A. DASAR TEORI
Secara umum pengertian katabolisme merupakan proses pemecahan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, untuk menghasilkan energi. Energi yang
dihasilkan dalam bentuk ATP. Proses katabolisme ini bisa melalui respirasi atau fermentasi. Pada
proses respirasi, glukosa akan dikatabolis menjadi piruvat dan dioksidasi lanjut menjadi CO2
melalui siklus asam sitrat. Sedangkan pada proses fermentasi, piruvat tidak dioksidasi sempurna
menjadi CO2. Oksidasi tidak sempurna tersebut menyebabkan energi yang dihasilkan dari proses
fermentasi lebih kecil daripada respirasi.
Proses katabolisme merupakan reaksi redoks (oksidasi dan reduksi) yang melibatkan donor
(pemberi) dan akseptor (penerima) elektron. Respirasi merupakan proses katabolisme yang
memerlukan akseptor elektron eksternal, sedangkan fermentasi akseptor elektronnya internal
(Gambar 1). Respiasi dibedakan atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob
menggunakan O2 sebagai akseptor elektron terakhir, sedangkan respirasi anaerob menggunakan
akseptor selain oksigen.
Terdapat 4 tahapan penting pada proses respirasi aerob glukosa yaitu glikolisis, pembentukan
asetil-CoA, siklus TCA (siklus Krebs) dan transport elektron (Gambar 2). Pada respirasi aerob,
oksidasi glukosa sempurna menjadi CO2 terjadi melalui siklus TCA. Secara keseluruhan reaksi
katabolisme karbohidrat melalui respirasi aerob sebagai berikut:
(CH2O)n + O2 → n(CO2) + nH2O + ATP
Gambar 2. Tahap respirasi aerob
D. CARA KERJA
D.1. Respirasi Aerob
− Siapkan larutan glukosa 30% sebanyak 8 mL masing-masing pada dua tabung reaksi
berbeda, beri label A dan B.
− Inokulasikan sebanyak 2 mL kultur cair S. cerevisae ke dalam tabung A dan tabung B,
homogenkan, dan inkubasikan selama 30 menit pada air hangat (suhu 40-50°C).
− Setelah 30 menit tambahkan 1 ml KOH 10% pada tabung A menggunakan pipet, dan
homogenkan.
− Amati dan jelaskan apa yang terjadi?
D.2. Fermentasi
- Buatlah dua lubang pada sumbat masing-masing termos (A dan B).
- Pasang pada lubang sumbat termos masing-masing dengan sebuah termometer dan lubang
yang lain dengan pipa kaca. Usahakan ujung pipa bagian dalam muncul 1 cm dari
permukaan dalam sumbat termos, sedangkan termometernya usahakan setengah bagian ada
di dalam larutan.
- Sambungkan ujung pipa kaca bagian luar dengan pipa plastik dan tempatkan ujung pipa
plastik lainnya dalam KOH (untuk termos 1).
- Tandai salah satu termos dengan A dan yang lain dengan tanda B.
- Siapkan larutan glukosa 30%
- Isilah masing-masing termos dengan larutan glukosa 30% tersebut sebanyak 320 mL.
- Ke dalam termos A, inokulasikan 80 mL kultur cair S. cerevisae lalu homogenkan, Pada
termos B tidak ditambah apa-apa, kemudian tutuplah kedua termos dengan sumbatnya
rapat-rapat. Bila perlu, olesi bagian tepi sumbat dengan vaselin sehingga pada termos dapat
diperoleh kondisi yang benar-benar anaerob.
- Catatlah perubahan temperatur pada kultur dalam termos setiap 20 menit
- Amati pula terbentuk/tidak gelembung gas, dan terbentuk/tidak endapan pada larutan air
kapur.
E. Pembahasan:
1. Apakah peran KOH pada praktikum respirasi dan fermentasi? Adakah perbedaan
perlakuan dengan/tanpa penambahan KOH
2. Pada praktikum respirasi, adakah perbedaan jumlah gas yang terbentuk pada perlakuan
penambahan KOH? Mengapa bisa terjadi hal ini?
3. Apakah perbedaan proses yang terjadi pada kedua termos dalam acara fermentasi?
4. Mengapa pada acara fermentasi kondisinya dibuat anaerob?
5. Apa yang menjadi indikator terjadinya proses fermentasi?
6. Gas apa yang dihasilkan dari proses fermentasi alkohol tersebut?