Anda di halaman 1dari 1

Segelas Air Putih

Suatu hari di sebuah desa kecil yang terpencil, hiduplah seorang tua bernama Pak Joko.
Pak Joko dikenal sebagai sosok bijak yang selalu tersenyum dan mempunyai kebiasaan
unik: setiap hari, ia akan duduk di bawah pohon tua di tepi desa, membawa segelas air
putih, dan memandang ke arah matahari terbenam.

Warga desa heran mengapa Pak Joko meluangkan waktu setiap hari hanya untuk duduk
dan memandang matahari terbenam dengan segelas air putih di tangannya. Mereka
menduga-duga bahwa air putih tersebut memiliki keajaiban atau mungkin memiliki
cerita tersendiri.

Suatu hari, seorang remaja penasaran bernama Ani memutuskan untuk mendekati Pak
Joko dan bertanya tentang segelas air putih itu. Pak Joko tersenyum dan dengan ramah
mengundang Ani untuk duduk bersamanya.

Pak Joko mulai bercerita tentang segelas air putih yang selalu ia bawa setiap hari. Air
putih tersebut, katanya, bukanlah air biasa, melainkan simbol kehidupan dan kebersihan.
Ia menceritakan perjalanan hidupnya, kisah kebijakan dan kesalahan yang telah
dilaluinya, serta hikmah-hikmah yang diperolehnya sepanjang perjalanan hidup.

Ani semakin terpesona dengan setiap kata yang diucapkan Pak Joko. Ia belajar bahwa
segelas air putih itu bukan hanya sekadar cairan, melainkan simbol kebijaksanaan,
keberanian, dan keikhlasan. Pak Joko memberikan nasihat berharga kepada Ani, tentang
arti sejati kehidupan dan pentingnya menjaga hati dan pikiran tetap bersih seperti air
putih itu.

Sejak saat itu, Ani pun menjadi teman setia Pak Joko. Mereka bersama-sama menikmati
matahari terbenam sambil memegang segelas air putih, tidak hanya sebagai minuman,
tetapi juga sebagai pengingat akan keindahan kehidupan dan nilai-nilai yang sejati.

Dengan waktu, cerita tentang Pak Joko dan segelas air putihnya menyebar ke seluruh
desa. Warga desa menjadi lebih bijak dan berdamai dengan kehidupan mereka,
terinspirasi oleh pelajaran berharga yang diwariskan oleh Pak Joko melalui sederet cerita
yang menyentuh hati.

Anda mungkin juga menyukai