Anda di halaman 1dari 10

ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772

Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN NITRIT DAN NITRAT DALAM


DAGING SEGAR DAN PRODUK DAGING OLAHAN SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Firman Shantya Budi1, Havizul2

1.Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan, Institut Agama Islam
Negeri Pontianak
2. Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan, Institut Agama Islam Negeri Pontianak
Email : firman_chem07@yahoo.com

ABSTRAK

Validasi metode analisis nitrit dan nitrat dalam daging segar dan produk daging olahan secara spektrofotometri
UV-Vis dengan pereaksi sulfanilamida dan N-naftiletilendiamina (NEDA) telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendapatkan metode analisis nitrit dan nitrat pada kondisi optimum yang memenuhi parameter. Nitrat
direduksi menjadi nitrit menggunakan reduktor serbuk Zn. Optimasi metode analisis dilakukan sebelum validasi. Tahap
selanjutnya metode divalidasi dengan pendekatan spiking buta nol berdasarkan parameter validasi meliputi linieritas,
sensitivitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, ketelitian dan ketepatan. Metode diaplikasikan untuk penentuan nitrit dan
nitrat dalam daging segar dan produk daging olahan (sosis, daging asap dan kornet). Absorbansi senyawa azo mencapai
optimum pada panjang gelombang 541 nm. Sementara itu, hasil validasi menunjukkan linieritas standar nitrit pada
rentang 0,1 – 0,8 mg/L (R2= 0,9995) dengan absorptivitas molar sebesar 5,37 × 104 L mol-1 cm-1. Batas deteksi dan
kuantifikasi masing-masing sebesar 0,021 dan 0,063 mg/L dengan %RSD analisis nitrit dan nitrat masing-masing
sebesar 0,56 dan 1,73%. Persentase perolehan kembali analisis nitrit dan nitrat masing-masing antara 85 – 99% dan 82
– 100%. Konsentrasi nitrit dan nitrat yang ditentukan dalam daging masing-masing antara 0,60 – 14,79 mg/kg dan 0,68
– 8,39 mg/kg. Hasil tersebut menginformasikan bahwa nitrit dan nitrat yang ada dalam sampel berasal dari proses
eksogen dan endogen.

Kata kunci : nitrit, nitrat, validasi, spektrofotometri UV-Vis

ABSTRACT

Validation of nitrite and nitrate analysis methods in fresh meat and meat product by UV-Vis
spectrophotometry using sulfanilamide and N-naftyletilendiamine (NEDA) reagent was studied. The purpose of this
study was to obtain a method of analysis of nitrite and nitrate at optimum conditions according to the parameters. Zinc
powder was used as reducing agent to reduce nitrate to nitrite. The method was optimized in advance before validation.
The method was validated by zero blind spiking approach based on various validation parameters such as linearity,
sensitivity, limit of detection, limit of quantification, precision and accuracy. The method was applied for determining
nitrite and nitrate in fresh meat and meat products (sausage, smoked beef and cornet). The azo compound absorbance
reached the optimum level at 541 nm. Meanwhile, the validation results showed linearity nitrite standard in the range
from 0.1 – 0.8 mg / L (R2= 0.9995) with molar absorptivity 5.37 × 104 L mole-1 cm-1. The limit of detection and limit of
quantification of the proposed method were 0.021 and 0.063 mg/L respectively with %RSD of nitrite and nitrate
analysis were 0.56 and 1.73%, respectively. The percent recovery of nitrite and nitrate were 85 – 99% and 82 – 100%,
respectively. The range of nitrite and nitrate concentration were 0.60 – 14.79 mg/kg dan 0.68 – 8.39 mg/kg,
respectively.These results inform that the nitrite and nitrate present in the sample originate from exogenous and
endogenous processes.

Keywords : nitrite, nitrate, validation, UV-Vis spectrophotometry


ed

120
Copyright (c) 2022 ILTEK : Jurnal Teknologi

DOI: https://doi.org/10.47398/iltek.v17i02.21
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

PENDAHULUAN yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi protein


meliputi penyimpanan, proses pemanasan pada suhu
Zat pengawet yang berasal dari garam nitrit dan tinggi dan aktifitas mikroba (Mazumdar, et al., 2022).
nitrat berguna untuk menstabilkan warna merah daging, Nitrat tidak bereaksi dengan reagen kromogenik
mencegah pembusukan, menghambat beberapa tersebut sehingga analisis nitrat dilakukan dengan
pertumbuhan mikroorganisme anaerobik dan dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit menggunakan serbuk
berkontribusi terhadap cita rasa produk (Mazumdar, et seng (Zn). Sebelum proses reduksi nitrat, nitrit yang
al., 2022). Garam nitrit dan nitrat yang digunakan terdapat didalam ekstrak terlebih dahulu direaksikan
sebagai zat pengawet makanan yaitu natrium/kalium dengan sulfanilamid dan NEDA untuk membentuk
nitrit (NaNO2/KNO2) dan natrium/kalium nitrat senyawa azo. Cara tersebut dilakukan untuk
(NaNO3/KNO3). Konsumsi makanan yang menghindari kompetisi reduksi antara nitrit dan nitrat.
mengandung nitrit dan nitrat dalam konsentrasi yang Penggunaan serbuk Zn lebih aman, mudah diperoleh
melebihi ambang batas dapat membahayakan dan murah (Merino, 2009)
kesehatan manusia karena nitrit dan nitrat dapat Metode analisis nitrit dan nitrat secara
membentuk senyawa N-nitrosamin yang bersifat toksik spektrofotometri UV-Vis yang akan digunakan dalam
di dalam tubuh. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian ini perlu dioptimasi untuk mendapatkan
monitoring dan kontrol terhadap nitrit dan nitrat di kondisi optimum selama proses analisis. Metode yang
dalam makanan. Berdasarkan permenkes Republik telah dioptimasi selanjutnya divalidasi dengan
Indonesia nomor 1168/menkes/per/X/1999, penggunaan menggunakan pendekatan spiking buta nol (zero blind
nitrit dan nitrat pada produk daging olahan yang spiking method) berdasarkan parameter validasi yang
diizinkan masing-masing dengan batas maksimum 125 meliputi linieritas, sensitivitas, batas deteksi, batas
mg/kg dan 500 mg/kg (Nur & Suryani, 2012). The kuantifikasi, ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi)
Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) yang dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
telah menentapkan asupan harian makanan atau (Khanage, et al., 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
acceptable daily intake (ADI) untuk nitrit dan nitrat mengaplikasikan metode yang telah dioptimasi dan
masing-masing 0 – 0,07 mg/kg berat badan dan 0 – 3,7 divalidasi untuk analisis nitrit dan nitrat secara
mg/kg berat badan (Mazumdar, et al., 2022). spektrofotometri UV-Vis dalam daging segar dan
Metode analisis kuantitatif nitrit dan nitrat yang berbagai produk daging olahan.
telah dilakukan meliputi metode sensor polimer
PROSEDUR PENELITIAN
kolorimetri (Garcia, et al., 2022), sensor elektrokimia
berdasarkan nanopartikel (Dorovskikh, et al., 2022), Alat dan bahan penelitian
kromatografi ion kapiler (D'Amore, et al., 2019), Daging sapi segar, produk daging olahan
diffused reflectance ultraviolet (DRUV) (Luiz, et al., berbagai jenis dan merk (sosis, kornet, sosis curah dan
2012), elektroforesis kapiler (Ming & Zhen, 2018), daging asap), air deionisasi, natrium nitrit (NaNO2),
voltametri siklik (Thomas, et al., 2012), kromatografi kalium nitrat (KNO3), sulfanilamida, N-
cair kinerja tinggi (KCKT) (Tahboub, 2008) dan naftiletilendiamina dihidroklorida (NEDA.2HCl),
(Iammarino, et al., 2013) dan spektrofotometri UV-Vis buffer amonia pH 9, buffer asetat pH 6, serbuk Zn,
(Nagaraj, et al., 2008), (Merino, 2009) dan asam klorida (HCl) 37%, kalium heksasianoferat(II)
(Malingappa & Yarradoddappa, 2011). Metode KCKT, (K4[Fe(CN)6].3H2O), seng asetat
elektroforesis kapiler dan voltametri siklik cukup (Zn(CH3COO)2.2H2O). Semua bahan kimia yang
sensitif, namun metode tersebut memiliki keterbatasan digunakan berstandar analytical grade dan diproduksi
seperti sulit, memerlukan waktu yang cukup lama dan oleh Merck. spektrofotometer UV-Vis (GBC Cintra
peralatan yang canggih serta mahal. Metode 2020 V4131).
spektrofotometri UV-Vis memiliki keunggulan yaitu Preparasi sampel daging segar dan produk daging
sensitif terhadap analit dalam konsentrasi kecil (trace), olahan
selektif, cepat, reagen murah, non karsinogenik, mudah Sebanyak 50 g daging segar dan produk
larut dalam air, reliabel dan reprodusibel (Malingappa daging olahan dengan berbagai jenis dan merk masing-
& Yarradoddappa, 2011) . masing ditambahkan 50 mL air deionisasi hangat (50-
Dalam penelitian ini dilakukan analisis nitrit dan 60 oC) dan dihomogenisasikan selama 5 menit dengan
nitrat dalam daging segar dan produk daging olahan blender. Khusus untuk sampel daging segar, campuran
secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan reagen ditempatkan pada waterbath yang mempunyai suhu 70
o
sulfanilamida yang kemudian dikopling dengan N- C selama 5 menit. Campuran kemudian masing-
naftiletilendiamin (NEDA) membentuk senyawa azo masing ditambahkan 4 mL larutan K4[Fe(CN)6].3H2O
yang berwarna merah ungu. Metode spektrofotometri 0,25 mol L-1 dan Zn(CH3COO)2 1,00 mol L-1.
UV-Vis belum pernah diaplikasikan untuk analisis Campuran diaduk kemudian disentrifugasi selama 10
nitrit dan nitrat pada sampel daging segar. Keberadaan menit pada 4000 rpm pada suhu kamar. Supernatan
nitrit dan nitrat tidak hanya berasal dari bahan disaring dengan kertas saring Whatman No.42.
tambahan pangan tetapi juga dapat berasal dari proses Volume campuran diencerkan sampai 100 mL dengan
degradasi protein dalam daging segar. Faktor-faktor air deionisasi.

121
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

Analisis nitrit dalam daging segar dan produk Campuran dibiarkan selama 30 menit di tempat yang
daging olahan gelap kemudian diukur absorbansinya pada 541 nm.
Pembuatan kurva standar nitrit Analisis nitrat dalam daging segar dan produk
Larutan kerja nitrit 100 mg/L dipipet sebanyak daging olahan
0,5; 1; 2; 3 dan 4 mL. Masing-masing larutan
diencerkan sampai 100 mL. Sejumlah 20 mL alikuot Penentuan konsentrasi nitrat dalam daging segar
dengan berbagai konsentrasi ditambahkan 2 mL dan produk daging olahan
larutan sulfanilamida 1% dan 10 mL buffer amonia pH Sejumlah 20 mL sampel daging segar dan
9. Campuran dibiarkan selama 5 menit pada suhu produk daging olahan masing-masing Erlenmeyer
kamar. Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan NEDA ditambahkan 2 mL larutan sulfanilamida 1%.
0,1% dan diencerkan sampai batas volume. Campuran Campuran dibiarkan selama 5 menit pada suhu kamar.
dibiarkan selama 30 menit di tempat yang gelap Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan NEDA 0,1%.
kemudian diukur absorbansinya pada 541 nm Untuk mereduksi nitrat menjadi nitrit, campuran
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. tersebut ditambah 10 mL buffer asetat pH 6 dan 100
mg serbuk Zn. Campuran dikocok selama 5 menit
Penentuan konsentrasi nitrit dalam daging segar dengan menggunakan shaker. Hasil pengocokan
dan produk daging olahan disentrifugasi selama 10 menit pada 4000 rpm.
Sejumlah 20 mL sampel daging segar dan Supernatan yang diperoleh ditambahkan 10 mL buffer
produk daging olahan masing-masing ditambahkan 10 amonia pH 9 dan diencerkan sampai 100 mL.
mL buffer amonia pH 9 dan 2 mL larutan Campuran dibiarkan selama 30 menit di tempat yang
sulfanilamida 1%. Campuran dibiarkan selama 5 menit gelap kemudian diukur absorbansinya pada 541 nm
pada suhu kamar. Selanjutnya ditambahkan 2 mL menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
larutan NEDA 0,1% dan diencerkan sampai 100 mL.

Gambar 1. Mekanisme reaksi pembentukan senyawa azo

122
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

HASIL DAN PEMBAHASAN Larutan standar nitrit 0,1; 0,2; 0,4; 0,6 dan 0,8
mg/L direaksikan dengan larutan sulfanilamida 1%,
Ion nitrit yang terdapat dalam sampel
buffer amonia pH 9 dan larutan NEDA pada
direaksikan dengan sulfanilamida yang mengandung
konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5 dan 1,0%. Linieritas yang
gugus amino (–NH2) berupa amina primer yang dalam
paling baik (memiliki koefisien korelasi paling tinggi)
suasana asam dapat membentuk ion benzenadiazonium
dihasilkan dari pengujian dengan menggunakan NEDA
kemudian ion tersebut dikopling dengan agen
0,1% sehingga larutan NEDA 0,1% digunakan dalam
pengkopling NEDA membentuk senyawa azo yang
analisis nitrit dan nitrat.
berwarna merah ungu. Mekanisme reaksi pembentukan
Rasio mol dioptimasi dengan memvariasikan
senyawa azo dapat ditunjukkan pada gambar 1. Hasil
volume larutan sulfanilamid 1% dan NEDA 0,1%
pengukuran diperoleh absorbansi optimum dari
masing-masing dimulai dari 0,5 – 3,5 mL dengan
senyawa azo pada panjang gelombang optimum 541
volume total untuk kedua reagen tersebut berjumlah 4
nm. Spektra absorpsi senyawa azo yang terbentuk
mL. Absorbansi optimum terjadi pada fraksi rasio mol
ditunjukkan pada Gambar 2.
ion benzenadiazonium terhadap NEDA sebesar 0,5
(Gambar 3). Volume yang digunakan yaitu memiliki
0,6 rasio 1 : 1 dengan penggunaan masing-masing 2 mL
541 nm; larutan sulfanilamida dan NEDA. Konstanta kestabilan
0,5
0,50718 senyawa (Kf) yang diperoleh sebesar 8,1 × 1013 L mol-
0,4 1
. Reaksi melibatkan reaksi substitusi elektrofilik
Absorbansi (A)

aromatik antara ion benzenadiazonium dengan NEDA


0,3
pada posisi para membentuk senyawa azo melalui
0,2 penggabungan (kopling) diazo (Gambar 1). Dari
mekanisme reaksi tersebut dapat diketahui bahwa
0,1 senyawa azo terbentuk pada rasio mol 1 : 1 yaitu dari 1
0 mol ion benzenadiazonium dengan 1 mol NEDA.
350 450 550 650 750 Larutan standar nitrat 10 mg/L direduksi dengan
-0,1 serbuk Zn pada variasi pH 4; 5; 6; 6,5; 7 dan 7,5 dan
Panjang Gelombang (nm) waktu reaksi selama 5 menit. Nitrit yang terbentuk
direaksikan dengan larutan sulfanilamida 1%, buffer
Gambar 2. Spektra absorpsi senyawa azo amonia pH 9 dan larutan NEDA 0,1%. Absorbansi
optimum terjadi pada penggunaan buffer pH 6 karena
Kondisi optimum pembentukan senyawa azo reduksi nitrat dengan menggunakan serbuk Zn yang
Diazotasi melibatkan reaksi antara larutan nitrit dilakukan pada pH 6 tidak membentuk gas NO
dengan sulfanilamida dalam kondisi asam membentuk (persamaan 1)
ion benzenadiazonium. Optimasi dilakukan dengan Larutan standar nitrat 10 mg/L direduksi dengan
variasi waktu diazotasi (0,5 – 20 menit). Waktu serbuk Zn pada pH 6 selama variasi waktu reaksi 0,5;
optimum yang diperlukan untuk reaksi diazotasi 1; 1,5; 2; 3; 5; 10; 15 dan 30 menit. Waktu reaksi
sebelum penambahan reagen NEDA yaitu 5 menit. optimum yang diperlukan untuk mereduksi nitrat
Pengukuran waktu kestabilan senyawa azo menjadi nitrit yaitu dari 3 – 5 menit. Pada kondisi
dilakukan pada rentang waktu 10 – 140 menit dengan waktu reaksi tersebut, tidak terjadi kenaikan maupun
interval 10 menit. Kestabilan senyawa azo terjadi pada penurunan absorbansi yang signifikan. Hal ini
rentang waktu antara 30-80 menit setelah penambahan disebabkan ion nitrit yang terbentuk tidak mengalami
reagen NEDA. Pengukuran lebih lanjut pada waktu perubahan menjadi gas NO akibat proses reduksi
lebih dari 80 menit terjadi penurunan absorbansi lanjutan. Namun semakin lama waktu reaksi yaitu dari
larutan. Hal ini disebabkan ada kemungkinan senyawa 10 – 30 menit terjadi penurunan absorbansi. Hal ini
azo tersebut mengalami dekomposisi atau terurai disebabkan semakin lama ion nitrat bereaksi dengan
sehingga intensitas warnanya menurun akibatnya serbuk Zn maka ada kecenderungan ion nitrit yang
absorbansi juga menurun (Rohman & Gandjar, 2007). terbentuk dari hasil reduksi nitrat mengalami reduksi
Oleh karena itu, pengukuran senyawa azo tersebut lanjutan membentuk gas NO karena serbuk Zn
harus dilakukan pada rentang waktu antara 30 – 80 memiliki permukaan yang baik untuk terjadinya
menit setelah penambahan reagen NEDA. transfer elektron di dalam fase larutan (Woollard &
Optimasi pengaruh pH dilakukan dengan Indyk, 2014) sesuai dengan persamaan 2.
mereaksikan larutan standar nitrit 0,40 mg/L dengan Pengaruh massa reduktor serbuk Zn : 20 mL
larutan sulfanilamid 1%, larutan buffer dengan variasi larutan standar nitrat 10 mg/L direduksi dengan
pH 5 (buffer asetat), pH 7 (buffer fosfat), pH 9 dan pH menggunakan variasi massa serbuk Zn yaitu 10, 25, 50,
11 (buffer amonia) kemudian dikopling dengan larutan 75, 100, 125 dan 150 mg pada pH 6 dengan waktu
larutan NEDA 0,1%. Pada medium asam gugus azo reaksi 5 menit. Absorbansi optimum terjadi pada
sangat mudah mengalami protonasi sedangkan pada penggunaan 100 mg serbuk Zn. Hal ini disebabkan
medium basa gugus azo tidak mengalami protonasi. seiring dengan bertambahnya massa serbuk Zn maka
Penggunaan larutanbuffer pH 9 memberikan kemampuan serbuk Zn untuk mereduksi nitrat menjadi
absorbansi optimum dalam analisis nitrit dan nitrat. nitrit semakin besar. Bertambahnya konsentrasi nitrit

123
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

hasil reduksi akan meningkatkan konsentrasi senyawa persamaan reaksi 2. Terbentuknya gas NO
azo yang terbentuk. Terjadi penurunan absorbansi pada menyebabkan berkurangnya konsentrasi nitrit di dalam
penggunaan serbuk Zn pada massa lebih dari 100 mg. larutan sehingga konsentrasi senyawa azo yang
Hal ini disebabkan sisa serbuk Zn yang tidak terlibat terbentuk juga mengalami penurunan. Reduksi nitrat
selama proses reduksi nitrat menjadi nitrit dapat menjadi nitrit yang dilakukan pada kondisi optimum
mereduksi asam nitrit yang terbentuk dari hasil reduksi akan mencegah pembentukan gas NO yang dapat
nitrat membentuk gas NO sebagaimana ditunjukkan menurunkan nilai absorbansi (Persamaan 2)

Oksidasi : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e Eo = -0,762 V


Reduksi : NO3-(aq) + 3H+(aq) + 2e → HNO2(aq) + H2O(l) Eo = +0,940 V
+
Zn(s) + NO3-(aq) +
+ 3H (aq)
2+
→ Zn (aq) + HNO2(aq) + H2O(l) E = +0,178 V….(1)
o

Oksidasi : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e Eo = -0,762 V


Reduksi : 2HNO2(aq) + 2H (aq) + 2e → 2NO(g) + 2H2O(l) Eo = +0,984 V
+
+
Zn(s) + 2HNO2(aq) + 2H+(aq) → Zn 2+
(aq) + 2NO(g) +2H2O(l) E = +0,222 V….(2)
o

Validasi Metode Analisis


Analisis nitrat
Linieritas
Konsentrasi nitrat terendah, menengah dan
Absorbansi larutan standar nitrit 0,1; 0,2; 0,4; tertinggi yang digunakan dalam penelitian ini masing
0,6 dan 0,8 mg/L diukur dan dibuat sebanyak 3 ulangan masing 2; 10 dan 20 mg/L. Hasil perhitungan
pada hari yang berbeda (interday). Setelah memproses menunjukkan bahwa analisis presisi intraday dan
data pengukuran (Tabel 1) melalui perhitungan regresi interday pada konsentrasi standar nitrat 10 dan 20
kurva standar nitrit (Gambar 4) diperoleh dengan nilai mg/L memiliki ketelitian yang tinggi dan baik karena
slope, intersep, koefisien korelasi (R2) dan parameter menghasilkan nilai %RSD yang kurang dari 2%.
optikal lainnya dirangkum dalam Tabel 2. Persamaan Namun analisis presisi intraday dan interday pada
regresi linear yang diperoleh dapat digunakan untuk konsentrasi standar nitrat 2 mg/L memiliki ketelitian
menentukan konsentrasi nitrit yang berasal dari reduksi yang tidak baik. Hal ini disebabkan absorbansi rata-rata
standar nitrat (Tabel 3). nitrit yang dihasilkan dari reduksi nitrat menghasilkan
konsentrasi nitrat yang berada dibawah nilai batas
Batas deteksi dan batas kuantifikasi
kuantifikasi yaitu 0,063 mg/L.
Batas deteksi dan batas kuantifikasi ditentukan
dengan pendekatan yang didasarkan pada nilai standar Ketepatan
deviasi intersep dan slope persamaan regresi linier.
Ketepatan dalam metode ini ditentukan sebagai
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai batas
persentase perolehan kembali. Untuk analisis nitrit,
deteksi dan batas kuantifikasi masing-masing sebesar
larutan sampel ditambah dengan larutan standar
0,021 mg/L dan 0,063 mg/L.
internal nitrit 0,3; 0,5 dan 0,7 mg/L sedangkan untuk
analisis nitrat, sampel ditambah dengan larutan standar
Ketelitian
internal nitrat 2, 5 dan 10 mg/L. Hasil yang diperoleh
Analisis nitrit menunjukkan persentase perolehan kembali nitrit dan
nitrat dalam daging segar dan produk daging olahan
Ketelitian ditentukan berdasarkan parameter
masing-masing antara 85 – 99% dan 82 – 100%
keterulangan (repeatability) dan presisi antara
(Gambar 5 dan 6). Nilai persentase perolehan kembali
menggunakan standar nitrit dengan konsentrasi
yang termasuk dalam rentang akurasi juga
terendah, menengah dan tertinggi dalam rentang kurva
mengindikasikan bahwa komposisi matriks (daging
standar. Konsentrasi nitrit terendah, menengah dan
segar dan produk daging olahan) tidak
tertinggi yang digunakan dalam penelitian ini masing
menginterferensi secara signifikan dalam analisis nitrit
masing 0,1; 0,4 dan 0,8 mg/L. Keterulangan ditetapkan
dan nitrat (Luiz, et al., 2012).
selama 3 kali pengulangan dalam hari yang sama
(intraday) sedangkan presisi antara ditetapkan selama 3
kali pengulangan dalam 3 hari yang berbeda (interday).
Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata %RSD atau
koefisien variasi untuk presisi intraday dan presisi
interday masing-masing sebesar 0,69% dan 0,42%.

124
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

Tabel 1. Metode linieritas

Konsentrasi nitrit Absorbansi , λmaks = 541 nm


Rata-rata
(mg/L) Hari I Hari II Hari III

0,1 0,1311 0,1337 0,1349 0,1332

0,2 0,2332 0,2375 0,2395 0,2367

0,4 0,4799 0,4805 0,4795 0,4799

0,6 0,7141 0,7163 0,7140 0,7148

0,8 0,9323 0,9359 0,9335 0,9339

Tabel 2. Parameter optikal penentuan nitrit dan nitrat dengan sulfanilamida + NEDA

Parameter Karakteristik
Warna Merah ungu
λ max (nm) 541
Stabilitas (menit) 30 – 80
Konstanta Kestabilan (Kf) (L mol-1) 8,1 × 1013
Rentang hukum Beer (mg/L) 0,1 – 0,8
Absorptivitas molar (L mol-1 cm-1) 5,37 x 104
LOD (mg/L) 0,021
LOQ (mg/L) 0,069
RSD analisis nitrit dan nitrat (%) 0,56 dan 1,73

Persentase recovery nitrit dan nitrat (%) 85 – 99 dan 82 – 100

Persamaan regresi
Koefisien korelasi (R2) 0,9995
Slope 1,1667
Intersep 0,0081

0,508
0,5; 0,5064
0,506
0,504
0,502
Absorbansi

0,5
0,498
0,496
0,494
0,492
0,49
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Fraksi mol Ion Benzenadiazonium
Gambar 3. Hubungan fraksi rasio mol antara ion benzenadiazonium dengan NEDA terhadap absorbansi senyawa azo

125
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

1
0,9 y = 1,1563x + 0,0141
0,8 R² = 0,9996
0,7

Absorbansi
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
[NO2 -] (mg/L)

Gambar 4. Kurva standar nitrit

Tabel 3. Data hasil penentuan konsentrasi nitrit hasil reduksi standar nitrat

[NO3-] Absorbansi , λmaks = 541 nm


[NO2-] (mg/L) [NO3-] (mg/L)
standar Rata-
hasil reduksi, yang tereduksi,
(mg/L), V= rata
Hari I Hari II Hari III V= 100 mL V= 100 mL
20 mL

2 0,0613 0,0640 0,0605 0,0621 0,0463 0,0463

5 0,2887 0,2447 0,2653 0,2662 0,2212 0,2212

10 0,5559 0,5431 0,5467 0,5486 0,4633 0,4633

15 0,8646 0,8446 0,8590 0,8561 0,7268 0,7268

20* 0,5087 0,5099 0,5108 0,5098 0,4300 0,4300

0,8600 0,8600

[NO2-] hasil reduksi = [NO3-] yang tereduksi


(5) [NO3-] yang tereduksi = 0,4300 mg/L x fp(100/50) = 0,8600 mg/L

Keterangan : fp = faktor pengenceran (dalam metode faktor pengenceran = 2)


* = dianalisis dengan proses pengenceran

Aplikasi ditunjukkan pada Gambar 7. Untuk menghindari


Metode yang sudah dioptimasi dan divalidasi dapat kompetisi reduksi antara nitrit dan nitrat, maka nitrit
diaplikasikan untuk analisis nitrit dan nitrat yang yang terdapat dalam ekstrak sampel tersebut
terdapat dalam daging segar dan produk daging olahan. direaksikan dengan larutan sulfanilamida 1% dan
Saat proses reduksi berlangsung, spesies asam nitrit dikopling dengan larutan NEDA 0,1% membentuk
yang terbentuk dari nitrit dengan asam akan lebih senyawa azo. Sama seperti analisis nitrit, nitrat yang
mudah mengalami reduksi dari pada spesies nitrat. terkandung di dalam ekstrak sampel tidak bereaksi
Kemudahan suatu spesies untuk tereduksi berdasarkan dengan larutan sulfanilamida 1% dan NEDA 0,1%
nilai potensial reduksi standar, dimana nilai potensial sehingga nitrat direduksi menjadi nitrit dengan
reduksi standar spesies asam nitrit lebih besar dari pada menggunakan serbuk Zn pada pH 6 dalam waktu reaksi
nilai potensial reduksi standar nitrat. Grafik kompetisi 5 menit serta ditambahkan buffer amonia pH 9.
reduksi antara nitrit dan nitrat di dalam sampel

126
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

95%
Sosis curah 1 94%
92%
85%
Daging asap 92%
93%
85%
Sosis sapi 1 96%
87%
86%
Sosis Sapi 2 99% Sampel + standar nitrit
98% 0,7 mg/L
97% Sampel + standar nitrit
Sosis sapi 3 85%
92% 0,5 mg/L
85% Sampel + standar nitrit
Sosis curah 2 92%
87% 0,3 mg/L
91%
Kornet 96%
89%
91%
Daging segar 96%
94%

75% 80% 85% 90% 95% 100%

% Perolehan Kembali

Gambar 5. Persentase perolehan kembali nitrit dalam daging segar dan produk daging olahan

93%
Sosis curah 1 91%
91% Sampel + standar nitrat 10 mg/L
94%
Daging asap 87%
86%
Sampel + standar nitrat 5 mg/L
94%
Sosis sapi 1 99%
99%
Sampel + standar nitrat 2 mg/L
93%
Jenis Sampel

Sosis Sapi 2 98%


99%
99%
Sosis sapi 3 99%
100%
93%
Sosis curah 2 86%
89%
87%
Kornet 87%
82%
83%
Daging segar 83%
90%

0% 20% 40% 60% 80% 100%


% Perolehan Kembali

Gambar 6. Persentase perolehan kembali nitrat dalam daging segar dan produk daging olahan

Gambar 8 menunjukkan bahwa konsentrasi nitrit sampel sosis sapi 1 (14,79 mg/kg) dan sosis curah 2
dan nitrat yang terdapat dalam sampel untuk setiap (0,60 mg/kg) sedangkan konsentrasi nitrat yang
jenis (daging segar, sosis, daging asap dan kornet) terbesar dan terkecil masing-masing terdapat dalam
masing-masing berada pada rentang 0,60 – 14,79 sampel kornet (8,39 mg/kg) dan daging segar (0,68
mg/kg dan 0,68 – 8,39 mg/kg. Konsentrasi nitrit yang mg/kg).
terbesar dan terkecil masing-masing terdapat dalam

127
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

0,8708
0,9 0,7599 0,7842
0,8
0,5599 0,5924 0,6174
0,7 0,501
Absorbansi
0,6 0,4384
0,5 0,3452
0,3281
0,4
0,3
0,2
0,1
0
Sampel Sampel + Sampel + Sampel + Sampel +
tanpa reduksi reduksi + reduksi + reduksi +
reduksi tanpa standar standar standar
standar nitrat 2 nitrat 5 nitrat 10
nitrat mg/L mg/L mg/L

Sosis sapi 1 Sosis sapi 2

Gambar 7. Kompetisi reduksi antara nitrit dan nitrat di dalam sampel

14,79
16
Konsentrasi nitrit dan nitrat

14 11,64
12 9,46
10 8,06 8,39
8
(mg/kg)

6 3,08 3,92 3,25


4 1,86
2
0,6 0 0 0 0 0 0,68
0
Sosis Sosis Sosis Sosis Sosis Daging Kornet Daging
Curah Curah Sapi 1 Sapi 2 Sapi 3 Asap Segar
1 2
Jenis Sampel

Konsentrasi Nitrit Konsentrasi Nitrat

Gambar 8. Kadar nitrit dan nitrat dalam daging segar serta produk daging olahan

Sampel daging segar yang telah dianalisis Hasil analisis nitrit dan nitrat terhadap semua sampel
menunjukkan adanya nitrat dengan konsentrasi 0,68 menunjukkan nilai konsentrasi nitrit dan nitrat berada
mg/kg sedangkan nitrit tidak terdeteksi. Hasil analisis dibawah batas maksimum yang diijinkan pemerintah
tersebut sama dengan hasil analisis nitrit dan nitrat yaitu 125 mg/kg untuk nitrit dan 500 mg/kg untuk
yang telah dilakukan Iammarino dan Taranto (2012), nitrat.
dimana hasil analisis nitrit dan nitrat menggunakan
kromatografi ion yang dilakukan pada 200 sampel KESIMPULAN
daging segar diperoleh konsentrasi nitrat dari 10,2
Analisis nitrit secara spektrofotometri UV-Vis
sampai 36,5 mg/kg sedangkan nitrit tidak terdeteksi.
dengan menggunakan sulfanilamida sebagai sumber
Terbentuknya nitrat pada sampel daging segar
amina dan NEDA sebagai agen pengkopling dapat
disebabkan oleh degradasi protein dalam daging yang
membentuk senyawa azo. Hasil validasi metode
meliputi paparan udara dan aktifitas mikroba. Reaksi
analisis nitrit dan nitrat secara spektrofotometri UV-
degradasi protein dalam daging terjadi melalui 2
Vis dengan pendekatan spiking buta nol (zero blind
tahapan yaitu pembentukan oksida nitrit dan oksidasi
spiking method) memberikan nilai linieritas (R2 =
oksida nitrit. Reaksi yang terjadi dapat ditunjukkan
0,9995), sensitivitas (ε = 5,37 x 104 L mol-1 cm-1),
pada persamaaan reaksi 3 (Merino, 2009).
batas deteksi (LOD = 0,021 mg/L), batas kuantifikasi
NO sintase (LOQ = 0,063 mg/L), ketelitian (rata-rata %RSD
analisis nitrit dan nitrat masing-masing sebesar 0,56
(1) L-arginin + O2 L-citrulin + NO
dan 1,73%) dan persentase perolehan kembali analisis
(2) NO + Hb2+O2 NO3- + Hb3+
nitrit dan nitrat masing-masing antara 85 – 99% dan 82
….(3)

128
ILTEK : Jurnal Teknologi p-ISSN : 1907-0772
Volume 17, Nomor 02, Oktober 2022 e-ISSN : 2721-3447

– 100%. Konsentrasi nitrit dan nitrat yang terdapat Malingappa, P. & Yarradoddappa, V., 2011.
dalam sampel untuk setiap jenis (sosis, daging asap dan Quantification of nitrite/nitrate in food stuff
kornet) berada pada rentang 0,60 – 14,79 mg/kg untuk samples using 2-aminobenzoic acid as a new
nitrit dan 0,68 – 8,39 mg/kg untuk nitrat. amine in diazocoupling reaction. Food Analytical
Methods, 4(1), pp. 90-99.
UCAPAN TERIMA KASIH Mazumdar, R. et al., 2022. Simultaneous determination
of nitrite and nitrate in meat and meat products
Terima kasih kepada Direktorat Jenderal using ion -exchange chromatography. Food
Pendidikan Tinggi (DIKTI) melalui program Beasiswa Research, 6(3), pp. 145-152.
Unggulan yang telah mendanai penelitian ini. Merino, L., 2009. Development and validation of a
method for determination of residual nitrite/nitrate
DAFTAR PUSTAKA in foodstuff and water after zinc reduction. Food
Analytical Method, Volume 2, pp. 212-220.
D'Amore, T. et al., 2019. Development and validation Ming, L. X. & Zhen, M. L., 2018. Simultaneous
of an analytical method for nitrite and nitrate determination of nitrate and nitrite in vegetables
determination in meat products by capillary ion and meat products by high performance capillary
chromatography (CIC). Food Analytical Methods, electrophoresis. Food science, 39(12), pp. 301-
Volume 12, pp. 1813-1822. 307.
Dorovskikh, S. I., Klyamer, D. D., Fedorenko, A. D. & Nagaraj, P., Prakash, J. S., Shivakumar, A. & Shrestha,
Morozova, N. B., 2022. Electrochemical sensor A. K., 2008. Sensitive spectrophotometric methods
based on iron (III) phthalocyanine and gold for the assessment of nitrite in water sample.
nanoparticles for nitrite detection in meta products. Environmental Monitoring and Assesment,
Sensors, 22(15), p. 5780. Volume 147, pp. 235-241.
Garcia, M. G. et al., 2022. Easy nitrite analysis of Nur, H. H. & Suryani, D., 2012. Analisis kandungan
processed meat with colorimetric polymer sensor nitrit dalam sosis pada distributor sosis di kota
and a smartphone app. Applied Materials & Yogyakarta tahun 2011. Kesmas UAD, Volume 6,
Interfaces, Volume 14, pp. 37051-37058. pp. 1-74.
Iammarino, M., Taranto, A. D. & Cristino, M., 2013. Rohman, A. & Gandjar, I. G., 2007. Kimia Analisis
Endogenous levels of nitrites and nitrates in wide Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
consumption foodstuff : Results of five years of Tahboub, Y. R., 2008. Determination of nitrite and
official controls and monitoring. Food Chem, nitrate in cell culture medium by reversed-phase
Volume 140, pp. 763-771. high-performance liquid chromatography with
Khanage, S. G., Mohite, P. B. & Jadhav, S., 2013. simultaneous UV-VIS and fluorescence detection.
Development and validation of UV-Visible Jordan Journal of Chemistry, 3(1), pp. 69-75.
spectrophotometric method for simultaneous Thomas, D. et al., 2012. Sensitive determination of
determination of eperisone and paracetamol in nitrite in food samples using voltammetric
solid dosage form. Adv Pharm Bull, 3(2), pp. 447- techniques. Food Analytical Methods, Volume 5,
451. pp. 752-758.
Luiz, V. H. M., Pezza, L. & Pezza, H. R., 2012. Woollard, D. C. & Indyk, H. E., 2014. Colorimetric
Determination of nitrite in meat products and determination of nitrate and nitrite in milk and
water using dapsone with combined spot milk powders – use of vanadium (III) reduction.
test/diffuse reflectance on filter paper. Food Chem, International Dairy Journal, 35(1), pp. 88-94.
134(4), pp. 2546-2551.

129

Anda mungkin juga menyukai