Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEGIATAN

P5
(PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PENCASILA)
TEMA : Berkebhinekaan Global
JUDUL : Provinsi Sulawesi Selatan, suku makasar

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS 7I

SMPN 2 TELUK JAMBE TIMUR


KEBUPATEN KARAWANG
TAHUN AJARAN 2022/2022
KELOMPOK
2

Ketua : Raisa anindya Putri

Anggota : 1. Asmah Rizqia

2. De Novi Nuraeni Alia

3. Fahira Qurrota A’yyun

4. Khaira Fauziah Sonjaya

5. Nadine Gusti Prameswari

6. Riska Anjani

7. Sandria Aldinik A Hudya

8. Sofy Nabila

9. Yusrina Afiqah Ramadhan

Mengetahui
Guru Seni Budaya Kelompok
2
Kelas 7I

Ibu Regina Ika Mardiani, M.Pd


BAB I
PENDAHULUAN

A. P5 ( PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PAzaNCASILA )


1. Pengertian P5 ( PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA ) P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas
pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang
ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Projek tersebut
dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik
berdasarkan nilai-nilai pancasila
2. Dimensi – Dimensi Yang Ada Dalam P5
a. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak mulia
b. Berkebinekaan global
c. Bergotong Royong
d. Mandiri
e. Bernalar Kritis
f. Kreatif
3. Elemen – Elemen disetiap Dimensi P5
a. Elemen : Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak
mulia
 Akhlak Beragama
 Akhlak Pribadi
 Akhlak kepada Manusia
 Akhlak kepada alam
 Akhlak Bernegara
b. Elemen Berkebinekaan global
 Mengenal dan menghargai budaya
 Komunikasi dan Interaksi antar budaya
 Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
 Berkeadilan social
c. Elemen : Bergotong Royong
 Kolaborasi
 Kepedulian
 Berbagi
d. Elemen : Mandiri
 Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
 Regulasi diri
e. Elemen : Bernalar Kritis
 Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
 Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
 Merefleksi dan mengevaluasi pemikiran sendiri
f. Elemen : Kreatif
 Menghasilkan gagasan yang orisinal
 Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
 Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan

B. BERKEBINEKAAN GLOBAL
Salah satu ciri karakter yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila
adalah berkebhinekaan global. Pelajar yang memiliki ciri ini memiliki
semangat untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas
serta berpikiran terbuka dengan budaya lain. Sehingga akan tumbuh rasa
saling menghargai budaya antar bangsa.
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya
lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan
terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya
luhur bangsa.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman suku,


agama,dan bahasa. Keragaman etnis dan budaya memiliki potensi besar dalam
membangun bangsa ini, termasuk dalam pembangunan dan pengembangan
pendidikan. Keragaman budaya yang tumbuh dan berkembang pada setiap etnis
seharusnya diakui eksistensinya dan sekaligus dapat dijadikan landasan dalam
pembangunan pendidikan. Kebudayaan nasional sendiri dibangun dari
kebudayaan daerah yang tumbuh dan berkembang di setiap etnis. Dalam
kaitannya dengan upaya pembaharuan pendidikandan keragaman budaya, maka
faktor sosial budaya tidak dapat diabaikan.
Perlu diketahui bahwa Indonesia sekarang memiliki 38 Provinsi yang
sebelumnya Indonesia memiliki jumlah 34 provinsi, kemudian bertambah
menjadi 38 provinsi menyusul diresmikannya empat provinsi baru hasil
pemekaran Provinsi Papua yakni Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua
Tengah, Provinsi Papua Barat Daya dan Provinsi Papua Pegunungan.

Daftar Lengkap 38 Provinsi di Indonesia


1. Nanggroe Aceh Darussalam (Ibu Kota Banda Aceh)
2. Sumatera Utara (Ibu Kota Medan)
3. Sumatera Selatan (Ibu Kota Palembang)
4. Sumatera Barat (Ibu Kota Padang)
5. Bengkulu (Ibu Kota Bengkulu)
6. Riau (Ibu Kota Pekanbaru)
7. Kepulauan Riau (Ibu Kota Tanjung Pinang)
8. Jambi (Ibu Kota Jambi)
9. Lampung (Ibu Kota Bandar Lampung)
10. Bangka Belitung (Ibu Kota Pangkal Pinang)
11. Kalimantan Barat (Ibu Kota Pontianak)
12. Kalimantan Timur (Ibu Kota Samarinda)
13. Kalimantan Selatan (Ibu Kota Banjarbaru)
14. Kalimantan Tengah (Ibu Kota Palangkaraya)
15. Kalimantan Utara (Ibu Kota Tanjung Selor)
16. Banten (Ibu Kota Serang)
17. DKI Jakarta (Ibu Kota Jakarta)
18. Jawa Barat (Ibu Kota Bandung)
19. Jawa Tengah (Ibu Kota Semarang)
20. Daerah Istimewa Yogyakarta (Ibu Kota Yogyakarta)
21. Jawa Timur (Ibu Kota Surabaya)
22. Bali (Ibu Kota Denpasar)
23. Nusa Tenggara Timur (Ibu Kota Kupang)
24. Nusa Tenggara Barat (Ibu Kota Mataram)
25. Gorontalo (Ibu Kota Gorontalo)
26. Sulawesi Barat (Ibu Kota Mamuju)
27. Sulawesi Tengah (Ibu Kota Palu)
28. Sulawesi Utara (Ibu Kota Manado)
29. Sulawesi Tenggara (Ibu Kota Kendari)
30. Sulawesi Selatan (Ibu Kota Makassar)
31. Maluku Utara (Ibu Kota Sofifi)
32. Maluku (Ibu Kota Ambon)
33. Papua Barat (Ibu Kota Manokwari)
34. Papua (Ibu Kota Jayapura)
35. Papua Tengah (Ibu Kota Nabire)
36. Papua Pegunungan (Ibu Kota Jayawijaya)
37. Papua Selatan (Ibu Kota Merauke)
38. Papua Barat Daya (Ibu Kota Sorong)
Negara Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan kekayaan bahasa
yang sangat banyak, dengan kekhasan yang berbeda satu sama lain, dan ketika
keanekaragaman dan kekayaan itu menyatu menjadi satu bangsa, maka yang
muncul adalah sebuah keindahan. , bangsa Indonesia memiliki 742 bahasa/dialek,
terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub suku bangsa, jumlahnya tidak kurang
dari 478 suku bangsa.
Etnis Bugis dan etnis Makassar adalah dua diantara empat etnis besar yang
berada di Sulawesi Selatan. Pada hakikatnya kebudayaan dan pandangan hidup
orang Bugis pada umumnya sama dan serasi dengan kebudayaan dan pandangan
hidup orang Makassar.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk membahas mengenai
karakteristik budaya suku Makassar, dalam makalah ini.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa agama suku makassar ?
2. Apa bahasa yang digunakan suku makassar?
3. Apa pakaian adat suku makassar?
4. Apa saja makanan khas suku makassar?
5. Apa saja kesenian musik dan tari suku makassar?
6. Apa rumah adat suku makassar?
7. Bagaimana adat istiadat/tradisi suku makassar ?

D. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
karakteristik budaya suku makassar yang meliputi, bahasa, pakaian adat,
makanan khas,agama, kesenian musik dan tari, adat istiadat/tradisi
BAB II
PEMBAHASAN

Suku Makassar adalah nama Melayu untuk sebuah etnis yang mendiami
pesisir selatan pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya Mangkassara'
berarti Mereka yang bersifat terbuka. Etnis Makassar ini adalah etnis yang
berjiwa penakluk namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan
jaya di laut. Tak heran pada abad ke-14-17, dengan simbol Kerajaan Gowa,
mereka berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan
armada laut yang besar berhasil membentuk suatu Imperium bernafaskan
Islam,mulai dari keseluruhan pulau Sulawesi, kalimantan bagian Timur, NTT,
NTB, Maluku,Brunei, Papua dan Australia bagian utara.
1. Agama
Orang Makassar sudah sejak lama memeluk agama Islam. Walaupun
begitu dalam kehidupan sehari-hari sebagian masih mempertahankan sisa-
sisa keyakinan pra-Islam. Sebelum kedatangan agama Islam orang
Makassar mempercayai adanya tokoh-tokoh dewa dan roh nenek moyang
serta makhluk gaib lainnya. Tokoh dewa tertinggi dalam keyakinan mereka
itu disebut Patotoe atau Dewata Seuae (Dewata Yang Tunggal). Keyakinan
lama itu masih nampak dalam pelaksanaan upacara-upacara setempat,
terutama yang berkaitan dengan pertanian dan daur hidup, serta
pemeliharaan tempat-tempat yang dianggap keramat (saukang).
2. Bahasa
Bahasa asli makassar sebenarnya masih terjaga baik di daerah gowa
bagian selatantepatnya di kaki gunung lompobattang dimana di desa desa
ini keaslian bahasa masihterjamin karena belum tercampuri oleh
perkembangan bahasa moderen maupun teknologi.
Di banyak tempat di kabupaten gowa ini memang mayoritas orang
makassar dan berbahasa makassar namun juga sudah banyak sekali bahasa
makassar yang asli yang dihilangkan bahkan sudah banyak bahasa
makassar yang tercampur dengan bahasa bugis, konjodan lain lain padahal
bahasa asli orang makassar adalah bahasa makassar (lontara,) bukan konjo
ataupun yang lainya. Di zaman sekarang ini sudah sangat susah
menemukan orang yang berbahasa makassar secara original atau asli,
Namun kita masih bisa menemukan bahasa asli makassar di daerah itu
seperti di (lembang bu‟ne, lembayya, cikoro, datara, tanete, dan seputaran
malakaji.
Berikut adalah daftar kabupaten di sulawesi selatan yang memakai
bahasa makassar dalam keseharian :
1. Gowa
2. Takalar
3. Jeneponto
4. Bantaeng
5. Bulukumba

3. Pakaian Adat
Pakaian adat sulawesi selatan (bugis, makassar, mandar) adalah salah
satu produk budaya yang dibanggakan dan telah menjadi icon provinsi
sulawesi selatan,yany disebut baju bodo. Bodo gesung merupakan sebutan
lain dari baju bodo. Bodogesung sendiri artinya baju yang berlengan
pendek dan menggelembun karena pada bagian punggungnya
menggelembung. Baju bodo terdiri dari blus sebagai pakaian bagian atas
dan sarung sebagai pakaian bagian bawahnya.
 Bentuk
Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu
setengahatas bagian siku lengan. Baju bodo bisa dipakai tanpa penutup
payudara. Halini sudah sempat diperhatikan James Brooke(yang kemudian
diangkat sultanBrunei menjadi raja Sarawak) tahun 1840 saat dia
mengunjungi istana Bone. Perempuan Bugismengenakan pakaian
sederhana. Sehelai sarung menutupi pinggang hingga kaki dan baju tipis
longgar dari kain muslin (kasa), memperlihatkan payudara dan leluk-lekuk
dada. Cara memakai baju bodo inimasih berlaku pada tahun sampai tahun
1930-an.

 Warna
Menurut adat Makassar, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh
perempuanBugis menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya.

Warna Arti
Jingga Dipakai oleh anak perempuan berumur 10 tahun
Jingga dan merah Dipakai oleh gadis berumur 10-14 tahun
Merah Dipakai oleh perempuan berumur 17-25 tahun
Putih Dipakai oleh para pembantu dan dukun
Hijau Dipakai oleh perempuan bangsawan
Ungu Dipakai oleh para janda

Pakaian ini kerap dipakai untuk acara adat seperti upacara pernikahan.
Tetapikini, baju bodo mulai direvitalisasi melalui acara lainnya
sepertilomba menari atau menyambut tamu agung.
4. Makanan Khas Suku Makassar
Suku Makassar menggelar syukuran keluarga dengan menyediakan
makanan khas sukunya. Adapun beberapa macam kue khas suku bugis
sebagai berikut :
1. Coto Makassar merupakan salah satu makanan khas Makassar yang
sangat populer. Makanan ini berbahan dasar daging dan jeroan sapi.
Biasanya disajikan bersama ketupat dan sambal Tauco yang khas.
Makanan khas Makassar ini menggunakan segudang rempah sehingga
menghasilkan makanan bercita rasa tinggi. Ada berbagai jenis bumbu
lokal seperti kacang, lengkuas, serai, jahe, daun salam, ketumbar, dan
lainnya.
2. Sop Konro adalah salah satu makanan khas Makassar yang cukup
banyak dikenal. Konro merupakan masakan sup iga sapi. Masakan
berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan burasa atau
ketupat. Makanan khas Makassar ini digemari banyak orang. Iga
sapinya memiliki tekstur yang empuk. Sementara kuahnya perpaduan
gurih asam, dan pedas dapat membuat penikmatnya ketagihan.
3. Pallubasa adalah makanan khas Makassar yang juga berbahan dasar
daging. Pallubasa hampir mirip dengan Coto Makassar, yang disajikan
dengan irisan daging dan jeroan sapi. Proses memasaknya pun hampir
sama dengan Coto Makassar, yaitu direbus dalam waktu lama. Selain
itu juga Pallubasa juga dibuat dengan berbagai bumbu rempah yang
menguatkan rasa. Pembeda dari Pallubasa dan Coto Makassar terdapat
pada sebagian bumbu. Terutama yakni kelapa parut yang disangrai dan
dihaluskan. Selain itu, jika Coto Makassar identik disajikan dengan
ketupat, Pallubasa biasanya disajikan bersama sepiring nasi putih.
4. Juku Pallu Ce'la atau ikan Pallu Ce'la adalah salah satu makanan
khas Makassar. Pallu Ce'la berasal dari bahasa Makassar, yakni pallu
artinya masak dan ce'la artinya garam. Jadi, pallu ce'la adalah teknik
memasak ikan khas Makassar menggunakan garam. Bahan lain yang
digunakan untuk membuat juku pallu ce'la adalah jeruk nipis dan
kunyit. Masakan ini memiliki cita rasa asin, asam dan berpadu aroma
kunyit. Juku Pallu Ce'la merupakan makanan khas Makassar yang
menjadi makanan rumahan favorit.
5. Songkolo merupakan makanan khas Makassar yang terbuat dari beras
ketan. Makanan ini dapat ditemui di penjual jajanan pasar di Makassar,
atau dengan mengunjungi kedai Songkolo. Makanan khas Makassar
ini biasanya tersaji secara lengkap bersama parutan kelapa goreng,
ikan kering, dan sambal. Biasanya dalam penyajiannya Dongkol
dibungkus menggunakan daun pisang untuk menambah aroma khas.
6. Jalangkote menjadi salah satu makanan ringan khas Makassar yang
sangat populer. Jalangkote sekilas mirip kue pastel. Bedanya, kue
pastel memiliki kulit yang lebih tebal dibandingkan jalangkote dan bila
pastel dimakan bersama cabe rawit, jalangkote dimakan bersama
sambal cair campuran cuka dan cabe. Selain itu, Jalangkote biasanya
memiliki isian ubi jalar yang dipotong kecil kemudian ditumis dengan
mi atau bihun, wortel, dan daun seledri. Kadang isian Jalangkote juga
diberi irisan telur rebus. Jalangkote memiliki cita rasa gurih namun
sedikit manis yang berasal dari ubi jalar. Jalangkote semakin nikmat
ketika disiram dengan sambak cair. Makanan khas Makassar ini
menjadi salah satu jajanan favorit masyarakat.
7. Gogoso sekilas mirip lemper. Makanan khas Makassar ini terbuat dari
beras ketan. Gogoso sendiri ada yang memliki isi dan adapula yang
tidak memilik isi. Gogoso yang memiliki isian, biasanya disebut
gogoso kambu atau gogos isi. Isian yang digunakan biasanya berupa
daging ikan tongkol yang dicampur dengan kelapa sangrai dan
dibumbui oleh bumbu dari Makassar yang khas. Tak jarang pula ada
yang mengganti isiannya dengan daging ayam atau abon. Gogoso
dalam pembuatannya dibungkus menggunakan daun pisang. Setiap sisi
ujungnya ditusuk dengan lidi. Setelah itu Gogoso siap untuk dibakar di
atas bara api, hal ini bertujuan agar Gogoso lebih beraroma dan
meresap bumbunya. Rasa yang gurih menjadi kenikmatan tersendiri
saat menikmati Gogoso. Biasanya, Gogoso juga disajikan bersama
telur asin.
8. Es pisang ijo merupakan salah satu makanan jajanan khas Makassar
yang populer. Jajanan ini bahkan tersedia tidak hanya di Sulawesi
Selatan, tetapi juga daerah lain. Nama pisang ijo diambil dari tampilan
hidangan ini. Pisang sebagai bahan baku dibalut dengan adonan dadar
hijau. Penyajiannya es pisang ijo diberi kuah bubur sumsum, kuah
santan dan sirop merah serta es rasa lembut bubur, legit pisang dan
sirop plus dinginnya es membuat jajanan ini disukai banyak orang.
9. Es Palu Butung merupakan salah satu kuliner penutup (dessert) khas
Makassar. Sajian ini memiliki cita rasa manis dan legit. Sebenarnya
olahan palu butung mirip dengan es pisang ijo. Hanya saja, pada sajian
pallu butung pisang sebagai bahan dasar tidak dibalut dengan adonan
tepung. Selain itu, pallu butung dapat disajikan dengan dua cara sesuai
selera, yaitu hangat maupun dingin. Kuah palu butung yang kental dan
legit, berpadu dengan manisnya sirup dan buah pisang membuat sajian
ini memanjakan lidah penikmatnya.
10. Pisang Epe adalah salah satu makanan khas Makassar yang telah
dikenal secara luas. Pisang epe banyak dijumpai di area wisata Pantai
Losari. Cara pembuatanya, pisang setengah matang dibakar di atas
arang, kemudian dipipihkan. setelah itu diolesi margarin dan diberi
cairan gula aren. Saat ini hidangan pisang epe telah dimodifikasi
dengan berbagai toping menarik yang memperkaya cita rasa. Antara
lain keju, milo, cokelat, cream durian, dan lain sebagainya.
11. Barongko Terbuat dari pisang yang dihaluskan, telur, santan, gula
pasir, dan garam. Kemudian dibungkus daun pisang lalu dikukus.
Barongko lebih nikmat disajikan dingin. Barongko memiliki cita rasa
manis dan segar dengan tekstur yang lembut. Aroma paduan pisang
dan telur sangat kuat pada kue khas Makassar ini. Barongko biasa
disajikan sebagai hidangan penutup. Selain itu juga sering disajikan
saat acara adat seperti sunatan, akikah, pernikahan, syukuran dan lain
sebagainya.
12. Putu cangkir. Putu pada umumnya terbuat dari bahan tepung beras.
Putu cangkir khas Makassar memiliki bentuk mirip bagian bawah
cangkir bila posisinya ditempatkan terbalik. Putu cangkir dibuat dari
bahan sederhana yakni tepung beras biasa, dicampur sedikit dengan
tepung beras ketan, diaduk dengan air gula merah. Sementara isiannya
adalah kelapa parut.
13. Taripang merupakan kue khas dari Makassar. Kue ini terbuat dari
tepung ketan dibalut dengan gula merah yang dicairkan.Tidak sulit
untuk menemukan panganan ini di Kota Makassar. Karena tersedia di
pasar maupun di penjual kue-kue tradisional. Kue tradisional Makassar
ini memiliki cita rasa yang manis dan legit. Cocok disantap bersama
teh manis atau kopi saat bersantai.

5. Kesenian Musik dan Tari Khas Makassar


Makassar bukanlah sekedar salah satu suku yang terdapat di Sulawesi
Selatan, melainkan juga sebuah identitas kultural (kebudayaan) yang
menggambarkan karakter dan ciri khas masyarakatnya. Suku Makassar
tidak hanya dikenal sebagai bangsa yang keras , tetapi juga kaya akan
kesenian. Hasil-hasil kebudayaan masyarakat dalam bentuk kesenian dapat
dilihat dari beberapa hal ini:

a. Alat Musik
1. Ana Bacing
Alat musik ini terbuat dari logam, dimainkan dengan cara dipukulkan
satu sama lain. Bentuknya seperti dayung, dan selalu dimainkan pada
saat karnaval atau upacara adat.
2. Basi-Basi
Bagi orang Makassar alat musik ini disebut klarinet.Basi basi ini
dimainkan dengan cara ditiup, dan didalamnya terdapat sebuah sekat
berupa membran yang dapat menghasilkan bunyi.
3. Gendang Bulo
Ukurannya cukup kecil dan panjang. Dimainkan pada perayaan adat
atau acara tertentu. Gendang ini dimainkan oleh kaum laki-laki.
4. Jalappa
Jalappa merupakan alat musik yang bentuknya seperti simbal. Terbuat
dari logam kuningan, dimainkan pada saat upacara adat persembahan
sesaji kepada para dewata. Alat musik ini juga dipercayai sebagai
peralatan dukun dibeberapa daerah.
5. Keso-Keso
Keso-Keso merupakan alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang
cukup terkenal karena suara yang dihasilkan sangat indah dan membuat
kita seakan terbawa dengan suasana daerah asalnya. Alat musik
tradisional ini memiliki nama “Keso” karena memang cara
memainkannya digesek, sehingga disebut “Keso-Keso” dan beberapa
orang juga ada yang menyebutnya “Kere-Kere Galang”. Pada bagian
tubuh Keso-Kesoyang digunakan sebagai resonatornya terbuat dari kayu
nangka yang dipilih dengan cara khusus dan dibentuk menyerupai
jantung pisang dengan rongga di tengahnya agar menciptakan suara
yang maksimal.
6. Lalosu
lat musik tradisional Sulawesi Selatan Alosu adalah alat musik yang
terbuat dari anyaman daun kelapa dan berbentuk kotak-kotak kecil yang
tersusun rapih. Di bagian dalamnya terdapat biji-bijian yang jika kita
goyangkan akan menimbulkan suara seperti beras yang terdapat dalam
botol plastik. Penggunaan Alosu sulit ditemukan, tetapi jika anda
beruntung ada beberapa nyanyian daerah yang menggunakan alat musik
tradisional ini sebagai pengiringnya.
7. Puwi-Puwi
Satu lagi alat musik tiup dengan bentuk yang cukup unik, Puwi-Puwi
atau juga disebut puik-puik adalah sebuah alat musik berupa terompet
khas dari Sulawesi Selatan. Bentuk dan cara memainkan alat musik ini
sama persis dengan beberapa alat musik dari daerah lain di Indonesia,
seperti serunai di Sumatera, Sronen di Jawa Timur, dan Tarompet di
Jawa Barat.
8. Alosu
Alat musik ini dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan. Biji yang
berada didalam kotak Alosu akan menghasilkan bunyi gemerincing,
layaknya seperti kecrek modern.

b. Seni Tari
Tarian daerah Makassar merupakan salah satu tarian tradisional dari
Sulawesi Selatan yang sering dimainkan di sejumlah acara. Tarian ini
biasanya dibawakan untuk diperkenalkan sebagai identitas daerah.
Seni tari juga membuka pemahaman tentang nilai budaya dan filosofi
tentang tradisi nenek moyang terdahulu. Selain itu, dalam tarian itu juga
menggambarkan ragam ciri khas dari masyarakat seperti, agama, budaya
serta suku. Berikut jenis tari khas suku Makassar :

1) Tari Pakarena
Salah satu tarian daerah Makassar yang cukup populer adalah Tari
Pakarena. Tari Pakarena merupakan tarian yang dimainkan oleh penari
wanita dengan membawa kipas. Tari Pakarena ini sangat energik, dan
diiringi musik dan nyanyian berjudul sama yakni Pakarena. Tarian ini
sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata di wilayah
Sulawesi Selatan. Gerakan dari Tari Pakarena ini juga sering digunakan
sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada boting langi.
Selain itu, setiap gerakannya juga mengekspresikan kelembutan,
kesantunan, kesetiaan, kepatuhan, serta hormat masyarakat perempuan
Gowa kepada laki-laki.
2) Tari Pakkuru Sumanga
Tarian Makassar berikutnya adalah Tari Pakkuru Sumanga. Tarian ini
merupakan tari peyambutan pengantin yang menggunakan properti
bosara. Tari ini juga biasanya ditampilkan saat kedatangan tamu yang
dihormati sehingga dinamakan tari penjemputan. Biasanya juga
dipentaskan pada acara pernikahan ataupun festival budaya.
3) Tari Ganrang Bulo
Tari Ganrang Bulo merupakan tarian daerah Makassar yang dimainkan
oleh sejumlah laki-laki. Tari Gandrang Bulo biasanya dilaksanakan
ketika ada pesta rakyat. Kata Gandrang Bulo berasal dari dua kata, yaitu
"gandrang" yang berarti tabuhan pukulan, dan "bulo" yang berarti
bambu. Tari Ganrang Bulo ini menceritakan tentang keceriaan anak-
anak dalam bermain dengan kelincahan dalam memainkan alunan
bambu-bambu.
4) Tari Paraga
Tari Paraga merupakan tarian daerah Makassar yang mempertunjukan
permainan bola takraw. Biasanya tarian ini dimainkan oleh 6 orang laki-
laki. Tari Paraga menampilkan kelihaian para pemain dalam
memindahkan bola dari kaki ke kaki atau ke tangan. Menariknya, para
pemain ini saling menopang sambil memainan bola tanpa menyentuh
tanah.
5) Tari Pepe-Pepeka Ri Makka
Tari Pepe-Pepeka Ri Makka juga salah satu tarian daerah Makassar
yang dimainkan oleh kaum laki-laki. Dalam bahasa Makassar, pepe'
berarti api. Tari Pepe-Pepeka sering dijuluki dengan tarian api. Atribut
utama dalam tariannya identik dengan nyala api. Salah satunya obor
yang kemudian disembur oleh penari hingga api berkobar.
6) Tari Karannuang
Tarian daerah Makassar berikutnya ialah Tari Karannuang yang artinya
tari kebahagiaan. Tari Karannuang merupakan tari kreasi yang
dimainkan oleh pria dan wanita. Biasanya tari ini dibawakan oleh 4-7
orang. Tarian ini merupakan tari penyambutan yang sering digunakan
sebagai bentuk penghormatan kepada para tamu dan pejabat. Tari
Karannuang ini dimainkan dengan gerakan tangan yang begitu indah.
Gerakan dalam tarian ini menggambarkan kelembutan serta kecantikan
gadis-gadis Makassar.

7) Tari Malibri
Tarian daerah Makassar selanjutnya adalah Tari Malabbiri. Dalam
bahasa Makassar, Malabbiri memiliki arti anggun, sopan santun, halus
dalam bertutur serta elok dalam berpakaian. Seperti dengan namanya,
gerakan dalam tarian ini menggambarkan keelokan wanita Sulawesi
Selatan dalam bertingkah laku.
c. Lagu Daerah
Lagu daerah propinsi Sulawesi Selatan yang sangat populer dan sering
dinyanyikan di antaranya adalah :lagu yang berasal dari Makasar yaitu :
1. lagu MaRencong-rencong
2. lagu Pakarena
3. lagu Anging Mamiri.

6. Rumah Adat
Rumah adat Makassar adalah Balla Lompoa adalah rumah adat
Sulawesi Selatan yang secara harfiah berarti rumah besar atau rumah
kebesaran yang dihuni oleh raja. Dirancang sesuai dengan aturan kebiasaan
umum yang berlaku turun-temurun dalam wilayah Kerajaan Gowa, sebagai
syarat yang harus dipenuhi bagi sebuah rumah adat suku Makassar terutama
untuk kediaman raja. Arsitektur balla lompoa berbentuk rumah panggung
yang merupakan refleksi dari rumah adat pada masa Kerajaan Gowa.
Karakteristik khas balla lompoa berfungsi sekadar warisan budaya fisik dan
jejak historis arkeologis dalam wujud teknofak dan idiofak.
Rumah adat balla lompoa terdiri atas tiga bagian. Pada bagian atas yang
disebut loteng atau pammakang berfungsi sebagai plafon. Kemudian bagian
tengah merupakan badan rumah disebut kale balla berfungsi sebagai ruang
tamu dan kamar tidur. Sedangkan bagian bawah atau kolong rumah disebut
passiringang berfungsi sebagai tempat kendaraan. Ketiga bagian tersebut
melambangkan falsafah sulapa appa.
Sulapa appa sebagai falsafah rumah adat Makassar memiliki pandangan
bahwa alam semesta secara horizontal bersegi empat yang direfleksikan pada
struktur bangunan meliputi areal tanah, bangunan induk mulai dari lego-lego,
kale balla, pammakkang, benteng, tontongan, dan rinring rumah.
Secara vertikal konsep arsitektur tradisional Makassar memiliki
pandangan bahwa alam terdiri dari tiga kosmos yaitu atas, tengah, dan bawah.
Falsafah ini direfleksikan dalam bentuk rumah tradisional yang terdiri atas ulu
balla, kale balla, dan passiringan.
Makna filosofi ini terlihat pula pada bentuk ulu balla yang berbentuk
prisma segi tiga. Pemaknaan angka tiga melambangkan stratifikasi sosial
masyarakat Makassar yang terdiri dari bija karaeng (raja dan keturunannya),
to maradeka (rakyat biasa), serta ata (hamba sahaya).

7. Adat Istiadat/Tradisi suku Makassar


Kebudayaan Suku Makassar tidak jauh berbeda dengan suku Bugis,
yang sebagian besar menetap di daerah Sulawesi Selatan. Mereka juga
terkenal sebagai komunitas masyarakat yang setia, untuk selalu menjaga
tradisi serta adat istiadatnya. Jadi tidaklah mengherankan, jika semua warisan
leluhur tersebut tetap lestari hingga saat ini, dan tidak tergerus oleh
modernisasi.

Berikut adalah 5 upacara adat Suku Makassar yang tetap eksis hingga
saat ini.
1. Accera Kalompoang

Accera Kalompoang Upacara Adat Suku Makassar

Upacara adat Accera Kalompong adalah ritual untuk membersihkan


benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa, yang tersimpan di
Museum Balla Lompoa.
Tujuan dari upacara ini adalah pembersihan dan penimbangan mahkota
yang sudah ada sejak abad ke-14. Raja Gowa, I Tumanurunga, adalah
orang pertama yang menggunakan mahkota tersebu. Dan selanjutnya,
menjadi simbol dari pelantikan Raja-Raja Gowa berikutnya. Pencucian
harta benda kerajaan tersebut, menggunakan udara suci. Pada awal
pelaksanaan ritual, juga akan membacakan surat Al-Fatihah oleh para
peserta dan guru besar, yang datang ke upacara tersebut. Khusus untuk
berbagai senjata pusaka seperti keris, parang dan mata makam,
pelaksanaan cara pencuciannya agak berbeda. Yaitu, menggosoknya
dengan berbagai ramuan minyak wangi, rautan bambu, dan jeruk nipis.
Prosesi upacara ini memang terasa unik dan sakral, karena setiap
masyarakat yang hadir, harus menggunakan pakaian adat Makassar.
2. Mappalili, Upacara Adat Suku Makassar

Mappalili Upacara Adat Suku Makassar

Tradisi Mappalili merupakan upacara adat Suku Makassar, untuk


mengawali musim tanam padi di sawah. Ritual ini akan berlangsung di
bawah pimpinan seorang pendeta, dengan sebutan Puang Matoa. Semua
peserta upacara akan mengenakan kemeja dan sarung berwarna dominan
putih, serta songkok. Selain itu, Puang Matoa juga menggunakan sejenis
pentungan bernama kato-kato, khusus untuk memanggil para laki – laki.
Sedangkan untuk para perempuan, akan menggunakan alat bernama
kalung-kalung, untuk memanggilnya.
3. Adat Perkawinan Suku Makassar

Upacara Pernikahan Adat Suku Makassar

Tata cara upacara adat Suku Makassar dalam acara perkawinan, memiliki
sebelas prosesi dan tahapan pelaksanaan, yang antara lain adalah:
1. A’jangang-jangang, yang merupakan tahap pengenalan mempelai
2. A’suro, atau melamar.
3. A’pa’nassar, untuk menentukan hari pernikahan.
4. Appanai Leko ‘Lompo, atau prosesi sirih pinang.
5. A’barumbung, yaitu melakukan mandi uap, dan akan berlangsung
selama tiga hari.
6. Appassili bunting, atau siraman.
7. A’bubbu, yaitu mencukur rambut halus dari calon mempelai.
8. Akkorontigi, atau malam pacar.
9. Assimorong, yaitu akad nikah.
10. Allekka ‘bunting, atau mundu mantu.
11. Appa’bajikang bunting, yaitu menyatukan kedua mempelai.
4. Anynyapu Battang, Upacara Kelahiran Suku Makassar

Anynyapu Battang, Upacara Kelahiran Suku Makassar – foto salam aiqah

Masa kehamilan anak pertama, merupakan waktu yang penuh


penantian, bagi sepasang suami istri. Bagi Suku Makassar, kehamilan pada
masa itu, memiliki sebutan Angngirang. Apabila kandungan sudah
melewati usia tujuh bulan, pasangan akan melakukan upacara Anynyapu
Battang. Pada upacara tersebut, kedua keluarga akan menyediakan
berbagai macam makanan tradisional. Acara pertama dalam upacara ini,
adalah dengan memandikan calon ibu dan suami, dengan istilahnya adalah
Nipassilli.
Tujuan dari upacara ini adalah, untuk menjaga calon ibu dan bayi yang
akan lahir, dari semua pengaruh jahat. Selesai mandi ritual tersebut, suami
istri tersebut akan mengenakan pakaian adat. Kemudian sang calon ibu
akan memilih salah satu makanan yang tersedia, dan menjadi kesukaannya
saat itu. Pasalnya, dari jenis makanan yang terpilih, dapat meramal jenis
kelamin sang jabang bayi.
5. Upacara Ammateang, Upacara Kematian Suku Makassar

Upacara Ammateang, Upacara Kematian Suku Makassar – foto cakapcakap.com

Upacara Adat Ammateang adalah salah satu upacara adat Suku


Makassar yang berupa acara untuk kematian. Acara ini adalah prosesi
orang meninggal, khususnya bagi masyarakat Suku Makassar. Prosesi ini
akan melewati berbagai tahap pelaksanaan, dari memandikan, mendoakan
hingga penguburan. Hanya saja, terdapat beberapa ketentuan khusus dari
setiap prosesi yang berlangsung, seperti uraian di bawah ini.
1. Pajenekang, yaitu menyiramkan air ke tubuh jenazah, sambil
melantunkan pembacaan do’a dan tahlil.
2. Pasuina, membersihkan bagian tubuh jenazah
3. Pabbisina, yaitu membersihkan organ vital jenazah, oleh para keluarga
terdekat
4. Pamaralui, menyiramkan air mandi terakhir sekaligus mewudhukan
jenazah
Jenazah yang sudah bersih akan segera dikafani dengan menggunakan
kain kaci oleh pihak keluarga terdekatnya. Setelah itu imam dan beberapa
pengikutnya akan menyembahyangkannya menurut aturan Islam. Saat
prosesi pemakaman, Imam atau tokoh masyarakat yang hadir, akan
meletakkan segenggam tanah yang telah berisi doa ke wajah jenazah. Hal
tersebut sebagai tanda Siame atau penyatuan kembali dengan tanah.
Setelah penguburan selesai, Imam akan membacakan talkin dan tahlil,
dengan maksud agar almarhum dapat menjawaban setiap malaikat penjaga
kubur dengan lancar.
BAB III
PENUTUP

Sekitar 90% dari penduduk Sulawesi Selatan adalah pemeluk agama


Islam,sedangkan hanya 10% memeluk agama Kristen Protestan atau Katolik.
Karenamasyarakat Bugis dan Makassar tersebar di dataran rendah yang subur dan
pesisir,maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan.
Kemudianada sisi seni juga yang biasanya menjadi mata pencarian bagi suku
Bugis dan Makassar,yakni pembuatan sarung tenun sutra. Bahasa yang diucapkan
oleh suku Bugis disebut bahasa ugi sementara suku Makassar disebut mangkasara.
Adapun huruf yang dipakaidalam naskah Bugis maupun Makassar yakni, aksara
lontara. Diantara buku terpentingdalam kesusasteraan suku Bugis-Makassar adalah
buku sure galigo, suatu himpunan besar dari mitologi yang bagi kebanyakan orang
mempunyai nilai yang keramat. Suku bugis juga memiliki pakaian adat yaitu baju
bodo. Salah satu adat istiadat suku bugisyang unik adalah adat pernikahannya
adapun tahapan yang harus dilewati lettu (lamaran), Mappettuada (kesepakatan
pernikahan), Madduppa (mengundang), Mappaccing (pembersihan) dan hari
pernikahan mappaendre.

Anda mungkin juga menyukai