Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

1.1 Diagnosis Kprwtn


Gangguan proses pikir : Waham

1.2 Tinjauan Teori


1.2.1 Pengertian
Waham adalah suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi atau
dipertemukan dengan informasi yang nyata atau realitas. (Judith Haber, 1982 )

Waham atau delusi adalah suatu keyakinan atau pikiran dan dipertahan betul oleh
individu meskipun tidak berdasarkan logika sehat dan meskipun terbukti
kebalikannya yang benar, dan juga meskipun terbukti mengganggu kehidupannya
dalam menyesuaikan dengan lingkungannya (Dr.Nusyirwan yusuf,DSJ,1997)

1.2.2 Rentang respon (Singkat aja gak apa!)

Perilaku yang berhubungan dengan respon biologis maladaptif :


§ Delusi
- waham meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional )
- berwujud sipat kemegahan diri
- pandangan yang tidak berdasarkan kenyataan
- gangguan berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil
§ Halusinasi
- pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan
- perasaan ada sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya
penglihatan, rasa, bau, atau sensorium yang sepenuhnya merupakan imajinasi
- mengalami dunia seperti dalam mimpi
§ Kerusakan proses emosi
- luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
- keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan
- marah, amuk, depresi, tidak berespon
§ Perilaku yang tidak terorganisir
- tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan yang
tidak teratur
- kehilangan kendali terhadap impuls
§ Isolasi sosial
- menarik diri secara sosial
- menyendiri / mengasingkan diri dari kelompok

1.2.3 Perilaku yg Berhubungan dgn DX


a. Status mental
 Klien berpakaian dan berdandan dengan baik
 Klien terlihat eksentrik
 Tampak aneh
 Pencuriga dan bermusuhan
 Mood klien konsisten dengan waham
b. Sensorium dan kognisi
 Klie tidak punya daya tilik diri
 Bisa dipecaya kejujurannya

1.2.4 Fktor Presidpos & Prsipitasi (Singkat aja wes!)

Faktor predisposisi
a. Klien
1) Beberapa gangguan mental dan fisik : waham, paranopid, skizofrenia, ,
keracunan zat tertentu pada otak dan gangguan pada pendenagran
2) Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak tuntas, misalnya
rasa saling percaya yang tiadak terbina, kegagalan dalam mengungkapkan
perasaan dan pikiran, proses kehilangan yang berkepanjangan
b. Lingkungan yang tidak terapeutik
Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah, kehilangan pekerjaan, support
sistem yang kurang, tidak mempunyai teman dekat, atau tidak mempunyai orang
dipercaya
c. Interaksi
1) Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga, kaku, tidak
toleran terhadap klien
2) Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan isi mpikir
3) Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat memfokuskan pikiran
dan sudah dapat mengorganisasikan pikiran terhadap suatu permasalahan.

Faktor presipitasi
a. Internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara berulang,
ketakutan karena adanya penyakit fisik
b. Eksternal
Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan orang lain ,
adanya keritikan dari orang lain
1.3 Patofisiologi (Clinical Pathway) :

Patofisiologi:
HDR
• Klien
menganggap dirinya seperti
orang tinggi GPP : Waham
• Isi pikir
menjadi perilaku yg dilakukan Kerusakan
klien komunikasi verbal
• Proses pengolahan informasi
yang berlebihan

ISOS
Situasional:

- Tidak mampu memikirkan


Resiko Tinggi
realita
perilaku kekerasan
Tidak percaya pd orang lain

Maturasional:

 Sering diancam,
 tidak dihargai atas jerih payah
 kehilangan pekerjaan,
 support sistem yang kurang,
 tidak mempunyai teman dekat,
Data yg perlu dikaji (Singkat aja wes)

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan


1). Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal
pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri
2). Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.

b. Kerusakan komunikasi : verbal


1). Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2). Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata kurang

c. Perubahan isi pikir : waham ( ………….)


1). Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah

1). Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri

2). Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih


alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
1.5 Penentuan Diagnosis Keperawatan
1.5.1 Perumusan diagnosis keperawatan (multiaksis 1 s.d 7)

Gangguan Proses
Gangguan
Pikir: Waham
Axis 3
Axis 1
Aktual Akut

Axis 7 Axis 6

Otak Individu

Axis 4 Axis 2

Dewasa

Axis 5

1.5.2 Batasan Karakteristik


1) Waham (ide-ide yang salah)
2) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
3) Kewaspadaan yang berlebihan
4) Kelainan rentang perhatian-distrakbilitas
5) Ketidaktepatan interpretasi lingkungan
6) Kelainan kemampuan mengambil / membuat keputusan, menyelesaikan
masalah , alasan , pemikiran abstrak atau konseputulisasi , berhitung
7) Perilaku sosial yang tidak sesuai ( merefleksikan ketidaktepatan
pemikiran ).

1.5.3 Tanda Mayor


- Merasa curiga
- Merasa cemburu
- Merasa diancam/diguna-guna
- Merasa sebagai orang hebat
- Merasa memiliki kekuatan luar biasa
- Merasa sakit/rusak organ tubuh
- Merasa sudah mati

1.5.4 Tanda Minor


- Merasa orang lain menjauh
- Merasa tidak ada yang mau mengerti
- marah – marah karena masalah sepele
- menyendiri

1.6 Rencana Tindakan Keperawatan


1.6.1 Tujuan Kep pd Pasien
Pasien mampu:
- berorientasi pada realitas secara bertahap
- mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
- menggunakan obat dengan 5 B

1.6.2 Tindakan kep. Pd pasien


SP 1
-identifikasi kebutuhan klien
- bicara konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham pasien)
- latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
- masukkan dalam jadwal harian pasien

SP 2
-evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
- identifikasi potensi kemampuan yang dimiliki
- Pilih dan latih potensi / kemampuan yang dimiliki
- Masukkan dalam jadwal pasien

SP 3
-Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
- Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
- Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

1.6.3 Tujuan kep. Pd Keluarga


Keluarga mampu:
-Mengidentifikasi waham pasien
- Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya
- Mempertahankan program pengobatan pasien secara optmal
1.6.4 Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

TAK ORIENTASI REALITA WAHAM

Sesi 1.: Pengenalan Orang


Sesi 2: pengenalan tempat
Sesi 3: pengenalan waktu

1.7 DAFTAR PUSTAKA


Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003

Johnson Marion, dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC).

Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999

Kaplan & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis Edisi 7 Jilid 2. Binarupa Aksara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai