Anda di halaman 1dari 3

Pengobatan DM Tipe 2

Meski diabetes tidak bisa disembuhkan, pendeteksian sejak dini memungkinkan kadar gula
darah penderita diabetes bisa dikendalikan. Tujuan pengobatan diabetes adalah untuk
memertahankan keseimbangan kadar gula darah dan meminimalisasi risiko komplikasi.
Berikut penjelasan mendetail mengenai penanganan diabetes yang umumnya dianjurkan.

Memulai Gaya Hidup yang Sehat

Ini merupakan penanganan awal bagi penderita diabetes tipe 2 sekaligus membantu proses
pengobatan dan mencegah komplikasi. Langkah-langkah sederhana tersebut dapat berupa:

 Menerapkan pola makan yang sehat, misalnya meningkatkan konsumsi makanan


kaya serat, menghindari makanan berlemak atau berkadar gula tinggi.
 Teratur berolahraga, setidaknya selama 2,5 jam dalam seminggu.
 Menurunkan berat badan, khususnya bagi yang mengalami kegemukan
atau obesitas (indeks berat badan 30 atau lebih).
 Berhenti merokok karena dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada
pengidap diabetes.
 Membatasi atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol. Kandungan alkohol
dalam minuman keras dapat mempertinggi risiko hiperglikemia dan hipoglikemia.
Jangan mengonsumsi minuman beralkohol pada saat perut kosong.
 Menjaga kondisi kaki. Borok pada kaki merupakan komplikasi yang umum dialami
oleh penderita diabetes tipe 2. Karena itu, jagalah kondisi kaki Anda dan waspadai
luka yang tidak kunjung sembuh.
 Memeriksakan kondisi mata secara rutin. Frekuensi pemeriksaan mata rutin yang
dianjurkan adalah sekali setiap 2 tahun.

Obat-obatan yang Tepat untuk Mengatasi Diabetes Tipe 2

Metformin untuk mengurangi kadar gula darah

Metformin bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan
membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin. Ini obat pertama yang sering dianjurkan
bagi penderita diabetes tipe 2.

Berbeda dengan obat-obat lain, metformin tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
Karena itu obat ini biasanya diberikan untuk penderita yang mengalami kelebihan berat
badan.

Tetapi metformin kadang-kadang dapat menyebabkan efek samping yang ringan,


misalnya mual dan diare. Dokter juga tidak menganjurkan obat ini untuk penderita diabetes
yang mengalami masalah ginjal.

Sulfonilurea untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas


Sulfonilurea berfungsi meningkatkan produksi insulin dalam pankreas. Penderita diabetes
yang tidak dapat meminum metformin atau tidak kelebihan berat badan mungkin akan
diberikan obat ini. Jika metformin kurang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah
Anda, dokter mungkin akan mengombinasikannya dengan sulfonilurea. Contoh-contoh obat
ini adalah glimepiride, glibenclamide, glipizide, gliclazide, dan gliquidone.

sulfonilurea akan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh sehingga dapat mempertinggi
risiko hipoglikemia jika ada kesalahan dalam penggunaannya. Obat ini juga memiliki efek
samping seperti kenaikan berat badan, mual, muntah, serta diare.

Pioglitazone sebagai pemicu insulin

Pioglitazone biasanya dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea, atau keduanya. Obat


ini akan memicu sel-sel tubuh agar lebih sensitif terhadap insulin, sehingga lebih banyak
glukosa yang dipindahkan dari dalam darah.

Obat ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pada pergelangan
kaki. Anda tidak dianjurkan untuk meminum pioglitazone jika pernah mengalami gagal
jantung atau berisiko mengalami patah tulang.

Gliptin (penghambat DPP-4 ) sebagai pencegah pemecahan GLP-1

Gliptin atau penghambat DPP-4 mencegah pemecahan hormon GLP-1 (glucagon-like


peptide-1). GLP-1 adalah hormon yang berperan dalam produksi insulin saat kadar gula
darah tinggi. Dengan demikian, gliptin membantu menaikkan tingkat insulin saat kadar gula
naik.

Gliptin (misalnya, linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, dan vildagliptin) dapat menghambat


peningkatan kadar gula darah tinggi tanpa menyebabkan hipoglikemia. Obat ini tidak
menyebabkan kenaikan berat badan dan biasanya diberikan jika penderita tidak bisa
meminum sulfonilurea atau glitazone, atau dikombinasikan dengan keduanya.

Penghambat SGLT-2 yang berdampak pada urine

Penghambat SGLT-2 akan meningkatkan kadar gula yang dikeluarkan melalui urine. Namun,
obat ini meningkatkan risiko infeksi pada saluran kemih dan kelamin bagi pengidap diabetes.

Obat ini dianjurkan apabila metformin dan DPP-4 tidak cocok digunakan oleh pengidap.
Contoh penghambat SGLT-2 meliputi dapagliflozin, canagliflozin, dan empagliflozin.

Agonis GLP-1 sebagai pemicu insulin tanpa risiko hipoglikemia

Agonis GLP-1 memiliki kinerja yang mirip hormon GLP-1 alami. Obat ini diberikan melalui
suntikan untuk merangsang produksi insulin saat kadar gula darah tinggi tanpa memicu
risiko hipoglikemia.

Acarbose untuk memperlambat pencernaan karbohidrat


Acarbose akan memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi gula. Obat ini
mencegah peningkatan kadar gula darah yang terlalu cepat setelah penderita diabetes
makan.

Obat ini dapat menyebabkan efek samping diare serta perut kembung. Acarbose juga jarang
digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2, kecuali jika penderita tidak cocok meminum
obat lain.

Nateglinide dan repaglinide untuk melepas insulin ke aliran darah

Kedua obat ini akan merangsang pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin ke aliran
darah. Fungsi nateglinide dan repaglinide tidak dapat bertahan lama, tapi efektif saat
diminum sebelum makan. Meski jarang digunakan, keduanya dianjurkan apabila penderita
memiliki jadwal makan pada jam-jam yang tidak biasa.

Semua obat tetap memiliki efek samping, termasuk nateglinide dan repaglinide . Efek
samping dari kedua obat ini adalah hipoglikemia dan kenaikan berat badan.

Terapi Insulin Sebagai Pendamping Obat-obatan Lain

Obat-obatan dalam bentuk tablet mungkin akan kurang efektif untuk mengobati diabetes,
sehingga Anda membutuhkan terapi insulin. Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya,
terapi ini dapat diberikan untuk menggantikan atau diberikan bersamaan dengan obat-
obatan di atas.

Obat-Obatan Lain yang Umumnya Dibutuhkan Penderita Diabetes Tipe 2

Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi (penyakit
jantung, stroke, atau penyakit ginjal). Dokter biasanya akan menyarankan obat-obat berikut
ini untuk mengurangi risiko komplikasi:

 Statin (misalnya, simvastatin) untuk mengurangi kadar kolesterol tinggi.


 Obat penurun hipertensi.
 Obat-obatan ACE Inhibitor, seperti lisinopril, enalapril, atau ramipril, apabila ada
indikasi penyakit ginjal diabetik. Perkembangan penyakit yang ditandai dengan
adanya protein albumin dalam urine ini dapat disembuhkan jika segera ditangani.

Anda mungkin juga menyukai