A
PERHITUNGAN TEBAL PELAT LANTAI
A 5000 34 147.06
Diketahui :
- fc' = 25.00 MPa (lihat tabel)
- fy = 240.00 MPa (lihat tabel)
- Pntp. Btn. = 25.00 mm (lihat tabel)
- B.j. beton brtlng = 2.40 ton/m3
- B.j. pasir urug = 1.60 ton/m3
- B.j. spesi = 2.10 ton/m3
- B.j. keramik/teraso = 2.40 ton/m3
- Tebal pelat beton = 120.00 mm
- Tebal keramik/teraso = 20.00 mm
- Tebal spesi = 20.00 mm
- Tebal pasir urug = 20.00 mm
- Plafond&penggantung = 0.018 ton/m2
*****
PERHITUNGAN MOMEN PELAT LANTAI
Untuk Pelat : A
- Lx : 5.50 m
- Ly : 6.00 m
- QU : 1.51 ton/m
- Ly/Lx : 1.09
Perhitungan momen-momen :
- Mlx : 1.831 ton.m (Momen lapangan per meter lebar arah X)
- Mly : 0.916 ton.m (Momen lapangan per meter lebar arah Y)
- Mtx : 3.480 ton.m (Momen tumpuan per meter lebar arah X)
- Mty : 1.831 ton.m (Momen tumpuan per meter lebar arah Y)
- Mtix : 0.916 ton.m (Momen jepit tak terduga per meter lebar arah X)
- Mtiy : 0.458 ton.m (Momen jepit tak terduga per meter lebar arah Y)
Perhitungan pelat tipe yang lainnya dapat dilihat pada tabel :
Diketahui data-data
- B (lebar) : 1000 mm
- Tebal pelat : 120 mm
- Tebal penutup beton : 20 mm
- Æ Tulangan : 12 mm
- fc' : 25 MPa
- fy : 240 MPa
- b : 0.85
- dx : 94 mm
- dy : 82 mm
- rb : 0.0538
- r max : 0.0403
- r min : 0.0025 (pelat)
Diketahui data-data
- B (lebar) : 1000 mm
- Tebal pelat : 120 mm
- Tebal penutup beton : 20 mm
- Æ Tulangan : 12 mm
- fc' : 25 MPa
- fy : 240 MPa
- b : 0.85
- dx : 94 mm
- dy : 82 mm
- rb : 0.0538
- r max : 0.0403
- r min : 0.0025 (pelat)
B Ly
Lx
1/5 Lx 1/4 Lx
C
F
1.1 1.38
0.55 0.55
B
A
Intinya kalau pelat di ujung (sudut) dianggap saja sebagai : 1 ujung menerus;
sedangkan kalau pelat di tengah atau sisi tengah : 2 ujung menerus.
Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada
pelat dua arah akibat beban terbagi rata
( Ly / Lx )
SKEMA MOMEN PER METER LEBAR
1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.5 3.0
Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 25 34 42 49 53 58 62 65
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 25 22 18 15 15 15 14 14
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 51 63 72 78 81 82 83 83
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 51 54 55 54 54 53 51 49
Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 30 41 52 61 67 72 80 83
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 30 27 23 22 20 19 19 19
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 68 84 97 106 113 117 122 124
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 68 74 77 77 77 76 73 71
Mtix = 1/2.Mlx
Mtiy = 1/2.Mly
Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 33 40 47 52 55 58 62 65
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 24 20 18 17 17 17 16 16
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 69 76 80 82 83 83 83 83
Mtix = 1/2.Mlx
Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 39 47 57 64 70 75 81 84
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 31 25 23 21 20 19 19 19
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 91 98 107 113 118 120 124 124
Mtix = 1/2.Mlx
Mtiy = 1/2.Mly
Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 25 36 47 57 64 70 79 63
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 28 27 23 20 18 17 16 16
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 54 72 88 100 108 114 121 124
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 60 69 74 76 76 76 73 71
Mtiy = 1/2.Mly
Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 28 37 45 50 54 58 62 65
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 25 21 19 18 17 17 16 16
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 60 70 76 80 82 83 83 83
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 54 55 55 54 53 53 51 49
Mtix = 1/2.Mlx
KETERANGAN :
1. Pelat terjepit penuh apabila penampang pelat di atas tumpuan itu tidak dapat berputar akibat pembebanan pada pelat. Hal ini terjadi
apabila di tepi pelat adalah satu kesatuan monolit dengan tepi balok pemikul yang relatif sangat kaku.
2. Pelat terjepit elastis apabila pelat pada tumpuan monolit dengan balok pemikulnya yang relatif tidak terlalu kaku dan sesuai dengan
kekakuannya memungkinkan pelat untuk berputar pada tumpuan itu.
3. Pada tepi pelat yang di dalam perhitungan dianggap sebagai tepi yang terletak bebas, harus dianggap bekerja suatu momen
tumpuan tidak terduga sebesar 0.5 dari momen lapangan di arah yang sejajar dengan tepi pelat itu
4. Sepanjang tepi pelat, tulangan untuk memikul momen lapangan dalam arah yang sejajar dengan tepi pelat itu dapat dikurangi sampai
setengahnya. Lebar dari jalur tepi ini tidak boleh diambil kurang dari 1/5 dari bentang pelat di arah tegak lurus tepi itu.
setengahnya. Lebar dari jalur tepi ini tidak boleh diambil kurang dari 1/5 dari bentang pelat di arah tegak lurus tepi itu.
5. Di sudut2 pelat, dimana bertemu tepi2 yang terletak bebas, harus dipasang tulangan atas dan tulangan bawah dalam kedua arah,
untuk memikul momen-momen puntir disitu. Jumlah tulangan ini untuk kedua jurusan harus diambil sama dengan jumlah tulangan
lapangan yang terbesar. Jaring tulangan ini harus meliputi daerah tidak kurang dari 1/5 bentang pelat di arah tegak lurus tepi yang
ditinjau.
*) Merupakan versi revisi dari tabel Gideon, Lecturer's Note, & tabel SKSNI
PRINSIP2 DASAR :
1. Pelat dikatakan memiliki jepit tak terduga misalnya apabila pelat tersebut di bagian tepinya diatasnya mendapatkan beban dari dinding
yang ada di lantai di atasnya, solusinya tentau saja dengan menambahkan tulangan pada tepinya
2. Tertumpu kaku jika tidak ada lendutan di balok, tidak ada reaksi tumpuan, tidak ada rotasi, tapi ada momen jepit, biasanya pada tumpuan
balok yang sangat kaku atau kolom.
3. Tertumpu elastis jika ada reaksi tumpuan dan ada lendutan, tapi masih juga ada rotasi dan momen jepit.
4. Tertumpu bebas jika ada lendutan, tidak ada reaksi tumpuan, ada rotasi, tetapi tidak ada momen jepit.
5. Menurut SKSNI T15-1991-09 Pasal 3.16.6.1 jarak bersih minimal wajar adalah 40mm, sedangkan minimal mutlak adalah 25mm
6. Batas maksimum jarak antar tulangan adalah 250mm (berkaitan dengan orang berjalan di atasnya).
7. Tebal pelat sebaiknya tidak lebih tipis dari 80mm, untuik menjamin distribusi gaya yang baik.
8. Tebal pelat lebih dari 250mm harus diberi tulangan ganda untuk mengatasi tegangan susut.
9. Sebaiknya tulangan yang dipakai tidak lebih kecil dari d = 8mm, untuk mencapai jaringan penulangan yang cukup kaku.
10. Petunjuk praktis pelat dari segi ekonomis :
- Batasi ukuran batang yang berdiameter berbeda-beda;
- Sedapat mungkin gunakan diameter : 6, 8, 10, 12, 14, 16, 19, 20mm
- Gunakan batang sedikit mungkin (gunakan jarak tulangan semaksimal mungkin, sesuai diijinkan).
- Sebaiknya pergunakan jarak batang dalam kelipatan 25mm.
- Gunakan panjang batang ideal : 3; 4; atau 4.5m.
- Pertahankan bentuk batang sesederhana mungkin.
*****