Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wynne Dhea Maria Butar-Butar

NIM : 2002112205

Antimonopoli dan Persaingan Usaha


1. Antimonopoly
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau
atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih
pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang
dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat
merugikan kepentingan umum
2. Persaingan usaha tidak sehat
Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha
3. Macam-macam monopoli yang dilarang
Adapun Jenis-jenis dari kegiatan yang dilarang menurut Undang – Undang
Antimonopoli adalah sebagai berikut :
 Monopoli
Diatur dalam ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Antimonopoli
menyatakan bahwa:
Pasal 17:
(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:
a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha
barang dan atau jasa yang sama; atau
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50%
(lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
 Monopsoni
Monopsoni adalah menguasai penerimaan pasokan atau menjasi pembeli tunggal atas
barang dan / atau jasa dalam pasar yang bersangkutan sebagaimana diatur dalam Pasal 18
ayat ( 1), dan (2).
Pasal 18:
(1) Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal
atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai penerimaan pasokan atau
menjadi pembeli tunggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila satu pelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
 Penguasaan Pasar
Penguasaan pasar ini adalah kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, sebagaimana yang diatur
dalam pasal 19,20,21 UndangUndang No.5 tahun 1999.
Pasal 19:
Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun
bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat berupa: a. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha
tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; b. atau
mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 21:
Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan
biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
 Persekonglan
Persekonglanatau konspirasi usaha adalah bentuk kerja sama yang dilakukan oleh
pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai psar bersangkutan bagi kepentingan
pelaku usaha yang bersengkol.Persengkolah diatur dalam Pasal 22, pasal 23, dan Pasal 24
Undang –Undang Antimonopoli
Pasal 22:
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau
menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat.
Pasal 23:
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi
kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 24: Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk menghambat
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya dengan
maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan atau dipasok di pasar bersangkutan
menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu yang
dipersyaratkan.
4. Fungsi hukum antimonopoli
 melakukan pencegahan dan pengawasan terjadinya praktik monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat.
 melakukan penegakan hukum berupa larangan praktik monopoli dan/atau persaingan
usaha.
rencana penggabungan maupun peleburan badan usaha,
 pengambilalihan saham,
 pengambilan aset, ataupun pembentukan usaha patungan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktik monopoli persaingan usaha tidak sehat.
 memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah berkaitan 
dengan praktik monopoli persaingan usaha tidak sehat.
5. Pihak yang melakukan pengawasan dan penegakan hukum antimonopoli
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah sebuah lembaga Independen
yang terlepas dari penggaruh dan kekuasaan pemerintahan serta pihak lain.Komisi
bertanggung jawab kepada Presiden. KPPU diberikan kewenangan dan tugas yang sangat
luas,yang meliputi wilayah eksekutif, yudikatif, legislatif serta konsulatif.Kewenangan
diatas meneyebabkan KPPU dapat tumpang tindih karena bertindak sebagai investigator,
penyidik, pemeriksa, penuntut, pemutus maupun fungsi kosulatif.

Sumber Referensi:
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1999_5.pdf
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/296/5/138400170_file5.pdf
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt590c2cc528eff/begini-fungsi-penegakan-
hukum-kppu-dalam-ruu-larangan-praktik-monopoli/

Anda mungkin juga menyukai