Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENGGANTI UTS

RESUME

Resume ini di buat sebagai tugas pengganti UTS mata kuliah hukum
persaingan usaha di kelas A BT19

Di susun :
IRWANDI
D10120615
A BT19
HUKUM PERSAINGAN USAHA

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
1. kegiatan yang di larang (monopoli dan monopsoni)
pasar adalah suatu tempat terjadinya transaksi jual beli. Berdasarkan jenisnya,
pasar terdapat beberapa jenis yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna. Salah satu bentuk pasar yang tidak sempurna yaitu monopoli dan
monopsoni. Menurur UU no. 5 tahun 1999, monopoli adalah penguasan atas produksi
dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku
usaha atau satu kelompok pelaku usaha.

Dalam UU no. 5 tahun 1999 bab 4 (kegiatan yang di larang) bagian pertama
tentang monopoli di pasal 17 menjelaskan bahwa :
1. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) apabila:
a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam
persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama; atau
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih
dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa
tertentu.

Di kutip dari “blog bhinneka”, monopsoni adalah pasar yang terdiri dari
banyak penjual namun di kuasai oleh pembeli tunggal, bisa individu maupun
kelompok bisnis.
Dalam pasal 18 UU no. 5 tahun 1999 menjelaskan bahwa :
1. Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli
tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai penerimaan pasokan
atau menjadi pembeli tunggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila
satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari
50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

2. Perjanjian yang di larang (oligopoli dan penetapan harga)


Praktek oligopoli pada umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga
jualterbatas, sehingga menyebabkan kompetisi hargadiantara pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Penjelasan tentang oligopoli terdapat pada pasal 4 UU no. 5 tahun 1999
menjelaskan bahwa :
1. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk
secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa,
sebagaimana dimaksud ayat (1), apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha
atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima
persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Penjelasan tentang penetapan harga terdapat pada pasal 5 UU no. 5 tahun 1999
menjelaskan bahwa :
1. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang
harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan
yang sama.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:
a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau
b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai