Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 4

MAKALAH
IDENTITAS BUDAYA DAN
IDENTITAS NASIONAL
Guru PPKN :

Retno Jenette, S.Pd

Disusun Oleh :

1. Aswad Nandi Chandra


2. Faris
3. Nabil
4. Ariz
5. Rafi Azhril Maulana Putra
6. Very Surya Permana

KELAS
X TM A 2024

SEKOLAH MENENGAH KRJURUAN


YPWKS KRAKATAU STEEL
Kompleks Krakatau Steel, Jl. Kotabumi No.1, Kotabumi, Kec. Purwakarta, Kota Cilegon, Banten 42434.
KATA PENGANTAR

Salam budaya yang penuh kearifan,

Kebudayaan Sunda dan lambang negara Garuda Pancasila memiliki kedalaman makna dan
signifikansi dalam konteks sejarah, identitas, dan nilai-nilai Indonesia. Dalam makalah ini, kita akan
menjelajahi warisan budaya yang kaya dari masyarakat Sunda, salah satu suku bangsa yang
mendiami wilayah Jawa Barat, serta menganalisis peran simbolik dan tujuan dari Garuda Pancasila
sebagai lambang negara yang merangkum nilai-nilai dasar Pancasila.

Kebudayaan Sunda yang kaya, dengan segala tradisi, kesenian, dan kearifan lokalnya, menciptakan
landasan kuat untuk memahami latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat di Jawa Barat.
Dalam konteks ini, kita akan menjelajahi seni, musik, tarian, adat istiadat, serta nilai-nilai filosofis
yang telah membentuk keunikan dan keberagaman budaya Sunda.

Sementara itu, lambang negara Garuda Pancasila sebagai simbol identitas nasional juga akan menjadi
fokus utama. Makna dan tujuan dari setiap elemen lambang ini akan dianalisis dengan cermat,
mengungkapkan bagaimana Garuda Pancasila menjadi cerminan prinsip dasar negara Indonesia dan
mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman.

Melalui penelusuran mendalam terhadap kedua aspek ini, makalah ini bertujuan untuk menghasilkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang kaya dan beragamnya kebudayaan Sunda, serta
signifikansi simbolik Garuda Pancasila dalam membentuk identitas nasional. Pemahaman ini
diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga terkait dengan peran budaya lokal dan
lambang negara dalam pembentukan karakter dan persatuan bangsa Indonesia.
Terima kasih atas perhatian dan dedikasi untuk melestarikan keberagaman budaya.

Terima Kasih untuk Pengajar Guru PPKN SMKYPWKS

Retno Jenette, S.Pd

Cilegon. January-Febuary. 2024


DAFTAR ISI

i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................
C. Rumusan Masalah......................................................................................................
D. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN BUDAYA SUNDA......................................................................
A. Apa itu Budaya Sunda...............................................................................................
B. Bahasa Sunda.............................................................................................................
C. LetakGeografis
....................................................................................................................................
D. Kesenian.....................................................................................................................
1. Seni Pertunjukan..................................................................................................
2. Alat Musik...........................................................................................................
3. Musik...................................................................................................................
4. Tari Tradisional....................................................................................................
5. Seni Rupa.............................................................................................................
6. Upacara Adat.......................................................................................................
 Sesaji........................................................................................................
 Pernikahan................................................................................................
 Kelahiran..................................................................................................
E. Adat Istiadat...............................................................................................................
F. Rumah Adat...............................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN GARUDA PANCASILA............................................................
A. Lambang Negara........................................................................................................
B. Perancang...................................................................................................................
C. Perisai Garuda............................................................................................................
 Lambang Perisai.....................................................................................................
D. Penerrimaan Dan Dampak.........................................................................................
E. Kesimpulan................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya Sunda yang sangat kental namun saat ini budaya tersebut perlahan tertelan karena
budaya pendatang yang kian menggeser budaya lokal. Tentunya pelestarian akan budaya sunda
menjadi pusat perhatian bagi pemerintah. Melestarikan budaya sunda tidak sebatas mengangkat
kembali nilai-nilai budaya yang pernah ada dimasa lalu. Salah satu bentuk pelestarian budaya
sunda dapat dilakukan dengan mencoba mengangkat rekam jejak tokoh-tokoh dan bagaimana
seni-budaya sunda dalam membangun dan mengembangkan budaya sunda.

Pengenalan tentang lambang negara Garuda Pancasila sebagai simbol nasional Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Modernisasi dan Globalisasi:
 Pengaruh Media Massa: Penyebaran media massa dan budaya pop global dapat
menggeser nilai-nilai tradisional Sunda.

2. Hilangnya Bahasa dan Tradisi:


 Penurunan Penggunaan Bahasa Sunda: Adanya dominasi bahasa-bahasa global dapat
menyebabkan penurunan penggunaan bahasa Sunda secara tradisional.

3. Urbanisasi dan Perubahan Sosial:


 Penduduk Kota dan Desa: Perubahan demografis dengan perpindahan penduduk dari
desa ke kota dapat mempengaruhi tradisi dan nilai budaya.

4. Pelestarian dan Pendidikan Budaya:


 Kurangnya Pendekatan Pendidikan Budaya: Kurangnya penekanan pada pendidikan
budaya dalam sistem pendidikan dapat menyebabkan ketidakpahaman terhadap
warisan budaya Sunda.

5. Industri Pariwisata:
 Dampak Pariwisata Massal: Pariwisata yang tidak terkendali dapat memberikan dampak
negatif pada keberlanjutan budaya dan lingkungan di daerah Sunda.

Ketidakjelasan Konsep Garuda Pancasila, Relevansi dalam Konteks Modern Bagaimana


relevansi Garuda Pancasila dalam menghadapi tantangan dan dinamika sosial, politik,

1
dan ekonomi saat ini? Pelaksanaan Nilai-Nilai Pancasila dalam Praktik, Isu Keamanan
dan Ketahanan Nasional

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang yang ada didapatkan, disusun permasalahan
penelitian. Bagaimana modernisasi, globalisasi, dan perubahan sosial mempengaruhi
pelestarian identitas budaya Sunda, dengan fokus pada aspek-aspek seperti bahasa, tradisi,
dan nilai-nilai budaya?

Sejarah dan Evolusi Bagaimana sejarah pembentukan dan evolusi lambang negara Garuda
Pancasila dari awal hingga saat ini?

Filosofi dan Nilai-nilai Pancasila, Desain dan Simbolisme Visual apa makna dari elemen-
elemen visual dalam desain lambang, seperti bentuk Garuda, sayap terbuka, atau elemen
lainnya, Penerimaan dan Dampak Sosial bagaimana respons masyarakat terhadap lambang
negara Garuda Pancasila, Pentingnya memahami lambang Garuda Pancasila dalam konteks
sejarah, filosofi, dan dampak sosialnya.

1.4 Tujuan
untuk memahami secara menyeluruh masalah-masalah yang mempengaruhi pelestarian
identitas budaya Sunda. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana modernisasi,
globalisasi, dan perubahan sosial memengaruhi aspek-aspek seperti bahasa, tradisi, dan nilai-
nilai budaya.

Mewakili Identitas Nasional, Menyampaikan Prinsip Dasar Negara, Mendorong Kesatuan dan
Keberagaman, Menyuarakan Kemerdekaan dan Kedaulatan, Menginspirasi Semangat
Patriotisme, , Garuda Pancasila menjadi lebih dari sekadar simbol visual; itu menjadi
perwujudan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi negara Indonesia.

2
BAB II

‘’Apa Itu Budaya Sunda’’


Budaya Sunda adalah suatu bentuk warisan budaya yang berasal dari masyarakat Sunda,
sebuah kelompok etnis yang mendiami wilayah Jawa Barat, Banten, Jakarta, serta
sebagian kecil wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur di Indonesia. Budaya Sunda
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk bahasa, seni, tradisi, adat
istiadat, musik, tarian, dan nilai-nilai budaya.

Suku Sunda adalah suku bangsa yang umumnya mendiami pulau Jawa bagian barat. Pada
tahun 1998, suku Sunda berjumlah kurang lebih 33 juta jiwa,[1] dengan kebanyakan dari
mereka mendiami Provinsi Jawa Barat dan Banten serta sekitar 3 juta jiwa mendiami di
provinsi lain. Diantara mereka, masyarakat Sunda yang mendiami perkotaan mencapai
34,51%.

‘Bahasa apa sih yang digunakan Budaya Sunda’


Bahasa Sunda merupakan salah satu aspek kunci dari budaya ini. Meskipun Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi negara, Bahasa Sunda tetap menjadi bahasa sehari-hari di
komunitas Sunda. Bahasa ini memiliki ciri khas tersendiri dan sering dipertahankan
sebagai sarana untuk mempertahankan identitas budaya.

Ada Beberapa Jenis yang digunakan oleh Masyarakat Sunda Yaitu :


 Basa budak Bahasa kanak-kanak. Biasanya digunakan oleh anak-anak atau orang tua
ketika bercakap-cakap dengan anaknya. Namun, bahasa ini tidak boleh dipergunakan
kepada sesama orang dewasa meski kata-katanya dianggap halus.
 Basa cohag Disebut juga basa loma. Bahasa yang juga dipergunakan dalam pergaulan
akrab (dalit). Bahasa yang dituturkan cenderung termasuk kata-kata kasar, tapi oleh
penerima tidak dianggap merendahkan.
 Basa kasar Menurut undak usuk basa (tingkat-tingkat bahasa), basa ini bahasa sehari-
hari, tetapi tergolong kasar dan tidak sopan.
 Basa lancaran Bahasa yang dipergunakan sehari-hari. Basa lancaran berlainan dengan
basa ugeran (puisi) yang memiliki arti berlapis-lapis atau bersifat ambigu.
 Basa lemes Bahasa halus. Biasanya bahasa ini dipergunakan kepada orang yang lebih
tua, lebih tinggi kedudukannya, ataupun orang yang baru dikenal, juga untuk
membicarakan orang yang dihormati

3
Kira-Kira Letak Geografis Sunda dimana ya

Secara geografis, Jawa Barat (dengan Banten) adalah tempat lahir dan tumbuhnya
kebudayaan Sunda, Jawa Barat juga merupakan salah satu daerah di kepulauan Kepulauan
Sunda.[2] Daérah Jawa Barat sebagai tempat yang dihuni oleh suku sunda, menghasilkan
banyak hal dalam segala aspek seperti teknologi, sistem persaudaraan, bahasa, kesenian,
agama serta ilmu pengetahuan.

 Alam Parahyangan, di mana tempat tinggalnya Hyang atau Dewa yang dipercaya bagi
orang Sunda, selain itu juga menunjukan keindahan alamnya.
 Bumi Pasundan, di mana penduduk orang Sunda tinggal dengan bahasa, budaya dan
adatnya yang biasa disebut sebagai Nyunda.
 Bumi Pasundan, di mana penduduk orang Sunda tinggal dengan bahasa, budaya dan
adatnya yang biasa disebut sebagai Nyunda.
Kesenian
suku etnis di wilayah Jawa Barat, Indonesia. Kesenian budaya Sunda mencakup berbagai
bidang, termasuk seni pertunjukan, musik, tari, seni rupa, dan sastra. Berikut adalah
beberapa elemen penting dari kesenian budaya Sunda :
1. Seni Pertunjukan
 Wayang Golek : Seni wayang golek merupakan bentuk tradisional
pertunjukan boneka kayu yang menceritakan kisah-kisah epic, mitologi,
legenda

 Sendratari : Seni tari drama atau sendratari menggabungkan gerakan tari


dengan narasi dramatik, seringkali mengangkat cerita-cerita epik atau
religius.

 Rengkong : sebuah alat yang terbuat dari bambu dan biasa digunakan
untuk memikul padi dari sawah ke lumbung padi di daerah
perkampungan. Ketika rengkong dipikul akan menghasilkan bunyi dari
gesekan tali ijuk dan inilah ci kal bakal kesenian rengkong.

4
2. Alat Musik
 Gamelan : Musik tradisional Jawa, termasuk gamelan, memiliki
peran penting dalam kesenian budaya Sunda. Instrumen-
instrumen seperti gong, kendang, saron, dan gender digunakan
untuk menciptakan melodi yang khas.

 Angklung : Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan


menghasilkan suara melodi yang indah.

 Calung : terbuat dari bambu, alat musik calung. Bedanya yakni


dari cara memainkannya. Cara menabuh calung yaitu dengan
memukul-mukul batang dari ruas-ruas atau tabung.

 Tarawangsa : Bentuk alat musik Tarawangsa ini sangat berbeda


dengan alat musik gesek lainnya, seperti rebab. Resonator
tarawangsa terbuat dari kayu berleher panjang dengan jumlah
dawai antara 2 sampai 3 utas.

 Entreng : sejenis alat musik kecapi dengan jumlah dawai tujuh


buah. Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan kecapi. Alat musik
ini terbuat dari kayu nangka.

3. Musik
 Lagu Sunda terpopuler : Es Lilin Lagu ini mengisahkan mengenai
seorang perempuan yang merasa malu-malu dan gelisah akibat
didekati oleh seorang laki-laki dari keluarga terpandang. Penyanyi
Sunda Nining Meida.
 Tokecang : Tokecang merupakan lagu Sunda yang diciptakan oleh
R.C. Hardjosubroto. Lagu ini populer di kalangan masyarakat
setelah sempat menjadi soundtrack sebuah acara televise.
 Lagu Sunda terpopuler : Lagu Bubuy Bulan ciptaan Benny Corda
sempat melejit setelah dibawakan oleh Nining Meida pada tahun
1980-an.

4. Tari Tradisional

5
 Tari Sintren jenis tarian daerah yang berkembang di kota
Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini dikenal sebagai tarian mistis
karena saat pertunjukkan, sang penari akan dirasuki oleh roh
halus.

 Tari Jaipong : berasal dari daerah Karawang, Jawa Barat.


Jaipong dibuat oleh H. Suwanda dan Gugum Gumbira sekitar
tahun 1976 dengan menggabungkan elemen seni tradisi pencak
silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu.

 Tari Topeng : jenis tarian Sunda yang berkembang di daerah


Cirebon, Jawa Barat. Seperti namanya, para penari topeng
menggunakan penutup wajah sebagai aksesoris saat melakukan
pertunjukkan.

 Tari Merak : jenis tarian Sunda yang berasal dari kota Bandung,
Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Rd. Tjetje Somantri dan
ditampilkan pertama kali pada Konferensi Asia Afrika tahun
1955.

 Tari Ronggeng Bugis : dulunya digunakan untuk penyamaran


dari Sunan Gunung Jati kepada kerajaan Pajajaran. Penyamaran
ini dilakukan oleh beliau untuk menyebarkan agama Islam,
khususnya di daerah Cirebon, Jawa Barat.

5. Seni Rupa

6
 Kerajinan Tangan : Kesenian tangan seperti batik, ukiran kayu, dan anyaman bambu
merupakan bagian integral dari seni rupa budaya Sunda.
1. Tas dan sepatu Cibaduyut Para penggemar produk mode dalam negeri bisa
mengunjungi kawasan CIbaduyut, Kota Bandung, Jawa Barat.
2. Angklung.
3. Wayang Golek.
4. Batik daerah di Jawa Barat mempunyai ciri khas batiknya masing-masing, di
antaranya Batik Priyangan dari Tasikmalaya, Batik Cianjur dengan nuansa agraria,
Batik Ciamis yang menggambarkan kerajaan Galuh, dan Batik khas Garut dengan
garis diagonal atau belah ketupat.

 Sastra
Puisi dan Prosa Sastra Sunda mencakup beragam bentuk puisi dan prosa yang sering kali
mencerminkan nilai-nilai budaya dan sejarah masyarakat Sunda.
 Puisi
1. Étang-étang Karya: Wahyu Wibisana
2. MeriKarya: Apip Mustopa (1938)
3. Hareupeun Gedung MerdekaKarya: Apip Mustopa
4. Puisi ReumisKarya: Wahyu Wibisana
5. PamanggihKarya: Ayatrohaédi
6. BatuKarya: Béni Setia
7. WayangKarya: Sayudi

 Prosa
Karya sastra yang berbentuk cerita yang disampaikan menggunakan narasi.

7
5. Upacara Adat
Seren Taun merupakan upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan tiap
tahun. Upacara ini berlangsung secara khidmat dan semarak di berbagai desa adat
Sunda.
 Sesaji :Praktik memberikan persembahan atau sesaji sebagai bagian dari upacara
adat memiliki peran penting dalam budaya Sunda.
 Pernikahan
1. Neundeun Omong (Menyimpan Janji) untuk memastikan sang calon pengantin
wanita belum menerima lamaran dari orang lain. Kedua orang tua dari pihak
pria kemudian akan menghampiri kedua orang tua dari pihak wanita dalam
menanyakan hal ini.
2. Narosan atau Nyeureuhan (Lamaran) pihak keluarga dari calon mempelai pria
kemudian akan menyerahkan Sirih lengkap beserta dengan uang pengikat
sebagai isyarat bahwa pihak pria kemudian bersedia ikut membiayai
pernikahan.
3. Nyanggakeun (Seserahan)
4. Ngeuyeuk Seureuh Calon pengantin kemudian akan disawer beras yang
bermakna hidup sejahtera.
5. Membuat Lungkun
6. Berebut Uang Tata cara prosesi pernikahan adat Sunda yang satu ini sendiri
dilaksanakan di bawah tikar dengan sambil disawer. Maknanya sendiri adalah
berlomba-lomba dalam mencari rezeki serta disayang oleh keluarga.
7. Ngebakan atau Siraman Pernikahan
8. Ngecakeun Aisan
9. Ngaras
10. Pencampuran air siraman
11. Ngerik atau Potong rambut
 Kelahiran
Masyarakat Sunda sendiri kemudian melaksanakan upacara adat istiadat dengan
cara mengungkapkan rasa syukur serta memohon kesejahteraan serta
keselamatan dunia akhirat.
1. Upacara Memelihara Tembuni
2. Upacara Nenjrag Bumi
3. Upacara Puput Puseur
4. Upacara Ekahan
5. Upacara nurunkeun
6. Upacara Cukuran

8
Yuk.. Kita cari tau adat istiadat Sunda

Suku Sunda sendiri adalah salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia setelah suku Jawa.
Nah, pada artikel kali kita akan mengulas secara lengkap mengenai adat istiadat asli Sunda yang
turun dari leluhurnya.

 Upacara memelihara tembuni Adat istiadat Sunda ini dilakukan sebagai


harapan bagi ibu hamil, agar persalinan bayi selamat dan berbahagia.
Kata tembuni memiliki arti plasenta bayi atau biasanya disebut juga
dengan ari-ari. Berdasarkan kepercayaan dari masyarakat Sunda,
tembuni adalah saudara bayi yang tidak boleh dibuang sembarangan
dan, sehingga caranya adalah dengan melakukan adat istiadat seperti
mengubur atau menghanyutkan tembuni.

 Nenjrang Bumi adalah upacara dari adat istiadat Sunda yang dilakukan
dengan memukulkan alu, atau bisa juga menggunakan tongkat tebal dari
kayu ke arah bumi. Adat istiadat ini dilakukan sebagai harapan agar sang
bayi menjadi seorang yang pemberani dan tidak mudah takut.

 Seren Taun Adat istiadat berikutnya adalah Seren Taun. Untuk


melakukan upacara adat istiadat Seren Taun ini dilakukan dengan cara
mengangkut padi dari sawah ke lumbung padi dengan menggunakan
pikulan yang bisanya orang Sunda menyebutnya rengkong. Selama
memikul padi, akan diiringi dengan tabuhan musik tradisional.

 Tingkeban adat istiadat Sunda yang diselenggarakan oleh Ibu hamil yang
sudah menginjak usia kehamilan 7 bulan.

 Pesta Laut ada adat istiadat Seren Taun sebagai bentuk rasa syukur
untuk panen padi, masyarakat Sunda juga memiliki adat istiadat Pesta
Laut sebagai ucapan rasa syukur untuk segala hasil laut yang didapatkan
oleh nelayan.

9
Keunikan Rumah Adat Sunda

Rumah adat Sunda ciri khasnya adalah jenis rumah panggung dengan tinggi yang
tidak lebih dari Rumah-rumah adat di daerah Sumatera. Rumah adat Sunda juga
memiliki panggung yang lebih rendah dengan ketinggian sekitar 0,5-1 meter dari
atas permukaan tanah.

Rumah adat Sunda terkenal karena arsitektur tradisionalnya, meski memiliki detail
yang sangat tinggi. Bahan pondasi rumah secara keseluruhan memiliki sifat dari
alam dan lingkungan penuh yang penuh dengan kesederhanaan. Sehingga jenis
rumah ini akan sangat layak sebagai rumah hijau perkotaan.

Hal yang harus diperhatikan agar kebudayaan sunda tetap ada

Pelestarian budaya Sunda juga dapat dilakukan melalui inventarisir dan


dokumentasi. Berbagai hal yang berkaitan dengan budaya Sunda yang ada
disekitar masyarakat dapat direkam menggunakan ponsel dan disimpan. Jangan
sampai kegiatan budaya tersebut hilang karena tidak adanya dokumentasi.

10
BAB III

Lambang Negara : Garuda Pancasila

Lambang negara Garuda Pancasila adalah lambang resmi Republik Indonesia. Lambang
ini menggambarkan semangat, cita-cita, dan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan
negara. Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai lambang negara Garuda
Pancasila:

 Garuda: Garuda adalah burung mitologis dalam kepercayaan Hindu-Buddha yang


menjadi lambang kebebasan dan kekuatan. Dalam lambang negara, Garuda
melambangkan negara Indonesia yang merdeka, kuat, dan bebas.

 Bulan Sabit dan Bintang: Garuda Pancasila memiliki bulan sabit dan bintang di
dada Garuda. Bulan sabit melambangkan keadilan, sementara bintang lima sudut
melambangkan sila-sila Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

 Kepak Sayap: Kepak sayap Garuda melambangkan perlindungan dan keamanan


terhadap rakyat Indonesia. Jumlah bulu di sayapnya mencerminkan angka 17 dan
8, mengacu pada tanggal kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945.

 Pita Putih: Pita putih yang dipegang oleh Garuda memiliki tulisan "Bhinneka
Tunggal Ika," yang berasal dari bahasa Jawa dan berarti "Berbeda-beda tetapi
satu." Ini mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman budaya dan
agama di Indonesia.

11
Perancang Lambang Negara

Sultan Hamid II : Sang Perancang Lambang Negara “Elang Rajawali – Garuda


Pancasila” Figur Sultan Hamid II memiliki karya fenomenal berupa Lambang
Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila. menteri zonder porto folio pada masa
pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS). Tokoh-tokoh kemerdekaan lain,
macam M. Yamin dan Ki Hajar Dewantara ikut terlibat dalam perumusan
lambang Negara.

Presiden Soekarno meresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama


kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.

Makna dan Tujuan adanya garuda pancasila

melambangkan persatuan dan juga kesatuan bangsa Indonesia. Ini terlihat dari cakar
burung garuda yang menggenggam semboyan Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”
yang artinya meski berbeda-beda, tapi tetap satu.

Hak Asasi Manusia

Pancasila menjamin kesetaraan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara Indonesia,
serta memberikan jaminan bahwa penghormatan terhadap hak asasi manusia harus
bersifat universal. Pancasila memiliki nilai-nilai dasar yang memiliki semangat untuk
penegakan hak asasi manusia (HAM)

12
Perisai Garuda

Perisai merupakan lambang perjuangan dan perlindungan, karena perisai sering


dibawa ke medan perang oleh para prajurit untuk melindungi diri dari serangan
musuh. Garis melintang yang membagi perisai menjadi ruang atas dan bawah
melambangkan garis Khatulistiwa yang memang membelah Kepulauan Indonesia.

Perisai yang merupakan lambang perjuangan dan perlindungan ini terbagi atas
lima bagian, yang masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila.

Arti lambang Pancasila

Arti Lambang Sila Ke-1

Bunyi sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa.

Bintang menjadi simbol sila pertama yang menggambarkan sebuah cahaya,


seperti cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.

Di bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut


melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar
rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala
sesuatu di dunia ini ada.

Arti Lambang Sila Ke-2

Bunyi sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Rantai pada simbol sila kedua terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi
empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.

Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat,
saling bahu-membahu, dan saling membutuhkan.

Arti Lambang Sila Ke-3

Bunyi sila ketiga: Persatuan Indonesia.

Pohon Beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak
orang sebagai tempat berteduh di bawahnya.

Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat


Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia.

13
Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke
segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang
menyatu di bawah nama Indonesia.

Arti Lambang Sila Ke-4

Bunyi sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul,
seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan
suatu keputusan.

Arti Lambang Sila Ke-5

Bunyi sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Lambang padi dan kapas merupakan simbol pangan dan sandang yang
menyiratkan makna bahwa syarat utama negara yang adil ialah yang bisa
mencapai kemakmuran untuk rakyatnya secara merata.

14
Penerimaan dan dampak sosial lambang negara Garuda Pancasila identitas nasional
Indonesia.

 Simbol Identitas Nasional: Masyarakat Indonesia mengidentifikasi diri dengan


Garuda Pancasila sebagai simbol kesatuan, keberagaman, dan nilai-nilai
nasional.
 Keterlibatan Masyarakat: Pemahaman dan penyebaran makna lambang
melibatkan partisipasi masyarakat, dengan upaya dari pemerintah dan
lembaga swasta.
 Pendidikan dan Kepemudaan: Integrasi dalam pendidikan dan kegiatan
pemuda meningkatkan pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam
lambang.
 Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari: Lambang diadopsi dalam seni,
budaya populer, dan desain produk, menjadi bagian ekspresi identitas
masyarakat.
 Penerimaan di Kalangan Minoritas: Perlu dipertimbangkan pandangan
minoritas etnis atau kelompok agama untuk memastikan lambang
mencerminkan pluralitas.
 Dampak dalam Hubungan Sosial: Lambang dapat menjadi perekat sosial atau
sumber konflik, memengaruhi hubungan antarindividu dan kelompok.
 Pengaruh Media dan Teknologi: Media dan teknologi memainkan peran dalam
membentuk persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap lambang Garuda
Pancasila.

Yang Dipatkan Ilmu selama membuat makalah / Kesimpulan

Dari kebudayaan Sunda, seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih


dalam tentang seni, musik, tarian, kuliner, dan tradisi. Ini mencakup kekayaan
seni rupa tradisional, seperti seni tari Sunda dan musik gamelan Sunda, serta
kerajinan tangan yang unik. Kebudayaan Sunda juga mengajarkan nilai-nilai
seperti kerja keras, keramahtamahan, dan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.

Dari lambang negara Garuda Pancasila, seseorang dapat memperoleh


pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan negara
Indonesia. Ini termasuk nilai-nilai seperti kebebasan, keadilan, persatuan,
demokrasi, dan keadilan sosial. Garuda Pancasila menggambarkan semangat
kebebasan dan keadilan

15

Anda mungkin juga menyukai