dasar perusahaan untuk menolak


karyawan sebagian atau seluruhnya untuk menjalankan pekerjaan sebagai
gagalnya perundingan.

2. Apabila dianggap perlu penutupan perusahaan dilakukan perusahaan akan


memberitahukan secara tertulis kepada pekerja dan atau serikat pekerja,
serta instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
sekurang-kuranganya 7 (tujuh) hari kerja sebelum penutupan perusahaan
(lock out) dilaksanakan atau sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Pemberitahuan penutupan perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


tidak diperlukan apabila:
a. Karyawan atau serikat pekerja melanggar prosedur mogok kerja
sebagaimana dimaksud pada pasal ini ayat (1) dan (2).
b. Karyawan atau serikat pekerja melanggar ketentuan normatif yang telah
ditentukan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perundang-
undangan yang berlaku.

4. Apabila penutupan perusahaan (lock out) yang sah dilaksanakan karena


karyawan atau serikat pekerja melanggar ketentuan sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (3) huruf (a) dan (b) selama penutupan perusahaan
karyawan atau serikat pekerja tidak mendapat upah.

BAB XI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pasal 48
Umum

Bentuk – bentuk pemutusan hubungan kerja terdiri atas :


1. Pemutusan Hubungan Kerja dalam Masa Percobaan.

2. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Berakhirnya Hubungan Kerja Untuk Jangka


Waktu Tertentu.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 26


3. Pemutusan Hubungan Kerja Atas Kehendak Karyawan.

4. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Rasionalisasi.

5. Pemutusan Hubungan Kerja Karena masuk Usia pensiun.

6. Pemutusan Hubungan Kerja Sakit atau Cacat Jasmani / Rohani.

7. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Karyawan Tidak Mencapai Konduite atau


Prestasi Kerja.

8. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Karyawan Menjalani Hukuman.

9. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia.

Pasal 49
Pemutusan Hubungan Kerja Dalam Masa Percobaan

1. Pemutusan hubungan kerja dalam masa percobaan dapat dilakukan setiap


saat baik atas kehendak Perusahaan maupun Karyawan.

2. Kecuali ditentukan lain, baik Perusahaan maupun karyawan tidak ada


kewajiban membayar sesuatu terhadap pihak lainnya dalam hal pemutusan
hubungan kerja.

Pasal 50
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Berakhirnya
Hubungan Kerja Waktu Tertentu

1. Hubungan kerja waktu tertentu berakhir pada tanggal jatuh tempo yang
disebutkan dalam perjanjian kerja.

2. Perusahaan tidak diwajibkan membayar uang jasa atau pesangon kepada


karyawan yang menjalani pemutusan hubungan kerja karena berakhirnya
kontrak kerja.

Pasal 51
Pemutusan Hubungan Kerja Atas Kehendak Karyawan

1. Karyawan yang ingin berhenti dari bekerja dari perusahaan secara baik-baik
diwajibkan mengajukan permohonan tertulis selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu sebelum tanggal berhentinya dan disetujui oleh perusahaan.

2. Perusahaan tidak membayar uang pesangon maupun uang jasa berkaitan


dengan pengunduran diri sebagaimana tercantum pada ayat 1 diatas.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 27


Pasal 52
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Rasionalisasi

1. Dalam hal keadaan memaksa dan perlu, perusahaan dapat melakukan


rasionalisasi yang dapat berakibat harus dilakukan pemutusan kerja.

2. Dalam hal perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja


(PHK) karena rasionalisasi, perusahaan akan melakukannya berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021.

Pasal 53
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Bukan Kesalahan
Perusahaan dan Karyawan

1. Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan


apabila terjadinya musibah bencana alam sehingga perusahaan tidak dapat
menjalankan kegiatan sebagian atau seluruhnya setelah mengalami masa
penantian paling sedikit 3 (tiga) bulan.

2. Dalam hal pemutusan hubungan kerja pada pasal maka pihak perusahaan
akan menghitung sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pasal 54
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Lanjut Usia

1. Perusahaan akan memberikan dengan hormat karyawan yang telah mencapai


usia pensiun yaitu 55 tahun.

2. Kepada karyawan yang diberhentikan dengan hormat karena telah mencapai


usia pensiun, apabila perusahaan tidak mengikutsertakan karyawan dalam
program pensiun maka perusahaan wajib memberikan uang pesangon, uang
penghargaan dan uang penggantian hak sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 55
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Sakit atau Cacat Jasmani / Rohani

1. Perusahaan mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan yang sakit terus-


menerus dan tidak mampu bekerja melebihi waktu 12 (dua belas) bulan.

2. Dalam hal seorang karyawan tidak mampu bekerja lagi karena alasan
kesehatan baik jasmani maupun rohani, perusahaan dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja berdasarkan pada PP No.35 Tahun 2021 pasal
55.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 28


Pasal 56
Pemutusan Hubungan Kerja Karena
Karyawan Tidak Mencapai Konduite atau Prestasi Kerja

1. Pemutusan hubungan kerja dilakukan karena karyawan tidak memenuhi


standar prestasi kerja atau konduite ditetapkan perusahaan, meski karyawan
yang bersangkutan telah diberi kesempatan untuk memperbaikinya.

2. Dalam hal terjadi pemutusan kerja sebagaimana dimaksudkan dalam pasal


ini, maka perusahaan melakukannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 57
Pemutusan Hubungan Kerja Karena
Karyawan Menjalani Hukuman

1. Pemutusan hubungan kerja dilakukan karena karyawan menjalani hukuman


yang merupakan akibat dari tindakan pidana yang dilakukannya.

2. Dalam hal pemutusan kerja karena karyawan menjalani hukuman,


perusahaan tidak memberikan uang pesangon atau uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak.

Pasal 58
Pemutusan Hubungan Kerja Karena
Karyawan Meninggal Dunia

Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan berakhir dengan sendirinya dalam hal
karyawan meninggal dunia.

Pasal 59
Uang Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Uang Pisah

A. Dalam Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) pihak pengusaha wajib membayar uang
pesangon dan atau / uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak,
Berdasarkan pada PP No.35 Tahun 2021 pasal 40

1. Besarnya uang penggantian hak yang seharusnya diterima sesuai dengan UU


No.13 tahun 2003 pasal 156 ayat (4) adalah meliputi :
a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.

b. Biaya dan ongkos pulang untuk bekerja dan keluarganya ketempat


dimana pekerja diterima bekerja (ketentuan ini berlaku untuk yang
direkrut dari daerah luar).

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 29


c. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan sebesar 15%
(lima belas persen) dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa
kerja bagi memenuhi syarat.

B. Perhitungan besaran UP berdasarkan UU Cipta Kerja:

a. Perhitungan besaran Uang Pesangaon berdasarkan UU Cipta Kerja

b. Perhitungan besaran UPMK berdasarkan UU Cipta Kerja:

c. Sedangkan UPH, terdiri dari:

1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;


2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke
tempat di mana pekerja/buruh diterima bekerja; dan
3. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 30


2. Besarnya uang pisah yang diatur dalam peraturan ini adalah :
a. Masa kerja 5 Tahun sampai 8 Tahun dapat uang pisah 1 bulan upah.
b. Masa kerja 8 Tahun dan seturusnya dapat uang pisah 2 bulan upah.

3. Perusahaan tidak memberikan uang pesangon dan uang jasa dalam hal
pemutusan hubungan kerja yang disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran
berat sebagaimana disebutkan dibawah ini :

a. Melakukan penipuan, pencurian dan atau penggelapan barang / milik


pengusaha atau milik teman sekerja atau milik teman pengusaha.
b. Pada saat diterima sebagai karyawan memberikan keterangan palsu atau
yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan atau kepentingan
Negara.
c. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukkan, madat, memakai
obat bius atau menyalahgunakan obat-obat terlarang atau obat-obat
perangsang lainnya di tempat kerja atau lingkungan perusahaan yang
dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di tempat kerja / di
lingkungan perusahaan.
e. Melakukan tindakan kejahatan misalnya menyerang, mengintimidasi
atau menipu pengusaha, teman sekerja dan memperdagangkan barang
terlarang dalam lingkungan perusahaan.
f. Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara
kasar pengusaha, keluarga pengusaha atau teman sekerja.
g. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan serta peraturan yang
berlaku.
h. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau mebiarkan diri
atau teman sekerja dalam keadaan bahaya.
i. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan
barang milik perusahaan dalam keadaan berbahaya.
j. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan
nama baik pimpinan perusahaan dan keluarganya yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.
k. Melakukan perbuatan-perbuatan atau tindakan yang dapat mengganggu
ketenangan ketertiban dan kemanan kerja diantara sesame rekan sekerja
di lingkungan perusahaan.
l. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang dapat
diancam pidana 5 (lima) tahun atau lebih.
4. Kompensasi PHK seperti tersebut di atas tidak berlaku bagi pekerja dengan
status perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). Artinya apabila pekerja
outsourcing terikat dalam PKWT maka pekerja outsourcing tersebut juga
tidak dapat memperoleh kompensasi PHK seperti di atas.

Mengingat bagi PKWT untuk kompensasinya berlaku aturan tersendiri yakni dalam
pasal 15 dan 16 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021, yang dapat dirangkum
sebagai berikut:

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 31


1. Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi kepada pekerja yang hubungan
kerjanya berdasarkan PKWT
2. Pemberian kompensasi dilaksanakan pada saat berakhirnya PKWT.
3. Diberikan kepada pekerja yang mempunyai masa kerja min. 1 bulan secara terus
menerus.
4. Besarnya kompensasi dalam PKWT, adalah sebagai berikut:

a. PKWT selama 12 bulan secara terus menerus, diberikan 1 bulan upah

b. PKWT selama 1 bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 bulan, dihitung secara
proporsional = masa kerja/12 x upah per bulan

c. PKWT selama lebih dari 12 bulan secara terus menerus, dihitung secara
proporsional = masa kerja/12 x upah per bulan.

Pasal 60
Akibat Pemutusan Hubungan Kerja

1. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, karyawan wajib


mengembalikan kepada perusahaan :

a. Alat-alat kerja, pakaian kerja serta sepatu kerja.


b. Kartu pengenal kerja.
c. Hutang karyawan kepada perusahaan.
d. Dokumen-dokumen milik perusahaan.

BAB X
PENGHARGAAN

Pasal 61
Pemberian Penghargaan

1. Perusahaan akan memberikan penghargaan kepada karyawannya yang


bersangkutan apabila karyawan tersebut menghasilkan cipta karya,
meningkatkan produktivitas dan memberikan ide / saran yang dapat
dipergunakan oleh perusahaaan.
2. Pelaksanaan atau tata cara pemberian penghargaan diatur dalam peraturan
tersendiri.

BAB XI
PENANGANAN KELUH KESAH

Pasal 62

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 32


Penanganan Keluh Kesah Karyawan

1. Apabila karyawan kurang senang atau merasa kurang cocok dengan tugas
pekerjaan atau merasa tertekan, terhina, tersinggung, oleh tindakan
perusahaan sehingga merasa kurang gairah kerja, maka keluh kesah tersebut
dapat diselesaikan dengan atasan langsung secara musyawarah.

2 Apabila tidak tercapai kata sepakat antara pihak perusahaan dengan pekerja
sesuai ketentuan perundangan yangberlaku, maka keluh kesah tersebut dapat
diserahkan penyelesainnya kepada Dinas Tenaga Kerja setempat.

3. Dalam penyampaian keluh kesah karyawan perseorangan, dilarang


membawa teman atau sanak keluarganya baik Sipil ataupun Militer untuk
ikut membantu menyelesaikan sebagai backing atau penasehat sekalipun.

Pasal 63
PENUTUP

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 33


1. Apabila dianggap perlu, maka perusahaan berhak untuk melakukan
perubahan berupa penambahan dan atau melakukan pengurangan, baik
sebagian atau seluruh isi pasal-pasal yang terkandung di dalam peraturan
perusahaan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dinas Tenaga Kerja,
sepanjang bentuk dan isi perubahan tidak melanggar ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Hal-hal yang terdapat / diatur dalam Peraturan Perusahaan ini, akan
mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila terdapat ketentuan di dalam Peraturan Perusahaan ini ternyata tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka yang
dinyatakan tidak berlaku / batal hanyalah menyangkut ketentuan yang
dianggap tidak sesuai tersebut, dan untuk ketentuan yang lain dalam
Peraturan Perusahaan ini masih dinyatakan berlaku.
4. Peraturan Perusahaan ini disebut Peraturan Perusahaan PT. Global Citra
Pratama, berlaku 2 (dua) tahun sejak disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja
Kota Batam.
Ditetapkan di : Batam
pada tanggal : November 2022

PT. GLOBAL CITRA PRATAMA

Husin Chandra Karimang


Direktur Utama Komisaris

ADE JAUHARUDDIN MAUREN CANTIKA A JEFFREY KEVIN ANGGARA


PPC & PURCHASING
ADM. HRD DEP SALES DEPARTEMEN

HERMANTO
WIWIN MARDIWALUYANTI RIANTO NABABAN PANGARIBUAN FEBRI JOHAN
ACCOUNTING DEP. PRODUKSI & QUALITY DEP

ARIYANTO AGUS MUARNOPA SAN PUTRA KOKO SUNARKO


DESIGN DEPARTEMEN MAINTENANCE PRODUKSI STORE & DRIVER DEP.

Mengesahkan:
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 34


Rudi Sakyakirti, SH. MH
Nip. 195506060 199303 1018

Peraturan Perusahaan PT. Global Citra Pratama 35

Anda mungkin juga menyukai