Anda di halaman 1dari 9

JESS 6 (3) (2017)

Journal of Educational Social Studies

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess

Pemanfaatan Situs Masjid Agung Demak sebagai


Sumber Belajar Sejarah bagi Siswa SMA di Kabupaten Demak

Mohammad Abdul Rokhim1  , Eva Banowati2 & Dewi Liesnoor Setyowati2

1
SMA Negeri 3 Demak, Jawa Tengah, Indonesia
2
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel Pembelajaran sejarah lokal sangat strategis sebagai sarana pengembangan nilai-nilai cinta tanah air dan budaya daerah.
Diterima: Nilai-nilai yang terkandung pada situs Masjid Agung Demak telah dimanfaatkan oleh sebagian SMA negeri di Kabupaten
Demak. Kenyataan tersebut menjadi dasar penelitian mengenai pemanfaatan situs tersebut sebagai sumber belajar sejarah.
Februari 2017
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui relevansi guru memanfaatkan situs tersebut sebagai sumber belajar sejarah, strategi
Disetujui: para guru memanfaatkan situs tersebut, mengetahui faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran dan faktor-
Maret 2017 faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan situs tersebut sebagai sumber belajar sejarah di
Dipublikasikan: SMA di Kabupaten Demak. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif yang dilaksanakan di SMA negeri sekabupaten
Demak yang berjumlah 11 sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan
Desember 2017
dokumentasi. Teknik analisis data secara statistik deskriptif analisis kualitatif.
________________ Hasil penelitian yang diperoleh dari pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan situs tersebut memberikan pengaruh yang
Keywords: positif terhadap pengetahuan, perilaku dan kreatifitas siswa, Selain itu siswa juga mampu mengimplemetasikan nilai-nilai
yang terdapat pada materi sejarah Masjid Agung Demak. Strategi pemanfaatan situs tersebut sebagai sumber belajar sejarah
site of demak great mosque,
di SMA Kabupaten Demak dapat dilakukan dengan cara survey, field trip dan mengundang narasumber, factor-faktor yang
learning resources, menghambat adalah kesesuaian dengan alokasi waktu dan biaya, sedangkan yang mendukung yaitu dukungan sekolah,
learning history sikap, keterampilan dan kemauan guru, dan keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya.
____________________ Pemanfaatan situs tersebut sangat relevan dengan pembelajaran sejarah terutama di Demak yang memiliki banyak benda-
benda peninggalan sejarah. Untuk mendukung proses pembelajaran sejarah guru merancang desain pembelajaran yang
diintegrasikan dengan materi pembelajaran sejarah Kerajaan Demak, kehidupan masyarakat dan situs-situs
peninggalannya, sehingga pembelajaran sejarah dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pengetahuan, perilaku
dan kreatifitas siswa. Saran guru hendaknya memanfaatkan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar harus direncanakan
secara baik, sistematis dan terprogram, disesuaikan dengan materi pelajaran serta dituangkan dalam persiapan mengajar.

Abstract
___________________________________________________________________
Local history learning was very strategic as a means of developing the values of patriotism and local culture. The values implied on site of
Demak Great Mosque has been used by most of the state high school in Demak. The fact became the basic of the author’s interest in
conducting research on utilizing the site of Demak Great Mosque as a learning resource of History.The goal of this study was to determine
the relevancy of the teachers who utilized that site as a learning source of history, teachers strategies in utilizing and knowing the factors
that supported the implementation of learning and that ofhindered the implementation of learning by utilizing that site as a learning
resource of history in senior high school in Demak. it ware a qualitative descriptive research . It was conducted in the state high schools in
Demak with amount of 11 schools. The technique of collecting data used questionnaires, observation, interviews and documentation.
Statistical data analysis techniques used qualitative analysis descriptive.
The results of this research was obtained in the teaching of history by utilizing that site provided a positive influence on knowledge, behavior
and student creativity. In addition students were also able to implement the values implied in the historical material of that site. Utilizing
strategy of that site as a learning resource of history in senior high school in Demak could be done by means of surveys, field trips and
inviting speakers. The obstructed factors ware the compliance with the allocation of time and costs, factors which supported was support
from schools, attitudes, skills and willingness of teachers and the flexibility or versatility in its usage.
The utilization of the site of Demak Great Mosque highly relevant to the teaching of history, especially in the city of Demak wich had
many historical relics. To support the learning process of history, Historical teachers designed the learning that integrated with historical
learning material of the kingdom of Demak, community life and relics sites, so that the historical learning could provide a positive influence
on students knowledge, behavior and creativity. Teachers suggestions should utilize the historical heritage as a learning resource should be
planned well, systematic and programmed, adapted to the subject matter and stated in the teaching preparation.
© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6390
Jl. Sultan Trenggono No.81, Demak, Jawa Tengah 59517
e-ISSN 2502-4442
E-mail: dulrokhim33@yahoo.com

111
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

PENDAHULUAN sebagai media pembelajaran dalam menerangkan


peradaban Islam di Indonesia khususnya
Pemanfaatan Benda Cagar Budaya salah peradaban kerajaan Demak sebagai sejarah lokal,
satunya berupa peninggalan sejarah dinyatakan walaupun penelitian penelitian tersebut perlu
dalam Bab VI pasal 19 ayat 1 bahwa benda cagar adanya kajian yang lebih mendalam. Sekolah
budaya tertentu dapat dimanfaatkan untuk tersebut datang ke situs Masjd Agung Demak
kepentingan agama, sosial, pariwisata, dengan tujuan melakukan ritual keagamaan yang
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan sering disebut ziarah. Mereka melakukan doa-
(1997). Dengan demikian Benda Cagar Budaya doa dan ritual baik di dalam masjid ataupun
dan khususnya peninggalan sejarah dapat makam yang ada disekitar masjid tersebut. Hasil
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan, wawancara awal beberapa guru terutama guru
terutama sebagai sumber belajar. mata pelajaran sejarahdan beberapa guru bukan
Pemanfaatanpeninggalan sejarah sebagai sumber mata pelajaran sejarah di SMA di kabupaten
belajar diharapkan dapat menjadikan Demak ternyata masih banyak guru yang belum
pembelajaran sejarah tidak hanya bersifat memanfaatkan situs Masjid Agung Demak
verbalitas tetapi lebih mengarah padatujuan yang sebagai sumber belajar siswa. Hal ini menurut
lebih bersifat afektif. Artinya, setelah beberapa guru dikarenakan waktunya yang
memperoleh pengalaman belajarsecara langsung terlalu banyak tersita dan harus mengorbankan
dan berinteraksi dengan peninggalan sejarah, jam pelajaran lain sehingga tidak efisien.
para peserta didikmemiliki sikap dan mampu Peran guru sebagai fasilitator dalam
mengambil hikmah dari keberadaan benda cagar pembelajaran tampaknya belum berkembang
budaya, baik dari aspek waktu, semangat, secara luas, hal ini didasarkan pada hasil
teknologi maupun proses pembuatannya. Dari penelitian Hamid Hasan (1998), bahwa 95,71%
segiteknologi pembuatannya misalnya para guru sejarah menggunakan metode ceramah dan
peserta didik akan dapat membandingkan ceramah bervariasi dalam proses belajar
kemampuan sumber daya manusia dan mengajar sejarah. Dengan penerapan metode
kemajuan teknologi masa lalu dengan ceramah maka peran guru mengarah pada satu-
masasekarang. satunya sumber informasi, pengajaran dan
Situs Masjid sebagai sumber belajar yang komunikasi hanya berjalan satu arah (oneway
ada di lingkungan sekolah juga belum communication) sehingga tidak memberikan
sepenuhnya didayagunakan. Situs Masjid Agung kesempatan siswa untuk berpikir secara kritis
Demak merupakan salah satu bentuk analitis dan pengajaran yang dialogis sulit
peninggalan sejarah yang memiliki nilai budaya diwujudkan. Mendasarkan kondisi tersebut
yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah di sudah saatnya proses pembelajaran sejarah
sekolah dan sebagai sarana pelestarian budaya dirubah yang lebih menekankan guru sebagai
bangsa. Penggunaan situs Masjid Agung sebagai fasilitator dari pada sekedar sebagai informator,
salah satu sumber belajar sejarah di sekolah akan dan lingkungan sekolah merupakan altematif
sangat membantu siswa dalam memahami yang baik untuk dijadikan sebagai sumber belajar
materi. Pengetahuan yang didapat siswa melalui demi terwujudnya peran guru sebagai fasilitator
situs Masjid Agung bukan hanya pengetahuan belajar siswa. Atas dasar latar belakang di atas,
yang abstrak tetapi merupakan pengetahuan yang maka penulis tertarik mengangkat penelitian
nyata sehingga dapat menyamakan persepsi. dengan judul “Pemanfaatan Situs Masjid Agung
Melalui sumber-sumber belajar yang nyata inilah Demak sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi
siswa diajak berfantasi ke dunia masa lampau. Siswa SMA Di Kabupaten Demak.”
Hasil observasi awal diketahui bahwa
sekolah–sekolah baik tingkat SD hingga SMA di
Kabupaten Demak masih jarang sekali
menggunakan situs Masjid Agung Demak

112
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

METODE pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses yang


terkait dengan studi (Spradely dalam Sutopo,
Penelitian ini menggunakan metode 2002). Observasi langsung ini dilakukan dengan
penelitian deskriptif kualitatif dengan lokasi cara formal dan informal, misalnya dengan
penelitian di SMA negeri Kabupaten Demak mengamati kegiatan guru dalam menyajikan
dengan jumlah 11 SMA yang telah menggunakan materi pembelajaran sejarah di dalam kelas,
kurikulum 2013. Subjek utama dalam penelitian forum rapat MGMP maupun observasi langsung
ini adalah para guru sejarah di SMA negeri aktif di situs masjid agung Demak di Kabupaten
Kabupaten Demak berjumlah 24 orang guruyang Demak. Teknik ini dilakukan untuk
mengajar fokus pada kegiatan pembelajaran mengumpulkan data yang bersumber dari
tentang materi sejarah akulturasi budaya islam dokumen dan arsip yang terdapat di museum,
dan perkembangannya di pulau jawa dengan perpustakaan, sekolah dan sekretariat MGMP.
memanfaatkan situs masjid agung Demak, Validitas data yang akan dikumpulkan
karakteristik masyarakat dan peninggalan- digunakan “teknik informant review atau umpan
peninggalannya. balik dari informan” (Miles dan Huberman,
Data diperoleh dari berbagai sumber data 1992). Selain itu teknik trianggulasi juga
yang meliputi informan atau narasumber yaitu digunakan untuk lebih menvalidkan data.Teknik
Sejarawan, Kepala Sekolah, Guru-guru sejarah, trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi
peserta didik dan pengurus MGMP sejarah, sumber.Trianggulasi sumber yaitu
Peristiwa dan aktivitas yaitu kegiatan mengumpulkan data sejenis dari beberapa
pembelajaran sejarah baik yang bersifat indoor (di sumber data yang berbeda. Untuk memperoleh
ruang kelas) maupun outdoor (di luar kelas), Situs, data tentang peninggalan sejarah dikumpulkan
benda dan bangunan peninggalan sejarah di dari hasil wawancara dengan juru kunci,
masjid agung Demak Kabupaten Demak yang cendikiawan, sejarawan dan guru sejarah, peserta
dapat dijadikan sumber belajar mata pelajaran didik dan pengurus MGMP. Untuk memperoleh
sejarah dalam Kurikulum 2013, Arsip (hasil-hasil data tentang materi pengajaran sejarah di
rapat MGMP, laporan pelaksanaan retraining Kabupaten Demak dikumpulkan dari hasil
mata pelajaran sejarah) dan dokumen tentang wawancara dengan Kepala Sekolah, wakasek
situs masjid agung Demak, surat kabar (suara kurikulum, Guru sejarah di Kabupaten Demak.
merdeka), buku-buku teks dan jurnal-jurnal Teknik trianggulasi yang digunakan hanyalah
ilmiah (Historika). trianggulasi sumber karena sumber informant
Teknik pengumpulan data yang digunakan review adalah informant kunci.
dalam penelitian ini dengan wawancara Analisis data ini dilakukan agar proses
mendalam (In-depth Interviewing), observasi penyusunan data yang diperoleh dalam
langsung dan mencatat dokumen dan arsip penelitian ini dapat ditafsirkan. Metode analisis
(Content analysis). Penelitian ini teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan teknik deskrptif analisis
mendalam (In-depth Interviewing). Dengan kualitatif, dimana peneliti menggambarkan
demikian wawancara yang akan dilakukan keadaan atau fenomena yang diperoleh dan
menggunakan pertanyaan yang bersifat “open- kemudian dianalisis dalam bentuk kata-kata
ended” dan mengarah pada kedalaman informasi, untuk memperoleh simpulan. Teknik analisis
serta dilakukan dengan cara yang tidak yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terstruktur secara formal, guna mengamati “analisis interaktif” (Miles dan Huberman,
pandangan subjek yang diteliti tentang banyak 1992). Tiga komponen dalam teknik analisis ini,
hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar yaitu reduksi data, sajian data, penarikan
bagi penggalian informasi secara lebih jauh dan simpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan
mendalam (Sutopo, 2002). Observasi langsung dalam bentuk interaktif dengan proses
dilakukan dalam bentuk observasi partisipasi pengumpulan data sebagai suatu proses yang

113
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

berlanjut, berulang dan terus-menerus sehingga 3. Situs Kolam Wudhu


membentuk sebuah siklus. Kolam ini luasnya + 75m2, Kedalaman air
3 meter, terletak di sebelah timur laut serambi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kolam air yang menghubungkan bagian luar dan
masjid, selain diharapkan sebagai sarana untuk
Gambaran Umum Situs Masjid Agung Demak mensucikan diri, juga mengandung sejumlah
Peninggalan sejarah yang ada di situs perlambang agar masyarakat selalu
Masjid Agung Demak sehingga dapat dijadikan membersihkan diri dari berbagai kotoran yang
sebagai sumber belajar pada pembelajaran menempel pada diri dan hati.
sejarah.
4. Situs Delapan Soko Guru
1. Masjid Agung Demak Delapan buah soko guru serambi Masjid
Masjid Agung Demak adalah sebuah Agung Demak ini ialah benda purbakala asal
masjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini Kerajaan Majapahit, konon hadiah dari Prabu
terletak di Desa Kauman Demak Jawa Tengah. Brawijaya V Raden Kertabhumi, Ayahanda
Masjid ini pernah dipercayai merupakan tempat Raden Jimbun, Raden Hasan, Raden Fattah,
berkumpulnya para ulama (wali) penyebar sebagai Adipati Noto Projo di Glagah Wangi
agama islam disebut juga Walisongo. Pendiri Bintoro, Demak 1475.
masjid ini adalah Raden Fattah yaitu Raja
Pertama dari Kasultanan Demak. Masjid ini 5. Situs Surya Majapahit
berbentuk bujur sangkar dengan atapnya Surya Majapahit ini sebagai lambang
berbentuk Limas segi empat bersusun tiga atau Kerajaan Majapahit yang berdiri tahun 1401
sering disebut dengan atap Tumpang. S/1479 M, terdapat beberapa hiasan Surya
Masjid Agung Demak yang berdiri di Majapahit dikarenakan Raden Fattah merupakan
tengah kota menghadapkan alun-alun luas, darah keturunan Majapahit.
diyakini masyarakat muslim sebagai pusat
kegiatan kemasyarakatan dan keumatan. 6. Situs Genthong Kong
Berdasarkan pola pembangunan kota-kota di Genthong Kong ini pada masa
Jawa yang diawali dari Dinasti Demak Bintoro, pemerintahan Raden Fattah digunakan sebagai
menjadi satu kesatuan antara masjid, Kraton dan penampung air. Genthong Kong ini merupakan
sarana-sarana pendukungnya termasuk alun-alun hadiah dari Putri Campa zaman Dinasti Ming
di bagian tengah. Atas dasar itu diperkirakan XIV.
bekas kraton Demak Bintoro kira-kira di sebelah
selatan tidak jauh dari kawasan alun-alun dan 7. Situs Mihrab
Masjid Agung Demak sekarang. Mihrab atau pengimaman pada dinding
dalam terdapat prasasti berlambang
2. Pintu Bledeg bulus/penyu. Merupakan Candra Sengkala
Pintu bledeg (petir) ini ciptaan Ki Ageng Memet yang diartikan Sariro Sunyi Kiblating
Selo pada zaman wali. Cikal bakal berdirinya Gusti bermakna tahun 1401S/1479 M.
Masjid Agung Demak ditandai Prasasti,
ditafsirkan “Nogo Mulat Sariro Wani”. 8. Situs Maksurah
Berprasasti 1388 Saka(=1466 M). Pada masjid Artefak yang disebut kholwat atau
Agung Demak terdapat menara yang dibangun maksurah berprasasti pada tahun 1287 H. Identik
pada tahun 1932 dari pemerintahan bupati 1866 M yang saat itu Adipati Demak dijabat oleh
Demak R. A. A. Sosro Hadiwijoyo. Raden K.R.M.A Aryo Purbaningrat sebagai
tempat pasujudan khusus untuk menunaikan
sholat dan munajat untuk memperoleh barokah,
rahmat dan hidayat Allah SWT.

114
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

9. Situs Dampar Kencana kebudayaan suku bangsa dan etnis lain seperti
Dampar Kencana dibuat tahun 1475 M Cina. Akulturasi tersebut terdapat pada
peninggalan Majapahit abad XV, ketika Prabu bangunan masjid Agung Demak. Akulturasi
Kertabumi melantik Raden Fattah menjadi tersebut merupakan wujud pengakuan dan
Adipati Noto Projo di Glagah Wangi Bintoro penghargaan Sultan-sultan Demak terhadap
Demak Dampar Kencana ini merupakan hadiah budaya-budaya daerah dan etnis lain diluar
untuk Raden Fattah dari Ayahanda Prabu Demak. Kedua, siswa mendapatkan gambaran
BrawijayaV / Raden Kertabhumi. mengenai kehidupan masyarakat Demak yang
mayoritas beragama Islam sebagai masyarakat
10. Situs Makam-makam Raja Demak yang toleran dan menghargai perbedaan agama
Makam Kasepuhan terdapat 19 buah jirat sebagaimana yang tersirat dalam literatur-
kubur antara lain: Makam Sultan Demak I literatur sejarah Kesultanan Demak
(Raden Patah) sekalian, Sultan Demak II (Raden Salah satunya terbukti ketika
Pati Unus) dan Pangeran Sedo Lepen pembangunan Masjid dan bangunan-bangunan
(R. Surowiyoto) serta makam Putra Raden Demak yang lain, masyarakat Kesultanan
Patah, Adipati Terung (Raden Husain), Sunan Demak melibatkan pihak-pihak yang berasal dari
Ngudung, Prabu Darmokusumo, Pangeran suku bangsa dan agama lain. Ketiga, dengan
Mekah, Ki Ageng Campa, dll). Makam memanfaatkan situs-situs peninggalan Masjid
Kaneman, bangunan dinding kayu beratap sirap Agung Demak tersebut, siswa dapat memperoleh
bersusun II terisi 24 jirat kubur, antara lain: nilai-nilai dan pengetahuan bahwa hakikatnya
Makam Sultan Demak III (Sultan Trenggono, masyarakat Demak adalah masyarakat
Pangeran Haryo), Sunan Prawoto (Putra Raden yangmultikultur, walapun Islam merupakan
Trenggono/cucu Raden Fattah), dll. agama mayoritas. Melalui kegiatan pembelajaran
di situs Masjid Agung Demak, siswa memperoleh
Relevansi Situs Masjid Agung Demak sebagai pemahaman bahwa Islam adalah agama yang
Sumber Pembelajaran toleran dan menjunjung tinggi perbedaan suku
Pembelajaran Sejarah lokal dengan materi bangsa, kebudayaan dan agama. Oleh karena itu
Sejarah perkembangan islam di Indonesia dan untuk mendukung pembelajaran sejarah, guru
pulau Jawa serta kegiatan pemanfaatan situs dapat memanfaatkan peristiwa-peristiwa sejarah
masjid agung Demak melalui kegiatan lokal atau situs-situs sejarah lokal yang
kunjungan/karyawisata merupakan beberapa menggambarkan eratnya hubungan masyarakat
upaya guru dalam mengembangkan materi dari di tengah-tengah heterogenitas budaya dan
Kompetensi Dasar 3.8 Kurikulum 2013 kelas XI, kepercayaan di setiap daerah sebagai wujud
yaitu mengidentifikasi karakteristik kehidupan multikulturalisme. Sehingga kegiatan
masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada pembelajaran sejarah lokal dengan
masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan memanfaatkan situs masjid agung Demak
menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku menjadi lebih bermakna, sebab mengharuskan
pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. siswa untuk dapat lebih aktif dalam berinteraksi
Keunggulan pembelajaran sejarah lokal dengan sumber-sumber yang relevan dan
dengan materi Sejarah Masjid Agung Demak dan memperoleh pengalaman setelah mengamati
kunjungan ke Situs Masjid Agung Demak langsung objek-objek bersejarah yang sarat akan
diantaranya pertama, siswa memperoleh nilai-nilai budaya disekitarnya.
pengetahuan mengenai karakteristik kehidupan
masyarakat lokal dan kebudayaan Islam di Kota Strategi Pemanfaatan Situs Masjid Agung
Demak pada masa lampau. Pada situs Masjid sebagai Sumber Belajar Sejarah
Agung Demak juga dapat ditemui berbagai Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
objek-objek menarik yang merupakan hasil dalam strategi memanfaatkan situs masjid agung
akulturasi kebudayaan Hindu-Bundha dengan Demak sebagai sumber belajar yaitu:

115
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

1. Strategi Survey dan pengetahuan tentang situs masjid agung


Strategi survey berarti guru memanfaatkan Demak beberapa SMA di Kabupaten Demak
situs masjid agung Demak sebagai sumber belajar sudah menggunakan metode mengundang
sejarah dengan cara mengajak atau menugaskan narasumber. Kegiatan dalam strategi
siswa untuk melakukan kunjungan langsung ke mengundang narasumber meliputi kegiatan
lokasi masjid agung Demak. Dalam strategi tanya jawab, siswa dapat mengajukan
survey terdapat beberapa kegiatan yang dapat pertanyaan dan memperoleh penjelasan langsung
dilakukan untuk memanfaatkan situs masjid tentang situs masjid agung Demak di Kabupaten
agung Demak sebagai sumber belajar sejarah Demak dari narasumber. Setelah siswa
diantaranya yaitu kegiatan interview dan melakukan tanya jawab selanjutnya siswa dapat
observasi. Pada kegiatan interview siswa dapat menyusun laporan hasil tanya jawab dengan
melakukan interview dengan petugas masjid narasumber.
agung Demak, pengunjung Masjid Agung
Demak dan masyarakat di sekitar masjid agung Hasil-Hasil yang Dicapai dengan
Demak. Sedangkan pada kegiatan observasi Memanfaatkan Situs Masjid Agung Demak
meliputi mengamati bentuk dan corak masjid Pembelajaran sejarah lokal dengan
agung Demak, lokasi masjid agung Demak, memanfaatkan situs Masjid Agung Demak
peninggalan-peninggalan yang ada di masjid menunjukkan perkembangan yang signifikan.
agung Demak dan kegiatan di sekitar masjid Kondisi tersebut terlihat dari pertama, siswa
agung Demak. menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
yaitu dari kagiatan diskusi dan keduasiswa
2. Strategi field trip menjadi lebih kritis yang dapat terlihat dari
Strategi field trip berarti guru pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama
memanfaatkan situs masjid agung Demak kegiatan kunjungan situs Masjid Agung Demak
sebagai sumber belajar sejarah dengan cara dan diskusi di kelas. Kemampuan berfikir kritis
melakukan perjalanan bersama siswa tersebut juga terlihat ketika dalam pembelajaran
mengunjungi situs masjid agung Demak. Dalam sejarah siswa dihadapkan dengan pertanyaan-
strategi field trip terdapat beberapa kegiatan yang pertanyaan yang berhubungan dengan
dapat dilakukan untuk memanfaatkan situs perkembangan islam di pulau Jawa, misalnya
masjid agung Demak sebagai sumber belajar mengenai pertanyaan tentang bagaimana proses
sejarah diantaranya yaitu kegiatan interview, perkembangan agama islam di pulau Jawa pada
observasi, dan menyusun laporan. Pada kegiatan masa kerajaan Demak.
interview siswa dapat mencatat penjelasan dari Siswa mampu menjawab persoalan
tour guide, melakukan interview dengan petugas tersebut dengan membandingkan antara
situs masjid agung Demak, pengunjung situs masyarakat Demak masa itu, dan
masjid agung Demak dan masyarakat di sekitar menggambarkan adanya pergeseran nilai dalam
situs masjid agung Demak. Pada kegiatan masyarakat Demak pada masa itu. Artinya,
observasi meliputi mengamati bentuk dan corak selain mampu berfikir kritis, siwa juga mampu
situs masjid agung Demak, lokasi situs masjid membangun sebuah dimensi kontekstual
agung Demak dan kegiatan masyarakat di sekitar didalam pikirannya tentang hubungan sebab-
situs masjid agung Demak. akibat peradaban islam di Kota Demak. Kegiatan
pembelajaran sejarah lokal dengan
3. Strategi mengundang narasumber memanfaatkan situs Masjid Agung Demak
Mengundang atau mendatangkan memberikan pengalaman dan kemampuan
narasumber berarti guru dalam memanfaatkan kepada siswa dalam meneliti dan belajar dalam
situs masjid sebagai sumber belajar sejarah kelompok-kelompok yang heterogen. Dengan
dilakukan dengan cara mengundang atau menyatukan siswa di dalam kelompok-kelompok
mendatangkan orang yang mengetahui wawasan yang heterogen turut membangun kecakapan

116
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

siswa dalam berkomunikasi dan berkoordinasi tambahan untuk transportasi siswa menuju lokasi
dengan teman-temannya yang berlainan serta situs masjid agung Demak, menurut para guru
melatih siswa dalam bertanggung jawab. Artinya, sejarah hal inilah yang mengakibatkan
pembelajaran tersebut juga memberikan kunjungan di situs masjid agung Demak menjadi
kemampuan kepada siswa untuk berinteraksi jarang dilakukan.
dengan lingkungan sekitar yang heterogen. Kendala yang berupa sulitnya lokasi situs
Berdasarkan pengamatan penulis pada lembar sejarah sangat dirasakan oleh beberapa sekolah di
jawaban siswa-siswa terhadap test uraian, dialog Kabupaten Demak yang didaerah pedalaman
dan interaksi antar siswa serta pemikiran- dalam upaya memanfaatkan situs masjid agung
pemikiran dan gagasan yang dikemukakan oleh Demak sebagai sumber belajar. Meskipun situs
para siswa dalam kegiatan diskusi, penulis juga masjid agung Demak ada di pusat kota, namun
menyimpulkan bahwa secara umum para siswa bagi beberapa sekolah yang sebagian siswanya
memiliki kesadaran akan pentingnya sikap berada dipedesaan merasa akses menuju ke situs
menjunjung tinggi budaya dan benda-benda masjid agung Demak sulit untuk dijangkau.
peninggalan bersejarah. Lokasinya yang berada di pedesaan, berkelok-
kelok serta kondisi jalan yang belum semuanya
Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung diaspal menambah sulitnya untuk mencapai situs
Pelaksanaan Pembelajaran masjid agung Demak. Selain itu menurut
Kendala yang dihadapi guru-guru sejarah beberapa guru, karena alasan lokasi untuk
dalam masing-masing bentuk pelaksanaannya ditempuh akan membuat siswa menjadi sulit
cukup variatif, namun bukan menjadi alasan dikoordinasikan sehingga guru tidak mau
untuk berhenti memanfaatkan situs sejarah mengambil resiko, padahal untuk mencapainya
tersebut sebagai sumber belajar. Faktor-faktor harus menggunakan kendaraan, sehingga akan
penghambat tersebut meliputi: sulit mengkondisikan siswa secara rombongan.

1. Kesesuaian dengan alokasi waktu 2. Biaya


Nasution (1985) menyatakan bahwa Guru sejarah SMA di Kabupaten Demak
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar masih belum optimal menggunakan situs masjid
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan agung Demak dalam pembelajaran. Hal tersebut
cara membawa sumber-sumber dari masyarakat dikarenakan minimnya dana sekolah untuk
atau lingkungan ke dalam kelas dan dengan cara melakukan pembelajaran di situs masjid agung
membawa siswa ke lingkungan. Pelaksanaan Demak. Walaupun jarak situs masjid agung
pembelajaran dengan memanfaatkan situs masjid Demak dengan sekolah dekat, namun ada
agung Demak dilakukan dengan cara membawa beberapa sekolah perlu biaya untuk transportasi
siswa ke lingkungan. Selama ini guru dalam menuju lokasi situs masjid agung Demak
memanfaatan situs masjid agung Demak sebagai mengingat letaknya yang jauh dari tempat tinggal
sumber belajar siswa masih terbatas untuk siswa. Hal ini tentunya memberatkan pihak
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Seperti sekolah dan siswa.
diketahui, jam pelajaran/tatap muka untuk mata
pelajaran sejarah di sekolah sangat terbatas. Hal 3. Keterbatasan waktu
ini menyebabkan guru kesulitan menempatkan Hal lain yang menjadi kendala dalam
pembelajaran sejarah di situs masjid agung melaksanakan pembelajaran dengan
Demak dalam jam efektif. Penempatan di luar memanfaatkan situs sejarah sebagai sumber
jam efektifpun tidak mudah dilakukan, belajar yaitu adanya keterbatasan waktu dalam
mengingat banyaknya kegiatan ekstrakurikuler alokasi pembelajaran sejarah. Sesuai peraturan
dan penambahan jam pelajaran (les) untuk yang tertera dalam standar isi, pembelajaran
beberapa mata pelajaran tertentu yang sejarah mendapatkan porsi jam yang sangat
diberlakukan di sekolahserta perlunya biaya minim untuk digunakan dalam pengembangan

117
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

kualitas mengajar. Dengan terbatasnya waktu 2. Sikap, keterampilan dan kemauan guru
pelajaran yang seperti ini, membuat pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian, guru sejarah
pembelajaran dengan memanfaatkan situs SMA di Kabupaten Demak sudah mempunyai
sejarah menjadi terbatas pula, sebab alokasi kemauan untuk memanfaatkan situs masjid
waktu yang telah diberikan biasanya digunakan agung Demak sebagian besar guru sejarah SMA
guru untuk mengejar materi pelajaran yang terampil dalam menyampaikan materi dengan
memang cukup banyak. Akibatnya guru menjadi memanfaatkan situs masjid agung Demak.
kurang berminat untuk melaksanakan Dalam pembalajaran para guru tidak hanya
pembelajaran dengan memanfaatkan situs menggunakan metode ceramah, tetapi mereka
tersebut. Sulitnya lokasi situs sejarah tersebut juga mengajak siswa untuk mengunjungi situs
menjadi kendala untuk melakukan pembelajaran masjid agung Demak secara langsung.
sejarah bagi siswa SMA untuk memanfaatkan
situs sejarah masjid agung Demak sebagai 3. Keluwesan atau fleksibilitas penggunaannya
sumber belajar secara lebih maksimal. Berdasarkan kajian teori, salah satu
Selain faktor penghambat dalam proses kriteria umum dalam memilih sumber belajar
pembelajaran dengan memanfaatkan situs masjid menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007)
agung Demak sebagai sumber belajar terdapat yaitu mudah diperoleh dalam arti sumber belajar
faktor-faktor yang mendukung guru untuk itu dekat, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko
memanfaatkannya. Faktor-faktor pendukung dan di pabrik. Sumber belajar yang tidak
tersebut meliputi: dirancang lebih mudah diperoleh dan dapat
dicari di lingkungan sekitar. Berdasarkan data
1. Dukungan sekolah yang diperoleh, keterjangkauan lokasi situs
Usaha memanfaatkan situs masjid agung masjid agung Demak menurut persepsi guru
Demak sebagai sumber belajar sejarah, sekolah sejarah SMA di Kabupaten Demak adalah dekat
juga mempunyai peranan penting. Guru dapat sehingga memenuhi kriteria umum dalam
optimal dalam memanfaatkan situs masjid agung memilih sumber belajar. Situs masjid agung
Demak dengan adaya dukungan dari sekolah. Demak merupakan sumber belajar yang tidak
Dukungan sekolah dapat mendorong guru dirancang dan lokasinya berada dekat dengan
sejarah SMA di Kabupaten Demak untuk lingkungan sekolah. Dengan keterjangkauan
memanfaatkan situs masjid agung Demak lokasi situs masjid agung Demak yang dekat
sebagai sumber belajar. Bentuk dari dukungan pemanfaatan situs masjid agung Demak sebagai
tersebut berupa motivasi dari kepala sekolah, sumber belajar dapat optimal karena dapat sering
pemberian ijin untuk melakukan pembelajaran di dimanfaatkan. Pemanfaatan situs masjid agung
luar kelas dan adanya fasilitas penunjang dalam Demak sebagai sumber belajar akan membantu
memanfaatkan situs masjid agung Demak siswa dalam memahami materi pembelajaran
sebagai sumber belajar. Berdasarkan hasil sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
penelitian kebanyakan guru sejarah SMA di diinginkan.
Kabupaten Demak mendapat dukungan penuh
dari sekolah untuk memanfaatkan situs masjid SIMPULAN
agung Demak sebagai sumber belajar. Motivasi
dari kepala sekolah, pemberian ijin melakukan Pemanfaatan situs Masjid Agung Demak
pembelajaran di luar kelas dan pemberian sangat relevan dengan pembelajaran sejarah
fasilitas penunjang sangat mendorong guru untuk terutama di Kota Demak yang memiliki banyak
memanfaatkan situs masjid agung Demak benda-benda peninggalan sejarah. Untuk
sebagai sumber belajar. mendukung proses pembelajaran sejarah guru
merancang desain pembelajaran yang
diintegrasikan dengan materi pembelajaran

118
Mohammad Abdul Rokhim, Eva Banowati & Dewi Liesnoor Setyowati / JESS 6 (3) (2017) : 111 - 119

sejarah Kerajaan Demak, kehidupan masyarakat DAFTAR PUSTAKA


dan situs-situs peninggalannya.
Pembelajaran sejarah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
memanfaatkan situs Masjid Agung Demak Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
memberikan pengaruh yang positif terhadap
2007. Jakarta: Badan Standar Nasional
pengetahuan, perilaku dan kreatifitas siswa.
Pendidikan.
Selain memperoleh pengetahuan dan
Miles & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data
pemahaman terhadap sejarah perkembangan Kualitatif.Jakarta: UI Press.
islam di pulau Jawa, keadaan masyarakat dan Nasution, S. 1985. Metode Penelitian Naturalistik-
situs-situs peninggalan Masjid Agung Demak Kualitatif. Bandung: Tarsito.
secara kritis, siswa juga mampu Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2007. Teknologi
mengimplemetasikan nilai-nilai yang terdapat Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
pada materi sejarah Kerajaan Demak yaitu sikap Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Surakarta, Universitas Sebelas Maret.
toleransi, tolong-menolong, berbaik sangka
terhadap masyarakat dari etnis maupun
kepercayaan yang berbeda serta sikap cinta tanah
air.
Beberapa kendala yang ditemukan dalam
proses pembelajaran tersebut diantaranya guru
masih menerapkan pembelajaran konvensional,
guru mengandalkan multimedia yang bergantung
kepada ketersediaan energi listrik dan kendala
administrasi. Adapun solusi untuk mengatasi
kendala tersebut adalah penting bagi guru sejarah
untuk memahami dan mengaplikasikan berbagai
teori-teori belajar yang mampu mendukung
terciptanya pembelajaran sejarah yang bermakna
dan mampu memotivasi siswa, guru seyogianya
mempersiapkan media grafis/gambar sederhana
seperti peta, gambar sketsa, poster dan agar
metode karyawisata berjalan dengan maksimal,
pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-
langkah seperti persiapan, perencanaan dan
pelaksanaan.

119

Anda mungkin juga menyukai