Anda di halaman 1dari 2

Permintaan gandum dalam negeri tergolong tinggi karena kegemaran masyarakat Indonesia

mengkonsumsi mi instan yang juga tinggi. Namun, karena gandum yang masih sulit diproduksi
di dalam negeri sehingga Indonesia sepenuhnya masih bergantung pada impor untuk memenuhi
kebutuhan gandum. Perdagangan gandum impor dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha.
Meskipun banyak perusahaan nasional yang menjadi importir gandum akan tetapi ada 5 importir
besar yang menjadi pemain utama dalam perdagangan gandum di Indonesia. Kelima Pelaku
usaha tersebut menguasai lebih dari 95% pangsa pasar gandum yaitu PT. Sejahtera, PT.
Gunadaya, PT. Gelora, PT. Bintangjaya dan PT. Harumwangi. Jumlah gandum yang diimpor
oleh PT. Sejahtera mengimpor gandum sebanyak 25.000 ton, PT. Gunadaya sebanyak 40.000
ton, PT. Gelora mengimpor sebanyak 6.500 ton, PT. Bintangjaya sebanyak 2.375 ton dan PT.
Harumwangi sebanyak 825 ton. Diketahui tidak ada perjanjian pembagian wilayah dalam hal
pendistribusian gandum impor antara supplier atau pemasok dengan importir.

Pertanyaan:

Berdasarkan uraian kasus diatas, berikanlah analisis anda apakah ada indikasi dilakukannya
kegiatan yang dilarang oleh para pelaku usaha? jelaskan pemahaman anda tentang kegiatan yang
dilarang tersebut dengan mengemukakan teori dan dasar hukum yang konkrit!

Jawab:

Pasal 17 UU No 5 Tahun 1999

pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa jika:

a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang
dan atau jasa yang sama; atau
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Monopoli yang tidak melanggar Pasal 17 UU No 5 Tahun 1999 adalah Monopoli Alamiah
(Monopoly by Nature) dan Monopoli karena Perlindungan UU (Monopoly by Law).

Monopsoni

Pasal 18 UU No 5 Tahun 1999

Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang
dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal apabila satu pelaku usaha menguasai lebih
dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Menurut Pasal 18 No 5 Tahun 1999 Monopsoni adalah kondisi dimana suatu kelompok pelaku
usaha menguasai penguasaan pasar besar untuk membeli satu produk sehingga menumbulkan
potensi terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Kebanyakan kegiatan monopsony terjadi karena
UU, namun juga dapat timbul karena adanya kartel pembeli, seperti yang terjadi pada pembelian
barang-barang pertanian, bahan mentah untuk industri, atau dalam pasar tenaga kerja.Namun jika
pasar monopsoni terjadi dengan terciptanya seorang pelaku monopsoni disebabkan tidak
ditemukan pembeli lain dipasar bersangkutan tidaklah dilarang.

Jika pelaku usaha melanggar ketentuan UU Anti Monopoli, Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(“KPPU”) berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif seperti:

a. penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 s.d. Pasal 13,
Pasal 15, dan Pasal 16;
b. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14;
c. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti menimbulkan
praktik monopoli, menyebabkan persaingan usaha tidak sehat, dan/atau merugikan
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 s.d. Pasal 24, Pasal 26, dan Pasal 27;
d. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25;
e. penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28;
f. penetapan pembayaran ganti rugi; dan/atau
g. pengenaan denda paling sedikit Rp1 miliar

Refrensi: MKUM4307/MODUL5

https://www.hukumonline.com/klinik/a/larangan-praktik-monopoli-lengkap-dengan-
sanksinya-lt64213618718fa/

Anda mungkin juga menyukai