Anda di halaman 1dari 30

SIMPANG

BERSINYAL

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Prinsip-prinsip desain simpang
bersinyal
• Suatu persimpangan membutuhkan lampu
lalulintas jika waktu tunggu rata-rata
kendaraan sudah lebih besar daripada
waktu tunggu rata-rata kendaraan pada
persimpangan dengan lampu lalulintas.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Prinsip-prinsip desain simpang
bersinyal

Unsignalise Signalised
d
Delay

Traffic Flow
Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Sinyal lalu-lintas dipergunakan:

• untuk menghindari kemacetan simpang


akibat adanya konflik arus lalu-lintas,
• untuk memberi kesempatan kepada
kendaraan dan/atau pejalan kaki dari jalan
simpang (kecil) untuk /memotong jalan
utama;
• untuk mengurangi jumlah kecelakaan Ialu-
lintas akibat tabrakan antara kendaraan
kendaraan dari arah yang bertentangan.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Keuntungan pemasangan traffic light
adalah:
• Memberikan pergerakan arus lalu lintas
secara teratur
• Menurunkan frekuensi kecelakaan
• Memberikan kesempatan pada lalu lintas,
pejalan kaki untuk memasuki atau melewati
persimpangan terutama pada
persimpangan dengan lalu lintas padat
• Memberikan kepercayaan diri pada
pengemudi dengan pemberian batas-batas
berhenti/jalan

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Selain keuntungan, Kerugian pada
pemasangan traffic light adalah:

• Kebanyakan pemasangan sinyal


akan menaikkan delay (tundaan )
terutama pada waktu lengang
• Kemungkinan menaikkan tabrakan
muka belakang
• Bila penyetelan waktu tidak tepat,
menyebabkan delay yang besar dan
menyebabkan rasa sakit hati
pemakai jalan
Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Konflik-konflik utama dan kedua pada
simpang bersinyal dengan empat lengan

Vehicle Stream Primary Conflict

Pedestrian Stream Secondary Conflict

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


• Penggunaan sinyal dengan lampu tiga-warna
(hijau, kuning, merah) diterapkan untuk
memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu-
lintas yang saling bertentangan dalam dimensi
waktu. Hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi
gerakan-gerakan lalu-lintas yang datang dari jalan
jalan yang saling berpotongan = konflik-konflik
utama.
• Sinyal-sinyal dapat juga digunakan untuk
memisahkan gerakan membelok dari lalu-lintas
lurus melawan, atau untuk memisahkan gerakan
lalu-lintas membelok dari pejalan-kaki yang
menyeberang = konflik-konflik kedua,

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Penentuan Fase
Pada perencanaan lampu lalu lintas dikenal
beberapa istilah:
a. Cycle time: waktu satu periode lampu
lalu lintas misalnya pada saat suatu arus
di ruas A mulai hijau, sampai pada ruas
jalan tersebut mulai hijau lagi.
b. Fase : suatu rangkaian dari kondisi yang
diberlakukan untuk suatu arus atau
beberapa arus yang mendapatkan
identifikasi lampu lalu lintas yang sama
Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Urutan waktu pada pengaturan sinyal
dengan dua-fase.

Phase 1 Phase 2
Street A

Street B

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Pengaturan empat fase dengan belok
kanan terpisah pada ke dua jalan

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Urutan waktu pada pengaturan
sinyal dengan dua-fase.
Intergreen A  B Intergreen B  A Green Time Intergreen A  B

All Red A  B Green Time All Red B  A All Red A  B

Cycle Time

Street A

Street B

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Waktu antar hijau dan waktu kuning
• Penentuan waktu antar hijau yaitu perbedaan
antara akhir waktu hijau suatu fase dengan
awal waktu hijau pada fase berikutnya.
• Waktu antar hijau ini dimaksudkan agar supaya
pada fase berikutnya mulai hijau, maka arus lalu
lintas yang bergerak pada fase tersebut semuanya
sudah bersih dari persimpangan, sehingga tidak
akan konflik antara arus lalu lintas pada fase
tersebut dengan arus pada fase berikutnya. Maka
lama waktu antar hijau tergantung pada kecepatan
minimal kendaraan yang paling lambat guna
melintasi persilangan tersebut.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Maksud dari periode antar hijau
(IG = kuning + merah semua)
1. memperingatkan lalu-lintas yang sedang bergerak
bahwa fase sudah berakhir.
2. menjamin agar kendaraan terakhir pada fase hijau
yang baru saja diakhiri memperoleh waktu yang
cukup untuk ke luar dari daerah konflik sebelum
kendaraan pertama dari fase berikutnya memasuki
daerah yang sama.
Fungsi yang pertama dipenuhi oleh waktu kuning,
sedangkan yang kedua dipenuhi oleh waktu merah
semua yang berguna sebagai waktu pengosongan
antara dua fase.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Fase 1

Fase 2

Waktu antar hijau = 4 detik

Fase 1

Fase 2

Waktu antar hijau = 6 detik


Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Model Dasar utk arus jenuh (Akcelik 1989).
Permulaan arus berangkat menyebabkan terjadinya apa yang disebut sebagai 'Kehilangan awal' dari waktu hijau
efektif, arus berangkat setelah akhir waktu hijau menyebabkan suatu 'Tambahan akhir’ dari waktu hijau efektif,.

Lengkung Waktu hijau efektif


Besarnya keberangkatan antrian pada
Arus
Suatu periode hijau jenuh penuh Efektif
Lengkung
Arus
Sesungguhnya

Kehilangan awal Tambahan akhir


Arus Jenuh

Waktu
Antar hijau Tampilan waktu hijau
Phase-phase
Utk gerakan Fi (Waktu ganti awal phase)
Phase-phase Fk (Waktu ganti akhir phase)
Gerakan yg
Berkomplik
Kuning Merah semua
Desi Widianty – Simpang Bersinyal
Waktu Hijau Efektif = Tampilan waktu hijau -
Kehilangan awal + Tambahan akhir

Besarnya waktu hijau efektif menjadi sama dengan


waktu hijau yang ditampilkan

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Model dasar

• Kapasitas pendekat simpang bersinyal dapat


dinyatakan sebagai berikut
C = S × g/c
di mana:
C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata
dari antrian dalam pendekat selama sinyal hijau
(smp/jam hijau = smp per-jam hijau)
g = Waktu hijau (det).
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan
perubahan sinyal yang lengkap (yaitu antara dua
awal hijau yang berurutan pada fase yang sama)

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

Kapasitas pendekat (C) diperoleh dengan perkalian


arus jenuh dengan rasio hijau (g/c) pada masing-
masing pendekat

DS  Q/C  (Qxc) /( Sxg )


DS = derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas
C = Kapasitas pendekat
c = waktu hijau

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Arus Jenuh
• Arus Jenuh adalah arus lalu lintas maksimum
yang dapat melewati persimpangan dengan
lampu lalu lintas. Arus jenuh (S) dapat dinyatakan
sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (S0)
yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan
faktor penyesuaian (F).
• Untuk pendekat terlindung (P), arus jenuh
dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif
pendekat (We):

S0  600  We
We  Lebar efektif (m)

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Nilai Arus Jenuh (S)

S  SO  FCS  FSF  FG  FP  FRT  FLT


• SO  Base saturation flow / Arus Jenuh Dasar
• FCS  City size / Ukuran kota
• FSF  Side friction / Hambatan samping
• FG  Gradient / kelandaian
• FP  Parking / Parkir
• FRT  Right turn / belok kanan
• FLT  Left turn / belok kiri
• S = Saturation flow / Arus Jenuh

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Penentuan tipe pendekat

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Kondisi Arus Lalu lintas

Emp
Tipe Kendaraan Pendekat Pendekat
Terlindung Terlawan
Kend Ringan (LV) 1,0 1,0
Kend Berat (HV) 1,3 1,3
Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4

Q = QLV + (QHV x pceHV) + (QMC x pceMC)

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) Lalulintas
Di Persimpangan Dengan Lampu Lalulintas

Indeks Tingkat Tundaan per kendaraan


Pelayanan (ITP) (detik)
A ≤ 5.0
B 5.1 – 15.0
C 15.1 – 25.0
D 25.1 – 40.0
E 40.1 – 60.0
F > 60.0

Sumber: Perencanaan & Pemodelan Transportasi, Tamin, 2000

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Cara-cara untuk meningkatkan
kapasitas Simpang Bersinyal
• Pelebaran lengan pendekat
Kapasitas tergantung pada arus jenuh yang
melewati garis henti (lebar lengan
pendekat).
Melebarkan lengan pendekat 
meningkatkan kapasitas persimpangan.
Panjang dari pelebaran lengan pendekat
juga sangat penting untuk diperhatikan.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Cara-cara untuk meningkatkan
kapasitas Simpang Bersinyal
• Perubahan pola fase
Perlu dilakukan simulasi untuk
mendapatkan pola fase yang paling
efisien.
Semakin sedikit fase  semakin tinggi
kapasitas persimpangan  semakin
besar kemungkinan konflik yang dapat
terjadi.
Umumnya jumlah fase yang
digunakan berkisar antara 2 s/d 4.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Cara-cara untuk meningkatkan
kapasitas Simpang Bersinyal
• Meminimalkan waktu antar-hijau
Waktu antar-hijau diperlukan untuk
menjamin keamanan kendaraan yang
melewati simpang pada saat detik akhir
hijau, agar tidak tertabrak kendaraan yang
mendapatkan fase hijau berikutnya.
Meminimalkan waktu hijau 
mendekatkan garis henti dengan pusat
persimpangan.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal


Cara-cara untuk meningkatkan
kapasitas Simpang Bersinyal
• Larangan belok kanan
Meningkatkan kapasitas akibat
pengurangan fase.
Namun harus dilakukan manajemen
lalulintas untuk melayani kendaraan yang
hendak belok kanan dengan menyediakan
U-turn atau Re-routing.

Desi Widianty – Simpang Bersinyal

Anda mungkin juga menyukai