Anda di halaman 1dari 87

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Pelaksanaan lelang umum (tender)


Dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
Di dinas pekerjaan umum
Kabupaten batang

PENULISAN HUKUM
(SKRIPSI)
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Oleh
Hendra Yoghasmara
NIM : E.0002147

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008

i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Penulisan Hukum ( skripsi ) ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan


Dewan Penguji Penulisan Hukum ( skripsi ) Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Dosen Pembimbing Skripsi

Waluyo, S.H., M.Si.


NIP. 132 092 854

ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Penulisan Hukum (Skripsi)


PELAKSANAAN LELANG UMUM (TENDER) DALAM PENGADAAN
BARANG DAN JASA PEMERINTAH DI DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN BATANG

Disusun oleh :
HENDRA YOGHASMARA
NIM : E. 0002147
Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 31 Januari 2008

TIM PENGUJI

1. Wasis Sugandha, S.H. (Ketua) :

2. Djoko Wahyu W, S.H., M.S. (Sekretaris) :

3. Waluyo, S.H., M.Si. (Anggota) :

MENGETAHUI
Dekan,

Moh Jamin, S.H., M.H.


NIP. 131 570 154

iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“ Menjadi orang penting itu baik, akan tetapi lebih penting menjadi orang baik “
( seorang sahabat )

” Kemuliaan manusia bukan terletak pada kemenangan saja, tetapi terlebih pada
upaya bagaimana kita bisa bangkit setelah kekalahan. Hidup kita yang sekali itu
terdiri dari rentetan kemenangan dan kekalahan yang datang siluh berganti ”
( seorang sahabat )

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk :

Kedua Orang Tuaku


Lanjar Triono & Nuniek Sriwuryanti
Semoga senantiasa berada dalam rahmat, karunia dan perlindungan Allah
SWT

Saudara-saudariku tercinta
Ratih Damayanti & Bondan Wijanarko

Almamater 2002 FH UNS

v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur ke hadirat Rabb yang Maha Mengetahui dan


Maha Menguasai Ilmu, Penulisan Hukum ( skripsi ) yang berjudul : “
PELAKSANAAN LELANG UMUM (TENDER) DALAM PENGADAAN
BARANG DAN JASA PEMERINTAH DI DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN BATANG “ dapat diselesaikan.
Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proses Penulisan Hukum (
skripsi ) ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Moh. Jamin S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum UNS
yang telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini;
2. Bapak Waluyo, S.H., M.Si. selaku pembimbing Penulisan Hukum (
skripsi ) yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan dan arahan bagi tersusunnya Penulisan
Hukum ( skripsi ) ini.
3. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing
Akademik.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak berjasa memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Bapak M.A. Hermawan (Pak Agung) dari Sub Dinas Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang atas data-datanya.
6. Kedua Orang Tua tercinta atas semua pengorbanan dan jerih payah,
serta doa yang telah mengiringi perjalanan penulis. Alangkah
kebaikan Bapak dan Ibu tidak akan terbalaskan dengan apapun.
Semoga senantiasa dalam rahmat, karunia, dan lindungan-Nya.
Amien..

vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Mbak Ratih dan Dek Bondan, terima kasih untuk dukungannya bagi
penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Penulisan Hukum (
skripsi ) ini.
Demikian mudah-mudahan Penulisan Hukum ( skripsi ) ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis, kalangan akademisi,
praktisi, serta masyarakat umum.
Surakarta, Januari 2008

Penulis

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................................... 3
C. Perumusan Masalah ................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
F. Metode Penelitian ................................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan Hukum ................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13


A. Kerangka Teoritik ................................................................................ 13
1. Pengertian Pengadaan Barang Dan Jasa .................................... 13
2. Pengertian Barang Dan Jasa ...................................................... 13
3. Prinsip Dasar Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa........... 14
4. Kebijakan Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa.... 15
5. Etika Pengadaan Barang Dan Jasa............................................. 16
6. Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa ......................... 17
7. Persyaratan Dan Tugas Pokok Pengguna Barang Dan Jasa ...... 17

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Pembentukan, Persyaratan, Tugas Pokok, Dan


Keanggotaan Panitia/Pejabat Pengadaan ................................... 18
9. Pengaturan Prakualifikasi Dan Pascakualifikasi........................ 20
10. Sistem Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemborongan/Jasa Lainnya........................................................ 22
11. Sistem Pengadaan Jasa Konsultasi ............................................ 28
12. Kewenangan Penetapan Penyedia Barang Dan Jasa.................. 36
13. Sanggahan Pemilihan Penyedia Barang Dan Jasa,
Pengaduan Masyarakat, Dan Pelelangan Atau Seleksi Gagal ... 37
B. Kerangka Pemikiran............................................................................. 40

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 42


A. Pelaksanaan Lelang Umum (Tender) Dalam Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah Di Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Batang ................................................................................ 42
B. Pelaksanaan Lelang Umum Kegiatan Penataan
Kota Batang Tahun Anggaran 2003
Untuk Paket Pekerjaan Pembangunan Saluran Dan Trotoar
Di Jl. RE. Martadinata.......................................................................... 61
C. Hambatan-hambatan Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan
Lelang Umum (Tender) Pengadaan Barang dan Jasa .......................... 69
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 71
A. Simpulan ............................................................................................. 71
B. Saran .................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 74

LAMPIRAN

ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan 1 Model Analisis Interaktif ................................................................... 10


Bagan 2 Alur Kerangka Pemikiran .................................................................. 40

x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
Lampiran II Berita Acara Lelang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah Paket Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jalan
RE. Martadinata Kabupaten Batang

xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

HENDRA YOGHASMARA, E 0002147, PELAKSANAAN LELANG


UMUM (TENDER) DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEMERINTAH DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BATANG.
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Penulisan Hukum ( skripsi )
2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan lelang
umum(tender) pengadaan barang dan jasa pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Batang dan hambatan-hambatan yang dialami selama pelaksanaan
lelang tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris. Lokasi
penelitian ini adalah di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang. Jenis data
yang dipergunakan meliputi data primer berupa hasil wawancara dengan panitia
lelang umum dan data sekunder berupa berupa berkas-berkas acara lelang serta
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu panitia lelang
umum di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dan sumber data sekunder
yaitu berkas-berkas acara lelang serta peraturan perundang-undangan yang
berkaitan. Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi lapangan
yang dilakukan dengan wawancara dengan panitia lelang umum di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dan studi kepustakaan dengan mempelajari
berkas-berkas lelang umum serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Tehnik analisis data menggunakan analisis data
kualitatif dengan model analisis interaktif.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa proses pelaksanaan lelang
umum (tender) pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tahap-tahap pelaksanaannya
meliputi pengumuman lelang, pendaftaran lelang, pengambilan dokumen lelang,
penjelasan, pembuatan berita acara penjelasan, pemasukan penawaran,
pembukaan penawaran, pembuatan berita acara pembukaan penawaran, evaluasi
berkas penawaran dan evaluasi kualifikasi, usulan hasil evaluasi penawaran dan
evaluasi kualifikasi, penetapan pemenang, pengumuman pemenang, masa
sanggah, penunjukan pemenang, kemudian penandatangan kontrak. Hambatan-
hambatan dalam pelaksanaan lelang seperti kurangnya jumlah panitia lelang,
adanya benturan jadwal antar penitia lelang, kurang efektifnya tim teknis dalam
panitia lelang, dan kurangnya SDM dari penyedia jasa.

xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelaksanaan good governance yang terarah dan bertujuan untuk
memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat oleh kalangan pemerintah
daerah tentunya tak terlepas dari keberadaan sarana dan prasarana teknis
pelaksanaan tugas pemerintahan yang memadai. Seperti halnya keberadaan
gedung perkantoran dinas, motor dinas, mobil dinas, alat-alat perkantoran
seperti komputer, meja kantor, dan lain sebagainya dinilai sebagai penunjang
yang mampu membantu kinerja dari pelaksanaan pemerintahan daerah.
Selain keberadaan barang–barang penunjang kegiatan pemerintahan di
atas, juga terdapat kegiatan seperti pembangunan jalan arteri, jembatan,
gedung sekolah dan lain sebagainya yang notabene merupakan kewajiban
pemerintah dalam rangka pelaksanaan good governance.
Keberadaan barang-barang tersebut tidak selalu ditangani langsung
oleh pemerintah daerah itu sendiri mengingat tugas yang harus dijalani oleh
aparat pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi dari pemerintahan. Tetapi
dapat dijalankan melalui proses atau program yang dinamakan pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
Namun seiring dengan berjalannya waktu ternyata pelaksanaan dari
pengadaan barang dan jasa pemerintah tersebut dijumpai adanya kendala atau
hambatan, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Dan salah satu
hambatan dari pelaksanaan program tersebut berupa mulai dijumpainya
praktek korupsi yang dilakukan baik oleh penyedia barang dan jasa
pemerintah atau bahkan dilakukan oleh aparat pemerintah itu sendiri selaku
pengguna barang dan jasa.
Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab maraknya korupsi,
antara lain :

xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Buruknya penegakan hukum, dimana peran aparat penegak hukum yang


terkesan kurang serius dalam menangani kasus korupsi serta terkesan
cenderung memihak sang koruptor.
2. Tidak berfungsinya institusi pengawasan (baik internal maupun eksternal).
3. Rendahnya profesionalisme aparatur dan tidak adanya akuntabilitas
termasuk standar pelayanan.
4. Kebijakan publik yang kolutif dan monopolistic ( penguasa-pengusaha
dan bisnis pejabat ).
5. Buruknya representasi politik.
6. Minimnya control masyarakat termasuk dalam memberikan sanksi sosial
terhadap koruptor.
7. Income disparity. (Ibrahim Fahmy Badoh, 2006:1).
Untuk mengatasi angka korupsi yang semakin meningkat yang
dilakukan dalam instansi pemerintah, maka oleh pembuat undang-undang
sudah banyak sekali dibuat peraturan perundangan dengan tujuan agar
pelaksanaan jalannya pemerintahan dilakukan secara lebih tersistematis dan
diharapkan dapat menekan angka korupsi di dalam instansi pemerintahan.
Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan suhu persaingan usaha dalam
negeri secara sehat dan juga untuk menjaga keefektifan penggunaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
Seperti diundangkannya Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Dalam
perkembangannya, Keppres tersebut telah mengalami perubahan sebanyak 7
(tujuh) kali dan yang terakhir adalah dengan diundangkannya Perpres Nomor
95 Tahun 2007 yang bertujuan agar pengadaan barang dan jasa pemerintah
dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah bahwa
pengadaan barang barang dan jasa pemerintah dapat dilakukan melalui dua
cara, yakni:

xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Dengan menggunakan penyedia barang dan jasa


2. Dengan swakelola.
Dalam pelaksanaannya, jika pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah tersebut bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah), maka oleh dinas tersebut bisa melaksanakan pengadaan tersebut
secara swakelola maupun dengan menggunakan penyedia barang dan jasa
melalui mekanisme penunjukan langsung. Tetapi jika pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa tersebut bernilai lebih dari Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah), maka dengan alasan efektifitas dan efisiensi anggaran serta untuk
meminimalisir adanya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam
tubuh pemerintahan maka pelaksanaannya diwajibkan dengan menggunakan
penyedia barang dan jasa dengan mekanisme lelang umum tender pengadaan
barang dan jasa.
Berdasarkan uraian di atas, maka oleh penulis mengambil tema
penelitian hukum tentang pelaksanaan lelang umum tender dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah yang dilakukan diadakan oleh salah satu instansi
pemerintahan. Dimana oleh penulis akan lebih difokuskan pada prosedur dan
pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan jasa pemerintah
daerah berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003. Berangkat dari hal
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penulisan hukum dengan
judul : “ PELAKSANAAN LELANG UMUM (TENDER) DALAM
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DI DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BATANG “.

B. Pembatasan Masalah
Oleh penulis dalam hal pembatasan masalah ini bertujuan agar dalam
penyusunan dan penyajian data penelitian nantinya supaya lebih terfokus dan
terarah pada suatu permasalahan penelitian. Dan penulisan hukum ini,
berkaitan dengan pembatasan masalah oleh penulis adalah nantinya akan
membahas permasalahan di seputar pelaksanaan lelang umum tender
pengadaan barang dan jasa pemerintah berupa jasa pemborongan (konstruksi

xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

atau wujud fisik lainnya) dimana dalam pelaksanaannya dengan


menggunakan metode pasca kualisifikasi.

C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang tegas dapat menghindari pengumpulan data
yang tidak diperlukan, sehingga penelitian akan lebih terarah pada tujuan
yang ingin dicapai. Perumusan masalah digunakan untuk mengetahui dan
menegaskan masalah-masalah apa yang hendak diteliti yang dapat
memudahkan penulis dalam pelaksanaan pengumpulan data, penyusunan
data, dan menganalisanya sehingga penelitian dapat dilakukan secara
mendalam dan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Bertolak dari latar belakang yang oleh penulis coba untuk ungkapkan
di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang
dan jasa pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang jika
dikaitkan dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta
perubahannya ?
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan lelang
umum tender pengadaan barang dan jasa pemerintah ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai sebagai solusi
atas masalah yang dihadapi (tujuan obyektif), maupun untuk memenuhi
kebutuhan perorangan (tujuan subyektif). Berangkat dari permasalahan
tersebut di atas, maka tujuan penulisan hukum ini adalah :
1. Tujuan obyektif
a. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan lelang umum tender
pengadaan barang dan jasa pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Batang jika dikaitkan dengan Keppres Nomor 80 Tahun

xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa


Pemerintah.
b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan jasa
pemerintah.

2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat guna penyusunan
penulisan hukum sebagai syarat untuk memperolah gelar kesarjanaan
di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta sumbangan
pemikiran praktis dalam pengetahuan administrasi negara.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas
pengetahuan tentang ilmu hukum, khususnya hukum admisintrasi
negara.
b. Untuk lebih memperdalam pemahaman teori yang telah diterima
oleh penulis selama dalam bangku kuliah.

2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan jawaban atas perumusan masalah yang telah
disusun oleh penulis.
b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman tentang prosedur pelaksanaan lelang tender
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 yang
bertujuan untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa pemerintah.

xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. Metode Penelitian
Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami
obyek yang akan menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang akan diteliti.
Metode dipilih dan digunakan untuk keserasian dengan obyek serta sejalan
dengan tujuan dan masalah yang diteliti.
Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara
seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa, dan memahami lingkungan-
lingkungan yang dihadapinya ( Soerjono Soekanto, 1986:6).
Dalam penelitian ini oleh penulis menggunakan metode-metode
sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini oleh penulis menggunakan jenis penelitian
empiris, Pada penelitian hukum sosiologis atau empiris, maka yang
diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian
dilanjutkan dengan penelitian pada data primer di lapangan, atau
terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 1986: 52).

Dalam penelitian ini, penulis mencari bahan hukum normatif


berkaitan dengan pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang
dan jasa pemerintah kemudian melakukan analisis terhadap hasil
penelitian di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dikaitkan
dengan bahan bahan hukum normatif tadi.

2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, oleh penulis mengambil lokasi penelitian
di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang, Perpustakaan Fakultas
Hukum UNS, dan Perpustakaan Pusat UNS.

xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran sejelas mungkin mengenai masalah yang diteliti. Suatu
penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang
seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.
Penelitian deskriptif pada umumnya bertujuan untuk mendiskripsikan
secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi atau
daerah tertentu mengenai sifat-sifat, karakteristik-karakteristik atau
faktor-faktor tertentu (Bambang Sunggono, 2003:36).

4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan merupakan tata cara penelitian yang
menghasilkan data deskriptif yaitu apa yang dinyatakan oleh
responden secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata ( Soerjono
Soekanto, 1986 : 32).

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian


1. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di
lapangan. Antara lain berasal dari pelaksanaan lelang umum
tender pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta pejabat
pelaksana lelang umum tender pengadaan barang dan jasa
pemerintah

xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Data Sekunder
Data ini antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-
buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan
seterusnya. (Soerjono Soekanto,1986:12)
2. Sumber Data
Berdasarkan jenis-jenis data diatas dalam penelitian ini
dapat dibagi menjadi dua sumber data, yaitu :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang terkait langsung
permasalahan yang diteliti, dalam hal ini melalui Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dan pejabat pelaksana
lelang umum tender pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dalam hal ini, oleh penulis data yang diperoleh bersumber dari
Bapak M.A. Hermawan (Pak Agung) dari Sub Dinas Cipta
Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dimana
beliau dalam pelaksanaan lelang bertindak sebagai ketua
panitia lelang.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data yang meliputi semua sumber data yang
mendukung sumber data primer antara lain peraturan
perundangan-undangan, dokumen-dokumen, laporan, hasil
penelitian terdahulu, buku-buku ilmiah dan sumber lain yang
berhubungan dengan objek penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan kemampuan untuk
memilih, menyusun teknis, dan alat pengumpul data yang relevan.
Karena kecermatan dalam memilih dan menyusun teknik serta alat
pengumpul data akan berpengaruh secara obyektif pada hasil
penelitian.

xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Lapangan
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara langsung ke lapangan, yaitu melakukan pengamatan
langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini penelitian
akan dilakukan dengan cara wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab secara langsung dan lisan untuk memperoleh
informasi yang diperlukan. Dalam hal ini wawancara dilakukan
kepada pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan
jasa pemerintah, serta pejabat pelaksana lelang umum tender
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Oleh karena itu, instrument
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebuah Recorder (
alat perekam ) dan Field Note ( catatan lapangan ).
b. Studi Kepustakaan
Metode ini digunakan dalam rangka untuk mendapatkan
data sekunder, yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca,
mempelajari dan mengutip dari literature, dokumen, sumber
hukum, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dan relevan
dengan permasalahan yang diteliti.
Dalam hal ini buku, literature, dan peraturan perundangan
serta dokumen tentang pelaksanaan lelang tender pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
c. Penelitian Cyber Media
Merupakan teknik pengumpulan data dimana penulis
menggunakan sarana internet, untuk menelusuri segala bentuk
informasi sehubungan dengan permasalahan yang akan diteliti,
yaitu terkait dengan pelaksanaan lelang tender pengadaan barang
dan jasa pemerintah.

xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah
hasil penelitian menjadi sebuah laporan, data yang diperoleh,
dikerjakan, dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat
menyimpulkan persoalan yang ada.
Dari semua data yang diperolah dikumpulkan, disusun,
dijelaskan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Deskriptif karena penelitian ini bertolak pada
identifikasi hukum dan melihat efektifitas hukum yang terdapat di
dalam masyarakat dari keadaan, perilaku manusia dan gejala-gejala
yang ada. Apakah hukum dengan peraturan-peraturan yang ada,
peraturan perundang-undangan atau peraturan lainnya sudah berlaku
dengan benar dan efektif dalam praktek di masyarakat. Kualitatif
karena sifat data dan penelitian adalah kualitatif. Sehingga kesimpulan
yang dapat ditarik adalah merupakan hasil dari interpretasi induktif.
Model analisis kualitatif yang digunakan adalah model analisis
interaktif “Interaktif Model Of Analisis” adalah model analisis yang
memerlukan tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data serta
penarikan kesimpulan verifikasi. Selain itu dilakukan pula suatu proses
antara tahap-tahap tersebut sehingga yang terkumpul berhubungan satu
sama lain secara otomatis. (H.B. Sutopo,2002:94-97)
Pengumpulan
Data

Reduksi Sajian Data

Penarikan
Simpulan/
Gambar 1
Bagan Model Analisis Interaktif

xxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dengan memperhatikan bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa


dalam bentuk ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dengan
verifikasinya dengan proses pengumpulan data selama kegiatan
pengumpulan data berlangsung. Dengan memperhatikan gambar, maka
prosesnya dapat dilihat pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu
membuat reduksi data dan sajian data.

Dari dua bagian data tersebut peneliti menyusun rumusan


pengertiannya secara singkat, berupa pokok-pokok temuan yang
penting dalam arti inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji yang
disebut reduksi data. Kemudian diikuti penyusunan sajian data yang
berupa cerita sistematis dan logis dengan suntingan penelitinya supaya
makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami.

Reduksi dan sajian data ini disusun pada waktu peneliti sudah
mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam
penelitian. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti
mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya
berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian
datanya. Bila simpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya
rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti wajib
kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus
untuk mencari pendukung simpulan yang ada dan juga bagi
pendalaman data. Dalam keadaan ini tampak bahwa penelitian
kualitatif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus. Biasanya,
sebelum peneliti mengakhiri proses pelaksanaan penelitiannya dan
menyusun laporan, kegiatan pendalaman data ke lapangan studinya
dilakukan untuk menjamin mantapnya hasil akhir penelitian (H. B.
Sutopo, 2002 : 94 - 97).

xxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. Sistematika Penulisan Hukum


Guna memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan penulisan hukum, maka penulis
dapat menguraikan sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri atas sub bab Latar Belakang,
Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan
Hukum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Kerangka Teori berisi tinjauan umum tentang
pelaksanaan lelang umum tender mpengadaan barang
dan jasa pemerintah.
B. Kerangka Pemikiran
Berisi alur pemikiran yang hendak ditempuh penulis.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini oleh penulis akan dijelaskan mengenai
hasil penelitian yang diperoleh penulis di lapangan beserta
pembahasannya yang meliputi pelaksanaan lelang umum
tender pengadaan barang dan jasa pemerintah dikaitkan
dengan peraturan perundangan yang berlaku yaitu Keppres
nomor 80 Tahun 2003 beserta perubahannya oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Batang.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini merupakan penutup dari keseluruhan
penulisan skripsi. Dalam penutup ini penulis berusaha
mengambil kesimpulan dari hasil pembahasan dan
kemudian memberikan saran-saran.

xxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Pengertian Pengadaan Barang Dan Jasa
Menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa yang termuat dalam Pasal 1 Ayat
(1), yang dimaksud dengan Pengadaan Barang dan Jasa adalah kegiatan
pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik
yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang /jasa.

2. Pengertian Barang dan Jasa


Yang dimaksud dengan Benda menurut Keppres Nomor 80 Tahun
2003 yang telah dirubah dengan Perpres Nomor 8 Tahun 2006 seperti
yang termuat dalam Pasal 1 Ayat (11) adalah benda dalam berbagai
bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi,
barang jadi/peralatan,yang spesifikasinya ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.
Sedangkan jasa sendiri terdiri dari 3 bentuk, antara lain :
1. Jasa Pemborongan
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (12), adalah layanan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan
teknis dan spesifikasinya ditetapkan pengguna Pejabat Pembuat
Komitmen dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
2. Jasa Konsultasi
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (13), adalah layanan jasa
keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa
perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi, dan jasa
pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu
yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara

13
xxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan


Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna
Anggaran.
3. Jasa Lainnya
Adalah segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain jasa
konsultasi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang.

3. Prinsip Dasar Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa


Menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 seperti yang termuat
dalam Pasal 3, bahwa dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah mengandung prinsip antara lain :
a. Efisien, berati pengadaan barang dan jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Efektif, berati pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
c. Terbuka dan bersaing, berati pengadaan barang dan jasa harus terbuka
bagi penyedia barang dan jasa yang memenuhi persyaratan dan
dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang
dan jasa yang setara dan memenuhi syarat /kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan trasparan.
d. Transparan, berati semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat teknis administrasi
pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon
penyedia barang dan jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia
barang dan jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas umunya.
e. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama
bagi semua calon penyedia barang dan jasa dan tidak mengarah untuk

xxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau


alasan apapun.
f. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan
maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-
prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang dan
jasa.

4. Kebijakan Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa


Dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah memuat kebijakan
umum pemerintah seperti termuat dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003
Pasal 4, antara lain:
a. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun
dan perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas
lapangan kerja dan mengembangkan industri dalam negeri dalam
rangka meningkatkan daya saing barang dan jasa produksi dalam
negeri pada perdagangan internasional.
b. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan
kelompok masyarakat dalam pengadaan barang dan jasa.
c. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses
pengambilan keputusan dalam pengadaan barang dan jasa.
d. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab
pengguna barang dan jasa, panitia/pejabat pengadaan, dan penyedia
barang dan jasa.
e. Meningkatkan penerimaan negara melalui sektor pajak.
f. Menumbuhkembangkan peran serta usaha nasional.
g. Mengharuskan pelaksanaan pemilihan penyesia barang dan jasa
dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
h. Mengharuskan pengumuman secara terbuka rencana pengadaan
barang dan jasa kecuali pengadaan barang dan jasa yang bersifat

xxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

rahasia pada setiap awal pelaksanaan anggaran kapada masyarakat


luas.
i. Mengumumkan kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara terbuka melalui surat kabar nasional dan/atau surat kabar
provinsi.

5. Etika Pengadaan Barang dan Jasa


Dalam pelaksaaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, baik
oleh pengguna barang dan jasa, penyedia barang dan jasa, maupun para
pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus
mematuhi dan mentaati etika sebagaimana telah diatur dalam Keppres
Nomor 80 Tahun 2003 Pasal 5, antara lain:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan
pengadaan barang dan jasa.
b. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta
menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang
seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan
dalam pengadaan barang dan jasa.
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para
pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalm proses
pengadaan barang dan jasa (conflict of interest).
f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan negara dalam pengadaan barang dan jasa.
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara.

xxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk


memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada
siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan
pengadaan barang dan jasa.

6. Pelaksanaan Atas Pengadaan Barang dan Jasa


Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah,
menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Pasal 6 dapat dilakukan melalui
2 cara, antara lain :
a. Dengan menggunakan penyedia barang dan jasa
b. Dengan cara swakelola

7. Persyaratan dan Tugas Pokok Pengguna Barang dan jasa


Pengguna barang dan jasa berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun
2003 Pasal 9 Ayat (1), harus memenuhi persyarata-persyaratan sebagai
berikut :
a. Memiliki integritas moral
b. Memiliki disiplin tinggi
c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial
untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
d. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa pemerintah
e. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tegas
dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat
KKN
Berdasarkan usulan pimpinan unit kerja yang bersangkutan
dengan persyaratan sebagaimana yang dimaksud di atas, pengguna barang
dan jasa diangkat dengan keputusan Menteri/Panglima
TNI/Kapolri/Pemimpin Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan
Gubernur BI/Pemimpin BHMN/Direksi BUMN/BUMD atau pejabat yang
diberi kuasa.

xxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tugas pokok dari pengguna barang /jasa dalam pengadaan


barang dan jasa pemerintah, antara lain :
a. Menyusun perencanaan pengadaan barang dan jasa.
b. Mengangkat panitia/pejabat pengadaan barang dan jasa.
c. Menetapkan paket-paket disertai ketentuan mengenai peningkatan
penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian
kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok
masyarakat.
d. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadwal,
tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun panitia
pengadaan.
e. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat
pengadaan sesuai kewenangannya.
f. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang
dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kotrak dengan pihak
penyedia barang dan jasa.
h. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang dan jasa
kepada pemimpin instansinya.
i. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak.
j. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang dan jasa dan aset lainnya
kepada Menteri/Panglima TNI/Kapolri/Pemimpin
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pemimpin
BHMN/Direksi BUMN/BUMD dengan berita acara penyerahan.

8. Pembentukan, Persyaratan, Tugas Pokok, dan Keanggotaan


Panitia/Pejabat Pengadaan
Seperti yang tertuang dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003
Pasal 10, bahwa panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semua
pengadaan dengan nilai di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

xxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk pengadaan sampai dengan nilai Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta


rupiah) dapat dilakukan oleh panitia atau pejabat pengadaan.
Anggota panitia pengadaan itu sendiri berasal dari pegawai
negeri, baik dari instansi itu sendiri maupun instansi teknis lainnya.
Sedangkan panitia/pejabat pengadaan seperti yang tersebut di
atas diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam
melakukan tugas.
b. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan.
c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas
panitia/pejabat pengadaan yang bersangkutan.
d. Memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan
berdasarkan Perpres tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah
e. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang
mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan.
f. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Panitia/pejabat pengadaan juga mempunyai tugas, wewenang dan
tanggung jawab, antara lain :
a. Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi
pengadaan.
b. Menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS).
c. Menyiapkan dokumen pengadaan.
d. Mengumumkan pengadaan barang dan jasa melalui media cetak dan
papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan jika
memungkinkan melalui media elektronik.
e. Menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau
prakualifikasi.
f. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.
g. Mengusulkan calon pemenang.
h. Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada
pengguna barang dan jasa.

xxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan


barang dan jasa dimulai.
9. Pengaturan Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
a. Prinsip-prinsip dasar Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
Berdasarkan Pasal 14 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
dalam Prakualifikasi dan Pascakualifikasi mengandung prinsip-prinsip
antara lain :
1) Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari penyedia barang dan jasa sebelum memasukkan penawaran.
2) Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari penyesia barang dan jasa setelah memasukkan penawaran
3) Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan pascakualifikasi
untuk pelelangan umum pengadaan barang dan jasa
pemborongan/jasa lainnya secara adil, transparan, dan mendorong
terjadinya persaingan yang sehat dengan mengikutsertakan
sebanyak-banyaknya penyedia barang dan jasa.
4) Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan konsultasi
dan pengadaan barang dan jasa pemborongan/jasa lainnya yang
menggunakan metode penunjukan langsung untuk pekerjaan
kompleks, pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.
5) Panitia/pejabat pengadaan dapat melakukan prakualifikasi untuk
pelelangan umum pengadaan barang dan jasa pemborongan/jasa
lainnya yang bersifat kompleks.
6) Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi panitia/pejabat
pengadaan dilarang menambah persyaratan
prakualifikasi/pascakualifikasi di luar yang telah ditetapkan
dalam ketentuan Keppres tentang pedoman pengadaan barang dan
jasa pemerintah atau ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.

xxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7) Persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi yang ditetapkan harus


merupakana persyaratan minimal nyang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan agar terwujud persaingan yang sehat secara
luas.
8) Pengguna barang dan jasa wajib menyederhanakan proses
prakualifikasi dengan tidak meminta seluruh yang disyaratkan
melainkan cukup dengan formulir isian kualifikasi penyedia
barang dan jasa.
9) Penyedia barang dan jasa wajib menandatangani surat pernyataan
di atas materai bahwa semua informasi yang disampaikan dalam
formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila diketemukan
penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, terhadap
yang bersangkutan dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon
pemenang, dimasukkan dalam daftar hitam sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun, dan tidak boleh mengikuti pengadaan untuk 2 (dua)
tahun berikutnya, serta diancam dituntut secara perdata dan
pidana.
10) Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi panitia/pejabat
pengadaan tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi
keikutsertaan calon peserta pengadaan barang dan jasa dari luar
propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan barang dan jasa.
11) Departemen/Kementerian/Lembaga/TNI/Polri/Pemerintah
Daerah/BI/BHMN/BUMN/BUMD dilarang melakukan
prakualifikasi massal yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun
waktu tertentu.
12) Pada setiap tahapan proses pemilihan penyedia barang dan jasa,
pengguna berang/jasa/panitia/pejabat pengadaan dilarang
membebani atau memungut biaya apapaun kepada penyedia
barang dan jasa, kecuali biaya penggandaan dokoumen
pengadaan.

xxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi seperti yang telah diatur


dalam Pasal 15 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, meliputi antara lain :
1) Proses prakualifikasi secara umum meliputi pengumuman
prakualifikasi, pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan
dokumen prakualifikasi, evaluasi dokumen prakualifikasi,
penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi, dan
pengumuman hasil prakualifikasi.
2) Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan
dokumen kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan
terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta
cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.

10. Sistem Pengadaan Barang dan jasa Pemborongan/Jasa Lainnya


a. Metode Pemilihan Penyedia Barang dan jasa Pemborongan/Jasa
Lainnya
Metode Pemilihan Penyedia Barang dan jasa
Pemborongan/Jasa Lainnya sebagaimana yang telah diatur dalam
Pasal 17 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan telah dirubah dengan
Perpres Nomor 8 Tahun 2006, antara lain :
1) Dalam pemilihan penyedia barang dan jasa pemborongan/jasa
lainnya, pada prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan
umum.
2) Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang dan
jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara
luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau
satu surat kabar provinsi.
3) Dalam hal jumlah penyedia barang dan jasa yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang
kompleks, maka pemilihan penyedia barang dan jasa dapat
dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan
secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional

xxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan/atau surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia


barang dan jasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada
penyedia barang dan jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
4) Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatas
dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan
penyedia barang dan jasa dapat dilakukan dengan metode
pemilhan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang dan jasa
yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya
penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia
barang dan jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan
negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan
minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan
umum dan bila memungkinkan melalui internet.
5) Dalam keadaan tertenu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia
barang dan jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsug
terhadap 1 (satu) penyedia barang dan jasa dengan cara
melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Pada Pemilihan Penyedia
Barang dan jasa Pemborongan/Jasa Lainnya
Berdasarkan atas Pasal 18 Keppres Nomor 80 Tahun 2003
bahwa dalam pemilihan penyedia barang dan jasa pemborongan/jasa
lainnya dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metode penyampaian
dokumen penawaran berdasarkan jenis barang dan jasa yang akan
diadakan dan metode penyampaian dokumen penawaran tersebut
harus dicantumkan dalam dokmen lelang yang meliputi antara lain :
1) Metode satu sampul, adalah penyampaian dokumen penawaran
yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis, dan penawaran
harga yang dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada
panitia/pejabat pengadaan.

xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Metode dua sampul, adalah penyampaian dokumen penawaran


yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam
sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam
sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II
dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan
disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan.
3) Metode dua tahap, adalah penyampaian dokumen penawaran
yang persyaratan administrsi dan teknis dimasukkan dalam
sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam
sampul tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan dalam 2
(dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
c. Evaluasi Penawaran Pada Pemilihan Penyedia Barang dan jasa
Pemborongan/Jasa Lainnya
Menurut Pasal 19 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 bahwa
dalam pemilihan penyedia barang dan jasa pemborongan/jasa lainnya
dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metode evaluasi penawaran
berdasarkan jenis barang/ jasa yang akan diadakan, dan metode
evaluasi penawaran tersebut harus dicantumkan dalam dokumen
lelang , yang meliputi antara lain :
1) Sistem gugur, yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan cara
memeriksa dan membandingakn dokumen penawaran terhadap
pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang dan jasa dengan urutan proses
evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi,
persyaratan teknis kewajaran harga, terhadap penyedia barang
dan jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan
dinyatakan gugur.
2) Sistem nilai, yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan cara
memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai
berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa, kemudian

xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membandingan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan


penawaran peserta lainnya.
3) Sistem penilaian biaa selama umur ekonomis, yaitu evaluasi
penilaian penawaran dengan caramemberikan nilai pada unsur-
unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis
barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa,
kemudian nilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam
satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai
dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.
Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, panitia/pejabat
pemilihan penyedia barang.jasa tidak diperkenankan mengubah,
menambah, dan mengurangi kriteria dan tata cara evaluasi tersebut
denga alasan apapun dan atau melakukan tindakan lain yang bersifat
post bidding.
d. Prosedur Pemilihan Penyedia Barang dan jasa Pemborongan/Jasa
Lainnya
Berdasarkan Pasal 20 Keppres Nomor 80 Tahun 2003
Prosedur Pemilihan Penyedia Barang dan jasa Pemborongan/Jasa
Lainnya telah diatur sebagai berikut :
1) Prosedur pemilihan penyedia barang dan jasa pemborongan/jasa
lainnya dengan metode pelelangan umum meliputi :
a) dengan prakualifikasi :
(1) pengumuman prakualifikasi;
(2) pengambilan dokumen prakualifikasi;
(3) pemasukan dokumen prakualifikasi;
(4) evaluasi dokumen prakualifikasi;
(5) penetapan hasil prakualifikasi;
(6) pengumuman hasil prakualifikasi;
(7) masa sanggah prakualifikasi;
(8) undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi;

xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(9) pengambilan dokumen lelang umum;


(10) penjelasan;
(11) penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan
perubahannya;
(12) pemasukan penawaran;
(13) pembukaan penawaran;
(14) evaluasi penawaran;
(15) penetapan pemenang;
(16) pengumuman pemenang
(17) masa sanggah;
(18) penunjukan pemenang;
(19) penandatanganan kontrak.
b) dengan pasca kualifikasi :
(1) pengumuman lelang umum;
(2) pendaftaran untuk mengikuti pelelangan;
(3) pengamblan dokumen lelang;
(4) penjelasan;
(5) penusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan
perubahannya;
(6) pemasukan penawaran;
(7) pembukaan penawaran;
(8) evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi;
(9) penetapan pemenang;
(10) pengumuman pemenang;
(11) masa sanggah;
(12) penunjukan pemenang;
(13) penandatanganan kontrak.
2) Prosedur pemilihan penyedia barang dan jasa lainnya dengan
metode pelelangan terbatas, meliputi :
a) Pemberitahuan dan konfirmasi kepada peserta terpilih;
b) Pengumuman pelelangan terbatas;

xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Pengambilan dokumen prakualifikasi;


d) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
e) Evaluasi dokumen prakualifikasi;
f) Penetapan hasil prakualifikasi;
g) Pemberitahuan hasil prakualifikasi;
h) Masa sanggah prakualifikasi;
i) Undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi;
j) Penjelasan;
k) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan
perubahannya;
l) Pemasukan penawaran
m) Pembukaan penawaran;
n) Evaluasi penawaran;
o) Penetapan pemenang;
p) Pengumuman pemenang;
q) Masa sanggah;
r) Penunjukan pemenang;
s) Panandatanganan kontrak.
3) Prosedur pemilihan penyedia barang dan jasa lainnya dengan
metode pemilihan langsung, meliputi :
a) Pengumuman pemilihan langsung;
b) Pengambilan dokumen prakualifikasi;
c) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
d) Evaluasi dokumen prakualifikasi;
e) Penetapan hasil prakualifikasi;
f) Pemberitahuan hasil prakualifikasi;
g) Masa sanggah prakualifikasi;
h) Undangan pengambilan dokumen pemilihan langsung;
i) Penjelasan;
j) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan
perubahannya;

xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

k) Pemasukan penawaran;
l) Pembukaan penawaran;
m) Evaluasi penawaran;
n) Penetapan pemenang;
o) Pemberitahuan penetapan pemenang;
p) Masa sanggah;
q) Penunjukan pemenang;
r) Penandatanganan kontrak.
4) Tata cara pemilihan penyedia barang dan jasa pemborongan/jasa
lainnya dengan metode penunjukan langsung meliputi :
a) Undangan kepada peserta terpilih;
b) Pengambilan dokumen prakualifikasi dan dokumen
penunjukan langsung;
c) Pemasukan dokumen prakualifikasi, penilaian kualifikasi,
penjelasan, dan pembuatan berita acara penjelasan;
d) Pemasukan penawaran;
e) Evaluasi penawaran;
f) Negosiasi baik teknis maupun biaya;
g) Penetapan/penunjukan penyedia barang dan jasa;
h) Penandatanganan kontrak.

11. Sistem Pengadaan Jasa Konsultasi


a. Persiapan Pelaksanaan Pemilihan Jasa Konsultasi
Berdasarkan Pasal 21 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
dalam persiapan pelaksanaan pemilihan jasa konsultasi meliputi
antara lain :
1) Pengguna barang dan jasa menyusun Kerangka Acuan Kerja
(KAK) dan menunjuk panitia pengadaan/pejabat pengadaan.
2) Panitia/pejabat pengadaan menyusun harga perkiraan sendiri
(HPS) dan dokumen pemilihan penyedia jasa konsultasi meliputi
KAK, syarat administrasi, syarat teknis, syarat keuangan, metode

xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemilihan penyedia jasa konsultasi, metode penyampaian


dokumen panawaran, metode evaluasi penawaran, dan jenis
kontrak yang akan digunakan.
b. Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi
Metode Pemilihan Penyedia Jasa Pemborongan/Jasa
Konsultasi sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 22 Keppres
Nomor 80 Tahun 2003 dan telah dirubah dengan Perpres Nomor 8
Tahun 2006, antara lain :
1) Pemilihan penyedia jasa konsultasi pada prinsipnya harus
dilakukan melalui seleksi umum, dan dalam keadaan tertentu
pemilihan penyedia jasa konsultasi dapat dilakukan melalui
seleksi terbatas, seleksi langsung, atau penunjikan langsung.
2) Seleksi umum sebagaimana dimaksud di atas merupakan metode
pemilihan penyedia jasa konsultasi yang daftar pendek pesertanya
dipilih melalui proses prakualifikasi yang diumumkan secara luas
sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu
surat kabar provinsi.
3) Seleksi terbatas sebagaimana dimaksud di atas merupakan
metode pemilihan jasa konsultasi untuk pekerjaan yang kompleks
dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan
pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas, dan diumumkan secara
luas sekurang-kurangnya di datu surat kabar nasional dan/atau
satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia jasa
yang mampu guna memberi kesempatan kepada penyedia jasa
lainnya yang memenuhi kualifikasi.
4) Dalam hal metode seleksi umum atau seleksi terbatas dinilai tidak
efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia jas
konsultasi dapat dilakukan dengan seleksi langsun, yaitu metode
pemilihan penyedia jasa konsultasi yang daftar pendek pesertanya
ditentukan melalui proses prakualifikasi terhadap penyedia jasa
konsultasi yang dipilih langsung dan diumumkan sekurang-

xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kurangnya di papan pengumuman resmi untuk penerangan umum


dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional.
5) Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia
jasa konsultasi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia
jasa konsultasi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan
negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh
biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

c. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Pada Pemilihan Penyedia


Jasa Konsultasi
Berdasarkan Pasal 23 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
dalam pemilihan penyedia jasa konsultasi dapat dipilih 1 (satu) dari 3
(tiga) metode penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis
jasa konsultsi yang akan diadakan dan harus dicantumkan dalam
dokuman seleksi.
Metode penyampaian dokumen penawaran jasa meliputi
diantaranya :
1) Metode satu sampul;
2) Metode dua sampul;
3) Metode dua tahap.
d. Metode Evaluasi Penawaran Untuk Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultasi
Berdasarkan Pasal 23 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
dalam pemilihan penyedia jasa konsultasi dapat dipilih 1 (satu) dari 5
(lima) metode evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultasi
ang akan diadakan dan arus dicantumkan dalam dokumen seleksi,
antara lain :
1) Metode evaluasi kualitas, yaitu evaluasi penawaran jasa
konsultasi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik,
dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Metode evaluasi kualitas dan biaya, yaitu evaluasi pengadaan jasa


konsultasi berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis
dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi
teknis serta biaya.
3) Metode evaluasi pagu anggaran, yaitu evaluasi pengadaan jasa
konsultasi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari
peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau sama
dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan
negosiasi teknis serta biaya.
4) Metode evaluasi biaya terendah, yaitu evaluasi pengadaan jasa
konsultasi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah
dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang
batas persyaratanteknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan
klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
5) Metode evaluasi penunjukan langsung, yaitu evaluasi terhadap
hanya satu penawaran jasa konsultasi berdasarkan kualitas teknis
yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar setelah
dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
e. Prosedur Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi
Berdasarkan Pasal 25 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
prosedur pemilihan penyedia jasa konsultasi diatur sebagai berikut :
1) Prosedur pemilihan penyedia jasa konsultasi dengan metode
seleksi umum, meliputi :
a) Metode evaluasi kualitas, metode dua sampul :
(1) Pengumuman prakualifikasi;
(2) Pengambilan dokeumen prakualifikasi;
(3) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
(4) Evaluasi prakualifikasi;
(5) Penetapan hasil prakualifikasi;
(6) Pengumuman hasil prakualifiksi;
(7) Masa sanggah prakualifikasi;

xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(8) Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek;


(9) Pengambilan dokumen seleksi umum;
(10) Penjelasan;
(11) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan
perubahannya;
(12) Pemasukan penawaran;
(13) Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I);
(14) Evaluasi administrasi dan teknis;
(15) Penetapan peringkat teknis;
(16) Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis
(pemenang);
(17) Masa sanggah;
(18) Pembukaan penawaran harga (sampul II) peringkat teknis
terbaik;
(19) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya;
(20) Penunjukan pemenang;
(21) Penandatanganan pemenang.
b) Metode evaluasi kualitas, metode dua tahap :
(1) Pengumuman prakualifikasi;
(2) Pengambilan dokumen prakualifikasi;
(3) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
(4) Evaluasi prakualifikasi;
(5) Penetapan hasil prakualifikasi;
(6) Pengumuman hasil prakualifikasi;
(7) Masa sanggah prakualifiasi;
(8) Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek;
(9) Pengambilan dokumen seleksi umum;
(10) Penjelasan;
(11) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan
perubahannya;
(12) Tahap I, pemasukan penawaran administrasi dan teknis;

xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(13) Pembukaan penawaran administrasi dan teknis;


(14) Evaluasi administrasi dan teknis
(15) Penetapan peringkat teknis
(16) Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis
(pemenang)
(17) Masa sanggah;
(18) Tahap II, mengundang peringkat teknis terbaik
(pemenang) untuk memasukkan penawaran biaya;
(19) Pamasukan penawaran biaya;
(20) Pembukaan penawaran biaya;
(21) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya;
(22) Penunjukan pemenang;
(23) Penandatanganan kontrak.
c) Metode evaluasi kualitas dan biaya, metode dua sampul :
(1) Pengumuman prakualifikasi;
(2) Pengambilan dokumen prakualifikasi;
(3) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
(4) Evaluasi prakualifikasi;
(5) Penetapan hasil prakualifikasi;
(6) Pengumuman hasil prakualifikasi;
(7) Masa sanggah prakualifikasi;
(8) Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek;
(9) Pengambilan dokumen seleksi umum;
(10) Penjelasan;
(11) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan
perubahannya;
(12) Pemasukan penawaran;
(13) Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I);
(14) Evaluasi adminstrasi dan teknis;
(15) Penetapan peringkat teknis;
(16) Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis;

xlv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(17) Undangan pembukan penawaran kepada peserta yang


lulus evaluasi teknis;
(18) Pembukaan penawaran biaya (sampul II);
(19) Evaluasi biaya;
(20) Perhitungan kombinasi teknis dan biaya;
(21) Penetapan pemenang;
(22) Pengumuman pemenang;
(23) Masa sanggah;
(24) Klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya dengan
pemenang;
(25) Penunjukan pemenang;
(26) Penandatanganan kontrak.
d) Metode evaluasi pagu anggaran, metode dua sampul :
(1) Pengumuman prakualifikasi;
(2) Pengambilan dokumen prakualifikasi;
(3) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
(4) Evaluasi prakualifikasi;
(5) Penetapan hasil prakualifikasi;
(6) Pengumuman hasil prakualifikasi;
(7) Masa sanggah prakualifikasi;
(8) Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek;
(9) Penjelasan;
(10) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan
perubahannya;
(11) Pemasukan penawaran;
(12) Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I);
(13) Evaluasi administrasi dan teknis, terhadap yang
penawaran biayanya sama atau di bawah pagu anggaran;
(14) Panetapan peringkat teknis;
(15) Pengumuman/pemberitahuan peringkat teknis;
(16) Masa sanggah;

xlvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(17) Undangan pembukaan penawaran biaya kepada peserta


yang lulu evaluasi teknis;
(18) Pembukaan penawaran biaya (sampul II), koreksi
aritmatik dan penetapan pemenang;
(19) Klarifikasi dan konfirmasi negosiasi teknis dan biaya
dengan pemenang (peringkat teknis terbaik yang
penawaran biayanya sama atau di bawah pagu anggaran);
(20) Penunjukan pemenang (award);
(21) Penandatanganan kontrak;
e) Metode evaluasi biaya terendah, metode dua sampul :
(1) Pengumuman prakualifikasi;
(2) Pengambilan dokumen prakualifikasi;
(3) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
(4) Eveluasi prakualifikasi;
(5) Penetapan hasil prakualifikasi
(6) Pengumuman hasil prakualifikasi;
(7) Masa sanggah prakualifikasi;
(8) Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek;
(9) Pengambilan dokumen seleksi umum;
(10) Penjelasan;
(11) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan
perubahannya;
(12) Pemasukan penawaran;
(13) Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I);
(14) Evaluasi administrasi dan teknis;
(15) Pengumuman/pemberitahuan hasil evaluasi administrasi
dan teknis;
(16) Undangan pembukaan penawaran bagi yang lulus;
(17) Pembukaan penawaran biaya (sampul II);
(18) Evaluasi penawaran biaya;
(19) Penetapan pemenang;

xlvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(20) Pengumuman pemenang;


(21) Masa sanggah;
(22) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dengan
pemenang;
(23) Penunjukan pemenang;
(24) Penandatanganan kontrak.

2) Prosedur pemilihan penyedia jasa konsultasi dengan metode


seleksi terbatas dan seleksi langsung pada prinsipnya sama
dengan prosedur pemilihan penyedia jasa konsultasi dengan
metode seleksi umum, hanya berbeda pada cara penyusunan
daftar pendek.
3) Tata cara pemilihan penyedia jasa konsultasi dengan metode
penunjukan langsung, antara lain meliputi :
a) Undangan kepada konsultan terpilih dilampiri dokumen
prakualifikasi dan dokumen penunjukan lengsung;
b) Pemasukan dan evaluasi dokumen prakualifikasi serta
penjelasan;
c) Pemasukan penawaran administrs, teknis, dan biaya dalam
satu sampul;
d) Pembukaan dan evaluasi penawaran oleh panitia;
e) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya;
f) Penetapan/penunjukan penyedia jasa konsultasi;
g) Penandatanganan kontrak.

12. Kewenangan Penetapan Penyedia Barang dan jasa


Berdasarkan Pasal 26 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
pejabat yang berwenang menetapkan penyedia barang dan jasa adalah :
a. Pengguna barang dan jasa untuk pengadaan yang bernilai sampai
dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) tanpa
memerlukan persertujuan Menteri/Panglima TNI/Kapolri/Pemimpin

xlviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pemimpin


BHMN/Direksi BUMN/BUMD, pejabat atasan pengguna barang
dan jasa yang bersangkutan.
b. Menteri/Panglima TNI/Kapolri/Pemimpin Lembaga/Gubernur
/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pemimpin BHMN/Direksi
BUMN untuk pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dari dana
APBN yang bernilai di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah).
c. Gubernur unuk pengadaan barang dan jasa yang didanai dari dana
APBD Propinsi yang bernilai di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah).
d. Bupati/Walikota untuk pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dari
dana APBD Kabupaten/Kota yang bernilai di atas Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
e. Direksi BUMD untuk pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dari
dana APBN/APBD yang bernilai di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) dengan persetujuan Gubernur/Walikota/Bupati.

13. Sanggahan Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa, Pengaduan


Masyarakat, dan Pelelangan atau Seleksi Gagal
Berdasarkan Pasal 27 Keppres Nomor 80 Tahun 2003, bahwa
peserta pemilihan penyedia barang dan jasa yang merasa dirugikan, baik
secara sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lainnya, dapat
mengajukan surat sanggahan kepada pengguna barang dan jasa apabila
ditemukan :
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa.
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan yang
sehat.
c. Penyalahgunaan wewenang oleh panitia, pejabat pengadaan dan/atau
pejabat yang berwenang lainnya.

xlix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Adanya unsur KKN di antara peserta pemilihan penyedia barang dan


jasa.
e. Adanya unsur KKN di antara peserta dengan anggota panitia, pejabat
pengadaan dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.

Pengguna barang dan jasa wajib memberikan jawaban selambat-


lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima. Apabila
penyedia barang dan jasa tidak puas terhadap jawaban pengguna barang
dan jasa tersebut maka dapat mengajukan surat sanggahan banding. Surat
sanggahan banding disampaikan kepada Menteri/ Panglima TNI/ Kapolri/
Pemimpin Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota/ Dewan Gubernur BI/
Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/ BUMD selambat-lambatnya 5 (lima)
hari kerja sejak diterimanya jawaban atas sanggahan tersebut. Lalu oleh
Menteri/ Panglima TNI/ Kapolri/ Pemimpin Lembaga/ Gubernur/ Bupati/
Walikota/ Dewan Gubernur BI/ Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/
BUMD wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari kerja sejak surat sanggahan banding diterima.
Proses pemilihan penyedia barang dan jasa tetap dilanjutkan tanpa
menunggu jawaban atas sanggahan banding. Apabila sanggahan banding
ternyata benar, maka proses pemilihan penyedia barang dan jasa dievaluasi
kembali atau dilakukan proses pemilihan ulang, atau dilakukan pembatalan
kontrak. Dan setiap pengaduan harus ditindaklanjuti oleh instansi atau
pejabat yang menerima pengaduan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pengaturan mengenai pelelangan ulang diatur dalam Pasal 28
Keppres Nomor 80 tahun 2003, yang didalamnya menyatakan bahwa
pelelangan umum dan terbatas dinyatakan gagal oleh panitia atau pejabat
pengadaan, apabila :
a. Jumlah penyedia barang dan jasa yang memasukkan penawaran
kurang dari 3 (tiga) peserta.

l
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan


teknis.
c. Harga penawaran terendah lebih tinggi dari pagu anggaran yang
tersedia.
Sedangkan dalam seleksi umum dan terbatas dinyatakan gagal oleh panitia
atau pejabat pengadaan apabila :
a. Jumlah penyedia barang dan jasa konsultasi yang memasukkan
penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta.
b. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan
teknis.
c. Negosiasi atas harga penawaran gagal karena tidak ada peserta yang
menyetujui atu menyepakati klarifikasi dan negosiasi.

li
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran

Good Governance

Barang dan jasa pemerintah

Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa


pemerintah

Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman


Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa
Pemerintah beserta perubahannya

Pasal 20

Metode Metode Metode Metode


Pelelangan Pelelangan Pemilihan Penunjukan
Umum Terbatas Langsung Langsung

Dengan Dengan
Prakualifikasi Pascakualifikasi

DPU Hambatan-hambatan
Kabupaten Batang yang dihadapi

Gambar 2
Bagan Alur Kerangka Pemikiran

lii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan kerangka pemikiran yang tergambar di atas, dapat


dijelaskan bahwa dewasa ini sebagai perwujudan dari pelaksanaan good
governance adalah pelaksanaan tugas pemerintahan yang tersistematis dan
terarah. Sebagai penunjang pelaksanaan good governance maka diperlukan
juga suatu pengadaan barang dan jasa yang sekiranya dapat mendukung
pelaksanaan pemerintahan dengan baik. Atau dapat juga dikatakan bahwa
pengadaan barang dan jasa tersebut adalah bagian dari pelaksanaan good
governance.
Barang dan jasa tersebut dalam pelaksanaannya kemudian telah
diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah yang kemudian dalam
perkembangannya telah mengalami perubahan sebanyak 7 (tujuh) kali dan
yang terakhir adalah dengan diundangkannya Peraturan Presiden RI
Nomor 95 Tahun 2007.
Kemudian dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
terutama dalam Pasal 20 telah diatur bahwa dalam pemilihan penyedia
barang dan jasa (jasa pemborong) pemerintah dapat dilakukan dengan
beberapa metode antara lain :
1. Pelelangan Umum
2. Pelelangan Terbatas
3. Pemilihan Langsung
4. Penunjukan Langsung
Dalam pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah dengan metode
pelelangan umum terdiri dari dua cara, yaitu :
1. Dengan Prakualifikasi
2. Dengan Pascakualifikasi
Dan kemudian metode pascakualifikasi dari pelelangan umum
tersebut digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dalam
proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah.

liii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN LELANG UMUM (TENDER) DALAM


PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DI DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BATANG
1. Dasar Pelaksanaan Lelang Umum Tender
Pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan jasa
pemerintah oleh DPU merupakan suatu kegiatan hukum oleh instansi
pemerintah dalam rangka pemenuhan terhadap barang dan jasa dari
instansi tersebut dan juga merupakan suatu kewajiban fungsional dari
instansi pemerintahan tersebut.
Dalam pelaksanaan lelang tersebut oleh instansi juga memerlukan
dasar hukum yang kemudian dijadikan pedoman pelaksanaan dan juga
bisa digunakan sebagai standar evaluasi kinerja pelaksanaan teknis
pekerjaan pengadan barang dan jasa pemerintah.
Dasar hukum yang digunakan dalam lelang khususnya untuk jasa
pemborongan konstruksi antara lain :
a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
b. Keputusan Presiden RI Nomor 61 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
c. Peraturan Presiden RI Nomor 32 Tahun 2005 Tentang Perubahan
Kedua Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2005 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
e. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Perubahan
Keempat Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003

42
liv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa


Pemerintah.
f. Peraturan Presiden RI Nomor 79 Tahun 2006 Tentang Perubahan
Kelima Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
g. Peraturan Presiden RI Nomor 85 Tahun 2006 Tentang Perubahan
Keenam Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
h. Peraturan Presiden RI Nomor 95 Tahun 2007 Tentang Perubahan
Ketujuh Atas Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
i. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 339 Tahun 2003 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi
Pemerintah.
j. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 257 Tahun 2004 Tentang
Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

Pada awalnya, bahwa Keputusan Presiden atau Keppres


merupakan salah satu bagian dari Tata Urutan Peraturan Perundangan di
Indonesia. Tetapi dengan diundangkannya UU Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maka Keppres
tidak lagi dinyatakan sebagai salah satu bagian dari peraturan
perundang-undangan di Indonesia melainkan digantikan dengan
Peraturan Presiden. Sedangkan mengenai Keppres yang sudah ada tetap
dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang lain atau tidak dicabut oleh peraturan perundangan
yang baru.

lv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Subjek Pelaksanaan Lelang Umum Tender Pengadaan Barang dan


Jasa Pemerintah
Subjek dalam hal ini adalah instansi pemerintah yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan lelang umum pengadaan barang
dan jasa pemerintah. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Agung
bahwa dalam pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan jasa
pemerintah oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang, yang
kemudian menjadi subjek pelaksananya antara lain :
a. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang
Di dalam pelaksanaan lelang, instansi tersebut mempunyai
kapasitas atau kewajiban sebagai penyelenggara dari lelang umum.
Instansi tersebut dalam pelaksanaannya bertugas mempersiapkan
segala keperluan lelang dari anggaran untuk lelang sampai dengan
personel yang nantinya akan bekerja dalam kepanitiaan lelang.
b. Administrasi Pembangunan Kabupaten Batang
Di dalam pelaksanaan lelang, instansi tersebut mempunyai
kapasitas atau kewajiban dalam hal pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan lelang umum. Instansi tersebut dalam pelaksanaannya
bertugas mempersiapkan dokumen lelang hubungannya dengan
peraturan perundangan yang nantinya digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan lelang. Selain itu, dokumen tersebut nantinya juga dapat
digunakan sebagai standar evaluasi pelaksanaan lelang.
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang
Di dalam pelaksanaan lelang, instansi tersebut mempunyai
kapasitas atau kewajiban dalam hal perencanaan lelang dan evaluasi
pelaksanaan lelang umum. Instansi tersebut dalam pelaksanaannya
bertugas membuat perencanaan lelang, perencanaan tersebut memuat
hal-hal teknis pekerjaan yang nantinya perencanaan tersebut
merupakan bagian dari dokumen lelang. Dokumen perencanaan
tersebut nantinya dapat digunakan oleh instansi dalam mengevaluasi
kinerja dari rekanan yang ditunjuk atau memenangkan lelang umum.

lvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Objek Pelaksanaan Lelang Umum Tender Pengadaan Barang dan


Jasa Pemerintah
Dalam hal ini, yang menjadi objek lelang umum adalah kegiatan-
kegiatan jasa konstruksi yang merupakan kebutuhan instasi tersebut dan
dapat menunjang kinerja instansi dalam pelaksanaan pemerintahan.
Seperti halnya pembangunan gedung instansi atau kegiatan fisik lainnya
yang sekiranya merupakan kebutuhan dalam menunjang kegiatan atau
kinerja dari DPU.
Selain kegiatan tersebut, hal yang menjadi objek lelang umum
adalah kegiatan-kegiatan jasa konstruksi yang merupakan tugas dari
instansi tersebut yang merupakan tugas atau kewenangan instansi dalam
hal pembangunan infrastruksur daerah. Seperti halnya pembangunan
rumah sakit, sekolah, jembatan, dan lain-lain.

4. Persiapan Pelaksanaan Lelang


Dalam pelaksanaan lelang umum, tidak serta merta lelang umum
tersebut dapat dilaksanakan oleh intansi pemerintah seperti DPU.
Melainkan terdapat alur dimana di dalamnya terdapat persiapan-persiapan
di dalam DPU itu sendiri yang nantinya dapat menunjang pelaksanaan
dari lelang itu sendiri.
Menurut Bapak Agung, pertama-tama di dalam DPU terdapat
adanya anggaran yang merupakan alokasi baik dari APBD maupun
APBN. Anggaran dalam pelaksanaan lelang terdiri dari :
a. Anggaran pelaksanaan perencanaan
b. Anggaran pekerjaan fisik
c. Anggaran pelaksanaan pengawasan
d. Administrasi proyek (pengadaan pengumuman lelang, komisi
PPKom, penggandaan dokumen, dan lain-lain)

lvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lalu oleh DPU dibentuk panitia lelang yang di dalamnya terdapat


unsur antara lain :
a. Pengguna Anggaran;
b. Kuasa Pengguna Anggaran;
c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom);
d. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa;
e. Tim Teknis; dan
f. Tim Badan Pemeriksa Barang (BPB).

Pengguna Anggaran Daerah berdasarkan Keppres 80 Tahun 2003


adalah pejabat di lingkungan pemerintah propinsi/kabupaten/kota yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
dibiayai dari dana anggaran belanja daerah. Sedangkan panitia
pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna barang dan jasa untu
melaksanakan pemilihan penyedia barang dan jasa.
Di DPU Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran
ditetapkan atau diangkat dengan menggunakan Surat Keputusan Bupati
Batang sedangkan panitia-panitia lelang di bawahnya ditetapkan atau
diangkat dengan menggunakan Surat Keputusan Kepala Dinas.
Lalu yang terakhir setelah adanya alokasi anggaran dan
terbentuknya panitia lelang kemudian dapat dilaksanakan lelang umum
oleh DPU.

5. Pelaksanaan Lelang Umum


Pelelangan umum dalam pelaksanaannya tidak serta merta dapat
langsung dilakukan karena dalam prakteknya terdapat 3 (tiga) tahap
pelelangan, antara lain :
a. Lelang Perencanaan
Dalam lelang tersebut, nantinya oleh rekanan yang ditunjuk
atau memenangkan lelang bertugas membuat perencanaan terkait
dengan teknis pekerjaan sesuai dengan fungsinya sebagai jasa

lviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

konsultasi. Seperti di dalamnya nama pekerjaan, syarat-syarat dan


teknis pekerjaan, dan lainnya. Di dalam lelang perencanaan
besarnya persentase alokasi anggaran adalah 3% dari keseluruhan
nilai total angggaran pengadaan barang dan jasa. Sebagai contoh
jika dalam proyek pengadaan barang dan jasa mempunyai nilai
total anggaran sebesar 1 milyar rupiah maka total anggaran
perencanaan adalah sebesar 30 juta rupiah.
Lelang perencanaan menggunakan prinsip prakualifikasi
dikarenakan alokasi anggarannya yang di bawah 100 juta rupiah
dan DPU tidak pernah menggunakan prinsip pascakualifikasi
karena sampai saat ini DPU tidak pernah mengadakan pelelangan
dengan anggaran jasa konsultasi di atas 100 juta rupiah. Sedangkan
metode yang dipakai untuk pemilihan jasa perencanaan adalah
dengan seleksi umum. Seleksi umum berdasarkan Keppres No. 80
Tahun 2003 Pasal 20 merupakan metode pemilihan penyedia jasa
konsultasi yang daftar pendek pesertanya dipilih melalui proses
prakualifikasi yang diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di
satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi.
b. Lelang Pekerjaan Fisik
Dalam lelang pekerjaan fisik, nantinya oleh rekanan yang
ditunjuk atau memenangkan lelang bertugas melaksanakan
pekerjaan fisik atau konstruksi sesuai dengan fungsinya sebagai
jasa pemborongan. Di dalam lelang pekerjaan fisik besarnya
persentase alokasi anggaran pekerjaannya adalah 92% dari
keseluruhan nilai total angggaran pengadaan barang dan jasa
dimana angka tersebut didapat dari hasil pengurangan dari total
anggaran pengadaan barang jasa dikurangi dengan anggaran lelang
perencanaan, lelang pengawasan, dan administrasi proyek (AP).
Atau dengan kata lain besar persentase alokasi anggaran pekerjaan
fisik adalah :

lix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

=100% - (perencanaan+pengawasan+adminstrasi proyek)


=100% - (3%+2%+3%) = 92%
Sebagai contoh jika dalam proyek pengadaan barang dan jasa
mempunyai nilai total anggaran sebesar 1 milyar rupiah maka total
anggaran pekerjaan fisik adalah sebesar 920 juta rupiah.
Untuk prinsip yang digunakan dalam lelang pekerjaan fisik
tergantung dari jumlah anggaran dalam pekerjaan fisik. Untuk
pekerjaan fisik yang nilainya di bawah atau kurang dari 100 juta
rupiah maka pelaksanaan lelangnya menggunakan prinsip
prakualifikasi. Sedangkan untuk pekerjaan fisik yang nilainya di
atas atau lebih dari 100 juta rupiah maka pelaksanaan lelangnya
menggunakan prinsip pascakualifikasi.
c. Lelang Pengawasan
Dalam lelang tersebut, nantinya oleh rekanan yang ditunjuk
atau memenangkan lelang bertugas mengawasi atas pelaksanaan
dari teknis pekerjaan sesuai dengan fungsinya sebagai jasa
konsultasi. Di dalam lelang pengawasan besarnya persentase
alokasi anggaran adalah 2% dari keseluruhan nilai total angggaran
pengadaan barang dan jasa. Sebagai contoh jika dalam proyek
pengadaan barang dan jasa mempunyai nilai total anggaran sebesar
1 milyar rupiah maka total anggaran perencanaan adalah sebesar 20
juta rupiah.
Seperti halnya dengan lelang perencanaan, bahwa dalam
lelang pengawasan pun oleh DPU juga menggunakan prinsip
prakualifikasi karena nilai anggarannya yang di bawah 100 juta
rupiah. Dan karena jasa perencanaan dan jasa pengawasan
merupakan bagian dari jasa konsultasi maka dalam lelang
pengawasan pun juga menggunakan metode pemilihan berupa
seleksi umum.
Tujuan dari adanya pelelangan pengawasan adalah supaya
nantinya dalam pelaksanaan proyek terdapat fungsi pengawasan

lx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

secara independen dalam arti tidak terikat kedinasan dengan DPU.


Tetapi dalam pelaksanaannya, nantinya oleh DPU juga akan tetap
menugaskan personelnya ( Badan Pengawas Bangunan atau BPB)
yang akan mengawasi secara kedinasan atas kinerja dari
pelaksanaan proyek dan juga pelaksanaan dari fungsi
kepengawasan dari pengawas independen atau pengawas dari
rekanan.

6. Tahap-Tahap Dalam Pelaksanaan Lelang Umum


Berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah terutama Pasal 20
telah diatur mengenai tahap-tahap atau prosedur dalam pemilihan penyedia
barang dan jasa pemerintah. Dalam pasal tersebut dituliskan bahwa
prosedur dalam pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah terdiri dari
beberapa metode, antara lain :
a. Metode pelelangan umum
Dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 (dua) macam
pelaksanaan yaitu dengan prakualifikasi dan pascakualifikasi.
Pemilihan metode yang akan digunakan nantinya ditetapkan
berdasarkan besarnya nilai anggaran pekerjaan fisik. Jika nilai
pekerjaannya kurang dari 100 juta rupiah maka dilaksanakan lelang
dengan metode prakualifikasi, tetapi jika nilai pekerjaannya lebih
dari 100 juta rupiah maka dilaksanakan lelang dengan metode
pascakualifikasi.
b. Metode pelelangan terbatas
c. Metode pemilihan langsung
d. Metode penunjukan langsung

Dan selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan mengenai tahap-


tahap dalam pelaksanaan pelelangan umum tender pengadaan barang dan
jasa pemerintah dengan metode pelelangan umum dengan prinsip

lxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pascakualifikasi. Karena berdasarkan Pasal 14 Keppres Nomor 80 Tahun


2003 bahwa pelelangan umum wajib dilakukan pascakualifikasi secara
adil, transparan, dan mendorong terjadinya persaingan yang sehat dengan
mengikutsertakan sebanyak-banyaknya penyedia barang dan jasa.
Menurut penuturan dari Bapak Agung bahwa tahap-tahap
pelelangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengumuman Pelelangan Umum


Seperti yang telah diatur dalam Pasal 17 Keppres Nomor 80
Tahun 2003 Tahun 2006 dan telah dirubah dengan Perpres Nomor 8
bahwa pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang
dan jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara
luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu
surat kabar provinsi.
Berdasarkan Penjelasan Pasal 17 Ayat 2 Perpres Nomor 95
Tahun 2007 yang merupakan perubahan ketujuh dari Keppres Nomor
80 Tahun 2003 diatur bahwa pengumuman pemilihan penyedia
barang dan jasa harus dapat memberikan informasi secara luas
kepada masyarakat dunia usaha baik pengusaha daerah setempat
maupun pengusaha daerah lainnya. Pengumuman pemilihan penyedia
barang dan jasa tersebut, selain dilakukan melalui surat kabar
sebagaimana dimaksud pada Ayat ini, diupayakan pula melalui
website pengadaan nasional.
Dalam pelaksanaannya oleh DPU mengenai pengumuman
lelang bahwa dalam setiap pelelangan umum juga telah dilaksanakan
upaya pengumuman lelang umum, baik melalui surat kabar daerah
maupun surat kabar nasional. Dengan ketentuan bahwa untuk
pekerjaan fisik dengan nilai anggaran lebih dari 100 juta rupiah tetapi
kurang dari 1 milyar rupiah maka lelang umum diumumkan di surat
kabar daerah atau surat kabar propinsi. Sedangkan untuk pekerjaan
fisik dengan nilai anggaran lebih dari 1 milyar rupiah maka lelang

lxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

umum selain diumumkan lewat surat kabar daerah juga diumumkan


lewat surat kabar nasional.

b. Pendaftaran Untuk Mengikuti Pelelangan


Di dalam peraturan perundangan belum ada pengaturan yang
mengatur secara rinci mengenai pelaksanaan pendaftaran.
Pelaksanaan pendaftaran oleh DPU dalam lelang umum dapat
dilaksanakan langsung di DPU selaku penyelenggara lelang. Dan
dalam perkembangannya, setelah diberlakukannya sistem e-
procurement dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah maka pelaksanaan pendaftaran lelang juga bisa dilakukan
melalui website pengadaan barang dan jasa pemerintah.

c. Pengambilan Dokumen Lelang Umum


Setelah rekanan melakukan pendaftaran sebagai bukti
keikutsertaannya dalam lelang, maka rekanan diperbolehkan
mengambil dokumen lelang yang terdiri dari :
1) Gambar
Karena lelang umum tersebut adalah lelang jasa
konstruksi maka gambar yang dimaksud adalah gambar rancang
bangun dari konstruksi fisik bangunan yang dilelangkan.
2) Bill of Quantity atau juga Bill of Aitem
Keduanya adalah suatu bentuk dokumen lelang dimana
yang dimaksud dengan Bill of Quantity adalah dokumen lelang
yang di dalamnya memuat nama pekerjaan dan volume
pekerjaan tetapi harga kosong. Sedangkan yang dimaksud
dengan Bill of Aitem adalah dokumen lelang yang di dalamnya
memuat nama pekerjaan tetapi volume pekerjaan kosong.
3) RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
Di dalam dokumen RKS tersebut memuat penjelasan
pelaksanaan teknis pekerjaan yang dilelangkan. Sebagai contoh

lxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam lelang tender pembangunan sebuah gedung maka dalam


RKS tersebut berisi mengenai tata cara pembangunan gedung
dimulai dari pembuatan pondasi gedung sampai dengan
pemasangan atap gedung.
Dokumen yang berupa RKS ini kemudian dijadikan
patokan atau pedoman bagi rekanan dalam menentukan jumlah
penawaran yang akan dimasukkan nantinya dalam penawaran
dan juga digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pekerjaan. Selain memuat tentang penjelasan pelaksanaan teknis
pekerjaan yang dilelangkan dalam RKS juga mengatur tentang
batas waktu pemasukan penawaran bagi rekanan.

d. Penjelasan
Penjelasan merupakan forum atau sarana yang digunakan
untuk session tanya jawab atau pemberian keterangan dari panitia
lelang kepada para rekanan terkait dengan hal-hal dalam pelaksanaan
teknis dari pekerjaan fisik. Jadi dalam proses penjelasan, rekanan
diberi kesempatan untuk meminta penjelasan dari panitia jika
ditemukan hal yang tidak atau kurang dipahami dalam dokumen
lelang. Atau juga jika di dalam dokumen lelang umum ditemukan
hal-hal yang belum dicantumkan atau jika ternyata terdapat
perubahan-perubahan dalam dokumen lelang maka dapat disusulkan
dalam tahap penjelasan ini.
Dewasa ini dalam prakteknya, rekanan diperkenankan untuk
tidak hadir dalam penjelasan. Jadi dengan kata lain setelah
melakukan pendaftaran dan menerima dokumen lelang dari panitia,
rekanan tersebut langsung mengajukan atau memasukkan penawaran.

lxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Penyusunan Berita Acara Penjelasan Dokumen Lelang dan


Perubahannya
Dalam berita acara penjelasan berisi tentang segala hal yang
ditanyakan dan didiskusikan dalam proses penjelasan baik dalam sesi
tanya jawab ataupun jika terdapat penambahan atau perubahan dalam
dokumen lelang. Setiap rekanan yang menghadiri penjelasan berhak
mengambil dokumen berita acara penjelasan yang sudah direvisi
dengan tujuan sebagai pedoman pelaksanaan teknis

f. Pemasukan Penawaran
Jarak antara penjelasan pekerjaan dengan pemasukan
penawaran minimal 1 (satu) hari dan batas maksimal atas pemasukan
penawaran berkisar antara 15 (lima belas) sampai 30 (tiga puluh)
hari, hal itu ditentukan berdasarkan atas kompleksitas dari jenis
pekerjaan yang dilelangkan. Batas waktu dari pemasukan penawaran
lelang oleh rekanan biasanya sudah dicantumkan dalam dokumen
lelang.

g. Pembukaan Penawaran
Berdasarkan Pasal 28 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 bahwa
dalam pembukaan penawaran harus terdapat minimal 3 (tiga) rekanan
yang mengajukan penawaran dalam 1 paket pekerjaan teknis dan
kemudian pembukaan penawaran dianggap sah untuk dibuka, tetapi
jika dalam pembukaan penawaran ternyata rekanan yang mengajukan
penawaran kurang dari 3 (tiga) rekanan maka berkas penawaran yang
sudah masuk dalam panitia tidak dibuka dan lelang dianggap gagal
serta harus diadakan pelelangan ulang.
Dalam pembukaan penawaran, yang dilihat oleh panitia
lelang adalah nominal yang ditawarkan oleh rekanan dan syarat-
syarat administrasi dari para rekanan yang dilampiri dengan berkas-
berkas dan semuanya dibacakan pada saat pembukaan penawaran.

lxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam pembukaan penawaran oleh panitia lelang, di dalamnya


terdapat unsur saksi sebanyak 2 (dua) orang saksi dimana para saksi
tersebut bukan berasal dari rekanan yang akan dibuka penawarannya
melainkan dari rekanan yang lain. Sebagai contoh, saat panitia akan
membuka berkas penawaran dari rekanan atau penyedia jasa A maka
yang menjadai saksinya adalah rekanan atau penyedia jasa B dan C.
Dalam proses pembukaan penawaran oleh panitia lelang,
didalamnya diadakan check list terhadap berkas penawaran dari para
rekanan yang meliputi, antara lain :
1) Surat Penawaran.
2) Jaminan Penawaran.
3) Jangka Waktu Penawaran.
4) Daftar Harga Satuan Barang dan Pekerjaan.
5) Form Kualifikasi.
Sampai dengan akhir dari pembukaan penawaran belum bisa
ditentukan rekanan yang menjadi pemenang lelang karena belum
diadakan evaluasi penawaran. Dan meskipun di dalam pembukaan
penawaran dijumpai adanya rekanan dengan nilai penawaran
terendah tetapi hal itu belum bisa dinyatakan sebagai pemenang
lelang.

h. Penyusunan Berita Acara Pembukaan Penawaran


Dalam berita acara pembukaan penawaran memuat hal yang-
hal yang terjadi dalam proses pembukaan penawaran. Berita acara
tersebut dibuat oleh panitia lelang dan ditandatangani oleh panitia
lelang.

i. Evaluasi Berkas Penawaran Termasuk Evaluasi Kualifikasi


Di dalam proses evalusi ini meliputi kegiatan, antara lain:
1) Evaluasi Administrasi
2) Evaluasi Teknis

lxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Evaluasi Biaya
Berdasarkan Pasal 19 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 bahwa
dalam pemilihan barang dan jasa pemerintah dapat menggunakan 1
(satu) dari 3 (tiga) metode evaluasi penawaran berdasarkan jenis
barang dan jasa yang akan diadakan, dan metode evaluasi penawaran
tersebut harus dicantumkan dalam dokumen lelang , yang meliputi
antara lain :
1) Sistem Gugur
2) Sistem Nilai
3) Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
DPU dalam melaksanakan evaluasi berkas penawaran
menggunakan evaluasi dengan sistem gugur, dimana yang dimaksud
dengan sistem gugur adalah yaitu evaluasi penilaian penawaran
dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran
terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa dengan urutan proses
evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan
teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang dan jasa yang
tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.
Dalam tahap ini, selain evaluasi terhadap berkas penawaran
juga dilakukan evaluasi kualifikasi dari para rekanan. Di dalam
formulir isian kualifikasi untuk jasa pemborongan, terdiri dari
beberapa bagian yang terdiri dari :
1) Surat pernyataan minat untuk mengikuti pengadaan barang dan
jasa
2) Pakta integritas. Di dalam pakta integritas ini berisi pernyataan,
antara lain :
a) Bahwa rekanan tidak akan melakukan praktek KKN.
b) Rekanan akan melaporkan kepada pihak yang berwajib jika
mengetahui ada indikasi KKN di dalam proses pengadaan
barang dan jasa.

lxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Akan melakukan tugas secara bersih, transparan, dan


profesional dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan
dan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil
kerja terbaik mulai dari penyiapan, penawaran, pelaksanaan,
dan penyelesaian pekerjaan ini.
Dan pakta integritas ini ditandatangani oleh pengguna barang dan
jasa, panitia atau pejabat pengadaan dan penyedia barang dan
jasa.
3) Formulir isian penilaian kualifikasi. Di dalam formulir ini berisi
pernyataan, antara lain :
a) Bahwa formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh orang
yang berkompeten.
b) Bahwa rekanan tidak sedang dinyatakan pailit atau
kegiatannya tidak sedang dihentikan atau tidak sedang
menjalani sanksi pidana atau sedang dalam pengawasan
pengadilan.
c) Rekanan tidak pernah dihukum berdasarkan putusan
pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite
profesional dari rekanan itu sendiri.
Selain pernyataan tersebut, dalam formulir isian penilaian
kualifikasi juga berisi data-data sebagai berikut :
a) Data administrasi umum.
b) Ijin usaha.
c) Landasan hukum pendirian usaha.
d) Pengurus, terdiri dari :
(1) Komisaris (untuk PT).
(2) Direksi/Penanggung Jawab/ Pengurus Perusahaan.
e) Data keuangan, terdiri dari :
(1) Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/ Susunan
Persero (untuk CV/ Firma).
(2) Pajak.

lxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3) Neraca Perusahaan Terakhir.


f) Data personalia, berisi tentang tenaga ahli atau teknis yang
diperlukan.
g) Data peralatan atu perlengkapan.
h) Data pengalaman perusahaan.
i) Data pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
j) Modal kerja, berisi tentang surat dukungan keuangan dari
bank.

Format kualifikasi yang telah disebutkan di atas merupakan


format kualifikasi yang terlampir dalam Keppres Nomor 80 Tahun
2003 yang harus diisi oleh rekanan dan dimasukkan bersamaan
dengan berkas penawaran untuk selanjutnya diadakan evaluasi
kualifikasi. Selain formulir kualifikasi, oleh rekanan juga perlu
menambahkan atau melampirkan data-data pendukung lainnya
seperti :
a) Foto kopi pelunasan faktur pajak.
b) Akta perusahaan.
c) Pengalaman pekerjaan (kontrak pekerjaan yang pernah
ditangani).
d) Sertifikasi.
e) Bukti kepemilikan peralatan.
f) Surat keterangan keahlian.
g) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Dan dalam pelaksanaan di lapangan, pada saat rekanan


mengisi kualifikasi tetapi tidak melampirkan foto kopi data-data
pendukung maka hal tersebut sudah dianggap betul atau sah.
Kemudian untuk melengkapi data-data pendukung tersebut oleh
panitia lelang dapat memanggil rekanan yang bersangkutan untuk
verifikasi pada saat evaluasi penawaran dan evaluasi kualifikasi. Dan

lxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam proses verifikasi tersebut oleh panitia lelang terhadap rekanan


diminta unuk menunjukkan data-data pendukung yang seharusnya
dilampirkan dalam dokumen kualifikasi.
Kemudian setelah evaluasi adminstrasi, teknis, dan biaya
selesai dilaksanakan lalu oleh panitia lelang dibuat berita acara
evaluasi dimana memuat gambaran atau deskripsi dari setiap evaluasi
terhadap berkas para penawar. Di dalam berita acara evaluasi
tersebut juga memuat keputusan terhadap semua tawaran dari
rekanan untuk dinyatakan lulus seleksi atau tidak oleh panitia lelang.
Jika ternyata dinyatakan lulus maka disampingnya ditambahkan
keterangan peringkat kelulusan evaluasi. Dan kemudian berita acara
evaluasi tersebut ditandatangani oleh semua panitia lelang.
Setelah kegiatan evaluasi berkas penawaran dan kualifikasi
selesai, dilanjutkan dengan koreksi aritmetik. Koreksi aritmetik
ditujukan kepada 3 (tiga) penawar yang responsif atau dinyatakan
lulus. Penawaran dinyatakan lulus ketika para penawar lulus dari
evaluasi administrasi, teknis, dan biaya lalu kemudian diambil 3
(tiga) penawar terendah. Koreksi aritmetik dilakukan jika terdapat
perkalian atau penjumlahan yang salah dalam berkas penawaran.

j. Usulan Hasil Evaluasi Penawaran atau Usulan Pemenang


Hasil dari evaluasi berkas penawaran dan evaluasi kualifikasi
diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) oleh panitia
lelang. Meskipun dalam hasil evaluasi tersebut ternyata tidak terdapat
penawar yang lolos tetapi hasil evaluasi tersebut tetap dilaporkan
kepada PPKom.

k. Penetapan Pemenang
PPKom kemudian menetapkan pemenang lelang berdasarkan
atas hasil dari evaluasi berkas penawaran dan evaluasi kualifikasi
serta usulan pemenang dari panitia lelang.

lxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

l. Pengumuman Pemenang
Pemenang lelang yang telah ditetapkan oleh PPKom
kemudian diumumkan di DPU selaku instansi penyelenggara lelang
dengan ditempel di papan pengumuman. Di dalam pengumuman
pemenang lelang tersebut juga dicantumkan nama-nama calon
cadangan dari pemenang.

m. Masa Sanggah
Masa sanggah merupakan pemberian kesempatan kepada
rekanan untuk mengajukan surat sanggahan jika merasa keberatan
atas hasil evaluasi yang telah diumumkan, antara lain jika
diketemukan :
1) Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa.
2) Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
yang sehat.
3) Penyalahgunaan wewenang oleh panitia, pejabat pengadaan
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
4) Adanya unsur KKN di antara peserta pemilihan penyedia barang
dan jasa.
5) Adanya unsur KKN di antara peserta dengan anggota panitia,
pejabat pengadaan dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
Masa sanggah diberikan kepada peserta lelang dimana yang
dimaksud dengan peserta lelang adalah rekanan yang ikut
pendaftaran lelang dan kemudian memasukkan penawaran.
Sedangkan bagi rekanan yang hanya ikut pendaftaran lelang dan
mengambil dokumen lelang tetapi tidak memasukkan penawaran
disebut sebagai calon peserta lelang sehingga tidak diberi hak atas
masa sanggah. Jika dalam masa sanggah terdapat keberatan dari
peserta lelang maka keberatan tersebut dinamakan sanggahan. Jika

lxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam masa sanggah terdapat keberatan dari calon peserta lelang


maka keberatan tersebut dinamakan aduan.
Jawaban atas sanggahan dari peserta maksimal 5 (lima) hari
sejak menerima surat sanggahan dan jawaban tersebut dilakukan
oleh PPKom karena tugas dari panitia lelang hanya dari
pengumuman lelang umum sampai dengan pengumuman pemenang
dan selebihnya merupakan tugas dan tanggung jawab dari PPKom.

n. Penunjukan Pemenang
Penunjukan pemenang dilakukan oleh PPKom yang
kemudian oleh PPKom dibuat Surat Penunjukan Penyedia Barang
atau Jasa (SPPBJ). Setelah mendapat surat penunjukan tersebut
kemudian oleh rekanan yang ditunjuk harus membuat Surat Jaminan
Pelaksanaan dengan besar jaminan 5% dari penawaran atau dari
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan jaminan tersebut berasal dari
bank pemerintah. Kemudian setelah membuat surat jaminan, oleh
rekanan yang ditunjuk sebagai pemenang juga membuat Surat
Kesanggupan Pelaksanaan Pekerjaan dan kemudian surat-surat
tersebut diserahkan kembali kepada PPKom.

o. Penandatangan Kontrak
Berdasarkan atas Surat Jaminan Pelaksanaan dan Surat
Kesanggupan Pelaksanaan Pekerjaan dari rekanan yang ditunjuk
sebagai pemenang, maka oleh PPKom kemudian dibuat kontrak yang
kemudian ditandatangani oleh kedua belah pihak antara rekanan
dengan PPKom. Kontrak tersebut selain sebagai tanda dimulainya
pekerjaan teknis juga merupakan dasar atau bukti keterikatan antara
PPKom dengan rekanan.

lxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. PELAKSANAAN LELANG UMUM KEGIATAN PENATAAN KOTA


BATANG TAHUN ANGGARAN 2003 UNTUK PAKET PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SALURAN DAN TROTOAR DI JL. RE.
MARTADINATA
Dalam rangka Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003,
oleh Dinas Pekerjaan Umum kemudian mengadakan sebuah lelang umum
yang kemudian dibagi menjadi 6 paket pekerjaan, antara lain :
1. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Trotoar Jl. Dr. Cipto.
2. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jl.
RE. Martadinata.
3. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Normalisasi,
Dan Peningkatan Saluran Jl. Yos Sudarso.
4. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Rehabilitasi
Jalan Dan Saluran Kelurahan Watesalit.
5. Kegiatan Pembangunan Gedung Wanita Tahap IV.
6. Kegiatan Pembangunan Balai Kelurahan Proyonanggan Utara.

Mengenai hal pengumuman, bahwa untuk lelang tersebut diumumkan


melalui surat kabar propinsi karena besarnya nilai anggaran fisik lebih dari
100 juta rupiah dan kurang dari 1 milyar rupiah. Menurut penuturan dari
Bapak Agung bahwa surat kabar propinsi yang digunakan sebagai media
pengumuman lelang umum adalah Wawasan. Pada tahun anggaran 2003 tidak
ada peraturan khusus yang mengatur perihal surat kabar yang digunakan
sebagai media pengumuman lelang. Sehingga pada tahun anggaran tersebut,
surat kabar propinsi yang digunakan sebagai media pengumuman lelang antara
lain Wawasan, Suara Merdeka, dan Radar Pekalongan. Tetapi mulai tahun
anggaran 2007 bahwa media massa yang digunakan sebagai media
pengumuman lelang umum antara lain Media Indonesia untuk lelang dengan
nilai anggaran fisiknya lebih dari 1 milyar rupih dan Wawasan yang nilai
anggaran fisiknya lebih dari 100 juta rupiah dan kurang dari 1 milyar rupiah.

lxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan penuturan dari Bapak Agung bahwa pelaksanaan pendaftaran


untuk lelang umum Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003,
dilaksanakan langsung di Dinas Pekerjaan Umum sebagai instansi pemerintah
yang bertanggungjawab penuh dalam pelaksanaan lelang umum. Hal tersebut
dilakukan dengan cara para calon peserta datang langsung sebagai perwakilan
rekanan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta lelang umum. Sedangkan
pendaftaran lelang umum dengan sistem e-procurement belum digunakan
pada saat pendaftaran lelang tersebut karena belum adanya perkembangan
pelaksanaan lelang umum pada saat itu.
Dalam pelaksanaan pengambilan dokumen lelang umum untuk Kegiatan
Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003 dilakukan di Dinas Pekerjaan
Umum Batang. Dalam kegiatan tersebut ada beberapa rekanan yang
melakukan pengambilan dokumen, antara lain :
1. CV. Daya Insani;
2. CV. Proyekta;
3. CV. Anugerah;
4. CV. Jastica Pratama;
5. CV. Sencaki;
6. CV. Karya Pantura;
7. CV. Setia;
8. CV. Asa;
9. CV. Cipta Sejati;
10. CV. Wiratama Satya;
11. CV. Sembilan Jaya;
12. CV. Bangkit;

Sedangkan dokumen pelelangan yang diterbitkan oleh panitia dan


dijadikan pedoman oleh para rekanan dalam pengajuan penawaran, antara
lain:
1. Instruksi umum kepada peserta lelang dan lampirannya.
2. Instruksi khusus kepada peserta lelang.

lxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Bentuk surat penawaran dan lampirannya.


4. Bentuk surat perjanjian (kontrak).
5. Contoh bentuk jaminan.
6. Informasi pelengkap.
7. Syarat umum kontrak.
8. Syarat khusus kontrak.
9. Spesifikasi teknis.
10. Daftar kuantitas pekerjaan.
11. Gambar.

Kemudian setelah tahap pengambilan dokumen lelang tersebut selesai lalu


oleh panitia lelang dibuat berita acara pengambilan dokumen lelang yang
kemudian ditandatangani oleh panitia lelang.
Tahap berikutnya dalam pelaksanaan lelang umum adalah tahap
penjelasan. Bahwa dalam pelaksanaan lelang umum untuk Kegiatan Penataan
Kota Batang Tahun Anggaran 2003 untuk tahap penjelasan dihadiri oleh para
rekanan dan juga para subjek pelaksana lelang umum seperti dari DPU sendiri
sebagai instansi pelaksana, Adminstrasi Pembangunan, dan juga dari
Sekretariat Daerah. Dalam pelaksanaan tahap penjelasan dijumpai adanya
perubahan dalam dokumen lelang, antara lain :
1. Seperti dalam hal jaminan penawaran yang tadinya diatur bahwa
jaminan penawaran mempunyai masa berlaku 3 (tiga) bulan sejak
tanggal pemasukan berkas dan mempunyai batas waktu untuk
penyerahan berkas penawaran. Kemudian dirubah pengaturannya tanpa
batas waktu dalam penyerahan berkas penawaran.
2. Rekanan diwajibkan menunjukkan dokumen asli Surat Keterangan
Dukungan Bank, sedangkan dalam dokumen sebelumnya tidak diatur
demikian.

Kemudian tahap pelaksanaan lelang berikutnya adalah penyusunan berita


acara penjelasan oleh panitia lelang. Dalam berita acara penjelasan tersebut

lxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

selain memuat jalannya tahap pejelasan juga memuat perubahan atau


penambahan dalam dokumen lelang. Kemudian berita acara penjelasan
tersebut ditandatangani oleh panitia lelang kemudian diserahkan kepada setiap
rekanan yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam pemasukan
penawaran.
Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah pemasukan
penawaran. Dalam pelaksanaan lelang umum untuk Kegiatan Penataan Kota
Batang Tahun Anggaran 2003 bahwa jangka waktu pemasukan penawaran
adalah 8 (delapan) hari setelah penjelasan.
Tahap selanjutnya setelah pemasukan penawaran adalah tahap pembukaan
penawaran. Dalam pelaksanaan lelang umum untuk Kegiatan Penataan Kota
Batang Tahun Anggaran 2003 bahwa dalam pembukaan penawaran dapat
dilaksanakan jika penawaran yang masuk adalah minimal 3 (tiga) penawaran
untuk setiap paket pekerjaan. Ketika batas akhir pemasukan penawaran tiba,
lalu seketika itu juga diadakan pembukaan penawaran. Dalam pelaksanaan
pembukaan penawaran lalu ditunjuk dua orang saksi dari rekanan yang hadir
yang kemudian dilakukan penelitian syarat adminstrasi, penelitian teknis, dan
dilanjutkan penelitian biaya. Selain melakukan penelitian terhadap berkas
penawaran dari para rekanan, juga dilakukan penelitian terhadap berkas
kualifikasi dari para rekanan dan lampiran-lampiran yang wajib disertakan
dalam dokumen penawaran.
Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah penyusunan berita
acara pembukaan penawaran. Dalam berita acara pembukaan penawaran yang
dibuat oleh panitia lelang tersebut memuat hal-hal yang terjadi selama
pembukaan penawaran.
Tahap berikutnya dalam pelaksanaan lelang umum untuk Kegiatan
Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003 adalah evaluasi berkas
penawaran dan berkas kualifikasi. Menurut penuturan dari Bapak Agung
bahwa dalam kegiatan evaluasi ini dilakukan beberapa tahap evaluasi terhadap
berkas penawaran seperti evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi
biaya dimana ketiga bentuk evaluasi tersebut dilakukan secara bertahap dan

lxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dilakukan dengan sistem gugur. Sedangkan dalam evaluasi terhadap berkas


kualifikas dilakukan pemeriksaan terhadap form kualifikasi, seperti halnya :
1. Surat pernyataan minat untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang dan
jasa.
2. Pakta integritas.
3. Formulir isian penilaian kualifikasi.

Selain evaluasi atau pemeriksaan dilakukan terhadap berkas penawaran


dan berkas kualifikasi, evaluasi yang dilakukan penitia juga dilakukan
terhadap berkas-berkas yang harus dilampirkan dalam berkas penawaran.
Tahap selanjutnya dalam pelaksanaan lelang umum pengadaan barang dan
jasa adalah penyusunan berita acara evaluasi dokumen penawaran dan
kualifikasi. Dalam berita acara evaluasi dokumen penawaran dan kualifikasi
yang dibuat oleh panitia lelang memuat gambaran atau deskripsi dari setiap
evaluasi terhadap berkas para penawar. Dalam berita acara evaluasi juga
memuat keputusan untuk lulus atau tidaknya penawaran, keputusan tersebut
dicantumkan di kolom keterangan disertai peringkat kelulusan setiap penawar.
Untuk para penawar yang dinyatakan lulus dalam setiap paket pekerjaan
Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003, antara lain :
1. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Trotoar Jl. Dr. Cipto.
Rekanan yang lulus, adalah :
a. CV. Krida Sakti dengan peringkat III
b. CV. Mandiri Pilar Utama dengan peringkat II
c. CV. Daya Insani dengan peringkat I
2. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jl.
RE. Martadinata.
a. CV. Jastica Pratama dengan peringkat II
b. CV. Proyekta dengan peringkat III
c. CV. Anugerah dengan peringkat I

lxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Normalisasi,


Dan Peningkatan Saluran Jl. Yos Sudarso.
a. CV. Cipta Sejati dengan peringkat III
b. CV Sencaki dengan peringkat II
c. CV. Karya Pantura dengan peringkat I
4. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Rehabilitasi
Jalan Dan Saluran Kelurahan Watesalit.
a. CV. Daya Insani dengan peringkat III
b. CV. Asa dengan peringkat I
c. CV. Setia dengan peringkat II
5. Kegiatan Pembangunan Gedung Wanita Tahap IV.
a. CV. Sembilan Jaya dengan peringkat I
b. CV. Wiratama Satya dengan peringkat II
c. CV. Bangkit dengan peringkat III
6. Kegiatan Pembangunan Balai Kelurahan Proyonanggan Utara.
a. CV. Bumi Mandiri Pratama dengan peringkat III
b. CV. Sencaki dengan peringkat II
c. CV. Daya Juang dengan peringkat I

Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah usulan hasil evaluasi


penawaran atau usulan pemenang dari panitia lelang kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Para penawar yang diusulkan sebagai calon pemenang lelang
dalam setiap paket pekerjaan untuk Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun
Anggaran 2003, antara lain :
1. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Trotoar Jl. Dr. Cipto
yang diusulkan adalah CV. Daya Insani dengan harga penawaran Rp.
188.075.000,-
2. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jl.
RE. Martadinata yang diusulkan adalah CV. Anugerah dengan harga
penawaran Rp. 188.020.000,-

lxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Normalisasi,


Dan Peningkatan Saluran Jl. Yos Sudarso yang diusulkan adalah CV.
Karya Pantura dengan harga penawaran Rp. 123.450.000,-
4. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Rehabilitasi
Jalan Dan Saluran Kelurahan Watesalit yang diusulkan adalah CV. Asa
dengan harga penawaran Rp. 327.720.000,-
5. Kegiatan Pembangunan Gedung Wanita Tahap IV yang diusulkan
adalah CV. Sembilan Jaya dengan harga penawaran Rp. 280.090.000,-
6. Kegiatan Pembangunan Balai Kelurahan Proyonanggan Utara yang
diusulkan adalah CV. Daya Juang dengan harga penawaran Rp. 140.
718.000,-

Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah penetapan pemenang


oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penawar yang ditetapkan sebagai pemenang
lelang dalam setiap paket pekerjaan untuk Kegiatan Penataan Kota Batang
Tahun Anggaran 2003, antara lain :
1. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Trotoar Jl. Dr. Cipto
yang ditetapkan adalah CV. Daya Insani.
2. Kegiatan Penataan Kota Batang Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jl.
RE. Martadinata yang ditetapkan adalah CV. Anugerah.
3. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Normalisasi,
Dan Peningkatan Saluran Jl. Yos Sudarso yang ditetapkan adalah CV.
Karya Pantura.
4. Kegiatan Pemeliharaan Prasarana Fisik Keciptakaryaan Rehabilitasi
Jalan Dan Saluran Kelurahan Watesalit yang ditetapkan adalah CV.
Asa.
5. Kegiatan Pembangunan Gedung Wanita Tahap IV yang ditetapkan
adalah CV. Sembilan Jaya.
6. Kegiatan Pembangunan Balai Kelurahan Proyonanggan Utara yang
ditetapkan adalah CV. Daya Juang.

lxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah pengumuman


pemenang lelang. Berdasarkan keterangan dari Bapak Agung bahwa untuk
Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003, pengumuman lelang
tersebut dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang dengan cara
menempelkannya di papan pengumuman dengan mencantumkan nama-nama
para pemenang lelang. Dimana nama-nama pemenang lelang tersebut sama
dengan nama pemenang lelang yang diusulkan dan ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah masa sanggah.
Namun, dalam Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003 oleh
para rekanan tidak menggunakannya untuk mengirimkan surat sanggahan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen karena para rekanan sudah bisa menerima
hasil dari keputusan para panitia lelang dan Pejabat Pembuat Komitmen.
Tahap pelaksanaan lelang umum selanjutnya adalah penunjukan
pemenang. Dalam Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun Anggaran 2003
khususnya untuk paket pekerjaan Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jl. RE.
Martadinata oleh Pejabat Pembuat Komitmen kemudian menunjuk CV.
Anugerah sebagai pemenang lelang umum. Kemudian oleh Pejabat Pembuat
Komitmen membuat Surat Penunjukan Pemenang atau Surat Penunjukan
Penyedia Barang atau Jasa (SPPBJ). Kemudian oleh CV. Anugerah sebagai
rekanan yang ditunjuk sebagai pemenang lelang diwajibkan untuk membuat
Surat Jaminan Pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan lelang umum yang terakhir adalah penandatanganan
kontrak yang dilakukan antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan rekanan
yang ditunjuk. Sedangkan dalam Kegiatan Penataan Kota Batang Tahun
Anggaran 2003 untuk paket pekerjaan Pembangunan Saluran Dan Trotoar Jl.
RE. Martadinata, perjanjian kontrak tersebut ditandatangani oleh Direktur CV.
Anugerah dengan Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Batang. Setelah penandatangan kontrak, kemudian oleh pejabat
Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja yang

lxxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menandakan bahwa pekerjaan konstruksi atau fisik sudah bisa untuk mulai
dikerjakan

C. HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM


PELAKSANAAN LELANG UMUM TENDER PENGADAAN
BARANG DAN JASA PEMERINTAH
Pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan jasa pemerintah
oleh Dinas Pekerjaann Umum Kabupaten Batang dalam prakteknya ternyata
juga mengalami beberapa hambatan-hambatan, menurut penuturan dari
Bapak Agung bahwa hambatan-hambatan tersebut antara lain :
1. Kurangnya jumlah personel dari instansi yang dinyatakan lulus sertifikasi
pengadaan barang dan jasa oleh Bappenas.
Tidak memadainya jumlah personel yang dinyatakan lulus
sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan hambatan
utama dalam proses pengadaan barang dan jasa. Karena hal tersebut dapat
mengakibatkan kurangnya jumlah kepanitiaan dlam pelaksanaan lelang,
sedangkan dalam Pasal 10 Ayat 6 Keppres Nomor 80 tahun 2003
disebutkan bahwa panitia lelang minimal harus terdapat 3 anggota panitia
lelang selain Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, dan
Pejabat Pembuat Komitmen. Padahal dalam pelaksanaan lelang terdiri
dari Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, PPKom dan panitia
lelang dimana kesemuanya tidak boleh terdapat rangkap jabatan.
Akhirnya untuk mengatasi kelangkaan personel yang akan
dijadikan panitia lelang, oleh DPU mengambil langkah untuk mengambil
personel lelang dari dinas atau sub dinas yang lain.
2. Adanya benturan jadwal lelang dengan personel yang berasal dari instansi
dari luar.
Sebagai contoh, ketika DPU mengambil panitia lelang dari
instansi Administrasi Daerah. Namun suatu ketika instansi Adminstrasi
Daerah juga menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa pada saat
yang bersamaan dengan DPU, padahal personel yang dijadikan panitia

lxxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lelang di DPU juga menjadi panitia lelang di instansi Adminstrsai Daerah.


Hal tersebut sangat dimungkinkan untuk terjadi mengingat akan
kebutuhan dari setiap instansi untuk melakukan pengadaan barang dan
jasa. Gambaran dari hambatan tersebut juga disebabkan karena kurangnya
personel dalam pengadaan barang dan jasa.
Kemudian langkah yang bisa diambil untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan pengaturan ulang jadwal lelang dari tiap personel
terutama personel dari luar instansi DPU.
3. Tim teknis yang mengkoreksi atau memeriksa dokumen perencanaan
kurang efektif sehingga dokumen lelang yang nantinya akan diambil oleh
rekanan menjadi kurang lengkap. Untuk mengatasi hal tersebut maka oleh
instansi diadakan pemeriksaan ulang oleh panitia lelang atau PPKom
setelah dokumen tersebut diperiksa oleh tim teknis.
4. SDM dari penyedia jasa kurang.
Rekanan yang datang dalam proses penjelasan dinilai tidak
mempunyai kompetensi karena biasanya dijumpai adanya perwakilan dari
rekanan yang ternyata tidak memahami teknis pelaksanaan pekerjaan
yang dilelangkan. Dan untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan
upaya optimalisasi terhadap sarana atau proses penjelasan dalam upaya
pemberian keterangan terhadap para rekanan.

lxxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan telah penulis
sampaikan pada Bab sebelumnya dengan permasalahan yang diteliti, maka
sebagai penutup dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan
jasa pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang sudah
sesuai dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dengan perubahan-
perubahannya. Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan lelang yang
berpedoman langsung dengan Keppres tersebut beserta perubahan-
perubahannya ditambah lagi dengan peraturan perundangan lainnya yang
mengatur hal yang serupa.
Pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan dengan metode pelelangan
umum juga dinilai efektif untuk mencegah adanya tindak pidana korupsi
dalam tubuh pemerintahan serta menjaga efektifitas dan efisiensi
penggunaan anggaran, baik anggaran yang bersumber dari APBN maupun
dari APBD terkait dengan tujuan dengan diundangkannya Keppres
Nomor 80 Tahun 2003 yang berkedudukan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan lelang umum
tender pengadan barang dan jasa antara lain kurangnya jumlah personel
dari instansi yang dinyatakan lulus sertifikasi pengadaan barang dan jasa;
adanya benturan jadwal lelang dengan personel yang berasal dari instansi
dari luar; kurang efektifnya tim teknis yang mengkoreksi atau memeriksa
dokumen perencanaan; SDM dari penyedia jasa kurang.

71

lxxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. SARAN
Pada dasarnya pelaksanaan lelang umum tender pengadaan barang dan
jasa pemerintah oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang sudah
dilaksanakan dengan baik karena sudah sesuai dengan prosedur yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun masih ada
hambatan-hambatan yang dihadapi yang harus diperhatikan dan dicarikan
penyelesaiannya oleh instansi tersebut.
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan antara lain:
1. Adanya sosialisasi lebih lanjut tentang peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai pelaksanaan pengadaan barang dan jasa seperti
Keppres Nomor 80 Tahun 2003 beserta perubahan-perubahannya.
Mengingat bahwa peraturan perundang-undangan tersebut selain
digunakan oleh instansi yang mengadakan pengadaan barang dan jasa
juga nantinya bermanfaat bagi para rekanan yang berniat untuk mengikuti
pengadaan barang dan jasa karena bisa diguakan sebagai pedoman atau
acuan dalam mengikuti pengadaan barang dan jasa.
2. Terkait dengan jumlah personel pengadaan dari suatu instansi yang
kurang juga perlu diperhatikan karena kekurangan personel tersebut
merupakan permasalahan pokok dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah. Hal tersebut bisa juga diatasi dengan mengikutsertakan
personel yang tidak bersertifikasi untuk mengikuti pelatihan pengadaan
barang dan jasa. Atau juga dengan mengirimkan personel untuk
mengikuti ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah. Selain
hal-hal tersebut, kekurangan personel juga bisa diatasi dengan melakukan
sinergisitas antar instansi pemerintah atau kerjasama dengan instansi
pemerintah lainnya yang tentunya dengan pengaturan jadwal lelang yang
lebih tersistematis.
3. Terkait dengan kurang efektifnya kerja tim dalam pengadan barang dan
jasa maka perlu adanya pengoptimalan kinerja dari panitia lelang agar

lxxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pelaksanaan lelang umum dapat dilakukan dengan lebih efektif dan


efisien sesuai dengan rencana.
4. Adanya sumber daya manusia yang berkompeten, baik dari panitia lelang
maupun dari rekanan yang akan mengikuti pengadaan barang dan jasa.

lxxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung:Citra


Aditya Bakti

Bambang sunggono. 2003. Metodologi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar.


Jakarta: PT Raja Grafindo.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Heribertus Sutopo. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar Teoritis


dan Praktis. Surakarta : Pusat Penelitian UNS

Ibrahim Fahmy Badoh. 2006. ”Dilema Pemberantasan Korupsi”. Makalah.


Disampaikan pada Seminar Nasional ”Pemberantasan Korupsi Di Tubuh
Pemerintahan”, pada tanggal 31 Juli 2006.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Jakarta : Balai Pustaka.

Mohamad Ichram Mukmin.1998. Pengadaan Barang dan Jasa. Jakarta : Pusat


Pendidikan dan Latihan Anggaran

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

Sudikno Mertokusumo. 2003. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty.

Sutrisno Hadi. 1985. Metodologi Research. Yogyakarta : Yayasan Penerbit


Fakultas Psikologi UGM.

Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Keputusan Presiden RI Nomor 61 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden RI Nomor 32 Tahun 2005 Tentang Perubahan Kedua Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2005 Tentang Perubahan Ketiga Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

lxxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden RI Nomor 79 Tahun 2006 Tentang Perubahan Kelima Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden RI Nomor 85 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keenam Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden RI Nomor 95 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketujuh Atas


Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 339 Tahun 2003 Tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah.

Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 257 Tahun 2004 Tentang Standard dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

lxxxvii

Anda mungkin juga menyukai