Anda di halaman 1dari 20

TINGKAT PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI

PANCASILA PADA MASYARAKAT DI DESA BANDAR KHALIPAH


KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS MINI RISET


Disusun untuk Memenuhi salah satu Tugas dalam
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Aurora Elise Putriku, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Aspy Tria Natsya (4221121023)


Josafat Sijabat (4223321015)
Lia Kristiani Manihuruk (4223121005)
Yustika Tarigan (4222421010)
Prodi/Kelas : Pendidikan Fisika/PSPF 2022 D
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat serta karunia-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Mini Riset ini. Tugas ini dibuat semestinya
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Laporan Mini Riset ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan dalam berfikir maupun memahami pembelajaran Pendidikan Pancasila bagi para
pembacanya dan mampu memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.

Kami menyadari bahwa tugas Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna, jika di
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan kami mohon
maaf. Karena itu kami menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannnya kami ucapkan terima
kasih.

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
C. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................................ 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 9
A. HASIL ............................................................................................................................. 9
B. Pembahasan................................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14
B. SARAN ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 16

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desa Bandar Khalipah, terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang,
merupakan cerminan dari kekayaan budaya dan nilai-nilai lokal di Indonesia. Pemahaman
dan implementasi nilai-nilai Pancasila di wilayah ini dipengaruhi oleh beragam faktor.
Konteks sejarah lokal, pendidikan di sekolah-sekolah, serta pengajaran nilai-nilai Pancasila,
turut berperan dalam membentuk kesadaran masyarakat akan prinsip-prinsip dasar negara.
Selain itu, tradisi dan adat istiadat yang dijunjung tinggi juga berperan dalam mencerminkan
dan mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan dan peluang
untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila di Desa Bandar
Khalipah dapat diidentifikasi melalui interaksi langsung dengan masyarakat, pemimpin lokal,
serta lembaga pendidikan dan pemerintahan setempat.

Desa Bandar Khalipah memiliki keunikan dan keberagaman budaya serta masyarakat
yang tinggal di dalamnya. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, nilai-nilai Pancasila
dianggap sebagai landasan dan panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa Indonesia memiliki lima asas, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Bandar Khalipah terhadap nilai-nilai
Pancasila?
2. Apakah implementasi nilai-nilai Pancasila dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Desa Bandar Khalipah?
3. Faktor apa yang mempengaruhi atau mendukung penerapan nilai-nilai Pancasila di Desa
Bandar Khalipah?
4. Apa dampak dari pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila terhadap harmoni
dan kerukunan masyarakat Desa Bandar Khalipah?
5. Bagaimana peran pemimpin lokal dan lembaga masyarakat dalam memperkuat nilai-nilai
Pancasila di Desa Bandar Khalipah?

1
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menilai pemahaman masyarakat Desa Bandar Khalipah terhadap nilai-nilai Pancasila.
2. Menganalisis sejauh mana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam perilaku dan kehidupan
sehari-hari masyarakat Desa Bandar Khalipah.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi atau mendukung implementasi nilai-
nilai Pancasila di Desa Bandar Khalipah.
4. Mengetahui dampak dari pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila terhadap
harmoni dan kerukunan masyarakat Desa Bandar Khalipah.
5. Mempelajari peran pemimpin lokal dan lembaga masyarakat dalam memperkuat nilai-
nilai Pancasila di Desa Bandar Khalipah.

2
BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pancasila menjadi landasan kokoh negara Indonesia dan terus berkembang dalam
kehidupan sehari-hari. Pancasila juga mewakili jati diri masyarakat Indonesia karena
mengandung poin-poin yang jika diterapkan akan mewakili jati diri masyarakat Indonesia.
Apapun tindakan yang diambil harus selalu berdasarkan prinsip Pancasila. Pancasila yang
terdiri dari lima sila yang saling menghidupkan dan menguatkan serta menyatakan kesatuan
yang utuh, mempunyai makna yang mendalam dan menjadi landasan dalam bertindak dan
berperilaku. Pancasila dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
pada ayat IV (Fadilah, 2019).

Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari kebudayaan dan sejarah masyarakat Indonesia jauh sebelum negara
mencapai kemerdekaan. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia memiliki cita-cita luhur
yang tertuang dalam sila Pancasila. Filsafat bangsa Indonesia,Pancasila memiliki cita-cita
yang luhur. Semua undang-undang, baik formal maupun informal, berdasarkan pada prinsip
Pancasila (Hermanto, 2020).

Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan nilai luhur yang digali budaya
bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara universal dan tidak akan berubah oleh
perjalanan waktu. Oleh karena itu, nilai yang terkandung pada Pancasila adalah nilai
budaya bangsa, sudah seharusnya nilai tersebut dapat terus dilestarikan. Dalam
mengimplementasikan penerapan dan aplikasi nilai-nilai dari Pancasila pastinya akan selalu
ada hambatan dan juga tantangannya.

Lintasan sejarah Pancasila dilewati dengan berbagai bentuk penyimpangan.

Pertama, pada masa Orde Lama dimana Soekarno merupakan ikon kala itu. Pada
masa kepemimpinannya, Soekarno dikokohkan sebagai presiden seumur hidup yang pada
prinsipnya telah mengangkangi UUD 1945 yang merupakan pengejawantahan nilai Pancasila,
dimana disebutkan dalam Pasal 7 UUD 1945 bahwa Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Pada zaman ini
pula, komunisme beranak-pinang dalam denyut nadi sebagian masyarakat Indonesia, bahkan
berjalan secara terstruktur melalui kekuatan partai politik (Partai Komunis Indonesia).

3
Kedua, pada masa Orde Baru yang dikendalikan oleh Soeharto. Pancasila di zaman ini
menjadi sesuatu yang sakral tak bisa diperdebatkan, Pancasila menjadi sesuatu yang lebih
suci dari agama. Kelompok-kelompok yang mengkritisi kebijakan Soeharto dianggap sebagai
kaum yang anti Pancasila. Pancasila menjadi tameng kekuasaan Soeharto untuk
memberangus lawan politik (termasuk mereka yang mengkritisi kebijakan pemerintah). Pada
awalnya Soeharto ingin memurnikan pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dari penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, namun seiring
perjalanan waktu, Soeharto menjadi pengendali semua kekuatan bangsa dan negara. Miriam
Budiardjo, mengungkapkan bahwa Soeharto telah menjelma menjadi tokoh paling dominan
dalam sistem politik Indonesia.

Ketiga, era Reformasi. Reformasi lahir sebagai bentuk protes terhadap dominasi
kekuasaan yang dipraktekan oleh Soeharto yang tidak memberikan ruang terhadap kebebasan
bagi warga negara dalam menyampaikan hak-hak konstitusionalnya. Ironinya, alam yang
mengusung tema kebebasan itu, justru menjadi kebablasan. Keinginan untuk
mengekspresikan setiap hak yang dimiliki oleh masing-masing individu justru
menghancurkan hak-hak orang lain.

Melihat perjalanan sejarah Pancasila yang memiliki dinamika tersendiri dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara, yang sampai saat ini belum menunjukan keharmonisan
hidup setiap komponen negara, mengharuskan warga negara untuk memikirkan kembali jalan
terbaik bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam koridor Pancasila.
Lahirnya Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tak hanya ditafsirkan sebagai
bentuk pengakuan keberadaan desa sebagai sebuah wilayah yang otonom, tetapi lebih dari
itu. Kehadiran undang-undang ini harus pula dijadikan sebagai penguatan desa dalam
mengelola setiap komponen yang hidup di dalamnya. Termasuk dalam mengelola keragaman
yang ada di desa.

Pada titik ini, nilai abstraksi Pancasila harus dapat diwujudkan dalam mengelola
keragaman tersebut, karena pada hakikatnya, keberadaan Pancasila untuk menguatkan
simpul-simpul perbedaan dalam membangunan hubungan masyarakat yang humanis. Artikel
ini menjadi penting untuk dikaji, dalam memahami bagaimana dinamika nilai Pancasila yang
terjadi di dalam kehidupan masyarakat desa untuk dilembagakan menjadi sebuah nilai konkrit
dalam mengelola kehidupan masyarakat desa.

Makna dan Nilai yang terkandung dalam dalam Pancasila

4
Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia yang mempunyai makna dan
nilai luhur dalam setiap asasnya, karena setiap butir Pancasila terbentuk dari nilai-nilai yang
dimilikinya ada sejak dahulu kala dalam kehidupan pribadi orang Indonesia. Makna dan nilai
yang terkandung dalam masing-masing sila adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan (agama)
Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan hubungan seseorang
dengan sesuatu yang dianggap suci oleh orang tersebut, suci, agung, dan mulia.
Memahami Tuhan sebagai visi hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beretika ,
khususnya membangun masyarakat Indonesia yang berjiwa dan semangat
menjalankan keridhaan Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
Dilihat dari etika keagamaan, Negara yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah Negara yang menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk beragama
dan beribadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing. Berdasarkan hal
tersebut, maka perlu warga negara Indonesia menjadi masyarakat yang beriman
kepada Tuhan dan masyarakat yang taat beragama, apapun agamanya dan
keyakinannya.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan
masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta
dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan
damai (Nurgiansah & Al Muchtar, 2018).
3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari
Sabang sampai Merauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun
pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri
sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia

5
terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam
kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi
justru dijadikan persatuan Indonesia (Nurgiansah et al., 2020).
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan
orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai
satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan
yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan
potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan
diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk
menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi
sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai
bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berasaskan kelompok dan
aliran tertentu yang sempit (Alfaqi, 2016).
5. Keadilan Sosial Nilai
Keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihak
kan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua
bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana
setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang
serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan
tercapai secara merata (Bahrudin, 2019).

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, sumber dari segala sumber hukum haruslah
dihidupkan kembali. Caranya adalah dengan pengimplementasian nilai-nilai Pancasila.

1. Pada sila pertama yaitu Sila Ketuhanan Yang Maha Esa setiap warga negara harus
memiliki keimanan yang kuat kepada Tuhan.
2. Pada sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rasa kemanusiaan
menjadi harus terus dipupuk, dipelihara dan dikelola dengan baik. Dengan adanya
rasa kemansiaan, praktikpraktik politik yang merugikan dan tidak berkeadilan akan
terhindarkan.

6
3. Pada Sila Ketiga Sila Persatuan Indonesia. Persatuan Indonesia harus terus diperkuat
mengingat keberagaman yang ada di Indonesia bisa menjadi suatu keuntungan
sekaligus boomerang jika tidak dikelola dengan baik.
4. Pada Sila Keempat Sila Kerakyatan yang Dipimpin Hikmat dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila ini memerlukan rasa kemanusiaan,
kepekaaan sosial, serta keyakinan yang kuat untuk menjadi wakil rakyat begitupun
menjadi rakyat agar kepercayaan dapat terbentuk.
5. Pada Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam. Sila ini,
keadilan sosial benar-benar harus ditegakkan. yakni keadilan yang adil bagi kedua
pihak antar pemerintah dan rakyat.

7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang


mendalam tentang penerapan nilai-nilai Pancasila pada pemerintah desa dan masyarakat Desa
Bandar Khalipah. Pendekatan kualitatif akan memungkinkan peneliti untuk merinci konteks,
makna, dan pengalaman yang terkait dengan implementasi nilai-nilai Pancasila.

1. Rancangan Penelitian:
 Studi Kasus: Penelitian ini akan fokus pada satu kasus, yaitu Desa Bandar Khalipah,
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang penerapan nilai-nilai Pancasila.
2. Subjek Penelitian:
 Pemerintah Desa:
- Kepala Desa dan anggota pemerintah desa.
 Masyarakat:
- Warga masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan.
3. Teknik Pengumpulan Data:
 Wawancara Mendalam: Menggunakan wawancara mendalam dengan kepala desa,
anggota pemerintah desa, dan masyarakat Desa Bandar Khalipah untuk mendapatkan
pandangan mereka tentang pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila.
 Observasi: Observasi langsung akan dilakukan untuk mengamati kegiatan dan perilaku
yang mencerminkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4. Instrumen Penelitian:
 Pedoman Wawancara: Merinci pertanyaan yang relevan tentang pemahaman,
implementasi, dan dampak nilai-nilai Pancasila.
 Checklist Observasi: Mencatat temuan yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan sehari-hari.
5. Analisis Data:
 Data kualitatif akan dianalisis melalui metode content analysis untuk mengidentifikasi
pola, tema, dan hubungan antara pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila.
 Hasil wawancara dan observasi akan dikategorikan dan dianalisis untuk mengeksplorasi
faktor-faktor yang mendukung atau menghambat penerapan nilai-nilai Pancasila.

8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1) Perangkat Desa Bandar Khalipah


1. Bagaimana Perangkat Desa memastikan bahwa semua warga desa memiliki
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa sesuai dengan
sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa?

Jawaban :

Sejalan dengan pertanyaannnya, Kami perangkat densa memastikan bahwasanya


seluruh masyarakat di bandar khalipah mendapatkan kesempatan yang tentang
pembangunan desa sesuai dengan pancasila sila pertama. Pembangunan di desa tidak
melulu Mengenai infrastruktur, bisa juga melalui sumberdaya manusia. Dimana seluruh
masyarakat didesa bandar khalipah diminta dan di tindak untuk melakukan partisipasi
baik dari segi kegiatan keagaaman atau pun didesa bandar khalipah ini ada kegiatan setiap
tahun yang disebut Soroan atau 10 muharram. Disitu lintas agama yang ada didesa ini
bahkan lintas suku untuk memparodikan dimana membuat kegiatan kegiatan bersih desa.
Hanya saja selama Pandemi Covid-19 kegiatan ini tidak dilaksanakan, dan digantikan
dengan kegiatan syukuran besar dibalai desa. Sebelumnya itu dibuat kegiatan semacam
gebyar kelililng kampung artinya seperti tolak bala yang sudah biasa dibuat didesa kami.

2. Bagaimana Perangkat Desa menangani konflik atau perbedaan pendapat antara warga
desa yang mungkin memiliki latar belakang sosial, budaya, agama, atau politik yang
berbeda sesuai dengan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab?

Jawabaan :

Memang desa Bandar Khalipah ini merupakan cerminan Indonesia, karena didesa ini
tidakhanya ada satu budaya, suku, baik suku Jawa, batak, Aceh, Minangkabau, Pakpak,
Nias. Memang selalu ada perselisihan atau sila pendapat ditengah tengah masyarakat,
biasanya mengarah ke konflik-konflik sosial contohnya masalah Parit, Atau masalah
ketertiban umum. Seperti yang disebelah sedang mengadakan pesta, namun tentangganya
dalam keadaan sensitif atau pun ingin menenangkan diri. Nah, yang selanjutnya yaitu
masalah pilihan berawal dari tempat tempat perkumpulan masyarakat seperti diwarung
kopi, cafe atau bisa jadi sudah ada bibit bibit perselisihan dari pribadi mereka masing

9
masing. Sekarang pada jaman digital ini, setiap kepala dusun punya Group Whatsapp
dimana didalamanya itu ada seluruh masyarakat tiap dusun.Nah, mumgkin saja ada hal
hal yang sengaja dikirim ke Grup WA atau hanya untuk membuat ramai grup tersebut.
Maka saat ada masalah kami pertemukan dengan secara tatap muka serta mediasi dan
berusaha membantu menyelesaikannya agar tidak sampai ke ranah hukum.

3. Bagaimana Perangkat Desa mengembangkan kerjasama dan solidaritas antara warga


desa dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi desa sesuai
dengan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia?

Jawaban:

Sejalan dengan sila ketiga pancasila, dimana hari ini sedang dilaksanakan Gotong
Royong setiap minggunya dihari Jumat. Pemerintah desa bersama dengan masyarakat dan
elemen masyarakat seperti Tokoh tokoh Pemuda, organisasi kepemudaan atau organisasi
lainnya itu turun langsung ikut serta dalam kegiatan gotong royong. Seperti hari ini
dimana gotong royong diakan disekiataran bantaran sungai didesa bandar khalipah ini
yaitu disungai tembung atau sungai denai, ini dikarenakan sangat banyak sampah
berserakan dan juga ada bau tidak sedap. Disetiap jumat juga kepala kepala dusun
membuat kegiatan gotorng royong didusunnya msing masing. Mengapa dihari jumat?,
karena setiap masyrakat lebih sibuk dihari minggu karena banyak kegiatan udangan atau
kegiatan diluar.

4. Bagaimana Perangkat Desa menghormati dan melindungi hak-hak asasi warga desa
serta memberikan ruang bagi aspirasi dan kreativitas warga desa sesuai dengan sila
keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan?

Jawaban :

Menjurus dengan pertanyaan barusan, Pemerintah desa membuka kesempatan sebesar


besarnya bagi seluruh masyarakat untuk berinovasi seperti dalam kegiatan
pengembangan UMKM, atau inovasi inovasi atau pun kegiatan yang bertujuan untuk
kegiatan kegiatan yang kemajuan dari masyarakat itu sendiri. Ada beberapa lembaga yang
ikut turut mengembangkan dan menginovasi seperti kegiatan karang taruna , seperti pada
tahun tahun sebelumnya yaitu kegiatan pelatihan seperti pelatuhan merangkai bunga atau
buat papan bunga, sosialisasi masalah narkoba seperti membuat kopi.

10
5. Bagaimana Perangkat Desa menjamin bahwa pengelolaan sumber daya dan anggaran
desa dilakukan secara transparan, akuntabel, efisien, dan adil sesuai dengan sila
kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?

Jawaban :

Pemerintahan hadir salam hal ini tentang sila kelima pancasila, dimana pemerintahan
desa mengadakan musayawarah perencanaan pembangunan desa. Setiap taunnya
diadakan disetiap dusun dusun yang bergilir, dimana dari setiap dusun ditarik aspirasi
aspirasi dari masyarakat untuk pembangunan infrastruktur, budaya atau pun ada inovasi
atau aspirasi mayarakat tentang ketertiban umum yang akan dituangkan dalam
musyawarah pembangunan desa yag selanjutnya akan diajukan ke musrimbang
kecamatan dan musrimbang kabupaten. Hanya saja, jikalau mengenai terlaksana atau
tidaknya itu bergantung pada anggaran yang ada didesa atau kabupaten. Dan juga setiap
tahunnya setiap dana desa turun, itu dilampirkan pada papan kegiatan penggunaan
penggunaan dana desa yang sudah diatur dalam RPCM dasar rencana pembangunan ada
jangka pendek dan ada jangka panjang yang ada pada desa bandar khalipah.

2) Masyarakat Desa Bandar Khalipah

Narasumber : Bapak Muliati

1. Bagaimana Bapak menjalankan ibadah dan toleransi terhadap keyakinan orang lain
sesuai dengan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa?

Jawaban : Masalah toleransi didesa bandar khalipah ini, saling menghormati sesama
manusia. Kalau misalnya kegiatan keagamaan kami saling menghargai dan saling
menghormaati dan dibisa dikatakan bahwa toleransinya antar masyrakat cukup kuat.

2. Bagaimana Bapak/Ibu menghargai dan menghormati martabat dan hak-hak sesama


manusia sesuai dengan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab?

Jawaban : Kita sering berkerjasama dan saling menghormati sesama masyarakat.


Sehingga kami memenuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat didesa bandar khlaipah dan
agar hak dan kewjaiban dapat terlaksana dengan baik.

11
3. Bagaimana Bapak/Ibu menunjukkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi bagian dari
bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia?

Jawaban : Saya menerapkan engamalan nilai nilai pancasila ditengah masyarakat, karena
itu itu yang paling penting. Persatuan dan kesatuan seperti ikut dalam kegiatan gotong royong
di setiap hari jumat.

4. Bagaimana Bapak/Ibu berpartisipasi dalam proses demokrasi dan menghormati


keputusan yang diambil melalui musyawarah sesuai dengan sila keempat Pancasila, yaitu
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan?

Jawaban : Setiap dalam rapat kedesaan, saya selalu ikut dalam memberikan saran dan
pertanyaan. Dan saya juga kadang memberikan jawaban dan semuanya bebas dalam
berpendapat ketika rapat, yang mana saya menunjukkan kepeedulian saya pada desa kami.

5. Bagaimana Bapak/Ibu berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang adil
dan sejahtera sesuai dengan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia?

Jawaban: Ini berkaitan dengan bantuan yang datang, seperti pada masa covid kemaren.
Bantuan ditunjuukan kepada warga yang kurang mampu. Dan berkat bantuan yang merata
rumah rumah ditengah masyarakat sudah layak huni, tidak lagi dari dinding bambu, lantai
tanah atau juga atap bolong bolong. Maka masalah bantuan ini, saya ikut mendata agar
bantuan ini merata sampai kepada warga. Jenis bantuan yang masuk itu yaitu kebnayakan
sembako dari dinas sosial dan pos, untuk bantuan sosial berupa uang atau dana bos atau BLT
yang merata juga.

B. Pembahasan

1) Perangkat Desa Bandar Khalipah

Dari jawaban hasil wawancara dengan perangkat desa dapat dilihat bahwa tingkat
pemahaman pemerintah ditingkat Desa sudah lah ditingkat yang sangat baik. Ini dapat kita
lihat sebagaimaan disebutkan bahwa semua masyarakat hidup dalam hal yang sejurus dengan
nilai nilai pancasila. Seperti diadakannya acara syukuran dibalai desa, diadakannya pelatihan
bagi masyarakat, Toleransi umat beragama yang baik, Kegiatan persatuan yaitu gotong
royong yang diadakan setiap jumat dalam sekali seminggu, Masyarakat diberikan kesempatan

12
dalam pengemabangan UMKM, dan juga terbukanya anggaran dana desa dan usulan usulan
msyarakat yang diterima.

Namun, Ada beberapa masalah ditengah tengah masyrakat, seperti Ketertiban Umum.
Yang mana sebelumnya disebutkan adanya perselisihan diantara warga yang bertetanggaan,
hanya dikarenak sebelahnya sedang berpesta dan tetangganya hendak ingin menyendiri dan
waktu yang untuk meditasi. Nah, sikap yang bertolak belakang ini menyebabkan sebuah
pertengkaran kecil. Juga dikatakan bahwa pemerintah desa menerima usulan pembangunan
iinfrastruktur dari masyarakat hanya saja terlaksana atau tidaknya ususlan tersebut
dipengaruhi dana yang asuk kedesa atau kekabupaten.

2) Masyrakat Desa Bandar Khalipah

Ditinjau dari hasil wawancara, dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman akan penerapan
nilai nlai pancasila cukup Baik. Dimana Narasumber hanya bisa menjawab dengan singkat
namun untuk beberapa pertanyaan narasumber menjawab dengan jelas. Dimana bapak
tersebut menceritkan bahwa dia ikut berpartisipasi dalam menunjukkan kepedulian nya.

Dimana beliau ikut dalam kegiatan gotong royong, ikut berpasrtisipasi dalam rapat dan
ikut menyuarakan pendapat juga membantu pemerintah dalam memberikan dukungan. Juga
ada beberapa jawaban yang meleset dari yang dijelaskan sebelumnya. Masyarakat sudah
memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik, dan ini masihlah harus dikembangkan lagi
dan dapat menjadi msyarakat yang dapat ditiru.

13
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN

Bandar Khalipah telah menunjukkan pemahaman yang kuat akan nilai-nilai Pancasila
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Perangkat Desa telah berusaha memastikan
kesetaraan partisipasi dalam pembangunan desa, menangani konflik antarwarga dengan
mediasi, menggalang kerjasama melalui gotong royong, membuka ruang bagi aspirasi
masyarakat, dan menjalankan pengelolaan anggaran secara transparan.

Meskipun demikian, terdapat tantangan seperti persoalan ketertiban umum yang dapat
menciptakan konflik sosial. Begitu juga dengan ketergantungan pembangunan infrastruktur
pada ketersediaan dana, yang bisa mempengaruhi terlaksananya usulan dari masyarakat.
Dalam hal ini, perlu lebih banyak upaya untuk menciptakan pemahaman dan penyelesaian
yang lebih efektif terhadap konflik sosial serta memastikan keberlangsungan pembangunan
sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Di sisi masyarakat, kesadaran akan nilai-nilai Pancasila sudah terlihat dengan jelas dalam
sikap toleransi, partisipasi dalam kegiatan sosial, serta upaya membantu dan berkontribusi
pada pembangunan desa. Namun, masih ada ruang untuk lebih menguatkan pemahaman dan
implementasi nilai-nilai tersebut, terutama dalam menjaga keterbukaan terhadap perbedaan
serta menumbuhkan partisipasi yang lebih luas dalam proses pembangunan desa.

B. SARAN

Disarankan agar Perangkat Desa lebih aktif dalam mengelola konflik sosial,
memberdayakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta lebih proaktif dalam
mendukung aspirasi warga. Sementara masyarakat dapat terus diberdayakan dan didorong
untuk terlibat aktif dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai Pancasila, serta
meningkatkan pemahaman tentang pentingnya toleransi, partisipasi, dan kepedulian terhadap
sesama dalam pembangunan desa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Balqis, S. D. P., & Najicha, F. U. (2022). Penanaman Nilai-Nilai Pancasila di Era Pandemi
Covid-19, De Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 2(6), 210–216.

Irwan, I., Akbar, A., Kamarudin, K., Mansur, M., Manan, M., & Ferdin, F. (2021).
Penyuluhan Makna Nilai-Nilai Pancasila sebagai Perwujudan Integrasi Bangsa,
Jurnal Abdidas, 2(3), 512-520.

Sabilla, A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Ranah
Politik. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 154-
162.

Sianturi. Y.R.U, Dewi. D.A, (2021), PENERAPAN NILAI NILAI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI HARI DAN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER,
Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 222-231.

Tome. A.H, (2020), MEMBUMIKAN PANCASILA: UPAYA PELEMBAGAAN NILAI


PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Kendari, 13(01), 118-131.

15
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan

16
17

Anda mungkin juga menyukai