Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fahmil Mubarokh

Nim : 19313249
1. Karena tu termasuk daerah greenzone dalam sebuah tempat duduk di dalam
transportasi, greenzone itu sendiri merupakan tempat duduk yang paling aman dari
setiap tempat duduk, maka dari itu bukan termasuk dari diskriminasi harga melainkan
ada benefit tersendiri yang didapatkan oleh penumpang yaitu keamanan yang lebih
maksimal.
2. Karena itu salah satunya merupakan kelompok infant, kelompok tersebut merupakan
usia anak dibawah 3 tahun dengan ketentuan:
a. Penumpang anak kesatu dari satu penumpang dewasa dengan usia kurang dari
3 tahun tidak mengambil tempat duduk tidak dikenakan bea (gratis).
b. Penumpang anak kesatu dari satu penumpang dewasa dengan usia kurang dari
3 tahun mengambil tempat duduk maka dikenakan tarif dewasa.
c. Penumpang anak kedua dan seterusnya dari satu penumpang dewasa
dikenakan tarif dewasa; Infant tidak boleh melebihi penumpang dewasa dalam
satu keberangkatan.
3. Aksi korporasi berupa restrukturisasi perusahaan, tindakan tersebut merupakan
tindakan kartel karena berupa merger. Secara umum merger dapat didefinisikan
sebagai penggabungan dua atau lebih pelaku usaha menjadi satu pelaku usaha. Suatu
kegiatan merger dapat menjadi suatu pengambilalihan (acquisition) apabila
penggabungan tersebut tidak diinginkan oleh pelaku usaha yang digabung. Dua atau
beberapa pelaku usaha sejenis yang bergabung akan menciptakan integrasi horizontal
sedangkan apabila dua pelaku usaha yang menjadi pemasok pelaku usaha lain maka
akan membentuk integrasi vertikal. Meskipun merger atau pengambilalihan dapat
meningkatkan produktivitas pelaku usaha baru, namun suatu merger atau
pengambilalihan perlu mendapat pengawasan dan pengendalian, karena
pengambilalihan dan merger dapat menciptakan konsentrasi kekuatan yang dapat
mempengaruhi struktur pasar sehingga dapat mengarah ke pasar monopolistik.
Persaingan usaha yang tidak sehat akan melahirkan monopoli. Bagi para ekonom
defenisi monopoli adalah suatu struktur pasar dimana hanya terdapat satu produsen
atau penjual. Sedangkan pengertian monopoli bagi masyarakat adalah adanya satu
produsen atau penjual yang mempunyai kekuatan monopoli apabila produsen atau
penjual tersebut mempunyai kemampuan untuk menguasai pasar bagi barang atau jasa
yang diperdagangkannya, jadi pada dasarnya yang dimaksud dengan monopoli adalah
suatu keadaan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) hanya ada satu produsen
atau penjual, (2) tidak ada produsen lain menghasilkan produk yang dapat mengganti
secara baik produk yang dihasilkan pelaku usaha monopoli, (3) adanya suatu
hambatan baik secara alamiah, teknis atau hukum.
4. Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli danPersaingan Usaha
Tidak sehat. Meskipun KPPU mempunyai fungsi penegakan hukum persaingan usaha,
akan tetapi KPPU bukanlah lembaga peradilan khusus dalam bidang persaingan
usaha. Tugas dan wewenang KPPU diatu dalam pasal pasal 35 dan pasal 36 UU No. 5
Tahun 1999. KPPU menjalankan tugas untuk mengawasi tiga hal pada undang-
undang yang menyangkut praktek-praktek sebagai berikut (supriatna, 2016 : 131) :
a. Kegiatan yang dilarang yaitu melakukan control produksi dan pemasaran
melalui pengaturan pasokan, pengaturan pasar yang dapat mengakibatkan
praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.
b. Perjanjian yang dilarang yaitu melakukan perjanjian dengan pihak lain untuk
secara bersamasama mengontrol produksi dan pemasaran barang dan/atau jasa
yang dapat mengakibatkan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat, antara lain : perjanjian penetapan harga, deskriminasi harga, boikot,
perjanjian tertutup, oligopoly, kartel, trust, dan perjanjian dengan pihak luar
negeriyang dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat
c. Posisi dominan yaitu pelaku usaha yang menyalahgunakan posisi dominan
yang dimilikinya untuk membatasi pasar, menghalangi hak-hak konsumen,
atau menghambat bisnis pelakupelaku usaha lainnya.
Berkaitan dengan kasus dugaan kartel daging ayam broiler yang cenderung
dikhawatirkan akan terulang kembali di masa yang akan datang, maka Majelis KPPU
memberikan beberapa saran serta rekomendasi kepada pemerintah, yaitu:

 Presiden dan DPR RI melakukan perubahan terhadap UU no 41 Tahun 2014


atas perubahan UU No.18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan
hewan. Menurut ketua KPPU, Syarkawi Rauf, UU No.41 tahun 2013 tersebut
berpotensi menimbulkan konglomerasi atau integrasi yang dilakukan dari hulu
ke hilir. Saat ini, penerapan undang-undang ini telah menyebabkan para
peternak mandiri sulit untuk mendapatkan day old chicken (DOC) dengan
kualitas baik (kualitas nomor dua) sedangkan untuk DOC kualitas nomor satu
sudah dikuasai oleh perusahaanperusahaan besar yang memiliki peternakan
sendiri. Oleh karena itu, UU No. 41 tahun 2014 perlu diubah untuk memberika
perlindungan kepada peternak mandiri dan mencegah terjadinya pemusatan
ekonomi di sektor industri perunggasan yang dilakukan pelaku usaha
bermodal besar.
 Kementrian Pertanian membuat aturan atau regulasi mengenai perunggasan di
Indonesia, sesuai dengan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat yang
terkandung dalam UndangUndang Nomor 5 tahun 1999.
 Kementerian Perdagangan memotong rantai distribusi (off farm)
menyederhanakan rantai distribusi perunggasan di Indonesia yang panjang di
pasar hilir (mulai dari kandang sampai ke tangan pedagang tradisional) untuk
melindungi para peternak rakyat. Hal tersebut disebabkan karena rantai
distribusi perunggasan di Indonesia yang sangat panjang saat ini membuat
harga di peternakan sangat jauh berbeda dibandingkan yang ada di konsumen,
Harga di peternak bisa 10.000/kg, logikanya di end user harusnya hanya Rp
16.000/kg atau paling mahal Rp 18.000/kg. Tapi faktanya, harga Rp 10.000/kg
di peternak, di pasar tetap saja Rp 40.000-Rp 45.000/kg ayam potongnya.
5. Hal ini dilakukan agar pelelangan yang dilakukan murni untuk mencari pembeli dari
barang tersebut. Apabila pelelangan dilakukan secara terperinci dikhawatirkan akan
menjadi ajang promosi terhadap barang yang akan dilelang. Setiap pelaksanaan lelang
akan selalu bertujuan untuk mencapai harga optimal, tanpa mengesampingkan adanya
jaminan transaksi yang akuntabel. Namun upaya pemasaran oleh pihak penjual
menjadi salah satu penentu tercapainya tujuan tercipta harga yang tinggi. Apabila
Penjual hanya mengandalkan pengumuman lelang maka sering terjadi harga yang
terbentuk tidak optimal, khususnya dalam lelang eksekusi, atau malahan tidak ada
yang berminat/tidak ada yang menawar. Oleh karena itu pihak penjual harus tetap
melakukan upaya pemasaran, atau paling tidak mengungkapkan dengan sebenarnya
kondisi obyek yang dilelang kepada setiap peminat lelang, sehingga diharapkan akan
terjadi kompetisi diantara peserta lelang.

Anda mungkin juga menyukai