Anda di halaman 1dari 16

MODUL AJAR

PROSES BISNIS MENYELURUH BIDANG LAYANAN KESEHATAN

PADA MATERI “LAYANAN KESEHATAN”

DISUSUN OLEH : LINA RI’AYATUS SARIROH, S.Kep.,Ners


Diperuntukan untuk Kelas X AKC SMK NU TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023 SEMESTER GENAP
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdullilah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah – Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Modul Ajar pada materi Layanan Kesehatan

Modul Ajar pada materi Layanan Kesehatan ini disusun dalam rangka untuk

memenuhi ketersediaan bahan ajar peserta didik khususnya SMK sebagai sumber belajar

yang memuat materi dasar kejuruan keperawatan.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

saya dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas kerja keras dan masukan

berharganya dan semoga materi ajar ini bermanfaat untuk siswa SMK jurusan Asisten

Keperawatan.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan Modul masih banyak kekurangan,

untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-

mudahan Materi ajar ini memberikan manfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tulungagung, 02 Januari 2023

Penulis
TUJUAN
PEMBELAJARAN

Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang


proses bisnis di bidang layanan kesehatan.
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda
dapat mendeskripsikan proses bisnis secara
menyeluruh di bidang layanan kesehatan,
menjelaskan penerimaan klien, identifikasi
kebutuhan klien, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pemberian layanan serta
mendeskripsikan pengelolaan sumber daya
manusia di fasilitas kesehatan.
PETA KONSEP

Proses Bisnis Bidang Layanan Kesehatan

Proses Pengelolaaan Sumber


Proses Bisnis Daya
Pelayanan Kesehatan
Layanan Kesehatan

Kebutuhan Klien

Penerimaan Klien

Pelaksanaan Pemberian
Layanan

Evaluasi Pemberian
Layanan
PROSES BISNIS LAYANAN KESEHATAN

Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan


manusia, karena dengan kesehatan yang optimal, seseorang
dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik sehingga tercapai
suatu derajat kehidupan yang optimal. Sektor jasa memiliki
beberapa macam bisnis, salah satunya bisnis layanan kesehatan
yang memiliki fungsi vital bagi masyarakat. Bisnis layanan
kesehatan dibagi menjadi lima jenis yaitu rumah sakit, klinik,
praktek dokter pribadi, apotik, dan laboratorium. Kelima jenis
tersebut memainkan fungsi penting dalam bisnis untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu


lembaga yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang
bertanggung jawab dalam memberikan pengobatan, perawatan,
mengusahakan kesembuhan dan kesehatan pasien, serta
mengupayakan pendidikan hidup sehat bagi masyarakat. Seiring
dengan perkembangan jaman, fasilitas kesehatan juga
mengalami perkembangan, dari yang dahulu tidak mem ikirkan
masalah untung rugi karena semata-mata didirikan untuk
kepentingan sosial dan kemanusiaan (non profit), pada saat ini
telah berubah menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang dalam
kegiatannya dijadikan sebagai badan usaha yang mencari
keuntungan,yang tentunya dibarengi dengan fasilitas yang
memadai serta pelayanan prima.

Meningkatnya kebutuhan akan sarana kesehatan dan


pelayanan kesehatan, merupakan sebuah peluang bagi rumah
sakit yang mempunyai wawasan profit oriented untuk
mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi kelangsungan
hidup rumah sakit dengan memberikan beragam pelayanan,
fasilitas, serta penetapan tarif yang sesuai dengan kualitas
produk sebagai tujuan memberikan kepuasan bagi konsumen.
Pemberian fasilitas dan pelayanan serta penetapan tarip dapat
berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan manajemen yang
profesional dari pihak rumah sakit.

Kondisi demografi negara Indonesia yang mempunyai jumlah


penduduk yang besar, tentu saja keberadaan rumah sakit di
suatu daerah menjadi sangat penting dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal tersebut menjadi
tantangan yang harus dihadapi oleh pihak rumah sakit yang
bergerak pada sektor jasa kesehatan untuk mewujudkan hidup
sehat bagi masyarakat. Munculnya rumah sakit pemerintah
dan swasta dengan layanan fasilitas yang beragam
mengakibatkan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan
akan produk jasa kesehatan yang ditawarkan oleh pihak rumah
sakit. Perusahaan yang bersifat consumer oriented mencoba
untuk mengintegrasi produk, tarif, promosi dan distribusi dalam
melayani konsumen, sehingga kunci menuju ke arah
profitabilitas tidak lagi pada volume penjualan melainkan pada
kepuasan jangka panjang.
PROSES LAYANAN
KESEHATAN

Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh


suatu organisasi baik secara sendiri atau bersama-sama untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, kelompok
dan ataupun masyarakat. Dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas, seorang tenaga kesehatan harus memiliki komitmen yang
tinggi untuk memberikan pelayanan yang berkualitas berdasarkan
standar perilaku dan etika profesional.
Pelayanan kesehatan yang baik harus memenuhi beberapa
persyaratan pokok sebagai berikut.
a. Tersedia dan berkesinambungan

Pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat ( available) dan


bersifat berkesinambungan (continous) artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak
sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat ada
pada setiap saat yang dibutuhkan.

b. Dapat diterima dan wajar (acceptable & appropriate)


Pelayanan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,
keyakinan dan kepercayaan masyarakat serta bersifat wajar.

a. Mudah dicapai (accessible)

Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka


pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat
penting.
b. Mudah dijangkau (affordable)

Untuk dapat mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat


diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.
c. Bermutu (quality)
Pelayanan kesehatan menunjukkan pada tingkat
kesempurnaan, yang disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang
telah ditetapkan.
Kebutuhan dasar manusia merupakan segala hal yang diperlukan
oleh manusia untuk memenuhi, menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Setiap manusia mempunyai karakteristik
kebutuhan yang unik, tetapi tetap memiliki kebutuhan dasar yang
sama. Kebutuhan manusia pada dasarnya meliputi dua kebutuhan
dasar, yaitu kebutuhan akan materi dan non materi. Pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan harus diketahui karakteristik
kebutuhan dasar manusia, supaya memudahkan dalam memberikan
bantuan layanan keperawatan.
Abraham Maslow (1908 – 1970), merumuskan suatu teori tentang
kebutuhan dasar manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Pada pelaksanaan pelayanan kesehata n, 5
(lima) kebutuhan dasar manusia yang diambil dari teori Maslow wajib
untuk diperhatikan, kebutuhan dasar manusia itu adalah :
a. Kebutuhan fisiologis (physiologis needs) mrupakan kebutuhan
yang mutlak harus dipenuhi oleh manusia untuk bertahan
hidup yang meliputi:

1) kebutuhan oksigen dan pertukaran gas

2) kebutuhan cairan dan elektrolit

3) kebutuhan nutrisi dari makanan

4) kebutuhan eliminasi urin dan defekasi

5) kebutuhan istirahat dan tidur

6) kebutuhan kesehatan dan temperatur tubuh

7) kebutuhan seksual (tidak diperlukan untuk menjaga


kelangsungan hidup tetapi mempertahankan kelangsungan
umat manusia)

b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (safety and security


needs) yang meliputi :
1) bebas dari rasa takut dan kecemasan

2) kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin,


panas, kecelakaan dan infeksi
3) aman dari tindakan yang tidak sesuai dengan
profesionalisme.

4) Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (love and


belonging needs) yang meliputi :
a) Memberi dan menerima kasih sayang

b) Persahabatan

c) Mendapat teman atau diakui dalam keluarga, kelompok


serta lingkungan sosial.
d) Kebutuhan harga diri (self-esteem needs) yang meliputi :

(1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain

(2) Kompeten, dihargai dalam pekerjaan, profesi,


kecakapan dalam lingkungan keluarga, kelompok dan
masyarakat.
(3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain

e) Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization)


yang meliputi :
(1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik

(2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri

(3) Bekerja sesuai dengan bakat dan potensi serta


dilakukan dengan senang hati dan diakui orang lain.
(4) Mempunyai dedikasi tinggi
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow
Pada pelayanan kesehatan terdapat beberapa proses atau
tahapan yang akan dilalui oleh pengguna layanan kesehatan, mulai
dari penerimaan pasien hingga evaluasi pemberian layanan yang telah
dilakukan. Tahapan atau proses tersebut diatas adalah sebagai
berikut.
a. Penerimaan Klien

Pada saat klien pertama kali datang ke fasilitas layanan kesehatan,


yang dilakukan pada klien adalah pengumpulan data. Data yang
dimaksud disini adalah sebagai berikut ini.
1) Data Dasar, adalah seluruh informasi tentang status kesehatan
klien,
data dasar ini meliputi data umum, data demografi, riwayat
keperawatan, pola fungsi kesehatan dan pemeriksaan.

2) Data Fokus, adalah informasi tentang status kesehatan klien


yang menyimpang dari keadaan normal. Data focus dapat berupa
ungkapan klien maupun hasil pemeriksaan langsung.
3) Data Subjektif, adalah data yang merupakan ungkapan keluhan
klien secara langsung dari klien maupun tidak langsung melalui
orang lain yang mengetahui keadaan klien secara langsung dan
menyampaikan masalah yang terjadi.
4) Data Objektif, adalah data yang diperoleh Anda secara
langsung

melalui observasi dan pemeriksaan pada klien.

Untuk mendapatkan data tersebut di atas, maka dilakukan suatu


cara dalam pengambilan data adalah sebagai berikut.
a) Anamnesa, adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi
untuk mengajak klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan,
mencakup keterampilan secara verbal dan non verbal, empati dan
rasa kepedulian yg tinggi. Teknik verbal yang dimaksud meliputi:
pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon, sedangkan teknik non verbal meliputi
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan kontak mata.
Terdapat dua jenis anamnesa yaitu auto anamnesa (pemeriksaan
yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap pasien) dan
alo anamnese (pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara
terhadap orang tua atau sumber lain)
b) Observasi, adalah pengamatan perilaku dan keadaan klien
untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan.
c) Pemeriksaan fisik, menggunakan metode physical examination
yang terdiri dari :
(1) Inspeksi, teknik yang dilakukan bersamaan dengan proses
observasi secara sistematik.
(2) Palpasi, teknik yang dilakukan dengan menggunakan indera
peraba.
(3) Perkusi, pemeriksaan dengan cara mengetuk,
(4) Auskultasi, pemeriksaan dengan mendengarkan suara yg
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
b. Rencana pemberian layanan kesehatan
Perencanaan merupakan pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah yang telah
didentifikasi.

Berikut ini yang merupakan tipe rencana pemberian layanan adalah


sebagai berikut.
1) Observasi, adalah rencana tindakan untuk mengkaji atau
melakukan observasi terhadap kemajuan klien dengan pemantauan
secara langsung yang dilakukan secara kontinu.
2) Terapeutik, adalah rencana tindakan yang ditetapkan untuk
mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan masalah.
3) Penyuluhan atau health education atau pendidikan
kesehatan,
rencana ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri kilen
dengan penekanan pada partisipasi klien untuk betanggung jawab
terhadap perawatan diri, terutama untuk perawatan dirumah.
Penyuluhan dapat berbentuk penyuluhan umum tentang segala
sesuatu tentang penyakit dan perawatan klien atau juga lebih spesifik
sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi.
4) Rujukan atau kolaborasi atau medical treatment, merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
antara fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Pelaksanaan pemberian layanan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
tujuan perawatan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan
juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon
klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data
yang baru. Intervensi keperawatan maupun intervensi terapeutik,
yaitu memahami respon fisiologis, psikologis normal dan abnormal,
mampu mengidentifikasi kebutuhan dan pemulangan klien, serta
mengenali aspek-aspek promotif kesehatan klien dan kebutuhan
penyakitnya. Pada saat melaksanakan intervensi tersebut, Anda harus
berkomunikasi dengan jelas pada klien, keluarganya dan anggota tim
keperawatan kesehatan lainnya.

Tindakan medis ini merupakan suatu intervensi medis yang


dilakukan pada seseorang dengan berdasar atas indikasi medis
tertentu yang dapat atau bisa mengakibatkan integritas jaringan atau
organ terganggu. Tindakan tersebut bisa atau dapat berupa :
1) Tindakan terapeutik yang mempunyai tujuan untuk pengobatan
2) Tindakan diagnostik yang mempunyai tujuan untuk dapat
menegaskan atau juga menetapkan penyakit diagnosis. Tindakan
medis ini merupakan sebuah tindakan yang kemudian dilakukan
apabila telah ada persetujuan dari pasien yang terkait terhadap
tindakan medis.
d. Evaluasi pemberian layanan
Tindakan ini adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan klien dengan tujuan untuk mengakhiri rencana
tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan
serta meneruskan rencana tindakan keperawatan. Tahapan evaluasi
ini dilakukan sesuai dengan kerangka waktu penetapan tujuan, tetapi
selama proses pencapaian terjadi pada klien juga harus dipantau.
Apabila kondisi atau kesehatan klien telah mencapai hasil yang sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka kriteria hasil sudah
terpenuhi.
Tindakan evaluasi pemberian layanan ini terdiri dari :
1) Evaluasi proses (Formatif), evaluasi yang dilakukan setelah
selesai tindakan, berorientasi pada etiologi, dilakukan secara
terus – menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
2) Evaluasi hasil (Sumatif), evaluasi yang dilakukan setelah akhir
tindakan keperawatan secara paripurna yang berorientasi pada
masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan ataupun
ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan
klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Evaluasi proses itu dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan
perubahan klien, evaluasi klien dan evaluasi hasil dilakukan pada
akhir pencapaian tujuan. Beberapa rumah sakit menetapkan
kebijakan yang berbeda, evaluasi hasil diukur tiap shift jaga,
sedangkan rumah sakit lain evaluasi proses ditetapkan tiap 24 jam
sekali, kecuali untuk kasus gawat darurat dan intensive care, pada
prinsipnya, semakin cepat perubahan yang terjadi pada klien baik ke
arah perbaikan atau penurunan, semakin sering evaluasi proses itu
dilakukan.
TEST
FORMATIF

1. Di daerah tempat tinggalmu pasti terdapat suatu fasilitas


pelayanan kesehatan. Ambilah contoh salah satu pelayanan
kesehatan yang kamu ketahui tersebut lalu deskripsikan secara
rinci sesuai dengan kriteria pelayanan kesehatan yang ideal. Setelah
itu tariklah suatu kesimpulan dari hasil pengamatanmu tersebut
dan presentasikan di depan kelas !

2. Interpretasikan tentang pemahaman kalian mengenai hierarki


kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari !

3. Setelah kalian mempelajari dan memahami mengenai “dasar-


dasar layanan kesehatan”, simulasikan tahapan-tahapannya
seolah-olah kalian menjadi seorang tenaga kesehatan yang akan
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang
datang fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari tahap penerimaan
pasien sampai pada tahap evaluasi pemberian layanan. Noted
(dilaksanakan saat sudah masuk sekolah)
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/OWNER/Downloads/24301dcf22eb4d8a37b30b15a3373dda.pdf - Senin 2 Januari


2023/10.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai