Anda di halaman 1dari 14

Laporan Hasil Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Bhineka Tunggal Ika

Akulturasi Budaya

Nama Anggota:
1. Arika Tuljannah
2. M. Dylan Al Zizo
3. Annisa Kamiliya Nurma Irfi
4. Muhammad Zaky Devano
5. M. Fahry Ramadhan
6. Zahra Aurelia Affandi
7. M Ridho Naeka
8. Daffa Rasya Saleh

KREASI MUSIK

Kelas: X.2

SMA ISLAM AZZAHRAH 1 PALEMBANG

TAHUN AJARAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul "Laporan Hasil Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bhineka Tunggal
Ika”

Terima kepada guru pendamping yang telah membantu. baik bantuan berupa moril
maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Semoga proposal ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembaca.
Meskipun Proposal yang kelompok kami buat ini memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan kami di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Palembang, 27 Oktober 2023

Kelompok Musik
ii
DAFTAR ISI

LEMBAR COVER

KATA PEMGANTAR

DAFTAR ISI

Bab I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Kegiatan

1.3. Manfaat Kegiatan

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Tema dan Topik Kegiatan

2.1.1. Asal Kreasi Musik

2.1.2. Alat dan Bahan kreasi yang di Bawakan

2.1.3. Prosedur Pembuatan kreasi yang di Bawakan

2.1.4. Manfaat Kreasi

2.2. Peserta

2.3. Waktu dan Tempat Kegiatan

Bab III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

iii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


P5 Kurikulum Merdeka adalah sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengamati dan
menyelesaikan permasalahan di sekitar melalui lima aspek utama, yaitu: potensi diri,
pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial. Salah satu langkah untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila tersebut dilakukan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5), yaitu pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi
terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam
Profil Pelajar Pancasila.

Upaya untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan agar pemerintah mengusahakan
serta menjalankan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-undang Dasar
1945 Pasal 31. Pembangunan nasional yang terdapat di bidang pembelajaran merupakan upaya
untuk dapat mencerdaskan suatu kehidupan bangsa serta menumbuhkan kualitas manusia
Indonesia dalam menciptakan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, berdasarkan Pancasila
serta UUD 1945 yang dapat memungkinkan warganya untuk menumbuhkan diri sebagai manusia
Indonesia seutuhnya. Pendidikan di Indonesia memerlukan standar nasional yang membutuhkan
penyesuaian terhadap dinamika serta perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan kehidupan
masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan, sesuai PP 57 tahun 2021 mengenai Standar
Pendidikan Nasional.

Peningkatan serta penuntasan penyelenggaraan pembelajaran nasional, yang sesuai


dengan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, kesenian, perkembangan masyarakat, dan
kebutuhan pembangunan, berlaku untuk dapat mewujudkan pembangunan nasional yang terdapat
di bidang pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia meningkatkan kemampuan intelektual,
memudahkan manusia untuk saling berkomunikasi atau saling berbagi sebuah pengalaman,
sama-sama belajar dari yang lain.

1.2 Tujuan Kegiatan


1. membangun karakter luhur siswa sebagaimana yang diejawantahkan dalam Profil Pelajar
Pancasila dalam proses pembelajaran.
2. mengembangkan modul proyek sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
memodifikasi, atau menggunakan modul proyek yang disediakan sesuai dengan
karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.

1.3 Manfaat Kegiatan


1. Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.

2. Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.


3. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan proyek pada periode waktu tertentu.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tema dan Topik Kegiatan


Tema : Bhineka Tunggal Ika

Topik Kegiatan : Bernyanyi dalam berbagai macam lagu dari masing masing daerah.

2.1.1 Asal Kreasi Musik


1. Soleram

Lagu "Soleram" adalah salah satu lagu rakyat tradisional dari Minangkabau, Sumatera
Barat, Indonesia. Lagu ini memiliki makna yang dalam dan memiliki sejarah panjang dalam
budaya Minangkabau.

Secara harfiah, "Soleram" memiliki arti "anak yang manis" dalam bahasa Minangkabau.
Lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang manis yang disayangi oleh orang tuanya.
Namun, dalam lagu tersebut juga diberikan pesan agar anak tersebut tidak dicium sayang, karena
jika dicium, pipinya akan memerah dua kali.

Secara historis, lagu "Soleram" memiliki akar budaya Minangkabau yang kaya. Lagu ini
biasanya dinyanyikan dalam berbagai acara seperti pernikahan, upacara adat, dan festival
budaya. Lagu ini juga merupakan bagian dari tradisi lisan yang turun temurun di kalangan
masyarakat Minangkabau.

Lagu "Soleram" mencerminkan nilai-nilai tradisional Minangkabau, seperti rasa sayang


antara orang tua dan anak, serta keindahan dan keunikan budaya Minangkabau. Lagu ini sering
kali diiringi oleh tarian tradisional Minangkabau yang indah dan penuh makna.

Melalui lagu ini, masyarakat Minangkabau berusaha untuk melestarikan warisan budaya
mereka dan menjaga keharmonisan dalam keluarga. Lagu "Soleram" menjadi salah satu simbol
identitas budaya Minangkabau yang kaya dan unik.

2. Kampuang Nan Jauh di Mato

Lagu "Kampuang Nan Jauh di Mato" juga berasal dari tradisi Minangkabau di Sumatera
Barat, Indonesia. Lagu ini memiliki makna yang berhubungan dengan rindu akan kampung
halaman atau desa yang jauh di mata.

Secara harfiah, "Kampuang Nan Jauh di Mato" berarti "kampung yang jauh di mata".
Lagu ini menggambarkan kerinduan seseorang terhadap kampung halamannya yang terletak di
tempat yang jauh. Lagu ini mengungkapkan perasaan nostalgia dan kerinduan akan tempat asal
yang meninggalkan kenangan indah dan mengingatkan pada masa lalu.

Secara historis, lagu ini sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu lagu tradisional
yang terkenal di Minangkabau. Lagu ini sering dinyanyikan dalam berbagai acara, seperti
pernikahan, pertemuan keluarga, atau saat orang-orang Minangkabau merindukan kampung
halaman mereka.

Lagu "Kampuang Nan Jauh di Mato" juga mencerminkan kehidupan masyarakat


Minangkabau yang erat dengan tradisi, nilai-nilai keluarga, dan rasa cinta terhadap tanah air.
Lagu ini menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya bagi masyarakat Minangkabau yang
tinggal jauh dari kampung halaman mereka.

Melalui lagu ini, masyarakat Minangkabau mengungkapkan rasa cinta dan rindu terhadap
kampung halaman mereka, serta mengenang kenangan indah yang diwariskan oleh nenek
moyang mereka. Lagu ini juga menjadi sarana untuk mempertahankan dan melestarikan budaya
Minangkabau yang kaya dan unik di tengah perkembangan zaman.

3. Anak Kambing Saya

Lagu "Mana Dimana Anak Kambing Saya" adalah salah satu lagu anak-anak yang
populer di Indonesia. Lagu ini memiliki makna yang sederhana dan menghibur, cocok untuk
anak-anak yang sedang belajar mengenal hewan dan mempelajari lagu-lagu tradisional.

Secara harfiah, lagu ini bercerita tentang seseorang yang mencari anak kambingnya.
Dalam lagu, si penanyi bertanya "Mana dimana anak kambing saya?" dan menjawab bahwa anak
kambingnya berada di pohon waru dan kampung baru. Lagu ini mengajarkan anak-anak untuk
mengenal nama-nama tempat dan hewan-hewan di sekitar mereka.

Lagu "Mana Dimana Anak Kambing Saya" adalah lagu anak-anak yang sudah lama ada
dalam tradisi musik anak-anak di Indonesia. Lagu ini biasanya diajarkan di sekolah atau
dinyanyikan dalam acara-acara yang melibatkan anak-anak.

Lagu ini memiliki melodi yang ceria dan lirik yang mudah diingat, sehingga sangat
populer di kalangan anak-anak. Selain itu, lagu ini juga dapat melatih keterampilan berbicara dan
mengenal lingkungan sekitar bagi anak-anak yang sedang belajar bahasa Indonesia.

Secara keseluruhan, lagu "Mana Dimana Anak Kambing Saya" memiliki makna yang
sederhana dan bertujuan untuk menghibur serta mengajarkan anak-anak tentang hewan dan
tempat-tempat di sekitar mereka. Lagu ini juga merupakan bagian dari tradisi musik anak-anak di
Indonesia.

4. Ondel-Ondel

Lagu "Nyok Kita Nonton Ondel Ondel" adalah sebuah lagu daerah tradisional dari
Jakarta, Indonesia. Lagu ini menggambarkan suasana kegembiraan dan semangat dalam
menyaksikan pertunjukan ondel-ondel, yaitu boneka raksasa yang merupakan ikon budaya
Betawi.
Sejarah lagu ini tidak terlalu jelas, tetapi lagu "Nyok Kita Nonton Ondel Ondel" menjadi
populer pada tahun 1990-an. Lagu ini sering dinyanyikan dalam acara-acara budaya Betawi,
seperti pernikahan, pesta ulang tahun, atau festival budaya.

Lagu ini menggambarkan kegembiraan dan semangat dalam menghadiri pertunjukan


ondel-ondel. Ondel-ondel adalah boneka raksasa yang biasanya terbuat dari anyaman bambu dan
dilengkapi dengan kain khas Betawi. Pertunjukan ondel-ondel sendiri adalah bagian dari tradisi
Betawi yang bertujuan untuk membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.

Dalam lagu ini, liriknya sederhana dan mengajak semua orang untuk bergabung dan
menikmati pertunjukan ondel-ondel. Lagu ini biasanya dinyanyikan dengan semangat dan ritme
yang menggembirakan, menciptakan suasana yang ceria dan menyenangkan.

Melalui lagu "Nyok Kita Nonton Ondel Ondel", masyarakat Betawi ingin
memperkenalkan dan mempromosikan budaya mereka kepada orang lain, serta membangkitkan
rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka. Lagu ini menjadi salah satu simbol
kekayaan budaya Betawi dan menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas budaya lokal
di Jakarta.

5. Gundul-Gundul Pacul

Lagu "Nyok Kita Nonton Ondel Ondel" adalah sebuah lagu daerah tradisional dari
Jakarta, Indonesia. Lagu ini menggambarkan suasana kegembiraan dan semangat dalam
menyaksikan pertunjukan ondel-ondel, yaitu boneka raksasa yang merupakan ikon budaya
Betawi.

Sejarah lagu ini tidak terlalu jelas, tetapi lagu "Nyok Kita Nonton Ondel Ondel" menjadi
populer pada tahun 1990-an. Lagu ini sering dinyanyikan dalam acara-acara budaya Betawi,
seperti pernikahan, pesta ulang tahun, atau festival budaya.

Lagu ini menggambarkan kegembiraan dan semangat dalam menghadiri pertunjukan


ondel-ondel. Ondel-ondel adalah boneka raksasa yang biasanya terbuat dari anyaman bambu dan
dilengkapi dengan kain khas Betawi. Pertunjukan ondel-ondel sendiri adalah bagian dari tradisi
Betawi yang bertujuan untuk membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.

Dalam lagu ini, liriknya sederhana dan mengajak semua orang untuk bergabung dan
menikmati pertunjukan ondel-ondel. Lagu ini biasanya dinyanyikan dengan semangat dan ritme
yang menggembirakan, menciptakan suasana yang ceria dan menyenangkan.

Melalui lagu "Nyok Kita Nonton Ondel Ondel", masyarakat Betawi ingin
memperkenalkan dan mempromosikan budaya mereka kepada orang lain, serta membangkitkan
rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka. Lagu ini menjadi salah satu simbol
kekayaan budaya Betawi dan menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas budaya lokal
di Jakarta.

6. Injit-Injit Semut
Lagu "Injit Injit Semut" adalah lagu anak-anak yang populer di Indonesia. Lagu ini
memiliki makna yang sederhana dan menghibur, sering dinyanyikan oleh anak-anak dalam
bermain atau saat melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Sejarah pasti lagu ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi lagu "Injit Injit Semut" telah
menjadi bagian dari tradisi lisan Indonesia selama beberapa generasi. Lagu ini merupakan bagian
dari warisan budaya Indonesia dan telah diteruskan dari mulut ke mulut.

Makna dari lagu ini adalah mengajak anak-anak untuk bermain dan bersenang-senang.
Lagu ini menggambarkan aksi dan gerakan seperti menjepit atau mengejar semut, yang bisa
menjadi permainan yang mengasyikkan bagi anak-anak. Melalui lagu ini, anak-anak diajak untuk
berimajinasi dan bermain dengan semangat yang tinggi.

Lirik lagu "Injit Injit Semut" sederhana dan mudah diingat, dengan melodi yang ceria.
Lagu ini mengandung unsur permainan kata dan irama yang membuatnya menarik bagi anak-
anak. Lagu ini juga sering digunakan sebagai alat untuk mengajarkan keterampilan motorik,
koordinasi, dan ritme kepada anak-anak.

Secara keseluruhan, lagu "Injit Injit Semut" memiliki makna yang sederhana dan
menghibur. Lagu ini menjadi bagian dari tradisi lisan Indonesia yang diwariskan dari generasi ke
generasi, memberikan kegembiraan dan kenangan indah kepada anak-anak dalam bermain dan
bernyanyi.

7. Rasa Sayange

Lagu "Rasa Sayange" adalah sebuah lagu tradisional dari daerah Maluku, Indonesia.
Lagu ini memiliki makna yang dalam dan melodi yang indah, sering dinyanyikan dalam berbagai
acara adat, perayaan, atau pertunjukan budaya di Maluku.

Sejarah lagu ini tidak dapat dipastikan secara akurat, tetapi lagu "Rasa Sayange" diyakini
berasal dari zaman kolonial Belanda di Maluku pada abad ke-19. Lagu ini mencerminkan
pengaruh budaya Belanda yang bercampur dengan kekayaan budaya lokal Maluku.

Makna dari lagu ini terkait dengan rasa cinta, kerinduan, dan kebersamaan. "Rasa
Sayange" secara harfiah berarti "rasa sayangku" atau "rasa cintaku". Lagu ini menggambarkan
perasaan cinta dan kerinduan seseorang terhadap tempat asal, keluarga, atau orang-orang yang
dicintai yang telah ditinggalkan.

Lirik lagu "Rasa Sayange" mengandung kata-kata yang indah dan romantis. Lagu ini
mencerminkan keindahan dan kekayaan alam Maluku, seperti pantai, pulau, dan kebun. Lagu ini
juga menggambarkan kehidupan sehari-hari di Maluku, seperti kegiatan nelayan atau berkebun.

Melalui lagu "Rasa Sayange", masyarakat Maluku ingin menyampaikan pesan tentang
cinta, persatuan, dan rasa hormat terhadap warisan budaya mereka. Lagu ini merupakan ekspresi
kebanggaan akan identitas budaya Maluku dan menjadi simbol kekayaan budaya yang harus
dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Secara keseluruhan, lagu "Rasa Sayange" memiliki makna yang dalam tentang cinta,
kerinduan, dan persatuan. Lagu ini menjadi salah satu simbol kekayaan budaya Maluku dan
menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas budaya lokal di daerah tersebut.

8. Pempek Lenjer

ternyata pempek lanjer ini bukan hanya sekedar nama sebuah makanan khas Palembang
melainkan lagu daerah asal Sumatera Selatan. Lagu pempek lanjer ini tentunya menjelaskan
tentang pempek lanjer yang rasanya nikmat.

2.1.2 Alat dan Bahan kreasi yang di Bawakan


Alatnya : Mic, Bass, Gitar, Gitarbass, Speaker

Bahan : Tercipta dari berbagai macam nyanyian daerah/lagu daerah yang di satukan sehingga menjadi
sebuah lagu gabungan

2.1.3 Prosedur Pembuatan kreasi yang di Bawakan


Prosedur pembuatan kreasi yang dibawa :

1. Kami mendiskusikan atau mempersiapkan lagu yang akan dinyanyikan pada seni
musik (P5)
2. Kami berlatih untuk menyanyikan dan menghapal lirik lagu tersebut
3. Ketika sudah menghapal lirik lagu, kami lanjut berdiskusi tentang gerakan apa
yang akan kita gunakan pada setiap lagu tersebut agar terkesan ceria
4. Kami mencari refrensi gerakan melalui internet, seperti: tiktok, youtube, dll.
5. Setelah kami menemukan semua gerakan dari lagu tersebut kami berlatih lagi
agar gerakan tangan atau kaki tidak berbeda (harus kompak)

2.1.4 Manfaat Kreasi


Manfaat kreasi musik sangat beragam dan dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan kita. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari kreasi musik:

1. Ekspresi Diri: Kreasi musik memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan pikiran,


perasaan, dan emosi mereka dengan cara yang unik. Musik menjadi saluran untuk
mengungkapkan diri secara artistik dan kreatif.

2. Pengembangan Keterampilan Kognitif: Aktivitas musik seperti menciptakan melodi,


harmoni, dan ritme melibatkan otak dalam berpikir analitis, memori, konsentrasi, dan
kemampuan pemecahan masalah. Ini membantu meningkatkan keterampilan kognitif
secara keseluruhan.

3. Relaksasi dan Penghilang Stres: Mendengarkan dan menciptakan musik telah terbukti
dapat mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan memberikan efek relaksasi.
Musik juga dapat mengalihkan perhatian dari masalah sehari-hari dan memberikan
ketenangan pikiran.
4. Peningkatan Keterampilan Sosial: Berpartisipasi dalam kelompok musik atau proyek
kolaboratif dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi,
kepercayaan, dan menghargai kontribusi orang lain. Hal ini juga dapat memperluas
jaringan sosial dan membangun hubungan baru.

5. Peningkatan Keterampilan Emosional: Musik memiliki kekuatan untuk


membangkitkan emosi dan merangsang perasaan. Dalam proses menciptakan musik,
individu dapat menggali dan mengartikulasikan perasaan mereka dengan lebih baik,
membantu mereka memahami dan mengelola emosi mereka.

6. Peningkatan Kreativitas: Menciptakan musik melibatkan proses kreatif yang dapat


merangsang imajinasi dan mengembangkan keterampilan kreatif. Ini dapat memperkaya
pikiran dan membantu seseorang berpikir di luar kotak.

7. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah: Menciptakan musik melibatkan


pemecahan masalah dalam hal mengatur struktur musik, menentukan harmoni yang
sesuai, dan mengatasi tantangan teknis. Ini membantu memperkuat kemampuan
pemecahan masalah seseorang dalam konteks lain.

8. Peningkatan Keterampilan Motorik: Bermain alat musik melibatkan koordinasi tangan,


mata, dan gerakan tubuh lainnya. Ini dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan
kasar seseorang.

9. Hiburan dan Kesenangan: Musik memberikan hiburan dan kesenangan yang dapat
meningkatkan suasana hati dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang
menyenangkan.

10. Peningkatan Keterampilan Akademik: Studi telah menunjukkan bahwa terlibat dalam
aktivitas musik dapat meningkatkan keterampilan matematika, bahasa, dan pemecahan
masalah, serta meningkatkan kemampuan belajar secara keseluruhan

2.2 Peserta
1. Arika Tuljannah
2. M. Dylan Al Zizo
3. Annisa Kamiliya Nurma Irfi
4. Muhammad Zaki Devano
5. M. Fahry Ramadhan
6. Zahra Aurelia Affandi
7. M Ridho Naeka

2.3 Waktu dan Tempat Kegiatan


Waktu : Kamis, 26 Oktober2023

Tempat : Di Sekolah

LAMPIRAN
3 elemen pelajar pancasila

ada yang kreatif dan juga beriman

setiap hari ku slalu beribadah, bernalar kritis semua bermanfaat

(nayla, arika, luluk, zizo, rizky, fadly)

aku adalah pelajar pancasila

selalu semangat bergotong royong

karena aku anak yang hebat

tak pernah malas bergotong royong

syalala - lala - lala

(calista, sarah, syarifa, rasyid, fatir)

mandiri mandiri kita harus mandiri

mandiri mandiri kita harus berani

mandiri mandiri kita harus mandiri

mandiri mandiri kita harus berani

marilah mandiri agar hidup berseri

pelajar pancasila itulah kita

(nisa, keisya, ratifha, rasya, hengki, fahry)

Profil pelajar pancasila ada 6 dimensi

Berkebinekaan global, mandiri dan kreatif

Beriman dan bertakwa

pada Tuhan yang esa

Bergotong royong dan bernalar Kritis

Kelompok 4 keren

Kelompok 4 hebat

Kelompok 4 calon pemimpin bangsa

(naira, clara, diva, zahra, dava, ridho)


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam kesimpulan makalah projek penguatan profil pelajar Pancasila, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kreasi musik sebagai alat untuk memperkuat profil pelajar Pancasila
memiliki potensi yang besar dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.
Beberapa kesimpulan penting yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Kreasi musik dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengkomunikasikan nilai-nilai
Pancasila kepada pelajar. Melalui unsur-unsur musik seperti melodi, harmoni, dan lirik, pesan
dan makna Pancasila dapat disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dicerna oleh
pelajar.

2. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila melalui kreasi musik dapat mendorong
kolaborasi dan kreativitas di antara peserta. Melalui kerja sama dalam menciptakan musik,
pelajar dapat belajar untuk saling mendengarkan, menghargai perbedaan, dan bekerja sama
sebagai tim.

3. Proyek ini juga memberikan kesempatan bagi pelajar untuk mengembangkan


pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila. Selain menciptakan musik, pelajar juga
terlibat dalam pembelajaran tentang sejarah dan filosofi Pancasila, serta bagaimana nilai-nilai
tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pertunjukan musik yang dihasilkan dari projek ini memberikan kesempatan bagi
pelajar untuk berbagi karya mereka dengan publik. Hal ini tidak hanya memperkuat rasa percaya
diri dan membangun keterampilan panggung, tetapi juga memberikan kesempatan untuk
menyebarkan pesan dan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat lebih luas.
5. Evaluasi dan refleksi terhadap proyek ini penting untuk memperbaiki dan
mengembangkan projek serupa di masa mendatang. Dengan menerima umpan balik dari peserta
dan pemirsa, proyek ini dapat terus ditingkatkan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi
pelajar dan masyarakat.

3.2. Saran

Tingkatkan untuk volume suara semua anggota kelompok, sesuaikan formasi yang sudah
diciptakan, ditentukan. fokus ketika latihan, mengerti jika diberi arahan, tampil dengan sempurna
sesuai dengan apa yang sudah kelompokmu latih.

Anda mungkin juga menyukai