Anda di halaman 1dari 4

PERJANJIAN PENGANGKUTAN BATUBARA

NOMOR: 001/MPA-HEI/II/2022

--------------------------------------------------------------------------------------------

Pada hari ini Senin, tanggal 21 Februari 2022 telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian
Pengangkutan Batubara (selanjutnya disebut "Perjanjian") oleh dan antara:

1. PT MIYOR PRIMA ABADI, dalam hal ini diwakili oleh RIYANDA PUTRA, dalam
jabatan selaku Direktur, bertindak dan atas nama PT. MPA, berupa persekutuan
komanditer yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum negara Republik
lndonesia, berkedudukan di Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

2. PT HUADA ENERGY INDONESIA, dalam hal ini diwakili oleh CHEN BINGLIN, dalam
jabatan selaku Komisaris, bertindak untuk dan atas nama PT. HEI, berkedudukan di Jalan
Marina Raya rukan Eksklusif Blok B, No. 55, Jakarta utara, DKI Jakarta - Indonesia,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA .

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama-sama (selanjutnya disebut "Para Pihak")
sebelumnya menerangkan hal-hal sebagai berikut:

PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang bergerak di bidang Pengangkutan dan Penjualan
Batubara dengan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus untuk Pengangkutan dan
Penjualan Batubara.

Selanjutnya PIHAK KEDUA adalah persekutuan komanditer yang didirikan berdasarkan dan
tunduk pada hukum Negara Republik lndonesia, berkedudukan di Kabupaten Sawahlunto,
Sumatera Barat.

Para Pihak telah saling setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian dengan kesepakatan,
ketentuan, cara dan/atau syarat sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA bermaksud memberikan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK
PERTAMA bersedia menerima pekerjaan dari PIHAK KEDUA yaitu pekerjaan mengangkut
batubara dari stockpile PT.AICJ yang berada di Parambahan Desa Batu tanjung, Kec.
Talawi, Kota Sawahlunto ke stockpile Teluk Bayur – Padang – Sumatera Barat ;

2. Pengangkutan batubara yang akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dilakukan setiap hari
(Senin sampai Minggu) dari stockpile PT.AICJ Parambahan ke Teluk Bayur – Padang –
Sumatera Barat ;

3. Untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini PIHAK


PERTAMA wajib menggunakan truk tronton dengan hydrolic dump yang kapasitas ± 30
Ton perunit dalam kondisi baik.

PT. MPA

PT. HEI
Pasal. 1

1. PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk melaksanakan lingkup
pekerjaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,terhitung sejak tanggal 21 Februari
2022.

Pasal. 2
KUANTITAS

Total kuantitas dari Batubara yang akan dikirimkan berdasarkan perjanjian ini adalah 30.000 MT
dan pengiriman akan dilakukan setelah pembayaran di terima oleh PIHAK KEDUA.

Pasal. 3
HARGA & CARA PEMBAYARAN

1. Harga untuk pelaksanaan Pekerjaan ("Harga Dasar”) selama berlangsungnya Perjanjian


disepakati oleh Para pihak terhitung tanggal 21 Februari 2022 sebesar Rp. 125.000.-
per ton, Include PPh23, sampai di stockpile Teluk Bayur – Padang – Sumatera Barat.

2. Pembayaran akan dilakukan per 1.000 ( Seribu ) Mt, sebesar Rp. 125.000.000.-
( Seratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah ).

Harga Dasar tersebut di atas belum dipotong Pajak Penghasilan (PPh),dan tidak dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak No.
SE-119/PJ/2010 tentang Perlakuan Pajak PIHAK KEDUA.

Pembayaran mohon ditransfer ke :

PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk.


KPC SAWAHLUNTO
NO. REKENING : 111 – 00 – 8585888 - 0
Atas Nama : PT. MIYOR PRIMA ABADI

Pasal.4
Tangung Jawab

1. PIHAK PERTAMA wajib menyelesaikan seluruh Pekerjaan dan mengutamakan keselamatan


maupun mencegah kecelakaan dengan ketentuan:
a. PIHAK PERTAMA Melaksanakan setiap tahapan Pekerjaan dengan bertanggung-jawab
untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat pelaksanaan
Pekerjaan guna mencegah kerusakan lingkungan atau gangguan pada pihak lain dari
pencemaran/polusi atau akibat lain yang timbul sebagai konsekuensi cara
melaksanakan Pekerjaan yang tidak benar/layak.

PT. MPA

PT. HEI
b. PIHAK PERTAMA menyediakan dan memelihara semua peralatan perlindungan kerja
atas keselamatan serta mengikuti petunjuk teknis yang mengacu kepada
Kesehatan,Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH).

c. PIHAK PERTAMA Bertanggung-jawab langsung atas setiap pelanggaran lalu lintas


yang timbul selama masa Perjanjian ini yang diakibatkan oleh kelalaian/kesalahan dari
tenaga kerja PIHAK PERTAMA.

d. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab atas muatan yang diangkut, sesuai dengan yang
di timbang di lokasi site PT. AICJ dan bersedia mengganti kekurangan kepada PIHAK
KEDUA saat ada selisih timbangan di tujuan, untuk itu PIHAK PERTAMA akan
mengasuransikan muatan dengan biaya PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK KEDUA wajib menerbitkan SPK (Surat Perintah Kerja) untuk pengangkutan yang
didasar atas PO (Purchase Order) yang disetujui oleh PT. AICJ. Setelah SPK diterima dan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib melakukan pembayaran atas jasa
PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan pada pasal 3 di atas.

Pasal.5
FORCE MAJURE

1. Force Majeure adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kemampuan dan kekuasaan
Para Pihak yang mengakibatkan tertunda/terhentinya pelaksanaan Pekerjaan, seperti
gempa bumi, bencana alam, tanah longsor, banjir, kebakaran, pemogokan kerja
umum,wabah/epidemi, sabotase/huru-hara, unjuk rasa/penghadangan masyarakat
setempat,peraturan/kebijakan pemerintah sedangkan hal/peristiwa lain yang tidak
disebutkan dalam Perjanjian, tidak dapat dikategorikan sebagai force majeure kecuali
apabila ditetapkan dengan peraturan pemerintah (govemment regulation).

2. Apabila terjadi force majeure, pihak yang terkena force majeure berhak untuk
mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dengan
memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu
2x24 (dua kali dua puluh empat)jam sejak terjadinya force majeure. Kelalaian pihak yang
terkena force majeure karena tidak mengajukan permohonan dalam jangka waktu
tersebut akan menghilangkan hak pihak yang terkena force majeure untuk memohon
perpanjangan waktu akibat force majeure.

3. Apabila force majeure berlangsung lebih dari 3x24 jam (tiga kali dua puluh empat jam),
yang dibuktikan dengan bukti/laporan yang dikeluarkan oleh kepala teknik tambang,
penguasa setempat atau badan lainnya tentang terjadinya force majeure tersebut, maka
masing-masing pihak wajib menyelesaikan kewajiban-kewajibannya yang ada sebelum
terjadinya force majeure dan kemudian melakukan pembicaraan kembali mengenai
kelanjutan Perjanjian ini.

4. Segala kerugian akibat adanya force majure menjadi tanggung jawab masing-masing
pihak.
PT. MPA

PT. HEI
Pasal.6
BERAKHIR PERJANJIAN

1. Perjanjian ini akan berakhir sesuai dengan jangka waktu Perjanjian yang diatur dalam
Pasal 1 Perjanjian ini atau oleh sebab-sebab lain sebagaimana yang telah diatur dalam
pasal-pasal Perjanjian ini.

Pasal.7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Segala permasalahan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan Perjanjian ini, sepanjang
hal tersebut belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diselesaikan secara kekeluargaan
melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

Apabila dalam 30 (tiga puluh) hari cara kekeluargaan tersebut tidak dapat menyelesaikan
permasalahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas, maka Para Pihak dengan
ini setuju dan sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut berdasarkan hukum
yang berlaku dengan memilih tempat kediaman hukum yang tetap pada Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sawahlunto.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dalam rangkap 2 (dua)
bermaterai 6000, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

PT. MIYOR PRIMA ABADI PT. HUADA ENERGI INDONESIA

RIYANDA PUTRA CHEN BING LIN


Direktur Komisaris

PT. MPA

PT. HEI

Anda mungkin juga menyukai