harus mengisi kemerdekaan dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab. Di dalam
mengisi kemerdekaan, tentu tidak lepas dari berbagai pembangunan dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat, yang dilaksanakan sebagai kelanjutan dari perjuangan
kemerdekaan kita.1 Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
adalah Pancasila. Menurut Dr. T.B Simatupang, pembangunan bagi kita berarti
memberikan isi kepada Pancasila.2 Dari hal ini kita dapat memaknai dan melakukan
nilai-nilai Pancasila untuk menjadikan pancasila sebagai gaya hidup. Sehingga nilai-nilai
pancasila tidak menjadi hanya sebatas kognitif, tetapi dapat diterapkan secara praktis
kemerdekaan agar tidak lalu begitu saja melalui nilai-nilai pancasila. Seperti yang kita
ketahui bahwa Pancasila adalah ideologi Negara bangsa Indonesia, berarti pancasila
dan bernegara. Pancasila merupakan penggabungan dua bahasa Sansekerta, yaitu pañ ca
berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Kelima nilai pancasila sebagai berikut:
ini bermakna hanya ada satu Allah dan tiada tandingannya. Setiap agama dan
kepercayaan menyembah hanya satu Allah yang sama. Nilai ini bukan
1
Dr. T.B. Simatupang, Iman Kristen dan Pancasila(Jl. Kwitang 22-23, Jakarta:PT BPK Gunung
Mulia,1984), hal.95
2
2 Dr. T.B. Simatupang, Iman Kristen dan Pancasila), hal.95
ketenangan dalam kehidupan beragama dan tidak memberi ruang
agama yang diakui yaitu agama Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan
Konghucu. Kita dapat menerapkan nilai praktis Ketuhanan yang Maha Esa
personal antara lain berdoa, membaca kitab suci agama, berguru pada tokoh
YME. Sedangkan, nilai praktis dalam ketakwaan publik antara lain mencintai
semua makhluk ciptaan Tuhan YME, menolong sesama yang lemah dan
baik sudah pasti memiliki rasa perikemanusiaan yang baik, karena terdapat
dan nalar karena Tuhan menciptakan manusia secara unik. Nurani dan nalar
3
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012), hal. 97
4
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 193
5
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 108
6
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 108
setiap kebijakan yang diambil pemerintah harus berdasarkan UUD, UU, PP,
dan lain-lain, serta norma sopan santun, adat istiadat, dan agama.7 Kita dapat
menerapkan nilai praktis dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
kejujuran.8
3. Persatuan Indonesia
Bineka Tunggal Ika dan rasa nasionalisme sejak melawan penjajah sampai
suku, ras, bangsa, dan bahasa. Kita dapat menerapkan nilai praktis dari sila
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat ini identik dengan sistem demokrasi. Demokrasi adalah cara
suatu pendapat sampai terjadi mufakat. Kita dapat menerapkan nilai praktis
7
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 124
8
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 193
9
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 194
10
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 147
11
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 147
dari sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
manusia yang telah melekat dalam nurani setiap manusia yang berasal dari
Yang Maha Kuasa. Dengan pemahaman ini, keadilan dibedakan dapat dibagi
kesetaraan manusia.
12
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 194
13
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 173
Dari keenam keadilan ini, keadilan creativa dan distributiva lebih mengacu kepada
legalis mengacu kepada kesetaraan manusia. Kita dapat menerapkan nilai praktis dari
sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan cara memberi imbalan sesuai
dengan peran dan kontribusi seseorang dan menerapkan sistem gotong royong. 14
14
Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, hal 194